Anda di halaman 1dari 10

ELECTROCHEMICAL GRINDING

(ECG)
A. PENDAHULUAN
Electrochemical Grinding, atau ECG, adalah variasi dari ECM (Elektrokimia
Machining) yang menggabungkan aktivitas elektrolitik dengan penghapusan fisik material
dengan cara gerinda. Electrochemical Grinding (ECG) dapat menghasilkan stres, tanpa
panas atau kerusakan metalurgi lain yang disebabkan oleh mekanis menggiling dalam
pengoperasian mesin sekunder. Seperti ECM, Electrochemical Grinding (ECG)
menghasilkan panas yang sedikit atau tidak ada yang dapat merusak komponen yang halus.

Gambar 5. Komponen-komponen yang mendukung ECG


Selain dari pada itu, pengerjaan material dengan menggunakan ECG memiliki surface
finishing yang bagus, hingga mencapai 0,2-0,5 micron. Proses pemesinan ECG juga dapat
mengerjakan material baja dan berbagai macam material-material paduan lainnya dengan
surface finishing 0,4-0,6 micron. Jadi dengan melihat kemampuan mesin ECG yang juga
sangat menjanjikan ini, maka sudah semestinya ECG termasuk dalam salah satu
pemesinan non-konvensional yang memiliki sifat capability tinggi.

B. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja dari proses ECG adalah awalnya sumber tegangan DC sekitar 5 hingga 15
volt diberikan kepada benda kerja dan grinding wheel (roda gerinda). Batu gerinda yang
konduktif dihubungkan pada katode (-) dari power supply (DC), dan benda kerja yang
mana juga konduktif dihubungkan pada anode (+). Dengan begitu arus listrik akan
mengalir diantara katode dan anode, sementara itu cairan elektrolit akan melakukan proses
pengerjaan dengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution) pada benda kerja. Batu
gerinda abrasivenya dengan cepat akan menyapu material benda kerja yang telah
teroksidasi. Maka dari itu, tidak akan terjadi tegangan sisa atau burr pada daerah
pemotongan.

Gambar 6. Skema proses Electrochemical Grinding


Penggunaan cairan electrolyte di proses ECG tidak terlalu berbeda dengan penggunaan
cairan electrolyte di proses ECM (Electrochemical Machining).
Fungsi dari grinding wheel sendiri adalah sebagai berikut :

Merupakan isolator antara benda kerja dengan pahat sehingga tidak terjadi
hubungan singkat (short circiut) diantara kedua benda diatas.

Untuk membuang lapisan penghalang (passive layer) yang berada diantara pahat
dan benda kerja.

Untuk proses pengerjaan material benda kerja.

Pengerjaan

logamnya

(metal

removal)

banyak

dikarenakan

adanya

electrochemical yang terjadi diantara benda kerja dan grinding wheel, yang mana

pengaruh

dari pengaruh tersebut muncul kemampuan untuk mengabrasive benda kerja. Selain
dari pada itu, partikel abrasive memiliki fungsi sebagai berikut :

Untuk menentukan ketebalan atau jarak gap yang paling efektif diantara anode
(benda kerja) dan katode (grinding wheel).

Untuk membuang lapisan passive layer secara terus-menerus (continue) yang


mungkin terbentuk pada benda kerja.

Yang terpenting pula, laju pengerjaan logam (metal removal rate) dengan menggunakan
ECG adalah sekitar 0,5 cm3/min/100 A.
Dengan melihat kembali prinsip kerja dari ECG, keakuratannya dalam mengerjakan
material adalah cukup bagus, yaitu 0,01 mm. Selain itu pula, berdasarkan referensi yang
lain dikatakan bahwa kemampuan MRR-nya mesin Electrochemical Grinding dapat
mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan Gerinda Konvensional ketika diberikan daya
power supply sebesar 75 A, yaitu :

MRR Gerinda Konvensional :18 mm3/min

MRR Electrochemical Grinding : 105 mm3/min

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Untuk menjaga ketelitian dimensi benda kerja maka besarnya arus listrik yang
mengalir selama proses pengerjaan berlangsung tetap dijaga konstan.

Eksentrisitas dari grinding wheel terhadap sumbu perputarnnya harus dibuat


seminimum mungkin karena eksentrisitas sebesar 20 m akan menyebabkan
pertambahan lebar celah antara benda kerja dengan grinding wheel sebesar 10-30
m

Luas permukaan kerja antara grinding wheel dengan benda kerja diusakan seluas
mungkin, karena ini berarti akan memperbesar arus listrik yang mengalir, berarti
mempertinggi rate of metal removal.

C. KELEBIHAN & KEKURANGAN ECG


Kelebihan ECG :
1) Memiliki MRR lebih tinggi dari mesin konvensional
2) Panas yang diterima benda kerja lebih dapat dikurangi sehingga dengan
demikian dapat mengurangi resiko kerusakan akibat panas.
3) Tidak terbentuk adanya burr pada permukaan benda kerja.
4) Dapat membentuk surface finish dengan struktur yang sangat bagus dan
halus/rata.
5) Tidak terjadi kontak langsung antara grinding wheel dengan work piece
sehingga dapat mengurangi tekanan yang timbul dari grinding wheel.
Kekurangan ECG :
1) Benda kerja harus memiliki sifat konduktor yang baik.
2) Dibutuhkan cairan electrolyte yang memenuhi standard, yaitu :
a) konduktifitas istrik tinggi
b) viskositas rendah
c) non korosif dan tidak beracun di alam
d) yang siap tersedia dan murah

D. APLIKASI
Dari penjabaran diatas mengenai prinsip kerja dan kelebihan ECG, ternyata ECG
memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengerjakan material-material steel,
aluminium, paduan cobalt, renium, rhodium, vitalium, zirconium, logam morf, tungsten.

