Laporan Praktek Kerja Industri1
Laporan Praktek Kerja Industri1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat
diseluruh penjuru dunia,Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang
berkembang juga sangat membutuhkan penerapan teknologi disegala bidang
pembangunan. Ilmu pengetahuan yang telah diterima oleh siswa(i) secara
teoritis diterapkan langsung dalam bentuk kerja praktik dalam dunia industri
biasa disebut dengan praktek kerja lapangan.
Dimana dalam hal ini perlu dikembangkan suatu system informasi
dan interaksi yang sangat erat sehingga siswa(i) dapat mengaplikasikan segala
keahlian, kreativitas dan produktivitas yang dimiliki didalam industry sesuai
dengan bidang ilmu yang dimiliki. Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) pada
PT. Eastern Pearl Flour Mills bertempat di laboratorium PDQC. Dimulai pada
tanggal 19 Januari 2015 sampai dengan 19 April 2015.
laporan akhir.
Dalam memenuhi persyaratan penyelesaian pendidikan pada sekolah
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Selama lebiih dari 30 tahun perusahaan ini telah menjadi salah satu
produsen tepung terigu terkemuka di Indonesia dengan produk-produk yang
tersebar diseluruh Indonesia. Kapasitas penggilingan gandum ini mencapai
2800 ton per hari yang menghasilkan tepung terigu berkualitas dan produk
sampingan, seperti tepung terigu yang digunakan untuk lem polywood dan
produk pellet yang sebagian besar dieksport ke Negara- Negara tetangga seperti
Vietnam dan Korea. Pada tahun 2002, perusahaan ini melanjutkan bisnis
industry tepung terigu untuk tetap memenuhi kebutuhan tepung terigu di
industry dengan menjadi terbesar di Asia Pasifik dengan 7 fasilitas produksi,
pembongkaran dan penyimpanan ikawasan Asia Tenggara, kantor [erwakilan di
Amerika Serikat, Denmark, India, dan China serta pusat penelitian tepung
terigu Internasional di Kuala Lumpur.
Seiring dengan strategi perkembangan bisnis perusahaan, ditahun
2005 perusahaan ini menjadi PT. Eastern Pearl Flour Mills. Dengan nama
baru ini melambangkan citra perusahaan yang semakin Internasional tanpa
melupakan asal usulnya di Indonesia Timur. Perubahaan nama ini seiring
dengan bergabungnya PT. EPFM sebagai salah satu unit usaha dari grup
cooperative bulk handing (CBH) Australia yang memilki fasilitas pengelolaan
gandum tercanggih di dunia. Dengan hadirnya pabrik tepung terigu tersebut,
maka konsumsi tepung terigu dari tahun ke tahun terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
4. Pellet
Pellet merupakan by produk yang berfungsi sebagai pakan ternak.
Pellet sendiri adalah gabungan dari bran, pollard dan offal ( BPO) pellet
berbentuk silinder dengan diameter 6 mm dan panjang 2 cm.
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
a. Bran
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5%
dari total keseluruhan gandum. Bran terdiri dari 5 lapisan yaitu epidermis
(3,9%), epikarp (0,9%), endokarp (0,9%), testa (0,6%), dan aleuron (9%). Bran
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
c. Germ
10
11
penambahan air agar campuran gandum memiliki kadar air yang diinginkan.
Proses dampening tergantung pada kandungan air dari gandum, kepadatan, dan
kekerasan biji gandum. Setelah melalui proses dampening selanjutnya gandum
mengalami conditioning dengan menambahkan air pada gandum dan didiamkan
selama waktu tertentu agar air benar-benar meresap. Tahap ini bertujuan untuk
membuat kulit gandum menjadi liat sehingga tidak hancur pada saat digiling
dan dapat mencapai kadar air tepung terigu yang diinginkan serta memudahkan
endosperm terlepas dari kulit dan melunakkan endosperm.
Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan yang meliputi proses
breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan adalah
memisahkan endosperm dari lapisan sel aleuron atau lapisan kulit. Diawali
dengan proses breaking, endosperm dihancurkan menjadi partikel-partikel
dalam ukuran yang seragam dalam bentuk bubuk seukuran tepung. Tahap
penggilingan selanjutnya adalah proses reduction, yaitu endosperm yang sudah
dihancurkan diperkecil lagi menjadi tepung terigu, untuk selanjutnya diayak
untuk dipisahkan dari bran dan pollard. Selama proses penggilingan dihasilkan
produk-produk samping seperti dedak, pollard, pellet, dan tepung industri.
Tujuan dari tahap penggilingan ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang
tinggi dengan kualitas tepung yang baik. Proses tepung yang baik umumnya
menghasilkan 74-84% tepung terigu sedangkan bran dan pollard kira-kira 2026%. Tepung hasil produksi dianalisis di laboratorium kendali mutu untuk
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
12
F. Pengertian Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
13
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Dua molekul asam amino dapat berikatan (berkondensasi) dengan
melepas molekul air sebagai berikut.
1. Struktur Protein
Ada empat tingkat struktur dasar protein, yaitu:
a. Struktur primer, yang menunjukkan jumlah, jenis, dan urutan asam amino
dalam molekul protein. Struktur primer juga menunjukkan ikatan peptidaya
ng urutannya diketahui.
b. Struktur sekunder.
c. Struktur tersier, yang menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk
lipatan atau gulungan, dan dengan demikian membentuk struktur yang lebih
kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya ikatan antara gugus R pada
molekul asam amino yang membentuk protein.
d. Struktur kuartener, yang menunjukkan derajat persekutuan unit- unit protein.
2. Penggolongan Protein
14
15
dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian
menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
c. Uji Belerang
Untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu
protein,mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat (+ 6 M)
dipanaskan, kemudian diberi beberapa tetes larutan timbal asetat. Jika terbentuk
endapan hitam (PbS), maka itu menunjukkan adanya belerang.
16
17
18
Ditinjau dari strukturnya, asam amino dibagi dalam tujuh kelompok, yaitu
asam amino dengan rantai samping yang:
1. merupakan rantai karbon yang alifatik
2. mengandung gugus hidroksil
3. mengandung atom belerang
4. mengandung gugus asam atau amidanya
5. mengandung gugus basa
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
19
Granulasi (Granulation)
Granulasi
atau
partikel
tepung
terigu
berpengaruh
dalam
mengarah pada sampel pada daerah panjang gelombang 800-2500 nm. Hal ini
memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif sebagai hasil interaksi dari
gelombang elektromagnetik NIR dengan unsur-unsur pokok sampel. NIR
biasanya digunakan untuk pengukuran kuantitatif gugus fungsi organik,
terutama O-H, N-H, dan C = O. Penggunaan lain dari NIR meliputi farmasi,
diagnosa medis (termasuk gula darah dan oksimetri), makanan dan kontrol
kualitas agrokimia, serta penelitian pembakaran.
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
20
Gluten
Gluten adalah tipe khusus protein yang dibentuk oleh ikatan dari
dua protein lain, gliadin dan glutenin, dan umumnya ditemukan dalam gandum,
gandum dan barley. Akibatnya ditemukan pada kebanyakan jenis sereal dan
dalam banyak jenis roti meskipun tidak semua biji-bijian mengandung gluten.
Beberapa butir yang tidak mengandung gluten liar termasuk beras, jagung,
quinoa dan gandum.
Falling number
21
22
23
dengan labu yang berisi larutan penerima yang berupa asam, baik berupa asam
standar maupun asam borat. Parlakuan ini dilakukan untuk menangkap NH3
yang teruapkan.
C. Proses Titrasi
Terdapat dua macam titrasi yang digunakan pada proses Kjeldahl,
yakni titrasi balik yang biasanya digunakan pada Kjeldahl Makro dan titrasi
langsung. Kedua metode tersebut mengindikasikan keberadaan amonia dalam
air distilat dengan menunjukkan perubahan warna dan memungkinkan
dilakukannya perhitungan konsentrasi.
1. Penentuan Nitrogen Melalui Titrasi Balik
Pada titrasi balik, amonia ditangkap dengan larutan asam yang telah
distandarisasi dengan sangat tepat pada labu penerima. Kelebihan asam pada
larutan penerima menjaga pHnya tetap rendah sehingga indikator tidak berubah
warna. Reaksi yang terjadi
2NH3 + 2H2SO4 (NH4)2SO4 + H2SO4
Kelebihan larutan asam kemudian dinetralkan dengan larutan basa
yang telah distandarisasi dengan tepat misalnya basa NaOH. Perubahan warna
terjadi ketika titrasi mencapai titik akhirnya.
