TEKNIK 2
BAJA
Nama :
Akhlis Nur F (MS-1A/01)
Oksi Alfarisy (MS-1A/12)
Usyi Diana R (MS-1A/19)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah subhanahu wataala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta ridho-NYA sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Baja dengan baik.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas material teknik, yang
bertujuan agar pembaca mengetahui dan memahami tentang Baja.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Pengajar/Pembimbing Bapak Sri Harmanto, ST, MT kami selama proses
pembelajaran, Orang Tua ,serta teman teman yang telah memberikan dukungan
sepenuhnya kepada kami hingga terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh kurang dari
sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah taala. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik beserta saran yang bersifat membangun
dari para Pembaca untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua.
10 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan............................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................ 1
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian & klasifikasi Baja........................................................................... 2
2.2 Pengaruh unsur paduan.................................................................................... 7
2.3 Standarisasi dan pengkodean......................................................................... 10
2.4 Pengaruh terhadap Ferrit................................................................................. 11
2.5 Pengaruh terhadap tempering.......................................................................... 13
2.6
Pengaruh
terhadap
diagram
fase.......................................................................14
2.7 Pengaruh Terhadap Diagram Transformasi.................................................... 15
2.8 Sifat Dan pemakaian Baja paduan ..................................................................16
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................
17
3.2 Saran............................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
BAB 2
ISI
Baja merupakan salah satu jenis logam ferro dengan unsur carbon (C)
1,7%. Di samping itu baja juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S),
fosfor (P), silikon (Si), mangan (Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi.
Sifat baja pada umumnya sangat dipengaruhi oleh prosentase karbon dan struktur
mikro. Struktur mikro pada baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan
komposisi baja. Karbon dengan unsur campuran lain dalam baja membentuk
karbid yang dapat menambah kekerasan, tahan gores dan tahan suhu baja.
Perbedaan prosentase karbon dalam campuran logam baja karbon menjadi salah
satu cara mengklasifikasikan baja. Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1.Baja karbon rendah (low carbon steel)
mengandung karbon dalam campuran baja karbon kurang dari 0,3%. Baja
ini bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya yang rendah kurang dari
0,3%C. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya
tidak cukup untuk membentuk struktur martensit (Amanto, 1999)
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut
dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Baja Paduan dengan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
Mudah dibersihkan
beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan
pisau.
2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan
pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan
pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara
3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten
dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak
mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan
aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada
temperatur tinggi.
Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:
Electric steel
Magnetic steel
https://ww
w.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c
Baja karbon dapat menacpai kekuatan tinggi dengan menaikan kandungan
pada karbon, tetapi keuletan dan ketangguhan menjadi rendah. Baja karbon
mempunyai hardenability pada umumnya agak rendah dan setelah meengalami
laku panas mudah menjadi lunak dengan menambah satu atau lebih unsur paduan
tertentu maka dapat meningkatkan sifat mekanikya
Efek utama elemen paduan utama untuk baja
Elemen
Persentase
Fungsi utama
Aluminium
0.951.
Paduan unsur dalam nitriding baja
Bismut
- -Meningkatkan mesin
Boron
0.0010.003
Powerfull agen kemampukerasan
Kromium
0.52
Naik kemampukerasan
418
Tahan Korosi
Tembaga
0.10.4
Tahan Korosi
Molybdenu
0.25
Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir
m
Nikel
25
1220
Toughener Toughener
Tahan terhadap Korosi
Silicon
Belerang
Titanium
Tungsten
0.20.7
2
Persentase
tinggi
0.080.15
-
Meningkatkan kekuatan
Spring Baja
Memperbaiki sifat-sifat magnetik
mesin bebas properti
Perbaikan karbon dalam
partikel
inert;
Di bawah ini akan di jelaskan beberapa pengaruh unsur paduan terhadap baja :
1. Silisium (Si)
Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan diperkeras,
tahan aus, ketahanan terhadap panas dan korosi.
Menurunkan : Regangan, kemampuan ditempa dan di las.
2. Mangan (Mn)
Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan ditemper,
ketahanan terhadap aus.
Menurunkan : Kemampuan dikerjakan dengan mesin-mesin
perkakas.
3. Krom (cr)
Meningkatkan: Kekerasan, kekuatan, ketahanan aus, kemampuan
diperkeras, ketahanan panas, kerak, karat dan asam, kemudahan
dipoles.
Menurunkan Regangan
4. Nikel (Ni) > Baja dengan paduan ini dapat dimagnetasikan. (magnet
permanen : 15-28% Ni)
Meningkatkan : Keuletan, kekuatan, ketahanan karat, tahanan
listrik.
Menurunkan : Kecepatan pendinginan dan regangan panas.
5. Molibdenum (Mo)> Biasanya dipadu dengan baja dalam ikatan
bersama-sama Cr, Ni dan V.
Meningkatkan : Kekuatan tarik, ketahanan panas, batas lelah.
Menurunkan : Regangan
6. Vanadium (V) > Mempunyai dampak mirip Mo dalam baja, namun
tanpa mengurangi regangan
Meningkatkan : Kekuatan, keuletan, ketahanan lelah
Menurunkan : Kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati
batas pada perlakuan panas
7. Wolfram (W) > titik lebur tinggi sehingga digunakan untuk kawat pijar
Meningkatkan : Kekerasan, kekuatan pada suhu tinggi
Menurunkan : Regangan
9
Normung),
ASME(American
Society
of
Mechanical
Engineers),
http://www.academia.edu/4942900/baja_panduan
10
Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (S) dari
baja. Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam
baja. Masing-masing unsur logam lainnya memilki angka kode yang mengisi digit
pertama, yaitu:
Baja Karbon:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2"
adalah
Baja Mangan:
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja
karbon.
Baja Molybdenum:
Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx. Angka kedua menunjuk
persentase molibdenum dalam baja.
Baja Kromium:
Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan
dominan
11
Semua unsur paduan yang membentuk larutan padat akan naik sifat
mekaniknya(kekuatan,kekerasan). Paduan yang larut pada ferrit akan naik
kekuatan dan kekerasan pada ferrit. Pengaruh masing-masing unsur tidak sama
seperti grafik dibawah dari unsur-unsur paduan Si dan Mn paling sering ditemui
yang berpengaruh cukup besar, sedangkan Cr berpengaruh paling kecil.
Semua pembentuk karbida juga nitrida pembentuk. Nitrogen dapat
diperkenalkan ke dalam permukaan baja oleh nitriding. Dengan mengukur
kekerasan baja paduan berbagai Nitrided adalah mungkin untuk menyelidiki
kecenderungan dari berbagai elemen paduan untuk membentuk nitrida sulit atau
untuk meningkatkan kekerasan baja oleh suatu mekanisme yang dikenal sebagai
pengerasan presipitasi. Hasil yang diperoleh oleh penyelidikan seperti ditunjukkan
dalam Gambar dibawah, dari yang dapat dilihat bahwa hasil hardnesses sangat
tinggi dari baja paduan dengan Al atau Ti dalam jumlah sekitar 1,5%.
http://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.html
12
Gambar diatas
nitriding komposisi: 0,25% C, 0,30% Si, 0,70% Mn 0,25% C, 0,30% Si, 0,70%
Mn
Pada nitriding bahan dasar dalam Gambar 4, kekerasan sekitar 400 HV diperoleh
dan menurut diagram kekerasan tidak berubah jika baja paduan dengan unsur Ni
karena ini bukan merupakan mantan nitrida dan karenanya tidak memberikan
sumbangan terhadap kekerasan pun meningkat.
13
difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom
besi dapat membentuk sementit .
Perubahan sifat mekanis akibat temper martensit
Prosesnya adalah memanaskan kembali berkisar antara suhu 150C 650C dan
didinginkan secara perlahan-lahan terganutng sifat akhir baja tersebut, menurut
tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut :
1.Tempering pada suhu rendah ( 150 300C )
Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan
kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya.
2. Tempering pada suhu menengah ( 300 - 550C )
Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan
kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang
mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas.
3.Tempering pada suhu tinggi (550 - 650C )
Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar
dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros
batang pengggerak dan sebagainya. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 6000C pada proses tempering dengan tujuan untuk mendapatkan keuletan
spesimen yang maksimal.
14
Gambar pengaruh unsur paduan terhadap eutectoid dan kadar karbon dalam
eutektoid
2.7 Pengaruh Terhadap Diagram Transformasi
Semua unsur paduan akan berpengaruh terhadap diagram transformasi
kecuali Cobalt, karena akan menghambat pembentukan ferrit dan sementit pada
saat pendinginan. Pada diagram I-T akan menggeser kurva transformasi ke kana,
juga semua unsur paduan kecuali Cobalt menurunkan temperatur pembentukan
martensit Ms juga Mf. Maka semuanya akan menyebabkan martensit lebih mudah
terbentuk, sehingga unsur paduan yang menjadikan sifat baja hardenability
menjadi naik. Perlu diperhatikan bahwa dengan makin rendahnya Ms dan Mf
sering kali menyebabkan timbulnya banyak retained austenid, karena rendahnya
Mf daripada temperatur kamar. Pada temperatur kamar masih banyak austenit,
sehingga tidak mencapai yang di harapkan. Beberapa unsur paduan dapat
membentuk karbida atau nitrida berupa partikel yang halus yang terdispersi secara
15
merata dan akan mencegah terjadinya pertumbuhan butir. Dengan demikian akan
memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik, kekuatan dan ketangguhan yang
tinggi. Unsur paduan yang mencegah terjadinya pertumbuhan butir diantaranya
fanadium, titanium, niobium, dan juga aluminium. Unsur-unsur i yang di gunakan
untuk membuat fine-geained steel dalam hal casehardening.
Untuk melarutkan karbida dan nitrida diperlukan temperatur yang
tinggiatau holding time lebih lama. Dalam melakukan proses pengerasan di
harapkan seluruh carbon larut kedalam austernit, supaya memperoleh kekerasan
yang lebih tinggi, carbon pada baja yang berupa karbida belum larutinggi, di
dalam austenit mengakibatkan trunnya hardenability. Untuk melarutkan
diperlukan temperatur yang lebih tinggi, tetapi terlalu tinggi akan terjadi
pertumbuhan butir berlebih yang menjadikan kurang baik pada baja.
Karbida komplek sangat dilarutkan pada pemanasan, karena unsur-unsur
paduan akan menghambat pertumbuhan butir dan membentuk karbida komplek
yang menaikkan hardenability jika pada pemanasan dapat larut dalam austenit.
16
unsur
dasar
17
Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses
terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).
3.2 Saran
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/search?
hl=id&as_q=jurnal+tentang+baja&as_epq=&as_oq=&as_eq=&as_nlo=&as_nhi=&lr=&c
r=&as_qdr=all&as_sitesearch=&as_occt=any&safe=images&as_filetype=doc&as_rights
=
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=
https%3A%2F%2Fteknikseruyan.files.wordpress.com%2F2012%2F07%2F2-kuat-lenturbalok-komposit-baja-beton-pascabakar1.doc&ei=NGxtVYOODcG6uATlh4KAAw&usg=AFQjCNFdm2oWbPVuh5SUUe
78F7EyQB5zyw&sig2=JuF1sH28wyc0dTI-5eFKCA&bvm=bv.94455598,d.c2E
http://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.html
http://www.academia.edu/6546485/PENGARUH_TEMPER_DENGAN_QUENCHING_
MEDIA_PENDINGIN_OLI_MESRAN_SAE_40_TERHADAP_SIFAT_FISIS_DAN_M
EKANIS_BAJA_ST_60
http://www.academia.edu/4942900/baja_panduan
18
https://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/
https://catatanabimanyu.wordpress.com/2011/05/07/pengaruh-beberapa-unsur-paduandalam-baja/
19