Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM
No Absen
Mata Kuliah

: Elvira Eka Ramadhani


: 125060400111055
: 13
: Standarisasi Pengelolaan dan Teknologi SDA (C)
MANFAAT STANDARISASI DI BIDANG TEKNOLOGI SDA

Standarisasi berasal dari kata standar yang berarti segala bentuk kesepakatan yang telah
didokumentasikan, dimana kesepakatan itu terkandung di dalamnya mengenai spesifikasi-spesifikasi
teknik, atau segala kriteria yang terbukti akurat untuk digunakan sebagai peraturan, petunjuk atau
definisi-definisi tertentu yang menjamin suatu produk, jasa, barang maupun proses sesuai dengan
yang telah dinyatakan atau ditetapkan. Standarisasi sendiri memiliki definisi sebagai proses
penyesuaian menuju keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna, yang dipakai
sebagai batas penerimaan minimal atau disebut juga proses mencapai suatu standar tertentu.
Sedangkan makna standarisasi dalam bidang teknik sumber daya air adalah suatu standar yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan para engineer terutama engineer bidang keairan dalam
melakukan setiap pekerjaan. Acuan-acuan dalam setiap perencanaan dan setiap aktivitas yang
termasuk pekerjaan perencanaan bangunan, perencanaan jaringan irigasi, maupun pekerjaanpekerjaan lainnya yang termasuk dalam bidang pengairan. Acuan-acuan tersebut terdiri dari
prosedur-prosedur kegiatan yang harus dilakukan.
Ada berbagai macam standarisasi dalam bidang teknik sumber daya air diantaranya adalah
standarisasi mengenai sebuah perencanaan dan pembangunan bangunan air, standarisasi untuk
memantau kualitas air, standarisasi untuk melakukan konservasi sumber daya air, standarisasi dalam
bidang sosial pembangunan, standarisasi dalam pelaksanaan operasi dan perawatan (OP) bangunan
maupun jaringan irigasi, standarisasi untuk keselamatan pekerja dalam sebuah pembangunan
bengunan keairan dan standarisasi lainnya.
Dalam lingkup internasional, lembaga yang memiliki wewenang melakukan penetapan standar
yang berlevel internasional disebut sebagai International Organization for Standardization atau yang
sering kita kenal dengan singkatan ISO. ISO sendiri mengambil kata dari bahasa Yunani isos yang
memiliki arti sama. Anggota dari ISO sendiri asalnya merupakan anggota dari badan standardisasi
dari tiap-tiap negara di dunia, meskipun tidak seluruh negara yang memiliki wakilnya di lembaga ini.
Lembaga yang berdiri 23 Februari 1947 ini memiliki tugas dan wewenang untuk menetapkan
standar-standar industri dan komersial dunia. Biasanya standar-standar yang ditetapkan oleh ISO ini
akan diadaptasi oleh badan-badan standardisasi dari tiap-tiap negara dengan melihat kondisi di
negara masing-masing. Meski ISO sendiri merupakan lembaga nonpemerintah, tetapi kemampuan
lembaga ini dalam menetapkan standar yang terkadang standar itu berubah maupun diadaptasi
menjadi sebuah hukum, membuat lembaga ini lebih berpengaruh daripada organisasi nonpemerintah
yang lain. Terbukti dalam faktanya di lapangan ISO menjadi konsorsium yang hubungan kuat dengan
pihak-pihak pemerintah tiap negara. Oleh karena itu setiap standar yang telah ditetapkan oleh ISO
akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan standar di dalam negeri terutama di Indonesia yang
notabene memiliki badan penetap standar sendiri.
Di Indonesia sendiri juga memiliki suatu lembaga yang berwewenang untuk menetapkan
standar-standar segala kegiatan daam segi teknis, industri maupun komersial, lembaga tersebut
dikenal dengan Badan Standarisasi Nasional atau disingkat menjadi BSN. BSN memiliki hak untuk
menetapkan setiap standar yang digunakan di dalam Indonesia. Akan tetapi di dalam BSN terdiri dari
tugas dan fungsi yang berbeda-beda sehingga masih terbagi menjadi beberapa komite yang memiliki

tugasnya sendiri-sendiri. Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang
akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai tugas menetapkan
akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem
akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional
untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU).
KSNSU mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar
nasional untuk satuan ukuran. Sedangkan fungsi BSN sendiri yaitu untuk mengkaji dan menyusun
kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional; mengkoordinasi kegiatan fungsional dalam
pelaksanaan tugas BSN; memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di
bidang standardisasi nasional; dan sebagai badan penyelenggaraan kegiatan kerjasama dalam negeri
dan internasional di bidang standardisasi. Selain itu yang wewenang BSN antara lain merumuskan
dan melaksanakan kebijakan tertentu di bidang standardisasi nasional; merumuskan dan menetapkan
kebijakan sistem akreditasi lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi dan laboratorium;
menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI); melaksanakan penelitian dan pengembangan di
bidangnya; serta menyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.
Tujuan dari standarisasi di bidang teknologi SDA untuk meningkatkan pemberdayaan
sumberdaya khususnya dalam bidang pengairan, menjalin dan menyelaraskan komunikasi internal
maupun dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan memberikan pemahaman yang lebih
baik, mengurangi hambatan pada saat pekerjaan, meminimalisir kesalahan yang timbul, menjaga
keamanan, keselamatan, dan kesehatan, menjamin kepentingan bersama antara engineer dan
masyarakat sekitar serta untuk pelestarian lingkungan sekitar, mempercepat sistem manajemen,
teknologi dan inovasi, meningkatkan efisiensi kegiatan sehingga dapat mengurangi biaya
operasional, memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act), serta meningkatkan penataaan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan.
Manfaat untuk mahasiswa pengairan sendiri yaitu dengan mempelajari standar-standar yang
berhubungan dengan teknik sumber daya air, maka diharapkan kedepannya dapat menerapkan
standar standar tersebut pada saat di dunia pekerjaan yang secara langsung terjun dalam dunia
kemasyarakatan. Selain itu dengan menerapkan standar-standar tersebut dalam bidang sumber daya
air khususnya, standarisasi digunakan sebagai persyaratan kepatuhan hukum, dengan pemahaman
bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut dapat mempengaruhi suatu
organisasi. Sehingga kedepannya jika ada kesalahan ataupun kegagalan suatu proyek dapat
dipertanggung jawabkan karena sudah sesuai dengan prosedur atau standar yang sudah ditetapkan
dan disepakati bersama. Sehingga dalam dunia kerja diharapkan mendapat kepercayaan dari mitra
kerja, konsumen maupun pemodal dalam perencanaan suatu proyek dalam bidang teknik sumber
daya air khususnya.
Penerapan lain bagi mahasiswa Teknik Pengairan adalah ketika telah lulus dan menjadi seorang
konsultan mapun kontraktor yang menerima sebuah proyek pembangunan maupun perencanaan,
entah itu pembangunan sumur bor, perencanaan jaringan irigasi suatu Daerah Irigasi (DI), ataupun
pembangunan bendung dan/atau bendungan, ilmu, kepekaan, dan kepatuhan untuk memenuhi aturan
dan acuan yang tersedia akan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Diharapkan desain maupun
bangunan yang direncanakan akan lebih bernilai dan sesuai dengan perencanaan. Sehingga memiliki
manfaat seperti yang diharapkan ketika perencanaan. Contoh lain ketika sedang proses perencanaan,
pasti akan dilakukan presentasi dari konsultan perencana kepada pemilik proyek. Disanalah tahap
kritis dimana desain kita akan dipertanggungjawabkan mengenai seluruh proses perencanaanya.
Ketika kita mendesain menggunakan acuan yang sudah jelas dengan standar yang sudah ada, maka
dapat dipastikan kita akan dapat lancer menjalani tahap-tahap kedepannya. Selain itu, ketika kita

sebagai seorang kontraktor yang membangun sesuatu dengan mengikuti standar, kita akan aman
ketikan dilakukan inspeksi dari pemilik proyek.

Anda mungkin juga menyukai