Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013

Nama : Rizqi Pandu Sudarmawan


NPM : 0906557045
Kelas : Senin Pagi

13.1 Constructing the C(t) and E(t) Curves


A sample of the tracer hytane at 320 K was injected as a pulse to a reactor, and the effluent
concentration was measured as a function of time, resulting in the data shown in Table E131.1

The measurements represent the exact concentrations at the times listed and not average
values between the various sampling tests.
a) Construct figures showing C(t) and E(t) as functions of time.
b) Determine the fraction of material leaving the reactor that has spent between 3 and 6
min.
c) Determine the fraction of material leaving the reactor that has spent between 7,75 and
8,25 min in the reactor.
d) Determine the fraction of material leaving the reactor that has spent 3 min or less in
the reactor.
Jawab:
a) Dengan memplot Table E13-1.1, diperoleh grafik C(t) dalam fungsi waktu sebagai
berikut.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013

Gambar 1. Grafik C(t) sebagai fungsi waktu

Untuk memplot grafik E(t) sebagai fungsi waktu, diperlukan nilai E(t) yang diperoleh
dengan rumus berikut.

(1)

Nilai

dihitung dengan metode trapezoidal sebagai berikut.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013


Nilai E(t) kemudian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1), dan
ditabulasikan sebagai berikut.
t (min)

C(t) (g/m3)

E(t) (min-1)

0,095

0,476

0,762

10

0,952

0,762

0,571

0,381

0,286

2,2

0,209

10

1,5

0,143

12

0,6

0,057

14

1
0.9
0.8
0.7
0.6
E(min -1) 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

10

12

t (min)
Gambar 2. Grafik E(t) sebagai fungsi waktu

b) Daerah yang diarsir dengan garis-garis biru merepresentasikan fraksi bahan yang
meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama 3-6 menit. Dengan

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

14

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013


menggunakan metode trapezoidal, maka nilai luas daerah dapat dihitung sebagai
berikut.

Nilai yang didapatkan yaitu 1,995 (199,5%), yang tentunya tidak masuk akal untuk
nilai bahan yang meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama 3-6
menit. Hal ini dikarenakan metode integral yang digunakan untuk pengolahan data
serta pembuatan grafik, yaitu metode trapezoidal kurang akurat bila dibandingkan
metode Simpson. Dalam solusi Fogler dengan metode Simpson, diperoleh nilai 51%
bahan yang meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama 3-6 menit.
Terlihat jelas perbedaan yang sangat jauh antara dua metode integral yang berbeda.
c) Karena waktu tinggal antara 7,75 menit dan 8,25 menit relatif sangat kecil
dibandingkan skala waktu 14 menit, maka dapat digunakan teknik alternatif untuk
menghitung luasan E(t) dt. Caranya dengan mengambil nilai rata-rata pada rentang
waktu tersebut, lalu mengalikannya dengan selisih antar batas rentang waktu tersebut.

Berarti terdapat 14,3% fraksi bahan yang meninggalkan reaktor setelah berada di
dalam reaktor selama7,75-8,25 menit.
d) Daerah yang diarsir dengan garis-garis hitam merepresentasikan fraksi bahan yang
meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama

3 menit. Dengan

menggunakan metode trapezoidal, maka nilai luas daerah dapat dihitung sebagai
berikut.

Nilai yang didapatkan yaitu 1,143 (114,3%), yang tentunya tidak masuk akal untuk
nilai bahan yang meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama

menit. Hal ini dikarenakan metode integral yang digunakan untuk pengolahan data
serta pembuatan grafik, yaitu metode trapezoidal kurang akurat bila dibandingkan
metode Simpson. Dalam solusi Fogler dengan metode Simpson, diperoleh nilai 20%
bahan yang meninggalkan reaktor setelah berada di dalam reaktor selama

3 menit.

Terlihat jelas perbedaan yang sangat jauh antara dua metode integral yang berbeda.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013


13.5 Mean Conversion Calculations in a Real Reactor
Calculate the mean conversion in the reactor we have characterized by RTD measurements in
Examples 13-1 and 13-2 for a first-order, liquid-phase, irreversible reaction in a completely
segregated fluid:

The specific reaction rate is 0.1 min-1 at 320 K.


Jawab:
Kita dapat menggunakan persamaan desain reaktor batch untuk mendapatkan persamaan
yang menggambarkan konversi sebagai fungsi waktu.

Untuk menghitung mean conversion, dapat dilakukan dngan cara mengevaluasi persamaan
integral berikut.

Data-data t dan E(t) diberikan pada Tabel E13-2.1 berikut ini.

Nilai X(t) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2). Setelah didapatkan nilai X(t),
nilai

pun dapat dihitung. Hasilnya ditampilkann dalam Tabel E13-5.1 berikut ini.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013

Plot kolom 1 dan kolom 4 dari Tabel E13-5.1 ditampilkan dalam Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Representasi grafik fungsi X(t)E(t) terhadap t.

Dengan menggunakan metode trapezoidal pada persamaan (4) berikut ini, dapat ditentukan
nilai mean conversion.

dimana h = X1-X0

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013

Konversi rata-rata (mean conversion) bernilai 13,272%.

13.3 Mean Comparing Second-Order Reaction Systems


Consider a second-order reaction being carried out in a real CSTR that can be modeled as
two different reactor systems: In the first system an ideal CSTR is followed by an ideal PFR;
in the second system the PFR precedes the CSTR. Let

and

each equal 1 min, let the

reaction rate constant equal 1.0 m3/kmol min, and let the initial concentration of liquid
reactant, CA0, equal 1 kmol/m3. Find the conversion in each system.
Jawab:
SISTEM 1
Mula-mula kita gambarkan skema mixing awal pada Gambar 4; CSTR diikuti oleh
PFR.

Gambar 4. Skema mixing awal.

Mole balance untuk CSTR adalah

... (5)
Disusun ulang menjadi

(6)

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013


CAi kemudian akan diumpankan ke PFR. Mole balance untuk PFR adalah

(7)
Disusun ulang menjadi

(8)

CA merupakan konsentrasi reaktan dalam produk akhir dari sistem Gambar 4. Nilai
konversi CSTRPFR dapat dihitung sebagai berikut.

Konversi 61,8%.
SISTEM 2
Kita gambarkan skema mixing akhir pada Gambar 5; PFR diikuti oleh CSTR.

Gambar 5. Skema mixing akhir.

Dengan memasukkan data-data ke persamaan (8), akan didapatkan konsentrasi CAi


sebagai berikut.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2 BAB 13 2013


Kemudian, dengan menggunakan persamaan (6), dapat dihitung nilai konsentrasi CA
sebagai berikut.

Nilai konversi PFRCSTR dapat dihitung sebagai berikut.

Konversi 63,4%.

Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai