Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
Globalisasi muncul karena adanya beberapa faktor, globalisasi mulai tampak di
bidang ekonomi ditandai dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar rupiah di
sebagian Negara Asia, termasuk Indonesia pada tahun 1997. Arus globalisasi pun
semakin berkembang dan saat ini sudah tidak dapat dibendung. Seiring dengan
meningkatnya globalisasi, maka semakin tidak ada batasan waktu, ruang dan tempat
antar suatu Negara. Hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk
berkembang semakin besar. Keberadaan globalisasi tidak disia-siakan oleh para
pengusaha untuk memperluas daerah pemasarannya dan mencari keuntungan yang
lebih besar lagi. Kesempatan itu ternyata diiringi dengan munculnya suatu kendala,
dalam konteks ini adalah perbedaan standar akuntansi antar Negara. Standar akuntansi
yang diberlakukan pada setiap Negara dapat berbeda tergantung pada faktor-faktor
lokal yang ada pada Negara tersebut. Linda Keslar dalam I Made (2007 : 43)
mengatakan, U.S. standards are not only too cumbersome and too costly, but
downright unfair compared to those their foreign competitors have to follow. That is
U.S. companies face an uneven playing field. Standar akuntansi sangat penting
dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan. Berbedanya aturan akuntansi yang
berlaku di banyak Negara tersebut berimbas pada keterbandingan laporan keuangan
dan memunculkan kebutuhan akan sebuah standar yang dapat diterima oleh semua
Negara di dunia/internasional. IASB (International Accounting Standar Board
dahulu IASC) sebagai badan akuntansi pembuat standar sektor swasta yang
independen membuat dan menerbitkan suatu standar global dalam penyajian laporan
keuangan perusahaan publik, yaitu IFRS (International Financial Reporting
Standard).

Saat ini, berdasarkan data dari International Accounting Standard Board (IASB),
terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dalam pelaporan keuangan entitas
di negaranya dengan keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan
penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan untuk perusahaan domestik
secara keseluruhan, dan 4 negara mewajibkan hanya untuk perusahaan domestik
tertentu. Pada tanggal 23 Desember 2008 yang lalu IAI mendeklarasikan rencana
Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards
(IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Dituturkan juga bahwa
pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk
penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2012. Sadar atau tidak, perubahan tata cara pelaporan keuangan dari
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS
akan berdampak sangat luas. Para akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan
manajemen, regulator dan akuntan pendidik harus memiliki kompetensi baru (IFRS)
yang sifatnya wajib. Selain berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis, perubahan ini
nantinya juga akan berpengaruh di dunia pendidikan, terutama bagi pendidikan tinggi
yang memiliki sekolah atau fakultas ekonomi dan bisnis. Pembelajaran akuntansi
yang ada saat ini harus disesuaikan dengan IFRS sejak dini, sehingga mahasiswa pada
saat bergelut di dunia kerja pada tahun 2012 tidak akan mengalami kebingungan. Jika
mahasiswa tidak segera meng-update pengetahuannya mengenai IFRS, maka akan
semakin tertinggal dari dunia bisnis yang terus berkembang. Pada saat ini saja, sudah
semakin banyak MNC yang membuka lowongan dan membutuhkan tenaga akuntansi
namun selain meminta pelamar memiliki sertifikat Brevet Pajak, para pelamar
kebanyakan juga dituntut untuk memiliki pemahaman dan penguasaan IFRS. Hal ini
merupakan risiko yang harus ditanggung akibata adanya proses konvergensi ini. Bagi

mahasiswa baik yang sudah lulus maupun akan lulus yang selama ini merasa belum
pernah mendapatkan pengetahuan tentang IFRS, merupakan suatu keharusan untuk
terus menambah pengetahuan dan kualifikasi tambahan tentang IFRS yang
merupakan nilai plus bagi mahasiswa akuntansi yang ingin melamar pekerjaan.
Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai International
Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya pernah dilakukan oleh James dan
Blazczynski (2010) di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa akuntansi berpendapat bahwa pengetahuan tentang IFRS merupakan hal
yang penting meskipun saat itu mereka merasa masih belum memahami dan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya
ada kemauan dalam diri mahasiswa untuk belajar dan memiliki pengetahuan serta
kompetensi mengenai IFRS. Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman
sebagai salah satu perguruan tinggi pun mengajarkan IFRS pada perkuliahannya
dalam mata kuliah Teori Akuntansi. Sebagai calon akuntan dimasa depan yang
dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi pada bidang pekerjaannya,
mahasiswa akuntansi tentunya tidak ingin ketinggalan dalam arus globalisasi dan
selayaknya untuk terus memperdalam ilmunya. Pengetahuan dan penerimaan tentang
rencana Indonesia untuk mengkonvergensi IFRS tentunya ditanggapi berbeda oleh
para mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan mengambil
topik

PERSEPSI

MAHASISWA

AKUNTANSI

MENGENAI

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS).

II.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka


permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS
serta penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum
menempuh mata kuliah Teori Akuntansi dan telah menempuh mata kuliah Teori
Akuntansi?
2. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia
antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah Teori Akuntansi
dan telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi?
3. Apakah ada perbedaaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara
mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah Teori Akuntansi dan
telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi?

III.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai pengetahuan dan pentingnya IFRS serta
penggunaan IFRS dan PSAK antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh
mata kuliah Teori Akuntansi dan telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi.

2. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai peran IFRS dan PSAK di Indonesia


antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah Teori Akuntansi
dan telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi.
3. Mengetahui perbedaan persepsi mengenai konvergensi IFRS di Indonesia antara
mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah Teori Akuntansi dan
telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi.

IV.

MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi peneliti, pembaca, dan institusi pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1) Bagi peneliti
a) Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang International Financial
Reporting Standards (IFRS).
b) Mendukung penelitian penelitian sebelumnya meskipun dalam skala
kecil.

2) Bagi pembaca
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain dalam penelitian
selanjutnya,

memberikan

pengetahuan

mengenai

persepsi

mengenai International Financial Reporting Standards (IFRS).

3) Bagi institusi pendidikan

mahasiswa

Diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam upaya untuk memberi


wawasan tentang sejauh mana persepsi mahasiswa mengenai International
Financial Reporting Standards (IFRS).

4) Bagi pengembangan keilmuan


Menambah pembendaharaan keilmuan di bidang International Financial
Reporting Standards (IFRS)

V.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan data
primer, yang didapatkan melalui proses penyebaran kuesioner. Partisipan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Jenderal Soedirman
yang diambil menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :
a. Masih aktif menjadi mahasiswa atau mahasiswi di Universitas Jenderal
Soedirman.
b. Mahasiswa atau mahasiswi akuntansi program strata satu
c. Mahasiswa atau mahasiswi yang belum menempuh mata kuliah Teori Akuntansi
dan telah menempuh mata kuliah Teori Akuntansi

OUTLINE

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI INTERNATIONAL


FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS)

Oleh :
GUNADI SETYAWAN
C1C011013

KEMENTRIAN RISET DAN TEKHNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015

Anda mungkin juga menyukai