Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Jamaluddin Herza

Nim

: 2013210053

Prodi

: Ilmu Adm. Negara

Kelas

:B

1. Penulis lebih mendekatkan terhadap teori Y karena teori ini memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. kerja tidak perlu terlalu
diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri
untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan. Pemimpin juga
tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Ini adalah salah satu
teori kepemimpinan yang masih banyak penganutnya, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya
yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan
Theori X dan Teori.Y. Sedangkan Teori X sendiri menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang
ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan
keamanan atas segalanya. Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, menyatakan selanjutnya
bahwa merupakan tugas yang penting bagi seorang pemimpin untuk melepaskan tali pengendali
dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik
mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan
organisasi. jadi menurut saya teori X itu memang sangat sesuai dengan apa yang dialami
kebanyakan orang saat ini, tetapi yang seharusnya kita terapkan dengan baik yaitu teori Y. Karena
sudah sepantasnya, jika kita bekerja pada suatu tempat, kita tidak hanya menginginkan hasil yang
tinggi tanpa kerja keras yang berat sesuai dengan yang kita dapatkan. Kita harus
menyeimbangkan antara kedua hal tersebut agar kita bisa menjadi seorang yang mendapatkan
hasil tinggi dengan kerja keras setimpal dengan apa yang kita kerjakan. Dengan itu kita akan
lebih baik dalam menjalani kehidupan ini sebagai seorang pemimpin sesuai dengan teori tersebut.
2. Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya
informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan uang
untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah
dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan
keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas
terbayang dalam benak. Model pengambilan keputusan bisa dilakukan secara individual,
kelompok, tim, panitiaan, dewan, komisi, atau cara reverendum mengajukan usul tertulis. Cara
pengambilan keputusan denga cara mengolah data dan penilaian, baik kualitatif dan kuantitatif
merupaka teknik pengambilan keputusan. Teknik pengambilan keputusan diperlukan suatu
kemampuan Dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti
menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang
akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan
kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai

kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.Selain
itu ada juga model fisik Dalam menjalankan suatu keputusan yang di buat pemimpin model fisik
ini tidak begitu penting untuk dianalisis. Model ini,misalnya model dalam rangka pembuatan
bangunan atau tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model
perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini merupakan
serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks.
Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan dan
bagian-bagian mana yang mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan
pengambilan keputusan seorang manajer perusahaan.
3. Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan secara detail tentang
apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab serta memilki sedikit ambisi. Teori ini
mengungkapkan bahwa manusia menginginkan rasa aman dan mengharapkan imbalan serta
balas jasa yang tinggi. Dari sini bisa disimpulkan pada Teori X bahwa manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya fisik dan keamanan. Sebagai contoh teori X ini adalah
sebuah fenomena pemikiran yang terjadi pada masyarakat pribumi di sekitar pertambangan
batubara di Kalimantan. Mereka mempunyai etos kerja yang kurang bagus karena latar belakang
kekayaan alam yang mereka miliki. Dalam pandangan mereka tidak perlu bersusah payah dalam
bekerja, karena bumi yang mereka pijak sudah menyediakan uang bagi mereka. Maka dari itu,
pemimpin dalam membuat keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan. Misalnya, dalam
tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses
perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan
kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut
mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan
berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap
implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para pemimpin harus membuat banyak
keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan
penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan
keputusan yang telah dilakukan. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan
menghambat dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga dapat berjalan secara efisien
dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai