Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Anak M Diare Dengan Dehidrasi Ringan


Di RSUD Bangil

Disusun Oleh :
Uswatun Hasanah
1009.15401.446

YAYASAN PEMBINA PENDIDIKAN INDONESIA WIDYAGAMA


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
PROGRAM DIII KEBIDANAN
2012
MALANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmad dan anugerahNyalah penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan pada anak M usia 1 tahun dengan Diare
Dehidrasi
Penyusunan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktek klinik kebidanan.
Dimana kasus ini diambil pada tanggal 21 November 2012.
Asuhan Kebidanan ini dapat tersusun berkat bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari
berbagai pihak yang terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1.

.Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang.

2.

Uswatun Chasanah S.SiT. selaku dosen pembimbing institusi.

3.

Dosen Pembimbing Lapangan.

4.

Semua teman-teman yang terkait dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tehnik penulisan maupun penyusunan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan.
Semoga dengan tersusunnya Asuhan Kebidanan ini dapat menambah pengetahuan,
kepustakaan dan bermanfaat bagi pembaca dan kemajuan di bidang kebidanan. Terima kasih.

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah Buang air besar yang tidak normal atau berbentuk tinja encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus lebih dari 4 kali/hari. Bayi dan anak lebih
dari 1 bulan frekuensinya lebih dari 3 kali/ hari
( Maria Suryabudhi 2003: 283)
Diare adalah keadaan frekuensi 3 kali pada anak, konsistensi feses cair, berwarna
kekuninganan dan dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur lender dan darah atau
lender saja
( FKUI, 2003: 283 )
Atas dasar inilah penulis tertarik pada kasus Anak W dengan Diare di
1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek klinik mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi W umur 1 tahun dengan gastroenteritis
B. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan. Mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melaksanakan pengkajian data pada Bayi dengan Diare
b. Mengidentifikasi masalah dan diagnosanya pada bayi Diare
c. Membuat rencana asuhan tindakan
d. Melakukan tindakan asuhan sesuai dengan intervensi
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan untuk menentukan asuhan kebidanan
selanjutnya
1.3 Metode pengumpulan Data
1.4 Sistematika penulis
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulis
1.3 Sistematika penulis
Bab II: Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian diare
2.2 macam-macam diare
2.3 Etiologi

2.3.2 Faktor malabsorbsi


2.3.3 Faktor makanan
2.3.4 Faktor psikologis
2.4 Patofisiologis
2.4.1 Gangguan osmotic
2.4.2 Gangguan sekresi
2.4.3 Gangguan motalita usus
2.5 Gejala klinik
2.6 Diagnosa
2.7 Komplikasi
2.8 Penatalaksanaan
BAB III
BAB IV
BAB V
Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau berbentuk tinja encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya
( Maria suryabudhi 2002: 229)
Diare merupakan mekanisme alamiah tubuh mengeluarkan isi usus yang Busuk dan akan
berhenti sendiri jika telah bersih
( Umar Fahmi, 2005: 205)
2.2 Macam-macam Diare
1. Diare akut: Diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat
2. Diare kronik: Diare yang berlanjut lebih dari 2 minggu disertai kehilangan berat badan atau
tidak bertambah berat badannya selama masa tersebut
( Umar Fahmi: Achad 2005)
2.3 Etiologi
Dapat dibagi beberapa Faktor, yaitu
a. Faktor infeksi
1. Infeksi internal, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasite
2.3.2 Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose, fraktuse) pada anak
yang terpenting dan tersering adalah intoleransi lactase
b. Malabsorbsi lemak
c. malabsorbsi protein
2.3.3 Faktor makanan
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
c. Alergi terhadap makanan

