Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Era Persaingan Globalisasi Manusia merupakan salah satu kunci
penentu keberhasilan suatu negara. Keunggulan dan kualitas SDM yang
merupakan potensi dasar menciptakan keunggulan produk sesuai dengan
permintaan

pasar. Era globalisasi juga sangat menuntut seseorang untuk

terus meningkatkan keahlian dan kecakapan dibidangnya guna menghadapi


persaingan yang semakin ketat. Selain ilmu pengetahuan, hal yang tidak
kalah penting adalah pengalaman, terutama pengalaman di lapangan yang
berhubungan dengan keahlian dan pengetahuan yang dimiliki seseorang
tersebut. Keahlian atau pengetahuan seseorang tersebut juga harus ditunjang
dengan adanya pengalaman kerja untuk mengetahui keadaan dunia kerja
yang syaratkan ialah persaingan.
Kunjungan

Industri

merupakan

salah

satu

sarana

untuk

memperkenalkan dunia kerja kepada masyarakat, salah satunya mahasiswa.


Disamping untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga
sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat mahasiswa
untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat tercipta
mahasiswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan menambah
kecakapan keahlian mahasiswa itu sendiri.
Dan Bahwasanya setiap proses produksi disuatu tempat yang
melibatkan tenaga manusia dan mesin maka, akan menimbulkan adanya
Faktor Bahaya Fisik, Kimia,dan Biologi yang diakibatkan oleh adanya suatu
kegiatan ditempat kerja bahkan disemua tempat. Dengan adanya Faktor
Bahaya Fisik, Kimia,dan Biologi tersebut, banyak timbulnya resiko-resiko
1

yang mungkin dapat berakibat jatuhnya korban, korban tersebut bukan lain
adalah pekerja dan masyarakat yang ada disekitar tempat proses produksi.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini antara lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui secara nyata, di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil
apakah sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau
belum untuk sebuah pengamanan segala proses kerja ditempat kerja.
2. Untuk mengetahui faktor Fisik, Kimia,dan Biologi yang ada di PT.
Iskandar Indah Printing Tekstil.
3. Untuk mengetahui penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri di PT.
Iskandar Tekstil.
4. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah di PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil.

C. Manfaat
Manfaat yang di dapatkan dari kunjungan di PT. Iskandar Indah Printing
Tekstil Surakarta adalah
1. Mahasiswa mendapat informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja
yang ada di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil.
2. Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dalam lingkungan kerja.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kinerja nyata bagaimana K3 diterapkan.
4. Mahasiswa dapat pengalaman bagaimana menggunakan dan
menerapkan ilmunya ketika dilapangan.

BAB II
2

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Higiene Industri ialah ilmu dan seni yang mencurahkan untuk
antisipasi, rekognisi, evaluasi, kontrol faktor-faktor bahaya di lingkungan
kerja atau tempat kerja yang menyebabkan sakit, mengganggu kesehatan
dan kesejahteraan, atau ketidaknyamanan yang nyata diantara pekerja dan
masyarakat pekerja. Higiene Industri merupakan tindakan primer dalam
control Hazard Kesehatan Kerja yang muncul dalam proses industri.
Maksud dan tujuan dari Higiene Industri adalah melindungi pekerja dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industri dari bahaya-bahaya yang
mungkin timbul.
Industri dan Perusahaan adalah sasaran Higiene Industri dimana
lingkungan yang menjadi tolok ukur dalam sebuah proses pencegahan
segala

kemungkinan-kemungkinan

Hazard

ditempat

kerja

dengan

pengukuran-pengukuran agar mengetahui bahaya bahaya yang ada atau


mungkin timbul kualitatif dan kuantitatif, dan dengan pengetahuan tentang
bahaya tersebut diadakan usahausaha perbaikan serta pencegahan.
Hubungan Keselamatan Kerja dengan Higiene Industri adalah sama yaitu
studi

tentang

Operasional

Kerja,

Potensial

Hazards,

Membuat

rekomendasi dan Meminimalisasi hazards. Hubungan Dokter Okupasi


dengan Higiene Industri yaitu Program kesehatan kerja dilaksanakan oleh
Dokter Okupasi, Perawat Okupasi dan Higiene Industri. Higiene Industri
melaporkan tentang proses produksi, bahan berbahaya di tempat kerja
yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
B. Perundang-Undangan
Peraturan bidang higiene perusahaan
1.

Peraturan menteri perburuhan (PMP) Nomor 7 tahun 1964 tentang


syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.
3

Dalam peraturan ini diatur tentang tempat kerja, kebersihan,


ventilasi umum dan suhu, pengendalian kontaminasi udara, ventilasi
keluar setempat, alat-alat pelindung perorangan, penerangan, sanitasi,
tempat cuci dan ruang ganti pakaian, ruang istirahat, ruang makan dan
kantin, tempat duduk, getaran dan suara, mencegah penyakit menular
dan pertologan pertama pada kecelakaan.
Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan ILO No.
120 mengenai Higiene dalam Peniagaan dan kantor-kantor mulai berlaku
sejak diundangkan pada tanggal 25 Februari 1961. Konversi ini berlaku
bagi :
1. Badan-badan perniagaan.
2. Badan, lembaga, kantor pemberi jasa dimana pekerjanya terutama
melakukan pekerjaan kantor.
3. Setiap bagian dari badan, lembaga atau kantor pemberi jasa dimana
pekerjanya terutama melakukan pekerjaan dagang atau kantor,
sejauh mereka tidak tunduk pada UU atau peraturan lain yang
bersifat nasional tentang hygiene dalam industri, pertambangan,
pengangkutan dan pertanian.
Didalam penjelasan umum dinyatakan bahwa Konvensi ILO No.
120 secara garis besar mengatur mengenai kebersihan, ventilasi, suhu
udara, penerangan, persediaan air minim, kakus, tempat mencuci, tempat
tukar pakaian dalam tempat kerja. Selanjutnya konvensi ini dimaksudkan
untuk melindungi pekerja terhadap bahaya di sekitarnya seperti gangguan
getaran dan sebagainya. Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan
produktivitas kerja akan meningkat dan kenyamanan kerja dapat tercapai.
Keputusan menteri tenaga kerja nomor kep. 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya :
1. Keputusan menteri ini menggantikan kepmenaker No. Kep.
612/MEN/1989 tentang penyediaan data bahan berbahaya terhadap
K3 yang dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman.
2. Pada pasal 2 : Dijelaskan bahwa pengusaha yang menggunakan,
menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia
4

berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikannya untuk mencegah


terjadinyakecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3. Pada Pasal 3 : Menjelaskan bahwa pengendalian bahan kimia
berbahaya meliputi

Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan

(LDKB) dan penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia.


4. Pasal 4 s/d 6
: Menjelaskan tentang penyedian dan penyampaian
LDKB dan pelabelan.
5. Pasal 7 s/d 15
: Berisikan tentang penetapan potensi bahaya
instalasi yang berkaitan dengan bahan kimia berbahaya.
6. Pasal 16 s/d 21 : Berisi penjelasan mengenai kewajiban pengusaha
terhadap bahan kimia berbahaya.
7. Pasal 22 s/d 24 : Memuat tentang penunjukan petugas K3 kimia
dan ahli K3 kimia.

BAB III
HASIL

A. Pelaksanaan
Kunjungan ke PT. Iskandar Indah Printing Tekstil dilaksanakan pada
hari Selasa, 19 Maret 2013 pada pukul 09.00 WIB 11.00 WIB. Menuju ke
PT. Iskandar Indah Printing Textile tersebut menggunakan kendaraan sendiri5

sendiri dengan di dampingi oleh asisten dan dosen DIV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Mahasiswa yang mengikuti kunjungan ke PT. Iskandar
Indah Printing Textile berjumlah 51 orang, berpakaian hitam putih,
menggunakan almamater dan membawa kartu praktikum masing masing.
Sesampainya di PT. Iskandar Indah Printing Textile kita berkumpul di
halaman pabrik dan dipandu oleh Pak Agus sebagai pembantu kepala bagian
personalia. Kita diajak masuk ke diruang tamu PT. Iskandar Indah Printing
Textile diberi Briefing dan penjelasan yang berisikan

mengenai awal

terbentuknya perusahaan tersebut, jumlah mesin yang terdapat di perusahaan


tersebut, bahan produksi yang dihasilkan oleh PT. Iskandar Indah Printing
Tekstil, proses produksi pembuatan kain jadi di PT. Iskandar Indah Printing
Tekstil. Setelah briefing selesai, Pak Agus mengajak kita untuk mengelilingi
lokasi PT. Iskandar Indah Printing Tekstil, dan melihat proses pembuatan kain
yang ada di perusahaan tersebut dari awal pengolahan bahan baku hingga
proses pengolahan limbah yang dihasilkan oleh proses produksi.

B. Deskripsi Perusahaan
PT. Iskandar Indah Printing Tekstil terletak di Jl. Pakel No. 11,Solo
57143 Jawa Tengah,Indonesia. Perusahaan ini memiliki luas sekitar 4 hektar
dan memproduksi kain batik yang berbahan katun dan rayon. PT. Iskandar
Indah Printing Tekstil terdapat dua unit yaitu weaving dan printng. PT.
Iskandar Indah Printing Tekstil berdiri sejak tahun 1973, pada saat itu PT.
Iskandar Indah Printing Tekstil masih bernama PT. Varia TEX yng dimiliki
seorang WNA, dengan memiliki karyawan 900 orang yang statusnya pekerja
tetap.
Dengan waktu kerja 8 jam dan 1 jam istirahat seluruh pekerja
mendapatkan beberapa shift, kecuali hari sabtu hanya 5 jam kerja tanpa
istirahat dari pukul 07.00 12.00 WIB.
PT. Iskandar Indah Printing Tekstil sudah menerapkan sistem asuransi
kerja yaitu berkerja sama dengan JAMSOSTEK, diadakannya klinik setiap
hari senin, rabu jumat tenaga medis dari RS Kasih Ibu.

Pada saat itu PT. Iskandar Indah Printing Tekstil hanya memiliki 25
mesin tenun. Seiring berkembangnya zaman, sekarang PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil memiliki 632 mesin tenun yang berasal dari beberapa negara,
yaitu : buatan Cina sebanyak 176 mesin, buatan Belgia sebanyak 108 mesin,
dan buatan Jepang sebanyak 348 mesin. Seharusnya setiap perusahaan itu
idealnya memiliki tiga unit agar tidak terlalu tergantung antara satu perusahan
dengan perusahaan lainya. Tiga unit tersebut meliputi: spinning, weaving, dan
printing, kalau bisa memiliki garmen proses produksi akan lebih lengkap.
Mesin spinning berfungsi untuk mengubah bahan baku dari kapas
menjadi benang. Mesin weaving berfungsi untuk mengubah bahan baku dari
benang menjadi kain, sedangkan mesin printing berfungsi untuk mengubah
bahan baku dari kain menjadi kain jadi yang sudah di potong-potong.
Biasanya, PT. Iskandar Indah Printing Tekstil mengekspor bahan produksinya
sebagian besar ke Dubai dan yang lainnya ke Singapura, Malaysia, dll.
C. Observasi
Kain adalah persilangan antara dua benang, yaitu benang lusi dan
benang pakan. Benang lusi yaitu benang yang memanjang. Dalam pengolahan
benang lusi terdapat beberapa proses yaitu warping, sizising, dan riching.
Dalam proses pembuatan kain, benang lusi diberi bahan penolong agar tahan
jika terkena gesekan dengan benang pakan. Benang pakan hanya melewati
satu proses yaitu proses winding. Benang pakan tidak di beri bahan penolong
karena dalam pembuatan kain, benang pakan tidak mengalami gesekan
dengan benang lusi. Bahan penolong yang dipakai oleh PT. Iskandar Indah
Printing Tekstil yaitu tepung, karena harganya yang murah dan nantinya harga
kain yang dihasilkan juga terjangkau.
Dari Observasi kunjungan yang dilakukan, berikut proses pembuatan
kain di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil, beserta faktor resiko yang terjadi
dan penanganannya di setiap prosesnya. Pada proses pertama yaitu proses
warping. Pada proses ini menghasilkan panjang benang mencapai 25.800
meter. Pada proses ini, benang yang dari gudang di masukkan ke mesin
pemutar yang bertujuan utuk menjadikan benang-benang tersebut di bagi ke
7

bagian yang lebih kecil lagi. Dalam ruangan ini juga terdapat kipas angin
yang bertujuan agar kotoran dalam benang tersebut turun.
Faktor resiko yang terjadi dalam proses ini adalah :
1. Faktor fisik
a.
Tingkat kebisingan yang ada di ruangan ini sangat
berpengaruh terhadap kesehatan. Para pekerja banyak
yang mengalami gangguan yang di sebabkan bising
dalam proses ini.
b. Ventilasi dalam ruangan ini kurang, sehingga debu-debu
kapas berkumpul jadi satu di ruangan menjadikan
sirkulasi di ruangan penuh dengan kapas-kapas yang
berterbangan. Banyak debu-debu kapas yang menyebar
diruangan dapat menyebabkan sesak nafas.
2. Faktor kimia
Faktor kimia yang terjadi pada proses ini yaitu debu kapas.
Gangguan kesehatan lingkungan kerja akibat terpajan debu
kapas adalah byssinosis yaitu penyakit yang timbul akibat
terdapat timbunan debu kapas dalam paru-paru.
Menurut informasi yang didapat dari pekerja yang bekerja
di PT. Iskandar Inda Printing Textile dalam proses ini, di
perusahaan ini sudah pernah dikunjungi oleh dinas kesehatan
dan menganjurkan para pekerja agar menggunakan masker
yang tebal agar para pekerja terhindar dari penyakit
byssinosis.
3. Faktor Biologi
Faktor biologi adalah salah satu bahaya yang yang
mungkin ditemukan di tempat kerja. Namun demikian
seringkali hampir tidak diperhatian, sehingga seringkali
bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, dipindahkan,
diantisipasi, dan cenderung diabaikan dalam suatu ketika
menjadi keadaan yang sulit untuk diperbaiki. Bahaya dari
faktor biologi sangat bervariasi seperti juga berbagai

pekerjaan yang mungkin dapat terekspose oleh faktor biologi


ini.
Faktor Biologi diakibatkan oleh Jamur, Protozoa, Cacing,
Bakteri, Virus yang berada ditempat kerja,dan yang sering
kami jumpai di PT. Iskandar Indah Printing Textile lebih
dominan pada Bakteri dan Kontak langsung antara pekerja
dengan zat yang mungkin bisa menularkan bakteri kepada
pekerja.
Penanganan faktor resiko yang terjadi dalam proses ini adalah :
1. Faktor Fisik
Masalah ventilasi di ruangan ini, sebaiknya dibuat Local
Exhaust Ventilation. Dimana, debu-debu kapas akan masuk
ke dalam pipa yang telah di buat dan dialirkan ke dalam kipas
yang menyaring udara bersih dan kotor. Udara bersih akan di
keluarkan ke alam bebas dan udara yang kotor akan tertingal
di dalam kipas penyaring tersebut.
2. Faktor Kimia
Cara penanggulangan faktor kimia dengan cara memakai
masker yang telah dianjurkan oleh dinas kesehatan, memakai
masker dengan cara yang benar, dan sering kontrol ke dokter
mengenai gejala-gejala yang dialaminya.
3. Faktor Biologi
Cara penanggulangan faktor biologi yang ada di tempat
kerja dapat dihindari dengan adanya, Menengenalkan
bahayabahaya

