Anda di halaman 1dari 74

PEMERIKSAAN

FISIK TENGGOROK
Pembicara:
Andreago dan M. Zulbani
Pembimbing:
dr. Novemi Elynawati, Sp.
THT

KAVUM ORIS

PENAMPAKAN KAVUM
ORIS

KAVUM ORIS
Letak kavum oris:
Batas anterior: Bibir
Posterior
: Arkus anterior
Inferior
: Dasar mulut
Superior
: Palatum mole & Palatum durum
Batas kavum oris dan orofaring disebut ismus fausium, yang
dibatasi oleh :
Batas Lateral : Lengkungan arkus anterior dan arkus posterior
tempat tonsil palatina (fossa tonsilaris)
Inferior
: radiks lingua
Medial : Uvula, selalu menunjuk vertikal ke bawah
Palatum mole melekat pada dasar tengkorak oleh adanya dua otot
yaitu muskulus tensor palatini dan muskulus levator veli palatini.

TONSIL

TONSIL PALATINA
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang berbentuk
seperti buah kenari , dibungkus kapsul jaringan
fibrous putih (Fasia faringeal) terdiri dari folikel dan
kanalikuli (saluran) yang bermuara di ostium (kripta).
Permukaan tonsil dilapisi epitel skuamus berlapis, 8-20
kripta.
Terletak di fossa tonsilaris, di orofaring yang dimana di
bagian anterior tonsil terdapat m. palatoglosus (plika
anterior) dan bagian posterior terdapat muskulus
palatofaringeus. (kedua otot bergabung di palatum
mole) dinding lateral tonsil melekat pada
m.konstriktor faringeus

CINCIN WALDEYER

CINCIN WALDEYER

CINCIN WALDEYER
Cincin waldeyer terdiri atas :
1.Adenoid
2.Jaringan limfoid pada dinding lateral nasofaring (lateral
band)
3.Tonsil palatina
4.Tonsil lingualis
5.Jaringan limfoid disekitar tube eustachiuss
Fungsi dari cincin waldeyer :
1.Pertahanan terhadap kuman spesifik
2.Penghasil antibodi spesifik ( Ig)
3.Menghasilkan limfosit
4.Berperan terhadap proses imunologis.

FARING

FARING

FARING
Faring merupakan kantong fibromuskuler berbentuk
seperti corong dimulai dari dasar tengkorak sampai
tepi bawah kartilago krikoid,dengan panjang kurang
lebih 14 cm
Faring dibagi menjadi 3 bagian :
1.Nasofaring (Epifaring) letaknya dibelakang kavum
nasi
2.Orofaring (Mesofaring) letaknya dibelakang
kavum oris
3.Hipofaring (Laringofaring) letaknya dibelakang
dan lateral laring)

NASOFARING
Nasofaring merupakan bagian tertinggi dari faring yang dimana terletak
disebelah dorsal kavum nasi dan dihubungkan dengan koane
Batas nasofaring :
atas :basis kranii
bawah
:palatum mole
belakang
:vertebra servikalis
depan
:koane
lateral
:ostium tuba Eustachius
torus tubarius
fossa Rosenmuler
(resesus faringeus)
Fungsi utama nasofaring :
-sebagai tabung kaku & terbuka untuk udara pernapasan
-Saluran ventilasi & drainase dari auris media melalui tuba Eustachius
-Saluran & drainase dari hidung
-Sebagai ruang resonansi (pembentukan suara

OROFARING
Orfaring terdapat disebelah dorsal dari kavum oris dan
dihubungkan dengan kavum oris oleh ismus fausium. Berbeda
dengan nasofaring orofaring bergerak berfungsi dalam proses
pernapasan dan proses menelan
Orofaring seperti juga nasofaring berupa rongga, dengan batasbatas :
Atas : Palatum mole
Bawah : tepi atas epiglotis
Belakang
: vertebra servikalis
Depan : ismus fausium
Lateral
: m. Konstriktor faring superior
Pada mukosa orofaring didapatkan kelompok-kelompok
jaringan limfoid yang disebut granula pada dinding
posteriornya, sedangkan lateral pharyngeal band terdapat pada
dinding lateral disebelah dorsal dari arkus posterior.

LARINGOFARING
Laringofaring merupakan bagian paling kaudal dari faring.
Berdekatan dengan laring . Laringofaring ini dapat bergerak.
Berfungsi pada proses pernapasan dan menelan
Batas hipofaring :
atas
:tepi atas epiglotis
bawah
:introitus esofagus
belakang :Vertebra servikalis
depan
:laring
Fungsi utama orofaring dan hipofaring:
Saluran pernapasan & drainase dari nasofaring
Saluran makanan/minuman dari mulut
Ruang resonansi suara
Jaringan limfoid (cincin Waldeyer) pelindung, menghilangkan /
menghancurkan benda asing, membentuk antibodi
Proses menelan

PROSES MENELAN
Proses menelan dibagi menjadi tiga fase :
1.Fase oral , dapat dikendalikan (voluntari)
2.Fase faringel , tidak dapat dikendalikan
(involuntari)
3.Fase esofageal, tidak dapat dikendalikan
(involuntari

FASE ORAL

FASE ORAL
Makanan dan minuman akan dibawa dari rongga mulut ke
faring
Dasar mulut , os. Hioidea dan laring ditarik keatas dan depan
oleh kontraksi dari m. Milohiodeus
Ujung lidah menekan palatum durum diikuti bagian lain dari
lidah bergerak dari anterior ke posterior dengan adanya
kontraksi simultan dari M. Stiloglosus dan m. Palatoglosus
Makan terdorong ke arah orofaring , dan ismus fausium
menuempit sehingga mencegah makanan masuk ke rongga
mulut.

FASE FARINGEAL

FASE ESOFAGEAL
Setelah makanan berada dalam esofagus , dengan
gerakan peristaltik dari esofagus makanan itu akan
dibawa masuk ke dalam lambung

FASE FARINGEAL
Bolus makanan menyentuh dinding belakang
faring, awal reflek menelan .
Pada fase oral tadi laring telah diangkat dan ditarik
ke anterior sehingga laring akan tertutup epiglotis
Kontraksi M. Tensor palatini dan M. Levator veli
palatini menyebakan palatum mole bergerak keatas
dan menutup hubungan antara nasofaring dan
orofaring
Hanya tinggal satu jalan yaitu ke esofagus

1. Tulang rawan Laring


2. Ligamen dan membran
3. Persendian
4. Muskulus pada laring
5. Persarafan

1. Tulang rawan laring

Kartilago tiroid
Kartilago krikoid
Kartilago epiglotis
Kartilago aritenoid

Cavum laring dibagi menjadi sebagai berikut :


a. Supraglotis (vestibulum superior)
b. Glotis (pars media)
c. Infraglotis (pars inferior)

2. Persendian
Artikulasi krikotiroid
Artikulasi krikoaritenoid

3. Ligamen & Membran


Membran tirohioid
Ligamen hioepiglotik
Membran krikotiroid
23

4. Muskulus pada laring


Muskulus ekstrinsik
Suprahioid
berfungsi menarik laring kebawah
Infrahioid
berfungsi menarik laring keatas
Muskulus intrinsik
gol. adduktor (5 pasang)
menggerakkan korda vokalis ke media
gol. abduktor (sepasang)
menggerakkan korda vokalis ke lateral
24

Muskulus ekstrinsik
Suprahioid
m digastrikus
m geniohioid
m stilohioid
m milohioid

25

Muskulus ekstrinsik
Infrahioid
m sternohioid
m omohiod
m tirohioid

26

Muskulus Intrinsik

Berfungsi untuk menggerakkan pita suara :


gol. adduktor (5 pasang)
1. mm. krikoaritenoid lateral (d/s)
2. mm. tireoaritenoid (d/s) = m. vokalis
3. mm. krikotiroid
4. mm. interaritenoid obligus (2 bersilang)
5. mm. interaritenoid transversus (tunggal)
gol. abduktor (sepasang)
m. krikoaritenoid posterior (m. posticus)

27
27

mm. interaritenoid
obligus
mm. interaritenoid
transversus
mm. Krikoaritenoid
posterior

mm. tireoaritenoid
mm. Krikoaritenoid
posterior

mm. krikoaritenoid
lateral

mm. Krikotiroid
(terpotong)

mm. krikoaritenoid lateral


mm. krikotiroid
mm. tireoaritenoid

mm. krikotiroid

Persarafan Laring
Cabang N.X (N.Vagus) :
N. Laringis superior
N. Laringis inferior

Secara anatomis, N. Laringis inferior sinistra lebih panjang


karena harus membelok di aorta dahulu sebelum naik ke atas.
Akibatnya saraf ini mudah mengalami gangguan, misalnya cor
pulmonal, cor bovinum dan perikarditis.

N. Laringis superior (motoris dan sensoris).


Sensoris disini penting untuk menerima rangsangan, sehingga jika ada
benda asing dan terasa nyeri akan mengakibatkan refleks batuk (watch
dog).

N. Laringis inferior (motoris)


Untuk membuka atau menutup rima glotis (gerak aduksi dan abduksi)

Korda Vokalis
Korda vokalis terpasang melintang dari
depan ke belakang, di depan melekat pada
kartilago tiroid, di belakang melekat pada
aritenoid kanan dan kiri.
Aritenoid

mm. krikoaritenoid lateral


mm. krikotiroid
mm. tireoaritenoid
Kartilago tiroid

Korda Vokalis
Pada stadium respirasi atau bernapas,
kartilago aritenoid bergerak ke lateral,
korda vokalis bergerak ke lateral dan rima
glotis membuka, sehingga udara
pernapasan dapat keluar maupun masuk
trakea.

Korda Vokalis
Pada stadium fonasi atau stadium bicara,
kartilago aritenoid bergerak ke medial,
korda vokalis bergerak ke medial (atau
merapat di garis median) dan rima glotis
menutup.

FISIOLOGI LARING
Organ penghasil suara
Proteksi jalan napas
Respirasi

35

Suara terbentuk karena tiupan udara dari paru yang


menggetarkan korda vokalis.
Korda vokalis akan membuka dan menutup secara cepat
sekali sehingga timbul getaran suara.
Syarat suara nyaring :
1. Anatomi korda vokalis normal
2. Fisiologi harus normal
Korda Vokalis dpt bergerak ke medial
Korda Vokalis dpt merapat di median
3. Arus udara yang cukup kuat dari paru
Jika syarat ini tidak terpenuhi akan menghasilkan suara parau
36

Untuk mengeluarkan suara bernada tinggi :


- Korda vokalis harus dapat ditipiskan, ditegangkan,
dan dipanjangkan
Untuk mengeluarkan suara bernada rendah :
- Korda vokalis harus dapat ditipiskan, dikendorkan,
dan diperpendek
Setalah suara terbentuk di laring, oleh mulut, bibir,
palatum, lidah dan gigi, suara akan diubah menjadi
huruf-huruf untuk bicara
38

NANTI DIISI VIDEO

KAVUM ORIS

Inspeksi , perhatikan :
1.Ptialismus, trismus
2.Gerakkan bibir dan susut mulut (N VII)
3.Mukosa dan ginggiva, misalkan adanya ulkus
4.Gigi atau geraham rusak yang dapat menimbulkan sinusitis
maksilaris (Caries gigi P2 ,P1, M1, M2, M3 ) atas atau trismus
yang disebabkan gigi M3 bawah yang letaknya miring
5.Lidah : Parese N. XII, atrofi,aftae, tumor malignan
6.Palatum durum ( torus palatinus) , prosesus alveolaris
bengkak oleh karena radang atau tumor sinus maksilaris
Palpasi : Jangan dilupakan bila ada ulkus pada lidah (karsinom)
Perkusi
: Pada gigi dan geraham, terasa sakit bila ada
radang

KASIH VIDEO ...!!!

Dimulai dengan pasien membuka mulut lebar-lebar,


lidah ditarik ke dalam, lidah ditekan ke bawah,
dibagian medial.
A.Penderita disuruh bernapas :
1.Tidak boleh menahan napas
2.Tidak boleh bernapas keras-keras
3.Tidak boleh ekspirasi atau mengucap ch
B.Lidah ditekan anterior dari tonsil, hingga kelihatan
pole dibawah tonsil.

Pemeriksaan tonsil :
Kita periksa tonsil mengenai pembesaran , mobilitas,
anatomi dari tonsil .
Pembesaran tonsil ditentukan sebagai berikut :
T0
: tonsil didalam fosa tonsil atau telah diangkat
T1
: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula
T2
: bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan
uvula
T3
: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula
T4
: bila besarnya mencapaai uvula atau lebih

Pemeriksaan tonsil dan palatum mole , dapat kita lakukan dengan


memperhatikan anatominya
Tonsilitis akut : Semua merah, titik-titik putih pada tonsil
Tonsilitis kronik
: arkus anterior merah
Afte
: ditekan sakit
Abses peritonsil : ismus fausium kecil ,tonsil terdesak ke medial ,
sekitar tonsil merah , dan udem , uvula terdesar heterolateral
udematus
Difteri : Pseudomembran warna kotor hemoragis, ada yang diluar
batas tonsil. Mukosa normal ,bullneck, usap tenggorok
Plaut vincent : ulkus seluruh tonsil,monolateralfebrs,perlu usap
tenggorokan
Radang spesifik : Tuberkulosa
Tumor benigna
: keras, fiksasi tonsil
Sikatrik
: Akibat tonsilektomi, insisi abses peritonsil
Korpus alineum
: duri ikan, tulang

Pemeriksaan mobilitas tonsil ,


Menggunakan 2 spatula
Spatula 1 : Posisi sama dengan diatas
Spatula 2 : Posisi ujungnya vertikal menekan
jaringan peritonsil, sedikit lateral dari arkus anterior.
Hasil : pada tumor tonsil : Fiksasi
Pada tonsilitias kronik : mobile dan sakit

Pemeriksaan parese/paralisis palatum mole


Normal :
Waktu istirahat : uvula menunjuk ke bawah , konkavias palatum
mole simetris
Ucapkan aa,ee : uvula bergerak-gerak tetap simetris
Paresis bilateral :
Waktu istirahat : seperti normal
Ucapkan aa,ee : seperti normal
eee : mungin uvula sedikit bergerak
Paresis unilateral :
Waktu istirahat : seperti normal
Ucapkan aa,ee : palatum mole terangkat ke arah yang sehat,
uvula miring, menunjuk ke arah sehat, konkavitas, tak simetris

KASIH VIDEO DONK TENTANG PARESIS PALATUM


MOLE..!

Pemeriksaan faring :
Inspeksi :
Faringitis akut
: Semua merah
Faringitis kronik : Hanya granule merah
Aftae, difteri, ulkus sifilis, sikatriks, korpus alineum

Faringitis ec virus
inf.

Faringitis inf
streptokokus

Pemeriksaan paresis faring :


Normal
: Bila disentuh sensitif, dijumpai
refleks muntah
Paresis bilateral : Dijumpai tumpukan air ludah dan
bila disentuh tidak sensitif dan reflek muntah hilang
Paresis unilateral: Bila disentuh muncul gerakan
coulisse ( yang bergerak hanya faring yang sehat )

Pemeriksan laring teridiri atas :


1. Pemeriksaan dari luar
2. Laringoskopia indirekta
3. Laringoskopia direkta
4. Pemeriksaan kelenjar leher
5. Pemeriksaan X-foto rontgen

1. Pemeriksaan dari luar


Inspeksi :
warna dan keutuhan kulit
benjolan (struma dan kista duktus tiroglossus)
Palpasi :
- mengenal bagian dari kerangka laring (tulang
hioid, kartilago tiroid,kartilago krikoid) dan
gelang trakea
apakah ada udem, struma, kista, metastase?
apakah ada susunan yang abnormal? (fraktur
dan dislokasi)
- laring yang normal (mudah digerakkan)

2. Laringoskopi
Indirekta

2. Laringoskopi Indirekta
Melihat laring secara tidak langsung
- menempatkan cermin didalam faring
- cermin tersebut disinari dengan cahaya
- Bayangan laring pada cermin terlihat dari sinar yang
dipantulkan
Syarat :
- harus ada jalan yang lebar buat cahaya yang dipantulkan
oleh cermin. maka lidah harus dikeluarkan, sehingga radiks
linguae yang menutup jalan itu bergerak ke ventral.
- harus ada tempat yang luas buat cermin, dan cermin tak
boleh ditutup oleh uvula. Untuk itu pasien disuruh bernapas
dari mulut, sehingga uvula bergerak keatas dengan
sendirinya.

2. Laringoskopi Indirekta
Alat yang diperlukan :
1. Cermin laringoskop yang besar
2. lampus spiritus
3. larutan tetrakain buat faring yang sensitif
4. kain kasa yang dilipat
Tahap-tahap pemeriksaan :
- memeriksa radiks linguae, epiglotis, dan sekitarnya
- memeriksa lumen laring dan rima glotidis
- memeriksa bagian yang letaknya kaudal dari rima
glotidis

2. Laringoskopi Indirekta
Tahap pelaksanaan laringoskop indirekta :
- Anastesi faring dengan tetrakain. Umumnya tidak diperlukan,
kecuali untuk faring yang sangat sensitif (Pemeriksaaan
dimulai sekitar 10 menit setelah disemprotkan tetrakain)
- Pasien harus membuka mulut lebar-lebar dan bernapas dari
mulut
- Pasien diminta menjulurkan lidah panjang-panjang

Bagian lidah yang ada diluar mulut


- Dibungkus dengan kain kasa, kita pegang dengan tangan kiri,
jari I diatas lidah, jari III dibawah lidah dan jari 2 menekan pipi
- Dipegang dengan tenaga yang optimal. (terlalu keras dapat
menyakiti pasien, bila terlalu lunak lidah akan terlepas)

2. Laringoskopi Indirekta
- Cermin dipegang dengan tangan
kanan, seperti memegang pensil
arah cermin ke bawah.
- Cermin dipanasi (lebih sedikit 37C)
supaya nanti tidak menjadi kabur.
- Panas cermin dikontrol pada lengan bawah kiri
pemeriksa. Cermin dimasukkan ke dalam faring dan
mengambil posisi di muka uvula.
- Kalau perlu uvula didorong sedikit kebelakang
dengan punggun cermin, cermin disinari

2. Laringoskopi Indirekta
Untuk pemeriksaan laringoskop Indirekta kepala
penderita diatur dalam tiga posisi, yaitu :
- Posisi tegak (a)
- Posisi killian (b)
(sekitar komisura posterior)
- Posisi tuercks (c)
(sekitar komisura anterior)
yang perlu kita lihat ada 3 hal :
1. Radiks linguae , epiglotis dan sekitarnya
2. Laring dan sekitarnya
3. Trakea

2. Laringoskopi
Indirekta

VIDEO LARING DONK..!

2. Laringoskopi Indirekta
1. Radiks linguae, epiglotis dan sekitarnya
- Kelihatan gambar dari radiks linguae ,epiglotis yang
menutup introitus laringitis, plika glossoepiglotika,
valekula kiri dan kanan.
- Perhatikan anatominya
- Perhatikan patologinya: udem dari epiglotis, ulkus,
tumor, korpus alineum.
- Facies posterior tonsil .
- Perhatikan warna, aftae, ulkus
- Untuk keperluan ini penderita disuruh mengucapkan
huruf iii yang panjang dan yang tinggi, oleh
karenanya menyebabkan laring ditarik keatas dan ke
muka , sehingga epilotis juga ikut bergerak dan yang
sebelumnya menutup introitus laring kemudian akan
terbuka sehingga cahaya dapat masuk ke dalam
laring dan trakea
- Korda vokali bergerak ke garis median

2. Laringoskopi Indirekta
2. Melihat laring dan sekitarnya
Perhatikan anatomi laring berupa :
- Epiglotis dan pinggirnya
- Aritenoid kiri dan kanan
- Plika ari-epiglotika kiri dan kanan
- Sinus piriformis kiri dan kanan
- Dinding posterior dan dinding lateral faring
- Plika ventrikularis kiri dan kanan
- Komisura anterior dan posterior
- Korda vokalis kiri dan kanan

2. Laringoskopi Indirekta
Patologi-anatomi dari laring
Radang
: - laringitis akut (semua merah)
- laringitis kronik ( sedikit merah atau yang erah
hanya korda vokalis saja)
Ulkus : - Laringitis TBC : - erosi ulkus pada komisura
psoterior
- erosi ulkus pada korda vookalis
- Epiglotis (udem, infiltrat, ulkus, amputasi)
- Karsinoma
Udem
: Radang, alergi, tumor
Cairan: - Sputum hemoragis dijumpai pada tbc, keganasan
- Tumpukan saliva di sinus pyriformis
Tumor
: - Benigna (papiloma, polip, nodul, kista)
- Maligna-karsinoma
Perhatikan gerak korda vokalis (normal? Simetris? Parese?)

2. Laringoskopi
Indirekta

2. Laringoskopi Indirekta
3. Melihat trakea
-Biasanya korda vokalis hanya dapat dilihat dalam
stadium fonasi
-Dalam stadium respirasi lumen laring tertutup oleh
epiglotis, sehingga mukosa trakea hanya dapat
dilihat waktu belum ada aduksi yang komplit, atau
diwaktu permulaan abduksi
-Perhatikan: anatomi, patologi mukosa, warna
mukosa, sekret reio subglotisk, udem, tumor

3. Laringoskopi
Direkta

3. Laringoskopi
Direkta
untuk melihat laring secara langsung tanpa cermin
tetapi dengan perantaraan alat yang disebut
laringoskop.
Ada 3 macam :
1. Laringoskop kaku
2. Laringoskop fiber
3. Mikrolaringoskop dengan memakai mikroskop

3. Laringoskopi Direk
1. Laringoskopi kaku
- endoskop model Brunings, Jackson, Mc. Intosh,
Mc. Gill
- Sumber cahaya : Brunings proximal, Jackson
distal.
teknik :
- Penderita ditidurkan terlentang diatas meja
periksa
- Pemeriksaan baru dapat dimulai sekitar 10
menit setelah ke dalam faring dan laring
diteteskan tetrakain 1% (masing-masing 10
tetes)
- pipa dimasukkan sampai ke dalam introitus

3. Laringoskopi Direk
2. Laringoskopi fiber
3. Mikrolaringoskop dengan memakai mikroskop.
Perhatikan :
- Pasien berbaring, posisi kepala di depan
pemeriksa
- Bagian kanan penderita adalah juga bagian
kanan pemeriksa

4. Pemeriksaan Kelenjar Leher


Kelenjar leher baru teraba apabila ada pemebesaran > 1cm.
Palpasi dilakukan pada posisi pemeriksa dibelakang pasien dan
dilakukan secara sistemis/berurutan, dimulai :
- Submental
- Angulus mandibula
- Sepanjang m. Sternokleidomastoid
- Klavikula
- Sepanjang saraf Assesorius

5. Foto X-Foto Rontgen


Indikasi untuk membuat X-foto :
- Fraktur laring
- Karsinoma laring :
- Untuk melihat passage yang masih ada
- Untuk melihat luasnya tumor

Macam pemeriksaan :
1.Foto leher PA/lateral soft tissue
2.Laringogram dengan kontras
3.Tomogram

Anda mungkin juga menyukai