2.3.4 Faktor psikologis


Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih
besar.
2.4 Patofisiologis
2.4.1 Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya masalah makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi. Sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus ini, rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
mengeluarkan sehingga timbul diare
2.4.2 Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air
elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena adanya peningkatan isi
rongga usus
2.4.3 Gangguan motilitas usus
Hiperstaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Selebihnya bila peristaktik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare pula
2.5 Gejala klinik
a. Mula-mula pasien cengeng, gelisah , suhu tubuhnya meningkat dan nafsu makannya berkurang
, kemudian timbul diare. Feses cair kadang disertai lender bercmpur darah. Warna tinja semakin
lama semakin berubah menjadi kehijauan karena tercampur empedu
b. Gejala muntah terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lubang yang turut
meradang atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit
c. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu berat
badan turun, turgor kulit berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, bibir dan mulut
tampak kering

( FKUI, 2005;285)
2.6 Diagnosis

Diagnosis diare dapat diketahui dengan obserfasi feses pada bayi atau anak pemeriksaan
yang dapat dilakukan untuk mengetahui diagnosanya antara lain dengan
1. Pemeriksaan feses
a. Makroskepis dan mikropis
b. PH dan kadar gula dengan kertas lakmus dan tablet eliniles indikasi dengan
intoleransi gula
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan Astrup jika
memungkinkan
3. Pemeriksaan biakan dan uju resistensi
4. Pemeriksaan kadar urin atau kirotin faal ginjal
( FKUI,2004.285 )
2.7 Komplikasi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi
a.
b.
c.
d.

Dehidrasi
Renjatan hiporolemik
Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energy protein ( Akibat muntah dah diare jika lama atau kronik
( FKUI,2005;285)

2.8 Penatalaksanaan
a.
b.
c.
d.

pemberian cairan personal


pemberian cairan parenteral
pengobatan dietetic
obat-obatan

a. pemberian cairan personal.


Pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan di berikan peroral merupakan cairan berisikan
NaCl dan NaHCO, KLC dan glukosa. Coralit, formula lengkap sering di sebut oralit. Ciran
sederhana dapat di buat sendiri hanya mengandung garam dan gula.
b. Pemberian cairan parenteral
Pada umumnya di gunakan adalah cairan laktat (RL), mengenai pemberian cairan seberapa
banyak yang di berikan tergantung dari berat atau ringannya dihidrasi yang di perhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

c. Pengobatan dietetic

Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan berat badan kurang dari 7
kilo, pemakaian:
Susu (asi atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak
jenuh)
Makanan setenngah padat ( bubur) atau nasi tim
Susu khusus di sesuai kan dengan keluhan yang di sesuaikan, yaitu susu yang tidak
mengandung laktosa atau dengan susu asam lemak berantai sedang atau tidak jenuh,
sesuai dengan kelainan yang di tentukan .
Cara pemberian
Hari I : setelah dehidrasi segera berikan makanan peroral bila di berikan asi/susu formula
tetapi diare masih sering, supaya di berikan oralit selang-seling dengan asi, missal 2 kali
asi/susu formula, 1 kali oralit.
Hari ke 2-4 : asi/susu formula rendah laktosa penuh.
Hari ke 5 : bila tidak ada kelainan pasien bisa dipulangkan
d. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glokosa atau karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras dan sebagainya)

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian

: 21 November 2012

Jam

: 23.00 WIB

Tempat

: Ruang anak RSUD Bangil

Nama pengkaji

: Uswatun Hasanah

DATA SUBYEKTIF
Nama anak

: An M

Umur

: 1 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki


Anak ke

: 2 (dua)

Nama ibu

: Ny I

Nama Ayah

: Tn A

Umur

: 40 Thn

Umur

: 40 Thn

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTP

Pendidikan

: SLTP

Pekerjaan

: Swasta

Pekerjaan

: Swasta

Alamat
Pagak

: Kembang. Desa Pagak

Alamat

: Kembang. Desa

Kecematan Beji

Kecematan Beji

Ibu mengengatakan anaknya panas sejak 2 hari yang lalu, batuk,pilek,BAB sudah 6x
sejak kemarin malam, muntah-muntah, rewel dan tidak mau makan

II. Data obyektif

K/N

: Lemas

BB

: 8 Kg

Nadi

: 120x/mnt

Suhu : 366 oC
RR

: 28x/mnt

Pemeriksaan Fisik
Kepala, ubun-ubun cekung
Muka pucat, mata cowong,
Konjungtiva pucat,scelera putih
Mulut,bibir kering
Thorax simetris, tidak ada retraksi, terdengar ronchi
Abdomen tidak kembung,turgor kulit menurun, bising usus 14x/mnt
Ekstermitas atas dan bawah turgor kulit menurun

C.

ANALISA

An M umur 1thn Diare dengan dehidrasi sedang

D.

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan pada keluarga pasien hasil pemeriksaan dan rencana asuhan, keluarga
memahami
2. Memberi terapi sesuai advis dokter
- Infus RL 12 TPM
- Injek antrain 3x80 mg
- Injek vicillin 3x250 mg

- Zin C 1x
3. Memberikan KIE pada keluarga pasien
a. Banyak minum air putih
b. Menjaga personal hygune dengan cara menyeka 2x sehari dan mengganti pampers jika
sudah penuh
c. Tetap member makan dan minum
d. . Menganjurkan agar mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, keluarga mau
mengikuti
4. Mengobservasi ttv setiap 4 jam

BAB IV
PEMBAHASAN
Diare merupakan salah satu penyakit gastrointestinal yang disebabkan oleh factor
infeksi. Mal absorbs dan makanan itu sendiri. Diare dapat menimbulkan komplikasi
seperti dehidrasi, renjata hipovolemik, hipoklemia, intoleransi sekunder. Untuk
mencegah timbulnya komplikasi tersebut maka perlu dilakukan perawatan yang baik
Dari uraian tinjauan teori dan tinjauan kasus didapat bahwa kekurangan cairan dan
elektrolit yan diakibatkan oleh mencret pasien yang melebihi 4 kali dilakukan asuhan
kebidanan yaitu mengobserfasi intake-output cairan pada tubuh pasien, kolaborasi
untuk pemeriksaan laboratorium dan juga kolaborasi dengan medis dalam pemenuhan
kebutuhan cairan lewat infuse.
Dilakukan pula asuhan kebidanan untuk mencegah potensial terjadinya infeksi dan
terjadinya hypotermi pada bayi dengan selau menjaga kebersihan dan menerapkan
pencegahan infeksi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dan melihat catatan perkembangan pada Anak
M Dengan Diare, keadaan umum masih lemah namun masalah sebagian teratasi
seperti pencegahan infeksi, hypotermi dan pemeriksaan laboratorium telah dilakukan
juga pemberian terapi obat dokter masih terus dilakukan

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif bada AnakM didapatkan diagnosa bahwa
Anak harus Rawat inap Karena Diare Dengan Dehidrasi ringan.
Dalam Melakukan asuhan kebidanan telah dilakukan perencanaan terlebih dahulu bagaimana
tindakan yang tepat dan efisien. Hal ini dilakukan dalam bentuk kerja tim mengobservasi
perkembangan hasil asuhan dan perkembangan pasien
Setelah melakukan asuhan sesuai dengan perencanann dan di lakukan evaluasi didapatkan
keadaan umum pasien masih lemah. Namun masalah sedah terdeteksi sebagian.
SARAN
1

Petugas kesehatan
Hendaknya dalam asuhan kebidanan Bayi diare dikumpulkan data yang lengkap dan vital
agar kita sebagai bida dapat memberikan asuhan yang optimal baik pada intervensi
maupun implementasi
Masyarakat
Hendaknya Diare tidak dianggap enteng. Karena diare dapat menimbulkan kematian jika
tidak segera ditangani
Mahasiswa kebidanan
Hendaknya mahasiswa mampu untuk melakukan asuhan yang optimal dan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai