Anda di halaman 1dari 27

Pengantar

Komunikasi
Teraputik
KELOMPOK 10
Muh. Abdillahtulkhaer ( c131 12 011 )
Nurul Muchlisa
Sry Hardiyanti Taufiq
Darmawansyah

Definisi Komunikasi
1. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa
latin communication dari kata dasar communis yang
artinya sama.
2. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai
pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke
pihak lain dengan menggunakan media

Pengertian Komunikasi
Walstrom (1992) dari berbagai sumber menampilkan beberapa
definisi komunikasi :
1.Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis
dan lisan melalui percakapan atau bahkan melalui penggambaran
yang imajiner.
2.Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian
hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan
metode lainnya.
3.Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang
kepada orang lain.
4.Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan
seorang melalui suatu saluran tertentu pada orang lain dengan
efek tertentu.
5.Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan
atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis
melainkan melalui bahasa tubuh atau gaya atau tampilan pribadi
atau hal lain di sekelilingnya yang memperjelas makna.

Jenis-jenis Komunikasi
Berdasarkan
Berdasarkan Jumlah/personal
Jumlah/personal

KOMUNIKASI INTER-PERSONAL

Komunikasi inter personal adalah komunikasi yang terjadi antara


individu dengan individu yang lain.
Karakteristik komunikasi inter personal adalah:
1.komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya merubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang.
2.Komunikasi yang terjadi bersifat diaglogis, yaitu berupa percakapan antara
komunikator dengan komunikan, bahkan dapat terjadi tanya jawab.
3.Arus balik didalam terjadi secara langsung, karena komunikator dapat
mengetahui, tanggap/respon dari komunikan.
4.Pesan yang disampaikan kepada komunikan berupa masukan/nasehat yang
dapat mangarahkan bahkan ke suatu tujuan yang diinginkan.
5.Komunikator dapat mengetahui hasil dari komunikasi.
6.Antara komunikator dengan komunikan terjadi hubungan yang erat/saling
mengenal.

Lanjutan......
KOMUNIKASI INTRA-PERSONAL
Komunikasi intra personal adalah komunikasi yang terjadi
dalam setiap individu atau komunikasi dengan diri sendiri.
Karakteristik komunikasi intra personal adalah:
1.Berfokus pengolahan informasi yang didapat seseorang dari peristiwaperistiwa yang terjadi.
2.Terjadi ketika seorang individu sedang dalam keadaan ragu, bingung.
3.Melibatkan alat indera, karena didalam komunikasi intra personal akan
terjadi proses penyimpanan informasi dan pemberian makna terhadap apa
yang terjadi dalam diri seseorang.
4.Dapat memberikan perubahan didalam diri seseorang baik yang Bersifat
positif maupun negatif.

Lanjutan......
Berdasarkan
Berdasarkan Cara
Cara Penyampaian
Penyampaian
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI LISAN
LISAN

Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih
saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan
perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya
jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

Lanjutan......
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI TULISAN
TULISAN
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan
tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat,
jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.[5] Komunikasi tulisan dapat berupa suratmenyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan
informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap
seperti surat kabar, majalah, buku-buku.[5] dan foto pun dapat menyampaikan suatu
komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan,
dan lain sebagainya

Lanjutan......
Komunikasi
Komunikasi Menurut
Menurut Perilaku
Perilaku
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis,
sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku,
komunikasi dapat dibedakan menjadi :
l. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata
caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan,
konferensi, seminar dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak
ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang
mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya
kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu
komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau
perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.

Lanjutan......
Komunikasi
Komunikasi Menurut
Menurut Maksud
Maksud Komunikasi
Komunikasi

Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat
terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi
lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi
dapat dibedakan sebagai berikut:
Pidato
Ceramah
Memberi prasaran
Wawancara
Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian
pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya

Lanjutan......
Komunikasi
Komunikasi Menurut
Menurut Ruang
Ruang Lingkup
Lingkup
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini.
Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi
atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut
saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi
dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan
sebagainya.
Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup
organisasi atau kantor diantara orang - orang yang mempunyai kedudukan tidak
sama pada posisi tidak sejalur vertikal.

Lanjutan......
Komunikasi
Komunikasi Menurut
Menurut Ruang
Ruang Lingkup
Lingkup
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak
luar dapat berbentuk :
Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya
Konperensi pers( press release )
Siaran televisi, radio, dan sebagainya
Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan
dan kerjasama dengan masyarakat.

Lanjutan......
Komunikasi
Komunikasi Menurut
Menurut Peranan
Peranan Individu
Individu
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara
kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat
mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas
individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku
individu yang lain.
Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan
yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara antara dua
kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi
penyelaras yang harmonis.

Tahapan Proses Komunikasi


Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi
dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif

komunikasi

muncul

hingga

akal

budi

komunikator

berhasil

menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).
Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat
abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut endcoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim

lambang

komunikasi

transmiter , alat pengirim pesan.

dengan

peralatan

jasmaniah

yang

disebut

Lanjutan......
Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan
komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang
komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak
lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai
receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak
lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

DEFINISI
KOMUNIKASI
TERAPUTIK
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan FISIOTERAPIS
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis
dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. ( Northouse, 1998).
Menurut Stuart GW (1998) mengatakan komunikasi terapeutik merupakan
hubungan interpersonal antara FISIOTERAPIS dengan klien dalam memperbaiki klien
dalam hubungan ini FISIOTERAPIS dan klien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosi klien

UJUAN KOMUNIKASI TERAPUTIK


Untuk mengembangkan pribadi klien ke arah lebih positif / adaptif dan diarahkan
pada pertumbuhan klien :
Realisasi

diri,

penerimaan

diri,

peningkatan

penghormatan

diri.

Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien.


Klien yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri,
setelah berkomunikasi terapeutik dengan FISIOTERAPIS akan mampu menerima
dirinya.
Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling
bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar
bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka,
jujur, menerima klien apa adanya, FISIOTERAPIS akan meningkatkan kemampuan
klien dalam membina hubungan saling percaya. ( Hibdon, S., 2000).

ANJUTAN.....

Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta


mencapai tujuan yang realistis.

Terkadang klien menetapkan ideal diri atau

tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Individu yang merasa
kenyataan dirinya mendekati ideal diri mempunyai harga diri yang tinggi,
sedangkan individu yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan
merasa rendah diri (Taylor, Lilis dan Lemone, 1997).

Rasa

identitas

personal

yang

jelas

dan

peningkatan

integritas

diri.

Klien yang mengalami gangguab identitas personal biasanya tidak mempunyai


rasa percaya diri dan merngalami harga diri rendah.

HAMBATAN HAMBATAN
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

Hambatan kemajuan hubungan FISIOTERAPIS - pasien terdiri atas

tiga jenis utama yaitu :


1. Resistens.
2. Transferens.
3. Kontertransferens.
Hal tersebut timbul karena berbagai alasan dan mungkin terjadi
dalam berbagai bentuk yang berbeda, tetapi semuanya menghambat
hubungan teurapeutik. Oleh karena itu, FISIOTERAPIS harus segera
mengatasinya. Hambatan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi
FISIOTERAPIS maupun pasien yang bisa berkisar dari ansietas dan
kekhawatiran sampai frustasi, cinta atau sangat marah.

ANJUTAN.....
1. Resisten

Resisten adalah upaya pasien untuk tetap tidak menyadari aspek


penyebab ansietas yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah
atau penghindaran yang dipelajari untuk mengungkapkan atau bahkan
mengalami aspek yang bermasalah pada diri seseorang. Sikap ambivalen
terhadap

eksplorasi

diri,

yang

didalamnya

pasien

menghargai

juga

menghindari pengalaman yang menimbulkan ansietas, merupakan bagian


normal proses teurapeutik. Resistens utama seringkali merupakan akibat dari
ketidak sediaan pasien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah
dirasakan. Perilaku resistens biasanya diperlihatkan oleh pasien selama fase
kerja karena fase ini memuat sebagian besar proses penyelesaian masalah.

ANJUTAN.....
Bentuk resistens yang diperlihatkan pasien :
1. Supresi dan represi informasi terkait.
2. Intensifikasi gejala.
3. Devaluasi diri dan pandangan keputusasaan tentang masa depa.
4. Dorongan untuk sehat yang terjadi secara tiba-tiba tetapi hanya
kesembuhan yang bersifat sementara.
5. Hambatan intelektual yang mungkin tampak ketika pasien mengatakan
bahwa ia tidak mempunyai pikiran apapun atau tidak mampu memikirkan
masalahnya ; tidak menepati janji pertemuan atau datang terlambat untuk
suatu sesi, lupa, diam atau mengantuk.
6. Prilaku amuk atau tidak rasional.
7. Pembicaraan yang superfisial.
8. Pemahaman intelektual yang didalamnya pasien mengungkapkan
pemahaman dirinya dengan menggunakan istilah yang tepat namun tetap
berprilaku maladaptif, atau menggunakan mekanisme pertahanan
intelektualisasi tanpa diikuti pemahaman.
9. Muak terhadap normalitas yang terlihat ketika pasien telah memiliki
pemahaman tetapi menolak memikul tanggung jawab untuk berubah
dengan alasannya bahwa normalitas adalah hal yang tidak penting.
10.Reaksi transferens.