biologi

yang

ada

di

tempat

kerja,

Menghindari kontak langsung dengan sumber atau objek,


Menjaga kebersihan diri, Menggunakan alat pelindung diri
yang sesuai, meriksaan kesehatan pada pekerja, Kesehatan
berkala dengan tenaga medis.
Setelah benang digulung dalam gulungan besar, lalu
dimasukkan ke dalam bahan penolong atau bisa di bilang
proses sizing. Bahan penolong tersebut terdiri dari : wax,
9

10

tepung, akrelik,,dan bahan penolong yang digunakan di


perusahaan ini setiap hari habis. Setelah ini, dilakukan proses
reaching yaitu memasukkan benang ke dalam aksesoris yang
berbentuk seperti sisir yang terdapat gerigi-gerigi kecil untuk
memasukkan benang,
Proses selanjutnya adalah Proses penenunan. Dalam proses ini
terdapat banyak mesin tenun yang bekerja secara bersamaan menenun benang
menjadi kain. Mesin-mesin tersebut bekerja selama 8 jam dan selama 1 jam di
berhentikan untuk istirahat mendinginkan mesin agar tidak menimbulkan
suhu yang tidak standar pada mesin. Faktor resiko yang terdapat dalam
ruangan ini adalah kebisingan. Kebisingan dalam ruang ini sangat tinggi,
sedangkan para pekerjanya hanya menggunakan kapas sebagai penyumbat
telinga untuk mengurangi kebisingan yang ada di ruangan tersebut. Tapi, hal
itu tidak sepenuhnya untuk menghilangkan kebisingan yang terdapat dalam
ruangan tersebut. Banyak pekerja yang mengeluh karena pendengarannya
berkurang. Berikut cara penanggulangan masalah kebisingan yaitu :
a. Dengan menggunakan ear plug, apabila pekerja merasa risih
memakai ear plug, bisa di ganti dengan ear plug yang berbahan
kapas tetapi hanya digunakan sekali pakai.
b. Di buat pemisah antara pekerja dengan mesin
c. Substitusi atau mengganti mesin yang lebih modern
d. Isolasi mesin ke ruang peredam
Faktor resiko yang lainnya adalah Debu kapas yang masih melekat
dalam benang. Sebaiknya para pekerja menggunakan masker setiap berada di
dalam ruangan ini,dan dianjurkan para pekerja juga menggunakan sepatu,
karena pengaruh dari mesin dan lantainya.
Pada proses penenunan terdapat proses penyilangan benang, dalam
proses penyilangan benang terdapat semprotan air yang digunakan sebagai
pendingin agar benang yang disilangkan tidak cepat putus.
Setelah
proses
penenunan
selanjutnya

adalah

proses

Inspekting/Finishing. Dalam proses ini masing-masing kain di periksa lalu


dilipat seperti kertas komputer. Pada proses itu terdapat 18 mesin yang
digunakan untuk memeriksa kain.

10

11

Kemudian proses printing. Dalam proses ini terdapat kipas angin


yang berguna untuk membersihkan kain selama 90 potong/menit. Setelah
kain di bersihkan, kain di cap menggunakan mesin cap yang berkerja secara
otomatis. Setelah itu, kain yang telah di cap akan di keringkan lalu
dipanaskan oleh ketel oli yang ada agar warna yang terdapat pada kain tidak
cepat luntur.
Faktor resiko pada proses ini adalah : Bau pewarna kain yang
menyengat, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan sesaknya
pernafasan akibat menghirup bau pewarna tersebut.
Proses terakhir yaitu Proses Pengolahan Limbah. Pada proses ini
terdapat bau amoniak yang sangat menyengat. Bau tersebut berasal dari
limbah Finishing dan pencucian produksi. Berikut proses pengolahan limbah
yang terdapat di PT. Iskandar Indah Printing Tekstil :
1. Bak Equalisasi : Bak ini berfungsi untuk menghomogenkan dua
warna yang di proses dengan koagulasi yang meitambahkan kapur
dan FLA.
2. Masuk ke dalam bak sedimentasi I, lumpur yang ada dialirkan ke
drying bath, setelah itu air masuk ke aerasi.
3. Setelah lumpur masuk ke aerasi, lalu lumpur masuk ke dalam bak
sedimentasi II. Di bak ini terjadi pengendapan lumpur aktif, lalu
masuk ke aerasi untuk menstabilkan lumpur aktif.
4. Step selanjutnya adalah masuknya Filtratnya ke Filter
5. Lalu ke pengairan umum atau sungai
Pada proses limbah ini, terdapat penilaian Baku Mutu dari
Semarang,dan Penilaian Baku Mutu ini dilakukan setiap sebulan sekali.
Untuk Baku Mutu pada proses selama ini di bawah standart dan adanya
warna kekuning hijauan yang bersumber dari proses pengolahan limbah
tersebut dan itu sangat tidak nyaman bagi masyarakat. Faktor bahaya pada
proses ini ada potensi bahaya dikarenakan setiap mengolah limbah dan
tempat penglahan tersebut banyak tetesan air di tangga, maka potensi bahaya
tersebut ialah pekerja dapat tergelincir sewaktu-waktu.
Dari beberapa proses tersebut mungkin tidak terjadi kecelakaan
akibat kerja, tetapi kesehatan para pekerja yang menjadi masalah saat ini.
Karena banyak pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri yang telah
11

12

dianjurkan, perusahaan telah memfasilitasi semua Alat Pelindung Diri yang


dibutuhkan oleh pekerja tapi para pekerja sendiri malas untuk memakainya.
Seperti ear plug, seharusnya para pekerja memakai ear plug saat proses
penenunan kain. Ear plug sendiri dapat meredam kebisingan 80 dB keatas,
tapi para pekerja merasa tidak nyaman menggunankan ear plug tersebut.
Pekerja lebih memilih kapas untuk menutupi telinga mereka, karena menurut
mereka kapas sangat fleksibel dan sangat nyaman di telinga mereka.
Pemilik perusahaan juga telah membuat P2K3 yang sekretariatnya
ada di ruang atas. Dan telah ada juga ahli K3 dalam perusahaan ini, tapi sejak
dahulu vakum, pada tahun 2009 dilakukan pelatihan, lalu di bentuk lagi
kepengurusan K3 di perusahaan ini. Pendidikan minimum Ahli K3 dalam
perusahaan ini yaitu masih tingkat SMA/SMK yang terlatih tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Iskandar Indah Printing
Tekstil ini.

12

13

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiegiene Industri


Hiegiene Industri adalah suatu ilmu dan seni yang berperan dalam
melaksanakan upaya pengenalan, pengukuran, pemantauan, evaluasi dan
pengontrolan bahaya di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan
operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu kesehatan,
keselamatan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerja dan atau
masyarakat disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.
B. Klasifikasi Faktor Lingkungan Kerja Yang Membahayakan Kesehatan
Ada beberapa klasifikasi faktor lingkungan yang membahayakan
kesehatan perkerja, anatara lain :
1. Faktor Fisik
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan :

Tekanan Panas,

Kebisingan, Penerangan, radiasi, vibrasi.


2. Faktor Kimia
Penyakit dermatitis yang di sebabkan oleh bahan pewarna kain bati yang
di guanakan oleh perusahaan ini.
3. Faktor Biologi
Yang berhubungan dengan virus, bakteri, kamur, parasit, insect, ricketsia.
4. Faktor Ergonomi
Faktor ergonomi bisa mengenai :
a. Mesin/alat yang tidak fisiologis.
b. Aspek tata : sistem kerja, letak alat-alat tidak sesuai menyebabkan
gangguan kenyamanan.

13

14

c. Bahan kerja : berhubungan dengan gizi kerja, disebabkan penurunan


ketahanan fisik dan saya kerja.
C. Faktor Fisik
1. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia atau tenaga kerja dan kenyamanan
lingkungan.
Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara
yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan
molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar.
Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi
mekanis dalam medium udara, menurut pola ramatan longitudinal.
Rambatan gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi
sedangkan dengan konteks ruang dan waktu dapat menimbulkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan.
Sumber kebisingan pada pabrik tekstil yaitu mesin-mesin proses
produksi, misalnya mesin tenun yang mempunyai tingkat kebisingan yang
sangat tinggi apabila seluruh mesin tenun di kerjakan secara bersamaan.
Pengaruh kebisingan terhadap pendengaran yaitu :
a. Gangguan terhadap konsentrasi kerja, sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas kerja.
b. Gangguan dalam kenikmatan kerja bahkan stress kerja, rasa pusing,
tekanan darah tinggi dan kelelahan, sulit tidur.
c. Gangguan terhadap komunikasi dan dapat menimbulkan kecelakaan
kerja.
d. Penurunan daya dengar mula-mula tuli sementara dan dapat tuli
sampai permanen.
Berikut cara penanggulangan masalah kebisingan yaitu :

14

15

a. Dengan menggunakan ear plug, apabila pekerja merasa risih


memakai ear plug, bisa di ganti dengan ear plug yang berbahan
b.
c.
d.
e.

kapas tetapi hanya digunakan sekali pakai.


Isolasi mesin ke ruang peredam.
Di buat pemisah antara pekerja dengan mesin.
Substitusi atau mengganti mesin yang lebih modern.
Mengeliminasi mesin yang bisingnya melebihi NAB.

2. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan
getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia (Keputusan Menteri negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-49/MENLH/1 1/1996).
Pengertian lain menyebutkan bahwa getaran ialah gerakan
ossillatory/bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap
suatu titik tertentu. Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara
mekanis serta terbagi atas getaran seluruh badan dan getaran tanganlengan (Buku saku Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Sucofindo,
2002).
Sumber getaran pada pabrik ini diakibatkan karena mesin tenun
yang kontak langsung dengan lantai. Hal ini sangat berpengaruh pada
kesehatan pekerja untuk itu, para pekerja disarankan untuk memakai alas
kaki.
Penanggulangan yang dilakukan oleh perusahaan secara nyata
mengenai faktor ini mungkin belum ada, tapi kita dapat menanggulangi
faktor getaran ini dengan cara mengisolasi sumber getaran dan meredam
sumber getarannya.
Sumber getaran diisolasi dengan bahan isolasi yang mempunyai
kemampuan yang baikuntuk meredam getaran yang ditransmisikan sumber
3.

terhadap isolator.
Penerangan
Secara umum jenis penerangan dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Sumber Penerangan Alamiah
Penerangan alamiah yang dimaksud disini ialah penerangan yang
berasal dari cahaya matahari. Untuk mengurangi pemborosan energy,
15

16

disarankan agar menggunakan penerangan alamiah ini. Berapa banyak


cahaya matahari yang masuk kedalam ruang kerja tergantung pada :
jumlah dan arah sinar matahari, keadaan cuaca, letak lokasi gedung
dengan gedung lainnya, lingkungan sekitar dan musim itu sendiri.
Ukuran dan kebersihan jendela pun juga perlu diperhatikan untuk
memengaruhi besar/kecinya intensitas cahaya matahari yang masuk.
Cahaya matahari sangat diperlukan selama tidak menyebabkan
kesilauan dan reflektan di tempat kerja. Namun, apabila cahaya
matahari yang diperlukan tidak mencukupi kebutuhan penerangan
yang ada di dalam ruang kerja, maka sumber penerangan yang berasal
dari listrik tetap diperlukan.
b. Sumber Penerangan Buatan
Sumber penerangan buatan utamanya berasal dari energy listrik.
Intensitas penerangan perlu didesain sesuai dengan jenis pekerjaan
dan tempat kerjanya. Perlu diingat bahwa penggunaan penerangan
buatan harus selalu diadakan perawaatn karena bilamana lampu yang
dipakai itu kotor, maka akan dapat menurunkan intensitas penerangan
sebanyak 30%.

D. Faktor Kimia
Penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi adalah dematosis akibat
kerja yaitu sekitar 50 - 60 %. Salah satu penyebab dermatosis akibat kerja
adalah karena bahan kimia yang dapat menyebabkan dermatosis kontak.
dalam industri tekstil, bahan kimia merupakan bahan yang paling banyak
digunakan. Seperti industri tekstil pada umumnya, PT. Iskandar Indah Printing
Tekstil ini tidak bisa lepas dari penggunaan bahan kimia. Bahan-bahan
tersebut

dapat

mengakibatkan

kelainan

kulit

seperti

ulcera

(luka

bergelembung), eritema ( kulit bruntus - bruntus / bintik - bintik kemerahan ),


kulit kering, luka bakar kimia, dan sebagainya.
Faktor - faktor yang diduga timbulnya penyakit dermatotitis pada pekerja
adalah faktor kimia (pemakaian bahan kimia) dan faktor karakteristik tenaga
kerja seperti masa kerja, umur, lama paparan, pemakaian APD, riwayat
16

17

penyakit kulit tertentu, riwayat alergi pada kulit, dan kebersihan perorangan.
sesuai bagian kerjanya yaitu pembatikan, pencelupan, penjahitan, dan
pengepakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dermatosis karena
bahan kimia pada pekerja industri batik adalah 32,7 %. Pekerja yang
menggunakan bahan kimia lebih banyak menderita dermatosis ( 54,5 % ).
Kelompok umur < 25 tahun lebih banyak menderita dermatosis daripada yang
berumur > 25 tahun. Pekerja dengan masa kerja < 1 tahun lebih banyak
menderita dermatosis daripada yang masa kerjanya > 1 tahun. Pekerja yang
terpapar bahan kimia > 4 jam sehari lebih banyak yang dermatosis daripada
yang terpapar 1 4 jam sehari. Pekerja yang tidak mempunyai riwayat
penyakit kulit lebih cenderung terkena dermatosis daripada yang mempunyai
riwayat penyakit kulit. Pekerja yang mempunyai riwayat alergi pada kulit
cenderung terkena dermatosis daripada yang tidak mempunyai riwayat alergi
pada kulit. Pekerja yang selalu memakai APD sarung tangan juga cenderung
terkena dermatosis daripada yang kadang - kadang atau tidak pernah memakai
sama sekali. Pekerja yang kebersihan perorangannya buruk lebih banyak yang
dermatosis dari pada yang kebersihan perorangannya baik atau sedang.
Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :
1. Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic.
2. Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik
dan organic, deterjen.
3. Zat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali.
4. Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng,
5.
6.
7.
8.
9.

peroksida.
Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng.
Zat penghidrolisa : senyawa kalsium.
Zat pereduksi : asam oksalat, asam format.
Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum.
Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi
matahari, radiasi berion.

Pemeriksaam jasmani. Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat


memberi keterangan tentang kemungkinan penyebabnya. Seluruh permukaan
tubuh seharusnya diperiksa untuk mencari tempat tempat erupsi. Pemeriksaan
laboratorik. Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam
17

18

konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit. Reaksi


uji tempel dinilai positif bila ada reaksi dalam 24 hingga 48 jam timbul
kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk
mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang
khusus.
Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya hanya dokter
yang

berpengalaman

Biopsy

dan

dalam

pemeriksaan

uji

tempel

histopatologik

yang

dilakukan

melakukannya.
untuk

membatu

mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai


terjadinya suatu keganasan.
Dermatitis kontak. Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75%
dari jumlah seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi
alergik atau iritasi kulit. Dermatitis kontak alergik. Sensitasi terjadi sesudah
kontak dengan suatu zat (allergen) tanpa terjadinya perubahan kulit yang jelas.
Sensitivitas biasanya timbul beberapa minggu sesudah pajanan pertama, dan
kontak berikutnya dengan allergen yang sama, walaupun jumlahnya sedikit,
akan menimbulkan dermatitis kontak. Sensitivitas dapat bertahan selama
beberapa bulan, beberapa tahun, bahkan seumur hidup. Beberapa zat kimia
dapat bersifat sebagai allergen (sensitizer) maupun iritan. Beberapa factor yang
membantu terjadinya dermatitis kontak alergik maupun iritan adalah penyakit
kulit yang telah ada sebelumnya (misalnya dermatitis atopic), suhu panas,
kelembaban dan gesekan.
Gejala klinis Dermatitis akut menunjukkan kemerahan, edema, papul,
vesiken. Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak, berbagai ukuran dan
bentuk, tetapi sering discoid, akibat koalisi akan terbentuk lesi yang lebih luas.
Dermatitis subakut ditandai oleh kemerahan, edema ringan, vesikel kering dan
keropeng. Dermatitis kronis muncul sebagai lesi tebal yang kering, bersisik dan
kadang kala terdapat fisura. Secara subyektif penderita umumnya merasakan
pruritus yang kadang-kadang tidak tertahankan. Erupsi yang berfisura dan
18

19

kering, pada tempat tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor (telapak
tangan) akan terasa nyeri.
Penyebab umumnya adalah penyebabnya adalah zat kimia dalam
berbagai bentuk. Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan oleh
bahan kimia yang mengiritasi dan men-sensitasi, misalnya deterjen industri,
senyawa logam (krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut dan bahan
yang digunakan pada pabrik karet (anti-oksidan). Dermatitis kronis sering
disebabkan oleh semen untuk konstruksi, zat pembersih dan produk resin.
Perjalanan penyakit pada umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau
menyembuh bila pajanan dihilangkan. Biasanya dermatitis akut akan sembuh
dalam waktu 1 - 4 minggu. Umumnya dermatitis kontak iritan dimulai sebagai
erupsi akut yang ringan, dan segera berubah menjadi kronis. Tahap kronis ini
dapat berlangsung berbulan - bulan bahkan bertahun-tahun, dengan periode
eksaserbasi di dalamnya.
Pemeriksaan histopatologik adalah Gambaran histologik yang dijumpai
sama seperti erupsi eksematosa lain, dengan pemeriksaan ini tidak dapat
dibedakan dermatitis kontak alergik dengan dermatitis kontak iritan. Pada
dermatitis akut, terlihat edema interseluler yang jelas (spongiosis) dan ederma
intraseluler di sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat ditalasi vaskuler,
edema dan infiltrate sel mononuclear perivaskuler. Gamabaran dermatitis
subakut secara histologist mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel lebih
kecil, terdapat akantosis sedang, kadang kadang parakeratosis dan
pembentukan krusta. Pada dermatitis kronis terdapat akantosis, hyperkeratosis.
Parakeratosis dan beberapa spongiosis. Di dermis terdapat infiltrasi
perivaskuler, kapiler yang banyak dan kolagen (fibrosis) yang bertambah.
Diagnosis banding adalah Dermatitis kontak non okupasional. Tidak
semua dermatitis kontak pada pekerja disebabkan oleh pajanan pekerjaannya.
Perlu diselidiki zat zat penyebab di luar pekerjaan misalnya produk
19

20

pembersih rumah tangga, zat yang terpajan dalam hobi (fotografi, pekerkajaan
kayu, melukis, berkebun, mendaki gunung).
Dermatitis seboroik adalah Keadaan ini terdapat sebagai erupsi
eksematosa kronis di kepala, region post-aurikularis, pertengahan dada, aksila
atau lipat paha. Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan pekerjaan,
terutama pada pekerja yang terpajan panas, pelumas dan minyak.

E. Faktor Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah. Dalam pengolahan limbah cair di perusahaan ini, pH menjadi faktor
penentu dalam proses biologis, karena pH mempengaruhi kinerja mikroba
yang berperan dalam degradasi materi organik dalam proses lumpur aktif, oleh
karena itu pH air limbah haru netral sebelum masuk ke bak aerasi yang berupa
lumpur aktif.

