Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gratifikasi
Kasus Gratifikasi mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog
Kasus gratifikasi dengan terdakwa mantan Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog, Widjanarko
Puspoyo, segera maju ke tahap penuntutan. Menurut Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana
Khusus, M Salim, penyidikan kasus itu telah selesai.Kasus gratifikasi ini terjadi dalam impor beras pada
2001-2002. Dugaan gratifikasi dari Vietnam Southern Food Corporation dalam impor beras 2001-2002.
Vietnam Food adalah rekanan Bulog. Vietnam Food diduga telah mengirimkan uang sebesar $ 1,5 juta ke
PT Tugu Dana Utama. PT Tugu kemudian mengirimkan $ 1,2 juta ke PT Arden Bridge Investment milik
Widjokongko Puspoyo-adik kandung Widjanarko. Dari PT Arden ini, uang mengalir ke Widjanarko,
Endang Ernawati-istri Widjanarko, Winda Nindyati-putri Widjanarko, dan Rinaldy Puspoyo-putra
Widjanarko. Rp 1,5 triliun ke mantan Direktur Utama Perum Bulog, Widjanarko Puspoyo.
Penyebab : Vietnam Food melakukan penyuapan dengan tujuan agar ia mendapatkan keuntungan dalam
impor beras pada tahun 2001-2002 yang lalu.
Solusi : pemerintah harus tegas dalam memberikan hukuman pada kedua belah pihak agar kejadian itu
tidak terulangi lagi.
Kejaksaan Agung telah menetapkan bekas Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Bandara Juanda, Surabaya, Argandiono sebagai tersangka kasus gratifikasi Rp 11,7 miliar pada 30
Juni 2011. Kini, Korps Adhyaksa menelusuri pihak lain yang diduga memberi suap kepada
Argandiono.Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Andhi Nirwanto menyatakan, terseretnya
bekas Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Bandara Juanda itu, tak membuat puas
instansinya.Pasalnya, kemungkinan munculnya tersangka baru dalam perkara ini sangat terbuka. Selain
itu, Andhi berpendapat bahwa Argandiono tak mungkin mendapat uang tanpa dijanjikan sesuatu oleh
pihak pemberi.Sejauh ini, kami belum menetapkan tersangka lain pada kasus ini. Namun, sudah
diperintahkan untuk mengembangkan kasus ini dan menjerat para pelaku lainnya, baik dari penyuap dan
disuap, katanya di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta kemarin.Andhi optimis jajarannya dapat
membekuk tersangka lainnya yang turut terlibat dalam perkara ini. Namun, katanya, saat ini yang sedang
difokuskan oleh pihaknya ialah memanggil Argandiono ke Jakarta. Semua ini butuh waktu. Kami akan
terus menelusuri dan mencari fakta baru untuk mengembangkan perkara ini, ucapnya.Sejak 2004 sampai
2011, Argandiono disangka mengumpulkan dana mencapai Rp 11,7 miliar. Uang diterimanya secara tunai
maupun transfer dari pengusaha yang diduga membutuhkan jasa Argandiono. Dari hasil penelusuran
penyidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus), lanjut Noor, antara lain ada pengusaha
yang memberi uang seratus juta sebulan
Penyebab : pengusaha itu melakukan gratifikasi karena membutuhkan jasa dari Argandiono yang
masih diselidiki oleh Kejaksaan Agung
Solusi : kejaksaan agung sebaiknya melakukan penyelidikan itu dengan cepat, agar permasalahan
ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut lagi.
karena selalu meminta uang yang dikait-kaitkan dengan pemberian rekomendasi alih fungsi hutan lindung
tersebut.Selain terkait dengan kasus gratifikasi pemberian rekomendasi alih fungsi hutan lindung di
Bintan, Al Amin dikabarkan ikut terlibat dalam dugaan suap pada alih fungsi hutan bakau di Tanjung ApiApi, Sumatera Selatan, dan alih fungsi hutan di Batam.
