Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATERIAL

TEKNIK 2
BAJA

Nama :
Akhlis Nur F (MS-1A/01)
Oksi Alfarisy (MS-1A/12)
Usyi Diana R (MS-1A/19)

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


TAHUN 2015-2016
JL. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang Kotak Pos 6199/SMS
Semarang 50275

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah subhanahu wataala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta ridho-NYA sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Baja dengan baik.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas material teknik, yang
bertujuan agar pembaca mengetahui dan memahami tentang Baja.
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Pengajar/Pembimbing Bapak Sri Harmanto, ST, MT kami selama proses
pembelajaran, Orang Tua ,serta teman teman yang telah memberikan dukungan
sepenuhnya kepada kami hingga terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh kurang dari
sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah taala. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik beserta saran yang bersifat membangun
dari para Pembaca untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua.

10 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan............................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................ 1
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian & klasifikasi Baja........................................................................... 2
2.2 Pengaruh unsur paduan.................................................................................... 7
2.3 Standarisasi dan pengkodean......................................................................... 10
2.4 Pengaruh terhadap Ferrit................................................................................. 11
2.5 Pengaruh terhadap tempering.......................................................................... 13
2.6

Pengaruh

terhadap

diagram

fase.......................................................................14
2.7 Pengaruh Terhadap Diagram Transformasi.................................................... 15
2.8 Sifat Dan pemakaian Baja paduan ..................................................................16
BAB 3 PENUTUP
3.1

Kesimpulan.....................................................................................................

17
3.2 Saran............................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Dalam materi kali ini kami akan membahas tentang Baja. Baja
adalah adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon.
Oleh karena itu dengan di buatnya makalah kali ini dapat di
manfaatkan untuk mengetahui lebih mendalam tentang Baja serta bahan
untuk pembuatan baja dan penulis juga berharap bisa memberikan

1.2.

manfaaat bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini.


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan di atas maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1.3.

a. Apa pengertian Baja itu ?


b. Apa struktur dari Baja itu ?
c. Apa Manfaat dalam menggunakan baja itu ?
Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memberikan materi atau makalah tentang baja agar para pembaca
menjadi lebih mengerti tentang baja.

BAB 2
ISI

2.1 Pengertian dan Klasifikasi Baja


Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja
berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini
selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil
oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan
untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan,
nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam,
banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan
(hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama
ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi
yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses
Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang
membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah
satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap
tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal,
mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan
berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-lembaga standar.

Baja merupakan salah satu jenis logam ferro dengan unsur carbon (C)
1,7%. Di samping itu baja juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S),

fosfor (P), silikon (Si), mangan (Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi.
Sifat baja pada umumnya sangat dipengaruhi oleh prosentase karbon dan struktur
mikro. Struktur mikro pada baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan
komposisi baja. Karbon dengan unsur campuran lain dalam baja membentuk
karbid yang dapat menambah kekerasan, tahan gores dan tahan suhu baja.
Perbedaan prosentase karbon dalam campuran logam baja karbon menjadi salah
satu cara mengklasifikasikan baja. Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1.Baja karbon rendah (low carbon steel)
mengandung karbon dalam campuran baja karbon kurang dari 0,3%. Baja
ini bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya yang rendah kurang dari
0,3%C. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya
tidak cukup untuk membentuk struktur martensit (Amanto, 1999)

0,05 % 0,30% C. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin.


Penggunaannya:

0,05 % 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,


screws, nails.

0,20 % 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

2.Baja karbon menengah


Baja karbon sedang mengandung karbon 0,3%C 0,6%C(medium carbon
steel)dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan
sebagian dengan perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon
sedang lebih keras serta lebih lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah
(Amanto, 1999).

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.


Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
o 0,30 % 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
o 0,40 % 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger
bits, screwdrivers.
o 0,50 % 0,60 % C : hammers dan sledges.

3.Baja karbon tinggi


Baja karbon tinggi mengandung 0,6%C 1,5%C dan memiliki kekerasan
tinggi namun keuletannya lebih rendah, hampir tidak dapat diketahui jarak
tegangan lumernya terhadap tegangan proporsional pada grafik tegangan
regangan. Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan
perlakuan panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal
dikarenakan terlalu banyaknya martensit sehingga membuat baja menjadi getas.

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % 1,50


%C

Penggunaan : screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,


hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood,
reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire
drawing dies, fine cutters.

Baja paduan (alloy steel)


Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik
dan sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)
4. Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) dan high speed steel.
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium,
manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam
tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat
mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila
dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).

High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat


potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.

Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut
dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Baja Paduan dengan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:

Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan

Tahan temperature rendah maupun tinggi

Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil

Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus

Tahan terhadap oksidasi

Kuat dan dapat ditempa

Mudah dibersihkan

Mengkilat dan tampak menarik

2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)


Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan
terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin
yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan
sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan
unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum
(Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau
mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas
yang diberikan antara lain:
1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI),
Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap
5

beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan
pisau.
2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan
pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan
pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara
3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten
dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak
mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan
aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada
temperatur tinggi.
Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:

Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 %


C.

Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.

b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

Baja tahan garam (acid-resisting steel)

Baja tahan panas (heat resistant steel)

Baja tanpa sisik (non scaling steel)

Electric steel

Magnetic steel

Non magnetic steel

Baja tahan pakai (wear resisting steel)

Baja tahan karat/korosi


6

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi


kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
1. Baja kualitas biasa
2. Baja kualitas baik
3. Baja kualitas tinggi

2.2 Pengaruh unsur paduan


Unsur paduan ditambahkan pada baja untuk berbagai tujuan, diantaranya
adalah untuk :
1. meningkatkan sifat mekanis baja dengan cara meningkatkan sifat hardenability
2. meningkatkan suhu temper dengan tetap mempertahankan kekuatan dan
keuletan
3. meningkatkan sifat mekanis pada suhu rendah dan tinggi
4. meningkatkan ketahanan korosi dan oksidasi pada suhu tinggi
5. meningkatkan sifat-sifat khusus seperti ketahanan aus dan kelelahan
Unsur-unsur paduan berpengaruh pada persentase C dan suhu eutectoid. Unsur
unsur seperti Ni, Cr, Si, Mn, W, Mo dan Ti cenderung mengurangi C pada baja
eutectoid. Suhu transformasi eutectoid dipengaruhi oleh unsur paduan, tergantung
pada sifatnya sebagai penstabil austenit atau ferit. Unsur penstabil austenit seperti
Mn dan Ni memperluas daerah austenit dan menurunkan suhu eutectoid
sedangkan
unsur penstabil ferit menaikkan suhu eutectoid seperti W, Mo, Si dan Ti. Unsurunsur ini reaktif terhadap C sehingga dinamakan unsur pembentuk karbid.
Menurut AISI-SAE, baja paduan dapat dikelompokkan dengan menggunakan 4
digit dengan 2 digit pertama menunjukkan unsur paduan utama sedangkan 2 digit
terakhir menunjukkan kandungan karbon seperti terlihat pada tabel di bawah.
Tabel Baja paduan menurut standard AISI-SAE

https://ww
w.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c
Baja karbon dapat menacpai kekuatan tinggi dengan menaikan kandungan
pada karbon, tetapi keuletan dan ketangguhan menjadi rendah. Baja karbon
mempunyai hardenability pada umumnya agak rendah dan setelah meengalami
laku panas mudah menjadi lunak dengan menambah satu atau lebih unsur paduan
tertentu maka dapat meningkatkan sifat mekanikya
Efek utama elemen paduan utama untuk baja
Elemen
Persentase
Fungsi utama
Aluminium
0.951.
Paduan unsur dalam nitriding baja
Bismut
- -Meningkatkan mesin
Boron
0.0010.003
Powerfull agen kemampukerasan
Kromium
0.52
Naik kemampukerasan
418
Tahan Korosi
Tembaga
0.10.4
Tahan Korosi
Molybdenu
0.25
Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir
m
Nikel

25
1220

Toughener Toughener
Tahan terhadap Korosi

Silicon

Belerang
Titanium
Tungsten

0.20.7
2
Persentase
tinggi
0.080.15
-

Meningkatkan kekuatan
Spring Baja
Memperbaiki sifat-sifat magnetik
mesin bebas properti
Perbaikan karbon dalam

partikel

inert;

mengurangi kekerasan di krom martensit baja


Kekerasan pada temperatur tinggi

Di bawah ini akan di jelaskan beberapa pengaruh unsur paduan terhadap baja :
1. Silisium (Si)
Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan diperkeras,
tahan aus, ketahanan terhadap panas dan korosi.
Menurunkan : Regangan, kemampuan ditempa dan di las.
2. Mangan (Mn)
Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan ditemper,
ketahanan terhadap aus.
Menurunkan : Kemampuan dikerjakan dengan mesin-mesin
perkakas.
3. Krom (cr)
Meningkatkan: Kekerasan, kekuatan, ketahanan aus, kemampuan
diperkeras, ketahanan panas, kerak, karat dan asam, kemudahan
dipoles.
Menurunkan Regangan
4. Nikel (Ni) > Baja dengan paduan ini dapat dimagnetasikan. (magnet
permanen : 15-28% Ni)
Meningkatkan : Keuletan, kekuatan, ketahanan karat, tahanan
listrik.
Menurunkan : Kecepatan pendinginan dan regangan panas.
5. Molibdenum (Mo)> Biasanya dipadu dengan baja dalam ikatan
bersama-sama Cr, Ni dan V.
Meningkatkan : Kekuatan tarik, ketahanan panas, batas lelah.
Menurunkan : Regangan
6. Vanadium (V) > Mempunyai dampak mirip Mo dalam baja, namun
tanpa mengurangi regangan
Meningkatkan : Kekuatan, keuletan, ketahanan lelah
Menurunkan : Kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati
batas pada perlakuan panas
7. Wolfram (W) > titik lebur tinggi sehingga digunakan untuk kawat pijar
Meningkatkan : Kekerasan, kekuatan pada suhu tinggi
Menurunkan : Regangan
9

8. Kobalt(Co) > magnet permanen mengandung unsur ini juga


Meningkatkan : Kekerasan, ketahanan aus, ketahanan karat dan
panas, daya hantar listrik.
9. Titanium ( Ti )
Tahan sampai suhu 400 C, oleh karena itu digunakan untuk
paduan kawat las
10. Tantalum (Ta)
Sangat tahan karat ( hanya diserang oleh asam flour). Baja krom
anti karat menjadi dapat dilas baik dengan Ta. Titik lebur 3150C
11. Silicon (Si)

Menaikkan kekerasan dan elastisitas

Menurunkan kekuatan tarik dan keuletan

Si dan Mn unsur yang selalu ada pada baja

2.3 Standarisasi dan Pengkodean


Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari
"merika hingga 8epang pun mengkodekan jenis baja. jenis-jenis kode tersebut
adalah " ;S;(American Iron Steel Institute), SAE(Society for Automotive
Engineering), UNS (Unified Numbering System), ASTM (American Standard for
Testing and Material),JIS (Japanese Industrial Standard), DIN (Deutsches Institut
fur

Normung),

ASME(American

Society

of

Mechanical

Engineers),

CEN(Committee European de Normalization), ISO (International Standardization


Organization), dan Association francaise de normalization (AFNOR).
Standarisasi untuk pengkodean (SAE) memiliki cara penulisan sebagai berikut:

http://www.academia.edu/4942900/baja_panduan

10

Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (S) dari
baja. Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam
baja. Masing-masing unsur logam lainnya memilki angka kode yang mengisi digit
pertama, yaitu:
Baja Karbon:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2"
adalah

resulfurized dan rephosphorized.

Baja Mangan:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja
karbon.

Namun, karena mangan adalah normal produk baja karbon membuat


AISI / SAE telah memutuskan untuk tidak mengklasifikasikan sebagai
baja paduan.

Digit kedua selalu "3"

Baja Molybdenum:
Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx. Angka kedua menunjuk
persentase molibdenum dalam baja.
Baja Kromium:

Digit pertama adalah "5" seperti dalam 51xx dan 52xx

Angka kedua menunjuk persentase kromium dalam baja.

Baja paduan lebih satu unsur:

Baja ini mengandung tiga paduan

Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan
dominan

Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.

2.4 Pengaruh terhadap ferrit

11

Semua unsur paduan yang membentuk larutan padat akan naik sifat
mekaniknya(kekuatan,kekerasan). Paduan yang larut pada ferrit akan naik
kekuatan dan kekerasan pada ferrit. Pengaruh masing-masing unsur tidak sama
seperti grafik dibawah dari unsur-unsur paduan Si dan Mn paling sering ditemui
yang berpengaruh cukup besar, sedangkan Cr berpengaruh paling kecil.
Semua pembentuk karbida juga nitrida pembentuk. Nitrogen dapat
diperkenalkan ke dalam permukaan baja oleh nitriding. Dengan mengukur
kekerasan baja paduan berbagai Nitrided adalah mungkin untuk menyelidiki
kecenderungan dari berbagai elemen paduan untuk membentuk nitrida sulit atau
untuk meningkatkan kekerasan baja oleh suatu mekanisme yang dikenal sebagai
pengerasan presipitasi. Hasil yang diperoleh oleh penyelidikan seperti ditunjukkan
dalam Gambar dibawah, dari yang dapat dilihat bahwa hasil hardnesses sangat
tinggi dari baja paduan dengan Al atau Ti dalam jumlah sekitar 1,5%.

http://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.html

12

Gambar diatas

Efek dari penambahan unsur paduan pada kekerasan setelah

nitriding komposisi: 0,25% C, 0,30% Si, 0,70% Mn 0,25% C, 0,30% Si, 0,70%
Mn
Pada nitriding bahan dasar dalam Gambar 4, kekerasan sekitar 400 HV diperoleh
dan menurut diagram kekerasan tidak berubah jika baja paduan dengan unsur Ni
karena ini bukan merupakan mantan nitrida dan karenanya tidak memberikan
sumbangan terhadap kekerasan pun meningkat.

2.5 Pengaruh terhadap Tempering


Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari
kerapuhan disebut dengan memudakan (tempering). Tempering didefinisikan
sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada temperatur tempering
(di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan
(Koswara,1999:134). Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok
untuk digunakan, melalui prosestempering kekerasan dan kerapuhan dapat
diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan
tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat.
Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda
dengan proses anil (annealing)karena di sini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan
dengan cermat (Amstead, 1997 : 148). Padasuhu 200C sampai 300C laju difusi
lambat hanya sebagian kecil karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap
keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500C dan 600C

13

difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom
besi dapat membentuk sementit .
Perubahan sifat mekanis akibat temper martensit

baja karbon 0,452 %C.

Prosesnya adalah memanaskan kembali berkisar antara suhu 150C 650C dan
didinginkan secara perlahan-lahan terganutng sifat akhir baja tersebut, menurut
tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut :
1.Tempering pada suhu rendah ( 150 300C )
Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan
kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya.
2. Tempering pada suhu menengah ( 300 - 550C )
Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan
kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang
mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas.
3.Tempering pada suhu tinggi (550 - 650C )
Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar
dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros
batang pengggerak dan sebagainya. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 6000C pada proses tempering dengan tujuan untuk mendapatkan keuletan
spesimen yang maksimal.

2.6 Pengaruh terhadap diagram Fase


Unsur paduan dalam baja akan merubah diagram fasenya, titik eutectoid
akan bergeser ke kiri , sehingga kadar karbon di dalam pearlite akan berkuran
0,8%C. Unsur paduan yang berfungsi sebagai Austerinite Stabilizer yaitu Ni dan
Mn akan menurunkan temperatur eutektoid, sedangkan unsur paduan yang
berfungsi sebagai ferrite stabillizer yaitu semua unsur paduan kecuali Ni dan Mn
dan akan menaikan temperatur eutektoid. Jadi semua unsur paduan (kecuali Ni
dan Mn) akan bergeser ke titik eutectoid ke arah kiri atas sedangkan Ni dan Mn
menggeser titik eutektoid ke arah kiri bawah.

14

Gambar pengaruh unsur paduan terhadap eutectoid dan kadar karbon dalam
eutektoid
2.7 Pengaruh Terhadap Diagram Transformasi
Semua unsur paduan akan berpengaruh terhadap diagram transformasi
kecuali Cobalt, karena akan menghambat pembentukan ferrit dan sementit pada
saat pendinginan. Pada diagram I-T akan menggeser kurva transformasi ke kana,
juga semua unsur paduan kecuali Cobalt menurunkan temperatur pembentukan
martensit Ms juga Mf. Maka semuanya akan menyebabkan martensit lebih mudah
terbentuk, sehingga unsur paduan yang menjadikan sifat baja hardenability
menjadi naik. Perlu diperhatikan bahwa dengan makin rendahnya Ms dan Mf
sering kali menyebabkan timbulnya banyak retained austenid, karena rendahnya
Mf daripada temperatur kamar. Pada temperatur kamar masih banyak austenit,
sehingga tidak mencapai yang di harapkan. Beberapa unsur paduan dapat
membentuk karbida atau nitrida berupa partikel yang halus yang terdispersi secara

15

merata dan akan mencegah terjadinya pertumbuhan butir. Dengan demikian akan
memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik, kekuatan dan ketangguhan yang
tinggi. Unsur paduan yang mencegah terjadinya pertumbuhan butir diantaranya
fanadium, titanium, niobium, dan juga aluminium. Unsur-unsur i yang di gunakan
untuk membuat fine-geained steel dalam hal casehardening.
Untuk melarutkan karbida dan nitrida diperlukan temperatur yang
tinggiatau holding time lebih lama. Dalam melakukan proses pengerasan di
harapkan seluruh carbon larut kedalam austernit, supaya memperoleh kekerasan
yang lebih tinggi, carbon pada baja yang berupa karbida belum larutinggi, di
dalam austenit mengakibatkan trunnya hardenability. Untuk melarutkan
diperlukan temperatur yang lebih tinggi, tetapi terlalu tinggi akan terjadi
pertumbuhan butir berlebih yang menjadikan kurang baik pada baja.
Karbida komplek sangat dilarutkan pada pemanasan, karena unsur-unsur
paduan akan menghambat pertumbuhan butir dan membentuk karbida komplek
yang menaikkan hardenability jika pada pemanasan dapat larut dalam austenit.

2.8 Sifat dan pemakaian baja paduan


Baja yang hanya mengandung unsur karbon tidak akan memiliki sifat
seperti yang diinginkan. Penambahan unsur-unsur paduan lain seperti Si, Mn, Ni,
Cr, V, W, dan lain sebagainya dapat menghasilkan sifat-sifat baja yang diinginkan.
Pengaruh penambahan beberapa unsur paduan terhadap sifat baja adalah:
1. Silisium (Si), terkandung dalam jumlah kecil di dalam semua bahan besi dan
dibubuhkan dalam jumlah yang lebih besar pada jenis-jenis istimewa.
Meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, ketahanan
terhadap panas dan karat, dan ketahanan terhadap keras. Tetapi menurunkan
regangan, kemampuan untuk dapat ditempa dan dilas.
2. Mangan (Mn), meningkatkan kekuatan, kekerasan, kemampuan untuk dapat di
temper menyeluruh, ketahanan aus, penguatan pada pembentukan dingin, tetapi
menurunkan kemampuan serpih.

16

3. Nikel (Ni), meningkatkan keuletan, kekuatan, pengerasan menyeluruh,


ketahanan karat, tahanan listrik (kawat pemanas), tetapi menurunkan kecepatan
pendinginan regangan panas.
4. Krom (Cr), meningkatkan kekerasan, kekuatan, batas rentang ketahanan aus,
kemampuan diperkeras, kemampuan untuk dapat ditemper menyeluruh, ketahanan
panas, kerak, karat dan asam, pemudahan pemolesan, tetapi menurunkan regangan
(dalam tingkat kecil).
5. Molibdenum (Mo), meningkatkan kekuatan tarik, batas rentang, kemampuan
untuk dapat ditemper menyeluruh, batas rentang panas, ketahanan panas dan batas
kelelahan, suhu pijar pada perlakuan panas, tetapi menurunkan regangan,
kerapuhan pelunakan.
7. Vanadium (V), meningkatkan kekuatan, batas rentang, kekuatan panas, dan
ketahanan lelah, suhu pijar pada perlakuan panas, tetapi menurunkan kepekaan
terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas.
8. Silicon ,Tujuan penambahan unsur paduan silicon adalah untuk meningkatkan
sifat elastisitas material baja karbon, sehingga baja karbon yang mendapat
penambahan unsur paduan silicon baik digunakan untuk material pegas.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai

unsur

dasar

dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam


baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C)
sampai dengan 1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa
macam, yaitu baja karbon, baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel).

17

Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses
terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).

3.2 Saran

Sebaiknya pembaca terlebih dahulu memahami difinisi baja dan


klasifikasinya

Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/search?
hl=id&as_q=jurnal+tentang+baja&as_epq=&as_oq=&as_eq=&as_nlo=&as_nhi=&lr=&c
r=&as_qdr=all&as_sitesearch=&as_occt=any&safe=images&as_filetype=doc&as_rights
=
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=
https%3A%2F%2Fteknikseruyan.files.wordpress.com%2F2012%2F07%2F2-kuat-lenturbalok-komposit-baja-beton-pascabakar1.doc&ei=NGxtVYOODcG6uATlh4KAAw&usg=AFQjCNFdm2oWbPVuh5SUUe
78F7EyQB5zyw&sig2=JuF1sH28wyc0dTI-5eFKCA&bvm=bv.94455598,d.c2E
http://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.html
http://www.academia.edu/6546485/PENGARUH_TEMPER_DENGAN_QUENCHING_
MEDIA_PENDINGIN_OLI_MESRAN_SAE_40_TERHADAP_SIFAT_FISIS_DAN_M
EKANIS_BAJA_ST_60
http://www.academia.edu/4942900/baja_panduan

18

https://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/
https://catatanabimanyu.wordpress.com/2011/05/07/pengaruh-beberapa-unsur-paduandalam-baja/

19

Anda mungkin juga menyukai