PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat
ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak
diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan,
yang disebut tumor atau neoplasma atau bentukan baru. Sel-sel kanker ini menginfiltrasi
ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini
seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain
dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder.
Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat. Jenisjenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru,
lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula leukimia atau kanker darah, dimana
produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang. Sebabsebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia
diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen. Kanker bukanlah suatu penyakit yang
ringan. Langkah awal dalam pengobatan penyakit kanker adalah deteksi dengan benar
bahwa gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas.
Berdasarkan data dari WHO tahun 2004, jumlah penderita kanker di Indonesia relatif
tinggi, terutama kanker serviks dan kanker payudara yang diderita oleh wanita. Jumlah
penderita kanker tersebut berjumlah 5.207 kasus. Besarnya angka penderita kanker
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang obat antikanker dan
kurang mengetahui tentang tanaman obat yang berfungsi sebagai antikanker.
Selain kedua hal tersebut, besarnya angka penderita kanker tersebut juga dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang faktor yang menjadi pemicu dan
penyebab timbulnya kanker, sehingga pada saat kanker tersebut baru tumbuh, penderita
mungkin hanya menganggap itu hanyalah benjolan biasa dan kurang peduli terhadap
benjolan tersebut.
Makalah ini akan menjelaskan tentang defenisi kanker, jenis-jenis kanker, stadium
atau tingkatan kanker, dan deteksi dini tentang kanker. Makalah ini akan menjelaskan satu
persatu pokok permaslahan tentang kanker tersebut.
Tujuan
1
a
b
c
3
Rumusan Masalah
a Apa Defenisi Kanker ?
b Apa saja Klasifikasi Kanker ?
c Bagaimana Cara Pendeteksian Dini Kanker ?
d Apa Saja Faktor Penyebab Kanker ?
e Bagaimana Terapi Penyakit Kanker ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kanker
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pergeseran mekanisme kontrol yang
mengatur kelangsungan hidup,proliferasi,dan diferensiasi sel. Sel yang telah mengalami
transformasi neoplastik biasanya mengekspresikan antigen permukaan sel yang dapat
merupakan tipe fetal normal,dapat menunjukkan tanda tanda nyata imaturitas lain,dan dapat
menunjukkan kelainan kromosom kuaitatif dan kuantitatif,termasuk berbagai translokasi dan
munculnya sekuen gen teramplikasi. Sel seperti demikian berpoliferasi secara berlebihan dan
membentuk tumor lokal yang dapat menekan atau menginvasi struktur normal di sekitarnya.
Suatu sub populasi sel kecil di dalam tumor disebut sebagai sel tunas tumor(tumor stem
cell)1.
Sel-sel ini mampu menjalani siklus proliferasi berulang kali serta berimigrasi ke
tempat yang jau ditubuh untuk mengkolonisasi berbagai organ dalam satu proses yang
disebut metastasis.Dengan demikian,sel tunas tumor tersebut akan mengeskpresikan
kemampuan klonogenik atau pembentukan koloni-koloni. Sel tunas tumor memiliki ciri yakni
adanya kelainan kromosom yang menggambarkan instabilitas genetiknya;instabilitas ini
menyebabkan terjadinya seleksi progresif subkolon yang dapat bertahan hidup lebih baik
dalam lingkungan multiseluler pejamu. Kelainan kuantatif di berbagai jalur metabolik serta di
komponen sel menyertai perkembangan neoplastik ini. Proses invansif dan metastatik serta
serangkaian kelainan metabolik yang terjadi akibat kanker menimbulkan penyakit yang
berujung pada kematian pasien,kecuali jika neoplasma tersebut dapat dieradikasi dengan
terapi1.
Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker
yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel
anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum). Setiap hal yang
bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan perbaikan
kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin diwariskan ke sel
anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker dengan
berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan/
(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama
di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.
Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut
dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang
membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit
3
progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai
bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai
penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya
akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :Mutasi dalam perlengkapan
perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya mengakumulasikan kecacatan
dengan lebih cepat.Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan
sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi
neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel yang lebih sehat.Mutasi bisa
menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa
membuat sel sehat rusak selamanya2.
2.2. Jenis-jenis Kanker
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya.
Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar,
sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal.
Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya2:
1. Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau
jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan
atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal,
kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker
lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
2. Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang
rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan
adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
3. Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang
berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk
berakumulasi di dalam sirkulasi darah.
4. Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem
kekebalan tubuh
Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal
dan memiliki sifat invasif3.
Pertumbuhan
yang
tidak
terkendali
tersebut
disebabkan
kerusakan
DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi
mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut
sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi
secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).Kelainan siklus sel, antara
lain terjadi saat:perpindahan fase G1 menuju fase S 2 . Siklus sel terjadi tanpa disertai dengan
aktivasi faktor transkripsi4. Pencerap hormon tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor
transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan berfungsi sebagai supresor tumor dan
gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada kanker 5. siklus sel terjadi dengan
kerusakan DNA yang tidak terpulihkan6.
Translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih
seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada
kromosom7. Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi
kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia. Karsinogenesis pada manusia adalah
sebuah proses berjenjang sebagai akibat paparan karsinogen yang sering dijumpai dalam
lingkungan, sepanjang hidup, baik melalui konsumsi, maupun infeksi. Terdapat empat
jenjang karsinogenesis2:
a.
b.
c.
d.
inisiasi tumor
promosi tumor
konversi malignan
progresi tumor
Angiogenesis
Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Sebelum
tahun 1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor terjadi
oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun penelitian yang lebih
baru menunjukkan bahwa lintasan angiogenesis diperlukan bagi tumor untuk berkembang
dan menyebar8 . Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah tumor hanya akan berkembang hingga
memiliki diameter sekitar 12 mm, dan setelah itu perkembangan tumor akan terhenti 8 .
Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah tumor akan berkembang hingga melampaui ukuran
diameter 2 milimeter9. Oleh karena itu, sel tumor memiliki kemampuan untuk mensekresi
protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis. Dari berbagai protein yang dapat
6
Metastasis
Walaupun telah dilakukan penelitian intensif selama beberapa dekade, mekanisme
patofisiologis dari metastasis belum benar-benar diketahui dan masih menjadi kontroversi.
Namun terdapat dua model metastasis fundamental, yang mirip dengan proposal metastasis
yang diajukan oleh Stephen Paget pada tahun 1889 yang mengatakan bahwa metastasis
bergantung pada komunikasi antara sel kanker yang disebut the seed dan lingkungan mikro
pada organ tertentu yang disebut the soil9. Model yang pertama menjelaskan bahwa tumor
primer pada organ akan timbul dari sel yang sama, yang mengalami berbagai perubahan
seperti heterogenitas, ketidakseimbangan genomik, akumulasi mutasi atau penyimpangan
genetik, hingga terjadi evolusi klonal meliputi perubahan fenotipe dan perilaku sel hingga
potensi untuk melakukan metastasis ke organ lain dan membentuk tumor sekunder.Model
yang kedua menjabarkan bahwa kanker yang timbul pada organ, terjadi akibat aktivasi ruang
yang diperuntukkan bagi sel punca kanker sehingga memungkinkan metastasis dari sejumlah
jaringan tubuh yang lain9 .
50%
dari
semua
tumor
solid
pada
manusia,termasuk
Protein p53
Protein p53 merupakan supresor tumor fofoprotein yang nyaris tak terdeteksi di inti
sel normal. Pada stres seluler, terutama yang disebabkan oleh kerusakan DNA, p53
dapat menangkap perkembangan siklus sel, dengan demikian, memungkinkan DNA
yang akan diperbaiki atau dapat menyebabkan apoptosis. Fungsi-fungsi ini dicapai,
sebagian, oleh sifat transactivational p53, yang mengaktifkan serangkaian gen yang
terlibat dalam siklus selperaturan. Dalam sel-sel kanker yang menanggung p53 mutan,
protein ini tidak lagi mampu mengontrol proliferasi sel, yang menghasilkan tidak
efisien. Perbaikan DNA dan munculnya sel genetik yang tidak stabil. Perubahan yang
paling umum dari p53 pada kanker manusia titik missense mutasi dalam urutan
coding gen. Mutasi tersebut ditemukan di semua kelompok histogenetic
utama,termasuk kanker usus besar, lambung, payudara, paru-paru, otak, dan esofagus.
Diperkirakan bahwa p53 mutasi adalah yang paling sering Acara genetik pada kanker
manusia dan rekening untuk lebih dari 50% darikasus. Lebih dari 90% dari mutasi
titik dilaporkan sejauh ini adalahberkerumun antara ekson 4 dan 10 dan terlokalisasi
dalam DNA mengikat domain dari protein p53. Salah satu yang paling mencolok fitur
dari protein p53 mutan aktif adalah stabilitas peningkatan yang(Paruh beberapa jam
dibandingkan dengan 20 menit untuk wild type p53)dan akumulasi dalam inti sel
neoplastik. Positifimmunostaining biasanya menunjukkan kelainan gen p53dan
produk, tetapi sangat tergantung pada jenis p53 mutasi untuk diperiksa 10.
10
Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat
setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah
menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penggunaan kemoterapi berbeda-beda
pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain dilakukan
sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda
tergantung jenis kankernya. Kemoterapi biasa dilakukan di RS, klinik swasta, tempat praktek
dokter, ruang operasi (walaupun jarang dilakukan) dan juga dirumah (oleh perawat, penderita
sendiri, atau anggota keluarga lainnya). Efek samping kemoterapi adalah terjadi penurunan
jumlah sel-sel darah (akan kembali normal sekitar seminggu kemudian), infeksi (ditandai
dengan panas , sakit tenggorokan, rasa panas saat kencing, menggigil dan luka yang
memerah, bengkak, dan rasa hangat), anemia, pendarahan seperti mimisan, rambut rontok,
kadang ada keluhan seperti kulit yang gatal dan kering, mual dan muntah, dehidrasi dan
tekanan darah rendah, sembelit/konstipasi, diare, gangguan sistem syaraf12.
Pengobatan dengan Terapi Penyinaran (Radiasi) Terapi radiasi biasanya dilakukan
sebelum atau sesudah operasi untuk mengecilkan tumor. Radiasi dilakukan dalam usaha
menghancurkan jaringan-jaringan yang sudah terkena kanker. Efek samping penyinaran
adalah mual dan muntah, penurunan jumlah sel darah putih, infeksi/peradangan, reaksi pada
kulit seperti terbakar sinar matahari, rasa lelah, sakit pada mulut dan tenggorokan, diare dan
dapat menyebabkan kebotakan12.
Pengobatan dengan pembedahan Pembedahan merupakan bentuk pengobatan kanker
yang paling tua. Beberapa kanker sering dapat disembuhkan hanya dengan pembedahan jika
dilakukan pada stadium dini. Pengobatan dengan terapi kombinasi Untuk beberapa kanker,
pengobatan terbaik merupakan kombinasi dari pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi.
Pembedahan atau penyinaran mengobati kanker yang daerahnya terbatas, sedangkan
kemoterapi bertujuan membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan
maupun penyinaran. Terkadang penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan
untuk memperkecil ukuran tumor atau setelah pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa
sel kanker yang mungkin tersisa12.
Pengobatan Herbal Pengobatan herbal adalah suatu pengobatan menggunakan
berbagai macam ekstrak dari tumbuh-tumbuhan (tanaman obat), contohnya, ekstrak dari
keladi tikus (Extract Typhonium Flagelliforme) yang dikombinasikan dengan bahan alami
lainnya yang diolah secara modern, yang dapat membantu detoxifikasi jaringan darah dan
12
Siklofosfamid
Sediaan : Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2
gram untuk suntikan, dan tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral.
~
Klorambusil
13
kronik, limfoma hodgkin dan non-hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari sebgai dosis
tunggal (pada penyakit hodgkin mungkin diperlukan dosis 0,2 mg/kg berat badan,
sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg berat badan).
~
kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. Obat ini berguna untuk pengobatan
paliatif leukemia limfositik kronik dn penyakin hodgkin (stadium III dan IV),
limfoma non-hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer (Waldenstrom),
dan dalam kombinasi dengan metotreksat atau daktinomisin pada karsinoma testis dan
ovarium.
3.
Prokarbazin
Sediaan : Prokarbazin kapsul berisi 50 mg zat aktif. Dosis oral pada orang
dewasa : 100 mg/m2 sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi selama minggu
pertama, diikuti pemberian 150-200 mg/m2 sehari selama 3 minggu berikutnya,
kemudian dikurangi menjadi 100 mg/m2 sehari sampai hitung leukosit dibawah
4000/m2 atau respons maksimal dicapai. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan
gangguan hati, ginjal dan sumsum tulang.
~
alkilasis asam nukleat. Prokarbazin bersifat non spesifik terhadap siklus sel. Indikasi
primernya ialah untuk pengobatan penyakit hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama
dalam kombinasi dengan mekloretamin, vinkristin dan prednison (regimen MOPP).
4.
Karboplatin
namun diperkirakan sama dengan agen alkilasi. Obat ini membunuh sel pada semua
tingkat siklus, menghambat biosintesis DNA dan mengikat DNA melalui ikatan silang
14
antar untai. Titik ikat utama adalah N7 guanin, namun juga terjadi interaksi kovalen
dengan adenin dan sitosin.
5-fluorourasil (5-FU)
Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk
IV.
~
Target enzim untuk 5-FU ini adalah timidilat sintetase. Perbedaan respon ini
Gemsitabin
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.
fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase
menjadi nukleotida di- dan trifosfat yang dapat menghambat sintesis DNA.
Gemsitabin
difosfat
dapat
menghambat
ribonukleotida
reduktase
sehingga
6-Merkaptopurin
15
Indikasi : Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan
kronik, kariokarsinoma.
~
Methotrexat
Sediaan : Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50
mg/5ml.
~
Sitarabin
Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma,
leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.
~
Mekanisme kerja : Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses
16
2.7.3
Vinkristin (VCR)
Indikasi
Leukimia
limfositik
akut,
neuroblastoma,
tumor
Wilms,
menahan sel pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk
fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein
dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.
2.
Vinblastin (VLB)
payudara.
~
mikrotubula, kemudian menahan sel pada fase metafase dengan cara mengganggu
spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam
nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.
3.
Paklitaksel
Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun spindel dengan cara
4.
Etoposid
Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel melalui fase S
dan menahan sel pada fase S lambat atau fase G2 awal. Obat mungkin menginhibisi
transport mitokrondia pada level NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake
nukleosida ke sel Hella. Etoposid merupakan inhibitor topoisomerase II dan
menyebabkan rusaknya strand DNA.
5.
Irinotekan, Topotekan
Daktinomisin ( AktinimisinD)
Kaposi.
~
Mekanisme kerja : Terikat pada posisi guanin pada DNA, mengalami interkalasi
antara pasang basa guanin dan sitosin sehingga menginhibisi sintesis DNA dan RNA
serta protein.
7.
dengan mannitol 100 mg. 2 mg/mL (50 mg) daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio
molar distearofosfatidilkolin : kolesterol : daunorubisin. Doksorubisin tersedia dalam
bentuk vial 10 mg dan 50 mg.
18
replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga mampu membentuk kompleks
tripartit dengan topoisomerase II dan DNA. (Topoisomerase II adalah enzim
dependen ATP yang terikat pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3
fosfat, menyebabkan DNA terpisah dan kemudian menggabungkannya lagi, fungsi
penting dalam replikasi DNA dan repair). Formasi kompleks tripartit dengan
antrasiklin dan etoposid menghambat pengikatan kembali untai DNA rusak,
mengakibatkan apoptosis. Efek ini memungkinkan sel rusak karena obat ini,
sementara adanya overekspresi repair DNA terkait transkripsi menunjukkan resistensi.
Antrasiklin juga membentuk radikal bebas dalam larutan pada jaringan normal dan
maligna. Intermediat semikuinon yang dihasilkan dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk radikal anion superoksida yang membentuk radikal hidroksil dan
hidrogen peroksida yang menyerang dan mengoksidasi basa DNA (~kardiotoksisitas).
Produksi ini dipicu interaksi antrasiklin dengan besi. Antrasiklin berik atan dengan
membran sel mempengaruhi fluiditasdan transpor ion.
Inhibisi sintesis DNA dan RNA dengan interkalasi antara basa DNA oleh inhibisi
topoisomerase II dan obstruksi sterik. Doksurubisin menginterkalasi pada titik lokal
uncoiling dari ikatan heliks ganda. Meskipun mekanisme aksi yang pasti belum
diketahui, mekanismenya diduga melalui ikatan langsung DNA (interkalasi) dan
inhibisi pembentukan DNA (topoisomerase II) yang selanjutnya memblokade sintesis
DNA dan RNA dan fragmentasi DNA. Doksorubisin merupakan logam khelat yang
kuat, komplek logam doksorubisin dapat mengikat DNA dan sel membran dan
menghasilkan radikal bebas yang akan merusak DNA dan membran sel dengan cepat.
8.
Bleomisin
Sediaan : Bleomisin sulfat terdapat dalam vial berisi 15 unit untuk pemberian
Indikasi : Kanker paru, lambung dan anus karsinoma testis dan serviks, limfoma
L-asparaginase
asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia. Sel leukimia, terutama limfoblast,
memerlukan asparaginase eksogen, sel normal dapat memproduksi asparaginase.
Asparaginase adalah daur spesifik untuk fase G1.
2.7.4
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormon dan Antagonis yaitu14 :
1.
Prednison
Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin dan non-
radang.
2.
Medroksiprogesteron asetat
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100 mg.
Etinil estradiol
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg, 0,05 mg dan
0,5 mg.
20
menopause (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi gejala kecemasan atau
depresi yang mungkin terjadi selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak
boleh diberikan untuk indikasi tersebut). Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif
karsinoma prostat yang tak dapat dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif kanker
payudara yang tak dapat dioperasi, hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus :
misalnya pada wanita yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang
makin parah dan resisten terhadap radiasi.
4.
Tamoksifen
tumor atau target lain, membentuk kompleks nuklear yang menurunkan sintesis DNA
dan menghambat efek estrogen, agen nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang
berkompetisi dengan estrogen untuk berikatan di bagian aktif pada payudara dan
jaringan lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga tamoksifen lebih sifat
sitostatik daripada sitosidal.
5.
Testosteron propionate
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal, mucoadhesive,
21
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif
rendah. Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula
digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu.
a. Kortikosteroida
Hampir pada semua kombinasi obat pada terapi kanker mengandung
prednison atau turunannya, karena efeknya langsung terhadap sel-sel kanker
sendiri dan menghasilkan pengaruh yang baik seperti demam menurun,
perasaan nyaman, tumor menjadi ringan, nafsu makan bertambah, dan
sebagainya.
b. Hormon-hormon kelamin Kerap kali digunakan dengan hasil yang baik,
pada
jenis-jenis
kanker
yang
tergantung
dari
hormon,
yang
23
Daya sitostatiknya telah dibuktikan untuk beberapa bentuk kanker. Selain itu juga
berdaya anti virus dan dianjurkan sebagai pencegah influensa sampai 24 jam sesudah
terjadinya infeksi.
Kerja Obat Antikanker :
24