Gambar 7. Hasil pengerjaan ECG dan Konvensional

REFERENSI
O. akir, A. Yardimeden, T. zben (2007), Chemical Machining, Diyarbakir,
Turkey
Swift K G, J D Booker (2003), Process Selection, from design to manufacture, 2th
edition, Butterworth Heinemann, Oxford
Kalpakjian Serope, Steve R. Schmid (2006), Manufacturing, Engineering &
Technology, 5th edition, Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey
Pandey P C, H S Shan (1976), Modern Machining Processes, University of
Roorkee, Roorkee

https://www.scribd.com/doc/96436084/Electrochemical-Grinding

TUGAS TEKNOLOGI MEKANIK II

ELECTROCHEMICAL GRINDING

DISUSUN OLEH:

Gading Adi Kiswanto

(05763)

Akhmad Said Muthohar

(06710)

Andre Dunung Prasetya

(07672)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

RESUME
ELECTROCHEMICAL GRINDING (ECG)
Electrochemical Grinding, atau ECG, adalah variasi dari ECM (Elektrokimia
Machining) yang menggabungkan aktivitas elektrolitik dengan penghapusan fisik material
dengan cara gerinda. Electrochemical Grinding (ECG) dapat menghasilkan stres, tanpa
panas atau kerusakan metalurgi lain yang disebabkan oleh mekanis menggiling dalam
pengoperasian mesin sekunder.
Pengerjaan material dengan menggunakan ECG memiliki surface finishing yang bagus,
hingga mencapai 0,2-0,5 micron. Proses pemesinan ECG juga dapat mengerjakan material
baja dan berbagai macam material-material paduan lainnya dengan surface finishing 0,40,6 micron.
Prinsip kerja dari proses ECG adalah awalnya sumber tegangan D.C sekitar 5
hingga 15 volt diberikan kepada benda kerja dan grinding wheel (roda gerinda). Batu
gerinda yang konduktif dihubungkan pada katode (-) dari power supply (DC), dan benda
kerja yang mana juga konduktif dihubungkan pada anode (+).Dengan begitu arus listrik
akan mengalir diantara katode dan anode, sementara itu cairan elektrolit akan melakukan
proses pengerjaan dengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution) pada benda kerja.
Batu gerinda abrasivenya dengan cepat akan menyapu material benda kerja yang telah
teroksidasi. Maka dari itu, tidak akan terjadi tegangan sisa atau burr pada daerah
pemotongan.
Fungsi dari grinding wheel sendiri adalah sebagai berikut :

Merupakan isolator antara benda kerja dengan pahat sehingga tidak terjadi
hubungan singkat (short circiut) diantara kedua benda diatas.

Untuk membuang lapisan penghalang (passive layer) yang berada diantara pahat
dan benda kerja.

Untuk proses pengerjaan material benda kerja.

Fungsi partikel abrasive sebagai berikut :

Untuk menentukan ketebalan atau jarak gap yang paling efektif diantara anode
(benda kerja) dan katode (grinding wheel).

Untuk membuang lapisan passive layer secara terus-menerus (continue) yang


mungkin terbentuk pada benda kerja.

Yang terpenting pula, laju pengerjaan logam (metal removal rate) dengan menggunakan
ECG adalah sekitar 0,5 cm3/min/100 A.
Dengan melihat kembali prinsip kerja dari ECG, keakuratannya dalam mengerjakan
material adalah cukup bagus, yaitu 0,01 mm. Selain itu pula, berdasarkan referensi yang
lain dikatakan bahwa kemampuan MRR-nya mesin Electrochemical Grinding dapat
mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan Gerinda Konvensional ketika diberikan daya
power supply sebesar 75 A, yaitu :

MRR Gerinda Konvensional :18 mm3/min

MRR Electrochemical Grinding : 105 mm3/min

Kelebihan ECG :
6) Memiliki MRR lebih tinggi dari mesin konvensional
7) Panas yang diterima benda kerja lebih dapat dikurangi sehingga dengan
demikian dapat mengurangi resiko kerusakan akibat panas.
8) Tidak terbentuk adanya burr pada permukaan benda kerja.
9) Dapat membentuk surface finish dengan struktur yang sangat bagus dan
halus/rata.
10) Tidak terjadi kontak langsung antara grinding wheel dengan work piece
sehingga dapat mengurangi tekanan yang timbul dari grinding wheel.
Kekurangan ECG :
3) Benda kerja harus memiliki sifat konduktor yang baik.
4) Dibutuhkan cairan electrolyte yang memenuhi standard, yaitu :
e) konduktifitas istrik tinggi

f)

viskositas rendah

g) non korosif dan tidak beracun di alam


h) yang siap tersedia dan murah
ECG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengerjakan material-material
steel, aluminium, paduan cobalt, renium, rhodium, vitalium, zirconium, logam morf,
tungsten.

Anda mungkin juga menyukai