ANJUTAN.....
2. Transferens

Transferens adalah respon tidak sadar yang didalamnya pasien mengalami


perasaan dan sikap terhadap FISIOTERAPIS yang pada dasarnya terkait dengan
tokoh penting dalam kehidupan masa lalu pasien. Istilah ini merujuk pada
sekelompok reaksi yang berupaya mengurangi atau menghilangkan ansietas. Sifat
yang paling menonjol dari transferens adalah ketidak tepatan respon pasien dalam
hal intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan displacement yang
maladaptif. Reaksi transferens membahayakan proses teurapeutik hanya bila hal
ini tetap diabaikan dan tidak di telaah oleh FISIOTERAPIS. Ada dua jenis utama ,
yaitu reaksi bermusuhan dan tergantung.

ANJUTAN.....
3. Kontertransferens
Kontertransferens

yaitu

kebuntuan

teurapeutik

yang

dibuat

oleh

FISIOTERAPIS, bukan oleh pasien. Kontertransferens merupakan respons emosinal


spesifik oleh FISIOTERAPIS terhadap pasien yang tidak sesuai dengan intensitas
emosi. Kontertransferens adalah transferen yang diterapkan pada FISIOTERAPIS.
Respon FISIOTERAPIS tidak dapat dibenarkan oleh kenyataan,tetapi lebih
mencerminkan konflik terdahulu yang dialami terkait dengan isu-isu seperti
otoritas,keasertifan,gender, dan kemandirian. Reaksi kontertransferens biasanya
berbentuk salah satu dari 3 jenis, yaitu reaksi,mencintai atau perhatian
berlebihan,reaksi sangat bermusuhan atau membenci, dan reaksi sangat
cemas,seringkali menjadi respon terhadap resisten pasien.

ANJUTAN.....
Beberapa bentuk countertransfer yang diperlihatkan oleh FISIOTERAPIS :
1. Kesulitan ber-empati terhadap pasien dalam area masalah tertentu.
2. Perasaan tertekan setelah sesi.
3. Kecerobohan dalam mengimplementasikan kontra seperti datang terlambat,atau
melampaui waktu yang telah ditentukan.
4. Mengantuk selama sesi.
5. Perasaan marah atau tidak sabar karena ketidak inginan pasien untuk berubah.
6. Dorongan terhadap ketergantungan, pujian, atau afeksi pasien.
7. Berdebat dengan pasien atau kecenderungan untuk memaksa pasien sebelum ia
siap.
8. Mencoba untuk membantu pasien dalam segala hal yang tidak berhubungan dengan
tujuan keFISIOTERAPISan yang telah diidentifikasi.
9. Keterlibattan dengan pasien dalam tingkat personal atau sosial.
10. Melamunkan atau preokupasi dengan pasien.
11. Fantasi seksual atau agressive dengan pasien.
12. Perasaan ansietas, gelisah, atau perasaan bersalah terhadap pasien terjadi
berulang kali.
13. Kecenderungan untuk berfokus hanya pada satu aspek informasi dari pasien atau
menganggap hal tersebut sebagai satu-satunya cara.
14. Kebutuhan untuk mempertahankan intervensi keFISIOTERAPISan kepada pasien.

Karakteristik Komunikasi Terapeutik


Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik
yaitu sebagai berikut:
1.Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa
diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non
verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk
mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2.Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien.
Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien
dan tidak berlebihan.
3.Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa
takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih
mendalam.

AKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT
ROSES KOMUNIKASI
Ada beberapa faktor dalam hambatan proses komunikasi terapeutik, yaitu :
Menurut Linda Carman Copel, banyak faktor latar belakang klien yang
mempengaruhi proses komunikasi dan berdampak pada hasil interaksi
FISIOTERAPIS-klien.
Beberapa faktor yang paling umum adalah:
1. Budaya.
2. Nilai (kepercayaan dan peraturan kehidupan masyarakat).
3. Status sosial.
4. Keadaan emosional (perasaan yang mempengaruhi pola komunikasi).
5. Orientasi spiritual.
6. Pengalaman internal (seperti dampak biologis dan psikologis yaitu bagaimana
seseorang menginterpretasikan situasi kehidupan).
7. Kejadian-kejadian di luar individu.
8. Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi.
9. Bentuk hubungan.
10. Konteks hubungan saat ini.
11. Isi pesan (seperti topik-topik yang menimbulkan kepekaan dan berdampak
secara emosional)

*THANKS FOR YOU :*

Buku Pengantar Komunikasi Terapeutik


Edisi 2, Linda Carmen Cople, EGC

Anda mungkin juga menyukai