Penyebab : Azirwan ingin mengambil alih fungsi hutan lindung di Kabupaten Bintan untuk
Dia mengatakan, mereka mencuri di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor di Jalan Pajajaran,
Bogor Utara, karena melihat kantor tersebut mudah untuk dimasuki.
"Enggak ada orang dalam yang kasih tahu. Kami masuk, cari-cari saja ruang bendahara dengan
melihat-lihat papan nama di depan ruangan. Lalu kami masuk dan cari-cari tempat menyimpan
uang," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Aim Halim Hermana yang hadir di Polres Bogor Kota
mengatakan, sangat berterima kasih Polres berhasil menangkap para pelaku. "Sejak kasus
pencurian itu pada Oktober 2010 lalu, kami sangat tertekan. Uang yang dicuri itu berasal dari
APBD yang rencananya untuk 11 kegiatan bagi peningkatan kualitas SDM, khususnya guruguru," katanya.
Penyebab : Tersangka tergoda untuk melakukan pencurian karena keadaan di Kantor Dinas
Pendidikan Kota Bogor kurang ketat dalam penjagaan sehingga mudah dimasuki.
Solusi : Dinas Pendidikan Kota Bogor sebaiknya lebih memperketat penjagaan agar hal seperti
ini tidak terulangi lagi.
pribadinya yang disimpan dilaci meja kerjanya. Jenda Ginting juga mengaku bahwa sebahagian
uang tersebut sudah dikembalikan dan mereka telah berdamai atas perintah Kapoltabes Medan.
Setelah mendengarkan keterangan saksi saksi, Hakim tunggal Sugiono SH langsung melanjutkan
sidang untuk mendengarkan keterangan terdakwa. Terdakwa Brigadir Polisi Syaiful dalam
keterangannya mengaku melakukan pencurian tersebut karena istrinya bakal melahirkan dan
butuh dana. kamu kan bisa pinjam dari orang tua dan sanak family lainnya, kenapa harus
mencuri Tanya Sugiono. saya menanggung biaya orang tua saya pak ujar terdakwa. Karena
keterangan terdakwa tidak membantah melakukan pencurian tersebut dan dianggap cukup,
Sugiono lantas menunda siding hingga kamis depan untuk mendengarkan tuntutan JPU.
Sebelumnya Pencurian uang yang diduga uang kas Malpotabes Medan tersebut sempat
mencengangkan masyarakat kota Medan, dan mencoreng muka institusi penegak hukum
tersebut. Saat itu Kapoltabes Medan, Komisaris Besar (Kombes) Imam Margono, mengatakan
sanksi terberat yang akan diterima personel Provost Poltabes Medan itu adalah pemecatan tidak
dengan hormat. Tapi, kita tunggu dulu putusan pengadilan umum, ujar Imam saat
dikonfirmasi. Menurut Imam, Syaiful tersangka tunggal dalam kasus pencurian uang kas untuk
alokasi dana operasional Poltabes Medan.
Penyebab : tersangka melakukan pencurian itu dalam keadaan terdesak karena membutuhkan
dana untuk biaya persalinan istrinya.
Solusi : Sebaiknya tersangka memikirkan terlebih dahulu akibat dari perbuatan yang akan
dilakukannya. Karena seperti sekarang dia justru dipenjara dan tidak mendapat uang apapun.
Tiga Tersangka kasus pencurian uang sebesar Rp 41 juta milik PT Multindo Auto Finance, yang
terjadi di Jalan Sudirman, Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, 21 Desember 2008 lalu, salah satu
tersangkanya Syahrial alias Acok, pelaku pembunuh menejer PT.Asiatic Persada.
Hal ini disampaikan Kapolsek Jambi Selatan , AKP Andre Sukendar, pada wartawan Kamis
(9/7). Dia mengatakan, keterlibatan Acok, didalam kasus pencurian uang milik Multindo itu
terungkap dari hasil pemeriksaan dua tersangka, Adi Madagi Syam (24) dan Rudimansyah (40),
yang ditahan pada 2 Juli 2009 lalu.
Keterlibatan Acok, didalam kasus pencurian itu terungkap dari nomor HP nya yang disimpan
oleh tersangka Adi.
Dari pemeriksaan kedua tersangka itu mengakui bahwa dalam kasus pencurian uang miliknya
PT Multindo, Acok , terlibat didalamnya.
Kini ketiga tersangka itu telah kita proses. Untuk tersanga Acok, proses dan penahanya
dilakukan oleh Polres Muarojambi. Sedangkan tersangka Adi dan Rudi, kita memprosesnya,
kata Andre. (infojambi.com/FRI)
JAKARTA -- Indonesian Coruption Watch (ICW) menyatakan dukungannya kepada KPK untuk
mengungkap dugaan korupsi yang terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram
Bagian Timur (SBT), Maluku. Dugaan korupsi di dua kabupaten yang baru dimekarkan lebih
dari lima tahun lalu itu, kini sementara di dalami KPK.
Koordinator Devisi Korupsi Politik ICW, Ade Irawan mengatakan, KPK harus bisa mengungkap
dugaan korupsi di dua kabupaten itu. Sehingga tidak terkesan hanya wacana belaka. LSM anti
korupsi itu berharap semoga KPK mendapat bukti kuat, sehingga tidak terbatas hanya pada
pendalaman kasus. Tapi ditingkatkan ke penyelidikan, dan penyidikan sehingga ada efek jerah
dari pelaku korupsi di Maluku.
KPK harus lebih serius dalam menangani kasus korupsi di SBB dan SBT itu. Karena problem
sosial seperti rusuh dan lainnya juga biasanya bermula dari kasus korupsi, ungkap Irawan,
kepada Ambon Ekspres, usai mengikuti dialog kenegaraan di DPD RI, Rabu (12/10).
Dia berjanji pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap KPK dalam menangani kasus-kasus
di Maluku, yakni dugaan korupsi di SBB dan SBT yang sementara di dalami. Apalagi ICW
sering melakukan pengawasan ketat terhadap KPK dalam kasus korupdi di daerah.
Menurutnya, dugaan korupsi Maluku harus lebih diprioritaskan oleh KPK, karena Maluku
termasuk memiliki indeks korupsi tertinggi di Indonesia. Dalam catatan ICW yang diperoleh dari
hasil penelitian mereka, menunjukan Maluku masuk dalam 13 besar daerah terkorup di
Indonesia.
Maka itu kami berharap ke KPK, agar Maluku lebih diprioritaskan dalam pemberantasan
korupsi. Hasil penelitian kami membuktikan Maluku salah satu daerah terkorup. Maluku kalau
tidak salah masuk dalam 13 besar daerah terkorup dari 33 provinsi di Indonesia,ungkapnya.
Sayangnya, kata dia belum ada kasus yang ditangani KPK sampai kepada penyidikan. Hanya
baru pada tingkat pendalaman. Dia berharap ke depan bisa ada kasus korupsi yang diungkap oleh
lembaga anti koruptor yang paling ditakuti tersebut.
Dalam kasus korupsi SBB dan SBT, memang KPK belum mempublikasikan secara detail kasus
apa yang ditanganinya. Namun pihaknya telah menurunkan tim ke dua daerah tersebut pada
September 2011 lalu. Tapi tim di tarik kembali ke Jakarta, lantaran kondisi Ambon tidak
kondusif. Belum diketahui pasti, kapan tim akan diturunkan lagi untuk mengusut korupsi SBB
dan SBT.
Informasi yang diperoleh wartawan Ambon Ekspres Biro Jakarta, Taufik Kadafik Namakule, di
KPK menunjukan, bahwa KPK tetap akan menurunkan tim ke dua kabupaten tersebut, hanya
saja keberangkatan tim akan dirahasiakan kepada media massa, sehingga tak bisa diketahui.
Hal ini terpaksa dilakukan untuk memastikan dugaan korupsi tersebut berada dalam kondisi
aman. Artinya tidak ada pihak-pihak yang berkelit atau menghilangkan barang bukti sebelum tim
diturunkan.
Kasus korupsi di dua kabupaten tersebut didalami KPK setelah lembaga superbody itu mendapat
laporan masyarakat yang masuk di bagian pengaduan masyarakat (dumas) KPK. Laporan di
dalami di lembaga tersebut, dan kesimpulannya harus ada tim penyidik yang turun untuk
memastikan kasus yang ditangani.
Hal ini karena ada aktivis Maluku yang melaporkan kasus-kasus tersebut sering datang ke KPK
menanyakan laporannya. Bahkan diinformasikan, para aktivisi tersebut ngamuk di dumas KPK
lantaran laporannya tidak ditindalanjuti, padahal data-data yang dilaporkannya lengkap.
(fik/fmc)
Terbukti Korupsi, Mantan Bos PT Pos Jakbar Diganjar 2 Tahun Bui
Jakarta (Detik.com) - Mantan Kepala Kantor Pos Jakarta Barat Abdul Maruf
terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Ma'ruf pun diganjar hukuman 2
tahun penjara plus denda Rp 50 juta oleh majelis hakim pengadikan Tipikor.
Namun sebenarnya, uang ini tidak dibayarkan pada tiga perusahaan ini,
melainkan masuk kantong Ma'ruf.
"Uang itu digunakan untuk memperkaya diri sendiri," ujar majelis hakim.
Akibat tindakan Ma'ruf, negara dan PT Pos dirugikan Rp 524 juta. Ma'ruf pun
diwajibkan mengganti sisa kerugian ini sebesar Rp 519 juta.
Komisi Pemberantasan Korupsi resminya kini memang hanya menyidik kasus suap kepada
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram, terkait pembangunan wisma atlet
SEA Games di Jakabaring, Palembang. Pada kasus ini, mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menjadi tersangka.
Namun hasil pengembangan kasus ini, dari penggeledahan di rumah dan kantor Nazaruddin,
hasilnya luar biasa. Nazaruddin diduga korupsi di mana-mana.
Juru Bicara KPK Johan Budi, kepada Kompas di Jakarta, Senin (15/8/2011), menuturkan, kasus
yang resmi menjadikan Nazaruddin sebagai tersangka memang baru kasus suap Sekretaris
Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora). Akan tetapi, KPK telah siap menjerat Nazaruddin
dengan kasus korupsi lainnya.
KPK, lanjut Johan, saat ini tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi di beberapa
kementerian yang diduga melibatkan Nazaruddin. Penyelidikan dilakukan setelah KPK
menemukan berkoli-koli dokumen di rumah dan kantor Nazaruddin saat digeledah.
"Kemarin data itu kami peroleh setelah penggeledahan di kantornya. Kan banyak, berkoli-koli
dokumen. Selain itu, ada juga laporan masyarakat," kata Johan.
Ia menuturkan, saat ini dua kasus korupsi yang diduga melibatkan Nazaruddin dan telah
diselidiki KPK ada di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Di dua kementerian ini, lanjut Johan, Nazaruddin diduga terlibat dalam dugaan korupsi dalam
pengadaan barang yang dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara. Belum
diketahui secara persis berapa nilai proyek yang diduga dikorupsi Nazaruddin.
Johan membeberkan, nilai proyek di dua kementerian itu mencapai lebih dari Rp 2 triliun.
Kalau kita begitu pedulinya pada maling ayam, maling jemuran, maling tape mobil, maling kaca
spion, maling motor dan sejenisnya, mengapa tidak kita tingkatkan sedikit kepedulian kita pada
para pencuri uang kita, rakyat Indonesia?