(NH4)2SO4 + H2SO4 + 2NaOH (Na)2SO4 + (NH4)2SO4 + 2H2O
2. Penentuan Nitrogen Melalui Titrasi Langsung
Titrasi langsung dilakukan dengan menggunakan asam borat
sebagai larutan penerimanya. Reaksi yang terjadi pada titrasi ini adalah:
NH3 + H3BO3 NH4+:H2BO3- + H3BO3
24
Jika berat sampel berupa miligram, berat molekul nitrogen harus diubah
menjadi 1400,67.
Ketika asam borat digunakan sebagai larutan penerima, maka persamaan
yang digunakan adalah:
25
BAB III
METODA ANALISA PROTEIN
Analisa protein yang penyusun gunakan pada praktek di Laboratorium PDQC
PT. Eastern Pearl Flour Mills adalah dengan menggunakan Metoda Kjeldhal.
A. Prinsip Kerja Prinsip kerja dari metode Kjeldahl adalah protein dan
komponen organic dalam sampel didestruksi dengan menggunakan asam
sulfat dan katalis. Hasil destruksi dinetralkan dengan menggunakan larutan
alkali dan melalui destilasi. Destilat ditampung dalam larutan buffer.
Selanjutnya ion- ion borat yang terbentuk dititrasi dengan menggunakan
larutan H2SO4.
B. Reaksi
26
Tahap Destruksi
H
R
NH2
(Protein)
NH3 + H2SO4
Tahap Destilasi
(NH4)2SO4 + NaOH
+ H2O
(NH4)2SO4
NH3 + H2O + Na2SO4
NH4+:H2BO3- + H3BO3
NH3 + H3BO3
Tahap Titrasi
2NH4H2BO3- + H2SO4
C. Alat alat
NH3 + CO2
NH4+:H2BO3- + H3BO3
Pipet 10 ml
Labu Ukur 250 ml
Pipet tetes
Erlenmeyer 300 ml
Buret 50 ml
Neraca Analitik
Labu Kjeldhal
Alat Destruksi Buchi
Alat Destilasi Buchi
Statis
Gelas ukur 50 ml
D. Bahan bahan
27
H2SO4 0.1 N
H2SO4 0.2 N
Indikator PP
NaOH 0.1 N
Tablet Selenium
Larutan Buffer
28
E. Prosedur Kerja
Membuat larutan NaOH 0.1 N
1. Dipipet larutan NaOH 32 % sebanyak 2.5 ml.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml.
3. Dihimpitkan sampe garis batas miniskus.
4. Lalu, dihomogenkan.
Membuat larutan H2SO4 0.1 N
1. Dipipet larutan H2SO4 98% sebanyak 1 ml.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml.
3. Dihimpitkan sampe garis miniskus.
4. Lalu, dihomogenkan.
Membuat larutan H2SO4 0.2 N
1. Dipipet larutan H2SO4 98% sebanyak 1.4 ml.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml.
3. Dihimpitkan sampe garis miniskus.
4. Lalu, dihomogenkan.
Standarisasi larutan H2SO4 0.1 N
1. Dipipet 10 ml H2SO4 0.1 N.
2. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 300 ml.
3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP.
4. Dititar dengan NaOH 0.1 N sampai berubah warna.
Standarisasi larutan H2SO4 0.2 N
1. Dipipet 10 ml H2SO4 0.2 N.
2. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 300 ml.
3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP.
4. Dititar dengan NaOH 0.1 N sampai berubah warna.
Penentuan kadar protein metode Kjeldhal
1. Ditimbang sampel tepung terigu sebanyak 1 gram ( High, Medium
dan Low protein )
2. Dimasukkan kedalam labu kjeldahl.
3. Ditambahkan 2 butir selenium dan 20 ml H2SO4 98%.
4. Didestruksi selama 90 menit.
5. Labu kjeldahl dikeluarkan dari alat destruksi
6. Kemudian , ditambahkan 80 ml aquadest.
7. Labu kjeldhal dimasukkan kedalam alat destilasi.
8. Ditambahkan 90 ml NaOH 32%.
9. Erlenmeyer sebagai penampung diisi dengan 50 ml larutan buffer.
10. Kemudian didestilasi.
11. Hasil pada penampung dititar dengan larutan H2SO4 O.1 N dan 0.2
N.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Perhitungan :
% Nitrogen
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0020 g 1000
l
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0020 g 1000
l
11.35 ml 0,1360
% Nitrogen
% Protein
= 2.16 %
= %N FK
= 2.16 % 5.7
= 12.3 %
= 14.17 %
Perhitungan :
% Nitrogen
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0047 g 1000
l
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0047 g 1000
l
11.20 ml 0,1360
% Nitrogen
% Protein = %N FK
= 2.12 %
= 2.12 % 5.7
= 12.1 %
% Protein db
= 12.1 % 1.155
= 14.0 %
Perhitungan :
% Nitrogen =
% Nitrogen =
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0033 g 1000
l
( 8.5ml0,1 ml ) 0.1360
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0033 g 1000
l
8.4 ml 0,1360
% Nitrogen =
% Nitrogen = 1.59 %
% Protein = %N FK
= 1.59 % 5.7
= 9.1 %
High Protein.
Bobot sampel
Volume penitar
Konsentrasi penitar (H2SO4)
Factor konversi (FK)
BE. Nitrogen
= 1.0046 gram
= 7.8 ml
= 0.1970 eq/l
= 5.7
=14,007g/mol
Perhitungan :
% Nitrogen =
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0046 g 1000
l
% Nitrogen
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0046 g 1000
l
7.7 ml 0,1970
% Nitrogen
% Protein
= 2.11 %
= %N FK
= 2.11% 5.7
= 12.1 %
% Protein db = 12.1 % 1.15
= 13.9 %
Perhitungan :
% Nitrogen =
% Nitrogen =
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0048 g 1000
l
% Nitrogen =
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0048 g 1000
l
7.65 ml 0.1970
% Nitrogen = 2.10 %
% Protein
= %N FK
= 2.10% 5.7
= 12.0 %
% Protein db = 11.97 % 1.155
= 13.8
Perhitungan :
% Nitrogen =
% Nitrogen =
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0023 g 1000
l
eq 14,007 g
l
eq
100
ml
1.0023 g 1000
l
5.7 ml 0.1970
% Nitrogen =
% Nitrogen = 1.57%
% Protein
= %N FK
= 1.57% 5.7
= 8.95 %
% Protein db
= 8.95% 1.14
= 10.25
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar protein
(CHON) + On + H2SO4
akan
dilanjutkan
dengan
proses
destilasi.
( NH4)2SO4 + 2NaOH
4NH3 + 2H3BO3
2(NH4)2BO3 +H2
Setelah
melakukan
titrasi,
dapat
diketahui
kadar
Kadar
Nitrogen
( V . sampelV . blanko ) N . H 2 SO 4 BE . N
100
gram sampel
SAM
PEL
SAMPELHIG
LO
SAMPEL
W
H PROTEIN
MEDIUM PROTEIN
PRO
TEI
N
KONSENT
RASI
H2SO4
0.1360
OLUME
ROTEIN
OLUME
ROTEIN
OLUME
(ml)
(%)
(ml)
(%)
(ml)
0.1970
R
I
S
A
T
N
U
D
I
R
N
E
1
3.
4.
H
M
.
3.
3.
5
4
0
.
2.
6
4
9.
9
keduanya,
didapatkan
bahwa
hasil
hasil praktikum,
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu larutan standar maka volume titrasi
yang diperoleh cenderung menurun. Sehingga kadar nitrogen yang dihasilkan
pada konsentrasi larutan standar (H2SO4) 0.1 N lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil kadar nitrogen yang diperoleh dari larutan standar ( H2SO4) 0.2 N.
SARAN
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.
2012.
Anonimb.
2011.
Near
Infrared
http://latifanuraini.blogspot.com/2011/09/near-infrared-nir.html (diakses
pada 18 April 2015 )
Anonimc
.2013.
Laporan
kuliah
Kerja
Lapang
http://d-
Anonimd.
2011.
Analisa
Protein.
http://see-around-