Anda di halaman 1dari 10

BAB III LANDASAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH PENGELOLAAN DAN

PELESTARIAN DANAU LIMBOTO


A. Landasan Filosofis
Penyusunan Peraturan Daerah ini pada prinsipnya didasarkan pada asas-asasyang menjadi landasan
filosofis penyusunan peraturan perundang-undanganpada umumnya yaitu diantaranya :
a. Asas Pengayoman bahwa materi muatan peraturan daerah berfungsi untukmemberikan
perlindungan dalam rangka menciptakan ketentramanmasyarakat;
b. Asas kemanusiaan dimana peraturan daerah ini dimaksudkan untukmemberikan perlindungan
hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabatsetiap warga masyarakat secara proporsional;
c. Asas Keadilan dimana ketentuan-ketentuan dalam peraturan daerah ini adalahuntuk memberikan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga masyarakattanpa kecuali serta;
d. Asas ketertiban dan kepastian hukum dimana salah satu tujuan utama dariperaturan daerah ini
adalah untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakatmelalui jaminan adanya kepastian hukum.
B. Landasan Sosiologis
Pada dasarnya keberadaan Danau Limboto bukan saja sebagai area ekonomipublik bagi masyarakat
nelayan dan penduduk sekitar tetapi juga mempunyai dayadukung yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kondisi lingkungan masyarakatdan propinsi Gorontalo secara umum. Letak geografis
Danau Limboto yang cukupspesifik karena berada di wilayah 2 (dua) daerah yaitu Kabupaten
Gorontalo danKota Gorontalo memerlukan koordinasi dan sinerjitas program dalampemberdayaan
pengelolaan potensinya maupun penangggulangan permasalahanyang ada dengan melibatkan peran
aktif dan peranserta pemerintah PropinsiGorontalo
Keberadaan Danau Limboto sebagai salah satu potensi sumber daya alam/airyang dimanfaatkan
masyarakat dalam menunjang aktifitas sosial sehari harisebagai nelayan dan/atau pengelola usaha
pembesaran ikan telah turut pulamenumbuhkan nilai nilai kerekatan masyarakat dengan lahirnya
beberapakelompok masyarakat yang bergerak dalam usaha perikanan air tawar baik darikalangan
nelayan atau pengusaha kecil. Wadah sosial masyarakat ini menunjukanakan keberadaan suatu
komunitas masyarakat yang perlu diakui dandiberdayakan eksistensinya, yang salah satu upaya
untuk itu adalah denganpembentukan Peraturan Daerah ini.
C. Landasan Ekologis
Bahwa pada dasarnya terdapat hubungan yang saling dan sangat mempengaruhiantara manusia
dengan lingkungan (danau Limboto) sehingga perlu dijaga untuktetap seimbang dan saling

menunjang agar tidak terjadi eksploitasi berlebihanyang dapat mengancam keberadaan kehidupan
hayati danau dan atauberkurangnya potensi danau yang dapat dimanfaatkan manusia.
D. Landasan Ekonomi
Keberadaan Danau Limboto dan manfaat ekonomisnya bagi masyarakat sekitarsangat besar.
Sebagian besar masyarakat sekitar masih menggantungkan hidupdan kehidupannya dari potensi
ekonomi dari Danau Limboto, baik dengan profesisebagai nelayan, petani musiman maupun
pengelolaan secara sederhana danberkelompok kegiatan pembesaran ikan.
1. Penduduk (nelayan) dan tanggungan hidupBerisi jumlah penduduk (pesisir
maupunmasyarakat lainnya) yangberprofesi sebagai nelayan dan tanggungan hidupnya