20

21

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari kunjungan industri yang kita lakukan di PT. Iskandar Indah
Printing Textile dapat kita simpulan bahwa ada beberapa klasifikasi
faktor lingkungan yang membahayakan kesehatan perkerja, anatara lain :
1. Faktor Fisik
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan: Tekanan Panas,
Kebisingan, Penerangan, radiasi, vibrasi.
2. Faktor Kimia
Penyakit dermatitis yang di sebabkan oleh bahan pewarna kain bati
yang di guanakan oleh perusahaan ini.
3. Faktor Biologi
Yang berhubungan dengan virus, bakteri, kamur, parasit, insect,
ricketsia.
21

22

Pemilik perusahaan juga telah membuat P2K3 dan telah ada


juga ahli K3 dalam perusahaan ini, tapi sejak dahulu vakum. Pada tahun
2009 dilakukan pelatihan, lalu di bentuk lagi kepengurusan K3 di
Perusahaan ini. Pendidikan minimum Ahli K3 dalam perusahaan ini yaitu
masih tingkat SMA/SMK yang dilatih tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Iskandar Indah Printing Tekstil ini.
Kebisingan dalam ruang penenunan kain pada perusahaan ini
sangat tinggi karena mesin tenun yang jumlahnya ratusan tersebut
dikerjakan secara bersamaan selama 8jam dan hanya berhenti untuk
istirahat 1 jam, sedangkan para pekerjanya hanya menggunakan kapas
sebagai penyumbat telinga untuk mengurangi kebisingan yang ada di
ruangan tersebut. Tapi, hal itu tidak sepenuhnya untuk menghilangkan
kebisingan yang terdapat dalam ruangan tersebut. Banyak pekerja yang
mengeluh karena pendengarannya berkurang.
Berikut proses pengolahan limbah yang terdapat di PT. Iskandar
Indah Printing Tekstil :
1. Bak Equalisasi : bak ini berfungsi untuk menghomogenkan dua
warna yang di proses dengan koagulasi yang meitambahkan
kapur dan FLA.
2. Masuk ke dalam bak sedimentasi I, lumpur yang ada dialirkan ke
drying bath, setelah itu air masuk ke aerasi.
3. Setelah lumpur masuk ke aerasi, lalu lumpur masuk ke dalam
bak sedimentasi II. Di bak ini terjadi pengendapan lumpur aktif,
lalu masuk ke aerasi untuk menstabilkan lumpur aktif.
4. Lalu Filtratnya masuk ke Filter
5. Lau ke pengairan umum atau sungai
Pada proses limbah ini, terdapat penilaian Baku Mutu dari
Semarang. Untuk Baku Mutu pada proses selama ini di bawah standart.
Faktor bahaya pada proses ini tidak ada. Penilaian Baku Mutu ini
dilakukan setiap sebualan sekali.
Penerapan penggunaan APD pada perusahaan ini belum sepenuhnya
berjalan dengan baik, misalnya saja masalah kebisingan pada proses
penunan. Seharusnya, para pkerja itu menggunakan ear plug untuk
melindungi telinga dari kebisingan mesin tenun dan ear plug juga dapat
22

23

meredamkan kebisingan 80 dB, tetapi para pekerja merasa tidak nyaman


menggunakan ear plug tersebut. Mereka hanya merasa nyaman dengan
menggunakan kapas daripada menggunakan ear plug.
B. Saran
Sebaiknya PT. Iskandar memberlakukan

peraturan secara tegas

sebagaimana agar semua pegawainya selalu menaati apa yang telah


diatur oleh Perundang undangan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja saat didalam tempat kerja . Dan sebaiknya melakukan langkah
preventif untuk mengurangi segala kecelakaan kerja yang mungkin
muncul sewaktu-waktu pada saat pekerja berkarya atau berproduksi, agar
segala keuntungan bagi perusahaan dapat mensejahterakan pekerjanya
dan melindungi lingkungannya dari segala pencemaran. PT. Iskandar
Indah Printing Textile sebaiknya memberlakukan langkah langkah
berikut :
1. Memberi ahli K3 yang benar-benar berkompeten.
2. Memberi peringatan kepada pekerja yang tidak menggunakan alat
3.

pelindung diri (APD).


Pemberian Sosialisasi yang rutin kepada seluruh warga yang berada

4.
5.
6.

di dalam area Pabrik maupun di luar pabrik.


Meminimalkan faktor bahaya dan resiko di tempat kerja.
Mengevaluasi dan menjamin tentang keselamatan para pekerja.
Peraturan K3 harus di tegakkan dan menjujung tinggi nilai
kesehatan para pekerjanya dan seluruh warga yang ada di tempat
produksi maupun diluar tempat produksi.

23

24

DAFTAR PUSTAKA
1.

http://prasagung.wordpress.com/dermatitis-akibat-kerjadan-kelelahan/

2.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/infosehat/10/04/10/110510-pekerja-di-industri-tekstil-rentan-terkenakanker

3.

http://kumpulanmakalah-fokus.blogspot.com/2011/12/penyelesaian-

4.

pencemaran-airpada-lingkungan-industri.html
http://www.scribd.com/doc/87281967/Dermatitis-Kontak-langsungAkibat-Lingkungan

5.

24

Anda mungkin juga menyukai