oleh:
Akhmad Zakki K
(125030200111145)
Alfredo Slamet
(125030200111078)
(125030200111132)
Dosen:
Hamidah Nayatu,DR.M.Si.
M.Faisal Riza,S.Sos,M.Si.
Kelas D
Ilmu administrasi bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2012
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini, untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dengan
tema Etika Bisnis dalam Berbagai Macam Perspektif
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami dalam memenuhi
tugas Mata Kuliah Etika Bisnis. Dan dengan tersusunnya makalah ini diharapkan juga bisa
menjadi pedoman bagi yang membaca
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan,
sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran-saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik dan digunakan
sebagaimana fungsinya.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini,
terutama kepada yang terhormat dosen pengajar Etika Bisnis. Serta Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah memberikan bantuan moral dan
materiil dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 1
C. Tujuan .. 1
Bab II Kajian Pustaka 2
A. Pengertian Etika 2
B. Pengertian Etika Bisnis. 2
C. Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli.. 2
Bab III Pembahasan .. 4
A. Perspektif Etika dari Ajaran Islam dalam Praktek Bisnis. 4
B. Perspektif Etika dari Ajaran barat dalam Praktek Bisnis.. 7
Bab IV Penutup . 9
A. Kesimpulan .. 9
Daftar Pustaka .. iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Etika
Dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus tetap
ditegakkan nilai-nilai yang secara normatif harus tetap dijaga keberadaannya. Istilah dan
pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Biasanya etika berkaitan erat
dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk
jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk
bisnis.
Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna
memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan
untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Menurut Sim (2003)
Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau
kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini
berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten
dalam pelayanan kepada masyarakat.
BAB III
PAMBAHASAN
A. Perspektif Etika dari Ajaran Islam dalam Praktek Bisnis
Bisnis secara terminologis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula
diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperoleh manfaat dan
keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap
individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keingan
akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat keuntungan
Persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini memerlukan penerapan etika bisnis
yang baik. Dalam konteks ini, etika bisnis yang dibahas adalah etika bisnis dari sudut
pandang islam. Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat,
akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etik adalah suatu studi
mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang. Etika
adalah tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis
kegiatan manusia.
Masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi saat ini tidak begitu mendapat tempat. Bagi
sebagian kalangan kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan tidak memperhatikan etika karena
mereka beranggapan bahwa bisnis adalah bisnis . Bagi sebagian kalangan pula kegiatan
bisnis adalah bagaimana berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Sedangkan beretika adalah suatu upaya untuk berhubungan dengan soal
moral. Sehingga dua pemahaman ini dianggap tidak dapat saling bersinergi bagi sebagian
orang.
Etika bisnis dari perspektif Islam dapat dilihat dari pandangan Rasulullah SAW dalam
memandang harta bahwa pada hakikatnya harta adalah milik Allah SWT dan manusia hanya
diberi amanah untuk mengelolanya dengan baik.
Etika bisnis sering terjadi karena beranggapan bahwa etika bisnis hanyalah
mempersempit ruang gerak keuntungan ekonomis. Dalam Islam, nilai dan etika dalam segala
aspek kehidupan manusia secara menyeluruh adalah sangat penting, termasuk dalam aspek
kegiatan bisnis. Islam sangat tegas dalam mengatur kegiatan bisnis. Mulai dari prinsip dasar,
pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal
organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis,
sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.
Al-Quran banyak mendorong manusia untuk melakukan bisnis (Qs. 62:10,). Al-Quran
memberi pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak
ada unsur eksploitasi (QS. 4: 29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti keharusan
membuat administrasi transaksi kredit (QS. 2: 282).
Dalam Islam, manusia sebagai individu dan kelompok mempunyai kebebasan dalam
melakukan
kegiatan
bisnis.
Namun
dalam
menjalankannya
manusia
harus
Ketiga, tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik
membeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad, Janganlah kalian melakukan
bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga,
bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk membeli).
Keempat, tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya.
Nabi Muhammad Saw bersabda, Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan
maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain (H.R. Muttafaq alaih).
Kelima, tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang dalam
masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar
pun diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku bisnis semacam itu.
Keenam, takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan
yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: Celakalah bagi orang
yang curang, yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi ( QS. 83: 112).
Ketujuh, komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang
yang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad Saw
bersabda, Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan patungpatung (H.R. Jabir).
Berdasarkan hal diatas jelas digambarkan agar manusia jangan tamak dalam mencari
harta ( melalui kegiatan perniagaan / bisnis ) hendaknya memperhatikan pula nilai-nilai dan
norma-norma yang sesuai di masyarakat. Jadikan selalu keridhaan Allah SWT dalam mencari
harta sebagai tujuan utama.
Orang Amerika bekerja sangat struktural. Pemimpinnya menyukai hal yang terorganisasi
dengan baik dan mempunyai rencana yang baik. Pemimpin selalu membuat panduan
mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah sebuah
pekerjaan/proyek. Pemimpin juga menyiapkan seluruh template yang diperlukan dari awal
hingga akhir proses. Setiap karyawan harus mengikuti panduan tersebut sehingga setiap
karyawan akan melalui proses yang sama. Hal ini juga memudahkan setiap karyawan dalam
melakukan pekerjaannya serta dapat lebih terlihat kemajuan di setiap tahapan sebuah proyek.
Disamping itu, akan lebih mudah bagi karyawan lain untuk melanjutkannya proyek tersebut
apabila yang bersangkutan berhalangan karena semuanya teratur sesuai panduan yang ada
serta terdokumentasi.
Pemimpin di Amerika juga sangat team-work oriented. Apabila mereka memiliki proyek,
mereka akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan tim yang mungkin terlibat
dalam proyek tersebut. Mereka akan duduk bersama mendiskusikan bagaimana mereka akan
mengeksekusi proyek tersebut dan juga menentukan time frame-nya. Pada saat proyek
tersebut berjalan mereka akan mengevaluasi kemajuan yang telah mereka buat di setiap
tahapannya.
Dapat dilihat ciri khas orang Amerika cenderung practical personal. Mereka bukan tipe
analisis. Mereka tidak banyak menghabiskan waktu untuk menganalisa sesuatu tetapi
cenderung untuk segera mempraktekkannya dan membuat berbagai rencana/tindakan
antisipasi apabila yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan. Namun hal
ini tidak berarti tidak melakukan analisis dan persiapan dengan baik.
Dalam masyarakat barat, dalam berkompetisi bisnis harus dilaksanakan secara fair. Hal
ini berarti kejujuran merupakan tuntutan etis yabg sangat penting. Mereka harus berkompetisi
secara sehat dalam dunia bisnis, hal itu meliputi banyak hal, mulai dari penggunaan uang asli
hingga penyajian produk atau jasa sesuai dengan janjinya. Contoh, tidak etis jika dalam
perdagangan menjual buah yang terlihat bagus dari luar tetapi ternyata didalamnya busuk.
Orang barat sendiri mempunyai beberapa kebiasaan bisnis, diantaranya hanya bekerja selama
enam hari, sedangkan hari ketujuh atau hari Minggu mereka gunakan untuk beribadah
Dalam mengembangkan etika bisnis, para filsuf cenderung bekerja sama dengan ahli-ahli
lain, khususnya ekonomi dan manajemen. Dengan itu mereka meneruskan tendensi etika
terapan pada umumnya, yang selalu berorientasi multidisipliner. Mereka mempunyai
peraturan yang sangat ketat dalam bekerja, sebagai contoh pemontongan gaji bagi karyawan
yang terlambat, hal itu diterapkan agar sumber daya manusia memiliki kualitas yang baik
sehingga dapat bekerja secara baik dan efisien.
BAB IV
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://estettmengajar.blogspot.com/2012/12/perbandingan-sistem-bisnis-indonesia.html
Bertens,K.,Pengantar Etika Bisnis ,Yogyakarta,KANISIUS,2000.
http://ichsan-ferdiyansyah.blogspot.com/2010/09/amerika-serikat-adalah-suatu-negara.html
http://bamznatunastai.blogspot.com/2012/12/etika-bisnis-dari-berbagai-perspektif.html