danau

2. Usaha pertanian (musiman)Memuat tentang Jumlah penggarap areal pertanian/perkebunan di


pesisirdanau Limboto, komoditas dan hasilnya
3. Kelompok usaha pembesaran ikanJumlah jaring apung yang ada baik milik perorangan maupun
perkelompok danhasil produksinya
4. Aktifitas yang berkaitan dengan proses perekonomian masyarakat pesisir.
Dengan beberapa uraian anilisis sederhana diatas maka secara umumkeberadaan Danau Limboto
saat ini dan diwaktu waktu mendatang sangat besarpengaruhnya bagi kondisi ekonomis
masyarakat sekitar maupun masyarakatGorontalo secara umum.
E. Landasan Yuridis
Upaya untuk mengatur pengelolaan dan pelestarian Danau Limboto melaluiPeraturan Daerah
Provinsi Gorontalo berdasarkan amanat perundang-undanganpada uarian dasar hukum penyusunan
peraturan daerah tentang pengelolaan danpelestarian danau Limboto yang diuraikan pada Bab II
Huruf B diatas, jugamerupakan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan yang
berlakudiantaranya, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor
Perundang-undangan :

10

Tahun

2004 tentang

Pembentukan

Peraturan

1.1. Bab II Pasal 7 disebutkan Ayat (1) Jenis dan Hierarki PeraturanPerundang-undangan adalah
sebagai berikut ;1. UUD Republik Indonesia 1945;2. UU/Perpu;3. Peraturan Pemerintah4. Peraturan
Presiden5. Peraturan Daerah.Ayat (2) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
emeliputi :a. Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD)
Provinsi dengan Gubernur.

1.2. Bab III Pasal 12 :Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalamrangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, danmenampung kondisi khusus daerah
serta penjabaran lebih lanjutPeraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
1.3. Bab VII Pasal 40Ayat (1) : Pembahasan rancangan peraturan daerah di Dewan PerwakilanRakyat
Daerah (DPRD) dilakukan oleh DPRD dengan Gubernur
2. Undang-Undang
diantaranya :

Nomor

32

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan

Daerah

Pada Bab VI Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Pasal 136 :
(1) Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapatkan persetujuanbersama DPRD.
(2) Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan
tugas pembantuan
(3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran lebihlanjut dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi denganmemperhatikan ciri khas masing-masing daerah
(4) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangandengan kepentingan umum
dan/atau peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi
(5) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku setelahdiundangkan dalam lembaran
daerah.
BAB IVPENDEKATAN BIOREGION DALAM PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN
DANAU LIMBOTO
Data dari BAPPEDA Kabupaten Gorontalo tahun 2005 dan pidato Bupati Gorontalopada acara
Temu Stakeholders dan Sarasehan Pemberdayaan Masyarakat dalamPengelolaan SDA dan LH Hulu
Danau Limboto tahun 2006, menyatakan bahwadanau yang tadinya memiliki kedalaman 30 meter
di tahun 1932, tahun 2006 tinggal 1- 1,5 meter disaat musim kemarau. Danau yang seharusnya
memberikankesejahteraan kepada rakyat disekelilingnya malah menjadi sumber bencana
dankesengsaraan bagi rakyat Gorontalo. Di musim hujan, banjir menjadi langganansetiap tahun,
sedangkan di musim kemarau, Gorontalo kekurangan air minum,pertanian dan kebutuhan lainnya.
Danau Limboto dan hulu-hulu sungainya merupakan sumber kehidupan bagi rakyatGorontalo.
Hulu-hulu sungai Danau Limboto merupakan sumber air bagi lahanpertanian untuk mensuplai
ketahanan pangan rakyat Gorontalo. Sungai-sungaitersebut selain menjadi sumber air, juga menjadi
tempat menampung air bila musimpenghujan. Dengan begitu, orang Gorontalo bisa menanam
jagung, padi, pisang,kelapa, dan bahan pangan lainnya tanpa ada gangguan banjir.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa danau Limboto pernah menjadi sumberkedaulatan pangan
orang Gorontalo. David Henley (Henley, 2005) mencatat bahwadi akhir abad ke 19, danau Limboto
memberi kontribusi utama dan mendominasiroutine diet orang Gorontalo. Bahkan sebagian besar
orang Gorontalo mengatakanno need untuk ikan laut karena kelezatan dan suplai ikan, kerangkerangan, kepitingdan udang dari danau yang berlimpah. Menurut Padtbrugge (1677) dalam
Henley(2005), udang danau merupakan sumber protein utama bagi orang yang kurangmampu
karena sangat mudah didapat dan stoknya tersedia kapan saja. Budidayaikan air tawar juga bukan
hal yang baru bagi orang Gorontalo waktu itu. Mereka jugaakrab dengan berbagai macam alat
tangkap seperti pancing, jaring, bubu, dan jugaracun ikan dari tanaman tertentu. Keanekaragaman
hayati danau Limboto tergolongtinggi dengan jenis ikan yang beragam serta merupakan habitat
buaya (Henley,2005). Budaya makan ikan danau telah menjadi budaya orang Gorontalo.
Sampaisekarang inipun sebagian besar orang Gorontalo lebih senang mengkonsumsi ikan danau
ketimbang ikan laut. Bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain diIndonesia atau di luar negeri
sekalipun, harga ikan air tawar di Gorontalo lebih mahalketimbang air laut misalnya untuk jenis
tertentu seperti mujair, gabus, dan belut.
Upaya penyelamatan danau Limboto seharusnya tidak dilakukan secara terpisahpisah. Artinya
dalam mengelola dan menyelamatkan danau Limboto, kita tidak bisahanya melihat ekosistem
perairan dan sempadan danaunya saja. Tetapi yang juga perlu dilihat adalah daerah hulu/kawasan
hutan darimana air danau berasal, sungai-sungai yang dilewati air, pemerintah di wilayah dimana
hutan, sungai dan danau berada, dan yang paling penting adalah interaksi politik, ekonomi, budaya
manusia didalam kawasan-kawasan tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan bioregion danauLimboto
merupakan konsep pengelolaan yang menggabungkan ekosistem danadministrasi dari daerah hulu
sampai ke danau itu sendiri.
Bioregion merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sebuah pendekatanpolitik, budaya
dan lingkungan yang didasarkan pada wilayah bentukan alam,konsisten dengan konsep bioregion.
Bioregion atau kadang juga disebut ekoregionadalah batas-batas dimana tanah, lahan dan air bukan
dibatasi oleh batas-bataspolitik, tetapi oleh batas geografi komunitas manusia dan sistem-sistem
ekologi.Bioregionalism menekankan bahwa penentuan sebuah bioregion juga adalahfenomena
budaya dan tempat dengan penekanan pada masyarakat lokal,pengetahuan dan solusi-solusi.
Pemakaian istilah bioregionalism pertama kalidiperkenalkan oleh Peter Berg dan Raymond
Dasmann dalam tulisan ReinhabitingCalifornia di jurnal The Ecologist No. 10 tahun 1977.
Fokus pengelolaan bioregional adalah menyediakan alat-alat politik untukmempromosikan restorasi
dan perbaikan sistem-sistem alam yang sepenuhnyamendukung masyarakat didalam kawasan
tersebut dan alam sekitarnya. Pendekatanbioregionalism bertumpu pada :- Komitmen untuk
sehatnya sistem-sistem alam;- Hubungan spritual dan budaya antara masyarakat, tanah dan prosesprosesekologi; serta- Tujuan akhir desentralisasi politik, penentuan nasib oleh rakyat serta
keadilansosial.

Pendekatan sektoral, sentralistik, administratif serta tidak melibatkan masyarakatdalam


pengelolaan sumberdaya alam seharusnya dirubah. Untuk itu dibutuhkan sebuah visi pengelolaan
yang sumberdaya alam dengan melihat semua sumberdayaalam dalam sebuah region sebagai satu
kesatuan ekosistem yang terintegrasi danbertumpu pada masyarakat setempat. Otonomi daerah
seharusnya tidak dipandangdari sisi ekonomi dan administrasi semata, tetapi melalui dukungan
partisipasi aktifdari masyarakat setempat serta pengembangan rencana tata ruang daerah
yangmengaitkan aspek-aspek kepentingan administrasi dan ekologi.
Pengelolaan bioregional mengharuskan keterlibatan penuh dari para pihak, sisteminformasi yang
solid dan komprehensif serta penerimaan sosial oleh masyarakat.Pada dasarnya, pendekatan
bioregionalism fokus pada penyesuaian pengelolaansumberdaya dengan situasi dan potensi lokal,
pengembangan kemampuanmasyarakat serta dukungan dari lembaga-lembaga terkait yang
terintegrasi.Dengan demikian secara rinci pendekatan bioregion danau Limboto seharusnyamelihat
aspek-aspek berikut ini:
a. Aspek ekologi
Aspek ekologi yang penting untuk dipertimbangkan adalah:
Kondisi lingkungan dan keanekragaman hayati di wilayah ekosistem hutan,sungai, dan danau.
Kondisi iklim
Formasi lahan (topografi, geology dan geomorfologi, tanah)
Untuk konteks pengelolaan bioregion danau Limboto, yang perlu menjadi prioritasadalah tingginya
laju deforestasi di daerah hulu. Deforestasi hulu merupakanpenyebab utama pendangkalan danau
Limboto. Studi JICA dan Pusat Studi AMDAL Unsrat menunjukkan bahwa laju sedimentasi dari 4
sungai utama yangbermuara di danau Limboto sangat tinggi. Sungai-sungai tersebut adalah
SungaiMeluuopo, Sungai Alo-Pohu, Sungai Molalahu dan Sungai Biyonga. Ketebalansedimen di
bagian Timur sedalam 3 5 meter, di bagian utara 5,8 6,4 meter,sedangkan di bagian Selatan
antara 8,8 10,2 meter. Bisa dipahami ketebalansedimen di bagian Timur danau cenderung rendah
karena posisi geografis outletdanau menuju ke laut berada disini.
Ekosistem danau tidak dapat bertahan tanpa aliran air dan suplai materi danenergy serta tidak
terlepas dari sistem tanah di daerah hulu. Oleh karena itufisiokimia dan atribut ekologi dari sistem
danau tergantung pada lingkungan alam, jumlah penduduk dan aktivitasnya di daerah tangkapan air
(Kira, T dan Sazanami,H,. dalam Hashimoto, M dan Barrett, B.F.D, 1991). Kerusakan hutan yang
sangatparah di daerah hulu diakibatkan oleh penebangan kayu illegal dan pembukaanlahan. Ini
diakibatkan oleh karena kurang konsistennya Pemerintah dalammenentukan peruntukan kawasan
hutan, penegakan hukum yang sangat lemahdan korup, serta masih melihat hutan sebagai sumber
ekonomi.

Kerusakan hutan di Gorontalo telah dirasakan sejak pemerintahanBelanda. Pemerintah Belanda


sangat konsen dengan kerusakan hutan dan banjirdi Gorontalo. Administrasi Pemerintah Belanda
malah membuat appoinment ofspecialized forestry officials di tahun 1919 (Tideman, 1926 dalam
Henley, 2005).Kekhawatiran ini ditindaklanjuti dengan membuat hutan buatan di daerah
TimurLaut daratan Limboto (sekitar daerah Telaga dan Tapa) (Grondijs, 1931 dalamHenley, 2005).
Pemerintah Belanda jugalah yang pertama kali menetapkankawasan-kawasan lindung di Gorontalo.
Diantara kawasan lindung yangditetapkan tersebut, saat ini telah menjadi Taman Nasional Bogani
NaniWartabone, Cagar Alam Panua, Cagar Alam Mas Popaya Raja, dan Cagar AlamTangale. Tercatat
pada tahun 1939, telah ada 2.300 kilometer bujursangkarkawasan hutan yang ditetapkan dibawah
perlindungan pemerintah Belanda (Korn,1939 dalam Henley, 2005).
Bila dilihat dari catatan-catatan historis, situasi saat ini, kondisi geografi sertakerusakan hutan saat
ini, Gorontalo benar-benar telah menjadi korban bencanaekologi yang sangat akut. Kondisi ini
membutuhkan waktu yang lama untukmemperbaikinya. Oleh karena itu pemerintah saat ini perlu
mendorong upayaupayapenanganan serius dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki
kawasanhutan di bioregion danau Limboto. Perlu dilakukan upaya upaya secara spesifik,terencana
dan hati hati dalam konteks pengelolaan danau limboto khususnyadalam hal penanganan masalah
banjir yang terjadi selama ini di Gorontalo karenaoutlet terakhir danau Limboto adalah sungai
Topadu, sungai Bolango yangbermuara di sungai Bone dan Teluk Gorontalo. Upaya upaya ini perlu
diikutioleh instrumen-instrumen data dan peta, informasi yang solid, kebijakan danorganisasi yang
bisa dan sanggup untuk mengimplementasikan pendekatantersebut. Selain ituDraft NA Ranperda
Pengelolaan & Pelestarian Danau Limboto 200732perlu diikuti dengan perangkat-perangkat
pelaksanaannya. Informasi yang akurattentang kondisi dan kompleksitas danau Limboto saat ini,
perlu diketahui olehsemua orang Gorontalo sehingga mereka benar-benar paham akan kondisi
yangsebenarnya telah terjadi dan bila perlu dimulai dengan melibatkan generasi mudadan pelajar
untuk meningkatkan kesadaran mereka akan bencana ekologi yangmenimpa Gorontalo. Peran guruguru di sekolah sangat dibutuhkan dalammendukung kegiatan ini.
Kampanye-kampanye penyebaran informasi melalui media massa baik koran,radio dan radio
komunitas serta pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah.Kampanye ini perlu didukung oleh data
yang valid dan solid sehingga masyarakattahu kondisi yang sebenarnya terjadi dan tahu dukungan
apa yang bisa merekalakukan. Perlu ada pusat informasi di simpul-disimpul tertentu yang didukung
olehtenaga-tenaga peneliti dan perangkat informasi yang akurat sehinggapelaksanaan programprogram yang berkaitan dengan penyelamatan bioregiondanau Limboto dapat diterima dan
didukung oleh masyarakat.
b. Aspek Administrasi Politik
Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana pendekatan bioregion diterapkanoleh pemerintah
di kabupaten atau kota yang mendapat manfaat langsung atautidak langsung dari bioregion danau
Limboto. Secara administratif, wilayah fisikdanau Limboto terletak di Kabupaten Gorontalo dan
Kota Gorontalo. Adapun Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara juga penting

untukdilibatkan karena di daerah ini terjadi interaksi masyarakat di sebagian kecilmenjadi daerah
hulu dari sungai-sungai yang mengalir ke danau.
Secara historis dan realitas saat ini, daerah bioregion danau Limboto merupakanpusat pemerintahan
Provinsi Gorontalo dari jaman dahulu sampai sekarang.Konsentrasi jumlah penduduk di Kabupaten
dan Kota Gorontalo menjadikan duadaerah ini menjadi penentu utama roda pemerintahan di daerah
Gorontalo. OrangGorontalo pertama kali terbanyak bermukim didaerah ini, demikian pula
duakerajaan besar Limutu dan Hulonthalo terpusat di kawasan ini.
Secara politik, batas administrasi pemerintahan Kota dan Kabupaten sangatberkaitan dengan
pengelolaan danau karena disinilah terjadinya tarik menarikkepentingan pemerintah terhadap
pengelolaan danau. Kebijakan ditiap-tiapDraft NA Ranperda Pengelolaan & Pelestarian Danau
Limboto 200733daerah dalam konteks penyelamatan bioregion danau seringkali tidak
sejalanbahkan bertolak belakang. Orang-orang di Kota Gorontalo yang tidak memilikiwilayah hutan
dan sebagai pemakai jasa lingkungan (air, oksigen dan hasilkayu/non kayu) dari Kabupaten
Gorontalo dan Bone Bolango seharusnyamensubsidi upaya-upaya penyelamatan bioregion danau
Limboto.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi perlu memediasi dan/atau mengambil alihpengelolaan bioregion
danau Limboto. Bila perlu pemerintah bisa membentukadanya badan otorita danau Limboto yang
menangani permasalahan danauLimboto dari daerah hulu sampai danau. Forum dan Kelompok
Kerja untukpenyelamatan danau yang telah ada perlu dikuatkan, dikembangkan dan
disupportsecara politik maupun pendanaan untuk kegiatan-kegiatannya. Rencanamenyeluruh
penyelamatan danau Limboto seharusnya disusun bersama-sama oleh representasi wilayah-wilayah
administrasi politik tadi dan dilaksanakan dengan menjadikan masyarakat sebagai aktor utamanya.
Peran badan-badan pemerintah misalnya Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai(BP DAS) Bone
Bolango, Dinas Kehutanan, Balitbangpedalda, yang seharusnyamenyatukan pengelolaan bioregion
danau, belum bisa bekerja maksimal karenalemahnya dukungan politik terhadap lembaga-lembaga
ini.
Peran serta masyarakat dari wilayah administrasi tadi perlu didorong denganmemberi peluang
terbentuknya organisasi-organisasi rakyat di wilayah-wilayahadministrasi tadi. Seharusnya tidak ada
pembatasan wilayah administrasi untukpembentukan organisasi-organisasi rakyat tersebut. Contoh
yang paling kongkritsaat ini adalah terbentuknya Organisasi Rakyat Penyelamat Danau Limboto
yangmerupakan representasi masyarakat dari daerah pesisir danau di Kabupaten danKota Gorontalo
serta masyarakat di hulu sungai yang berada di Kabupaten BoneBolango. Organisasi ini perlu
didorong dan dikembangkan untuk menjadi motorgerakan pengelolaan menyeluruh di wilayah
bioregion danau Limboto.
c. Aspek ekonomi, sosial dan budaya

Danau Limboto telah menjadi sumber penghidupan masyarakat Gorontalo. Adalebih dari 60%
penduduk Gorontalo yang secara langsung maupun tidakmemperoleh manfaat dari wilayah
bioregion danau Limboto. Profesi merekaterbanyak adalah petani, buruh tani, nelayan dan
pengambil kayu/hasil hutanDraft NA Ranperda Pengelolaan & Pelestarian Danau Limboto
200734lainnya. Sebagian kecil hidup dari profesi-profesi ikutan-ikutannya sepertipedagang, pegawai
negeri dan sektor jasa lainnya. Oleh karena itu wilayahbioregion danau Limboto dan sekitarnya
menjadi pusat ekonomi Gorontalo.
Dari jenis pekerjaan dan sumber penghidupan masyarakat Gorontalo di atas, adabeberapa yang
belum mendukung upaya penyelamatan bioregion danau Limboto.Ini juga didukung oleh kebijakan
pemerintah dan tidak adanya upaya pemerintahuntuk menyediakan alternatif pekerjaan buat
mereka. Percetakan sawah baruyang dilakukan di jaman orde baru mengakibatkan meningkatnya
jumlahpenduduk dan pengkaplingan tanah-tanah di daerah sempadan danau. Hal inimembuat
penetapan wilayah peruntukan danau menjadi rumit dan sulit dikelola.
Kedua masalah di atas perlu dicari jalan keluar terbaik agar tidak kontra produktifdengan upaya
penyelamatan danau Limboto. Pekerjaan-pekerjaan alternatif darisekarang segera dicari dan
disosialisasikan sehingga mereka bisa mencoba danberalih ke pekerjaan baru. Jenis pekerjaan ini
sedapat mungkin berperspektifgreen business dan bertumpu pada sumberdaya alam lokal dan
sumberdayamanusia masyarakat Gorontalo. Perlu ditumbuhkan usaha-usaha kecil yangdimiliki dan
dikuasai oleh orang Gorontalo sehingga keuntungannya kembali keorang-orang lokal. Hal ini harus
dibarengi oleh peningkatan sumberdaya manusiayang mumpuni dan bertumpu pada kekuatan lokal.
Contoh alternatif pekerjaanyang perlu didorong dan diatur pengelolaannya adalah pertanian organik
yangprofesional, budidaya jaring apung, wisata danau, wisata mancing, dan lain-lain.
Danau Limboto sejak dulu dijadikan tempat berkumpul, bertemu, bertransaksidagang, jasa
transportasi antar kampung, dan lain-lain. Suku yang mendominasiwilayah bioregion danau
Limboto adalah suku Gorontalo yang menggunakanBahasa Gorontalo dan Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi. Hal inimemudahkan dalam melakukan mobilisasi dan pelibatan masyarakatnya
karenadari sisi budaya dan sosial cenderung sama. Pendekatan sosial dananthropologis dalam
penyelesaian masalah harus lebih diutamakan sehinggadapat meminimalisir terjadinya konflik yang
mengarah pada kekerasan.
Program-program dalam upaya penyelamatan danau di tingkat desa ataukecamatan maupun
keseluruhan bioregion danau perlu direncanakan dandilaksanakan bersama-sama masyarakat agar
terterima oleh seluruh komponenmasyarakat yang ada. Ada beberapa pendekatan yang bisa
diujicoba dalamDraft NA Ranperda Pengelolaan & Pelestarian Danau Limboto 200735pengelolaan
sumberdaya alam berbasis masyarakat. Konsep-konseppengelolaan yang berbasis pada masyarakat
setempat lebih disarankan misalnyaCommunity-based Natural Resources Management,
Community-based ForestManagement untuk masyarakat di daerah hulu, Community-based
FisheryManagement dan Community River Base Management untuk nelayan, dan lainlain.Selain itu
untuk lebih menyatukan sektor-sektor dan instansi pemerintah,perlu mencoba mengaplikasikan

program Integrated Natural Resources Management dan Integrated River Base Management sebagai
payung bagi pelaksanaan program pemerintah di lapangan sehingga fragmentasi lembaga-lembaga
sektoral lebih terintegrasi (Cicin-Sain dan Knecht, 1998).
BAB V MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN
PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN DANAU LIMBOTO

PERATURAN

DAERAH

1. Maksud pembentukan Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut :


a. Untuk mengatur pemanfaatan Danau Limboto dalam bentuk pengaturanpengelolaan potensi yang
ada di Danau Limboto dengan tetapmengedepankan unsur pelestarian sehingga dapat
melindungikeberadaannya yang cenderung semakin kritis akibat eksploitasi sumberdaya yang
berlebihan dan tanpa tanggungjawab;
b. Memberikan payung hukum bagi pemerintah, setiap orang atau badanhukum, dan masyarakat
dalam rangka penegakan hukum terhadaptindakan tindakan eksploitasi di danau Limboto guna
tertibnyapengelolaan potensi danau Limboto dari penggunaan alat tangkap yangmengancam
kehidupan dan kelestarian keragaman genetik biota danau;
c. Mengatur pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir danau daritindakan penguasaan dan/atau
pemilikan tanpa alas hak dan daripengkaplingan perairan danau yang dapat mengganggu aktifitas
nelayan;
2. Tujuan Pembentukan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan dan PelestarianKawasan Danau
Limboto diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Adanya suatu produk hukum daerah tentang pengelolaan dan pelestarianDanau Limboto yang
memberikan perlindungan kepada masyarakat dalammemanfaatkan potensi yang ada secara
bertanggungjawab maupunkeberadaan ekosistem kawasan Danau Limboto;
b. Pemberdayaan keberadaan potensi Danau Limboto yang merupakan ikonGorontalo dengan tetap
memperhatikan pelestariannya melalui adanyapengaturan areal/wilayah potensi (Zonasi) melalui
proses perencanaanyang partisipatif dan terarah, sehingga dapat meminimalisir dampakeksploitasi
yang berlebihan dan menangkal potensi percepatanpendangkalan Danau Limboto;
c. Adanya pengendalian dan pengawasan terhadap proses eksploitasi potensidi Danau Limboto yang
melibatkan multipihak; serta,
d. Dapat dilaksanakannya penegakan hukum terhadap penggunaan potensidanau yang merupakan
akses terbuka dari hal-hal yang berdampak negatifterhadap keberadaan Danau Limboto dan
ekosistemnya agar dapatmenciptakan ketertiban, ketentraman dan memberikan kepastian
hukumbagi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai