FERTILISASI
Istilah fertilisasi berasal dari bahasa Latin Fertilis yang berarti "subur". Fertilisasi atau
pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel
ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat terjadinya
fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In
vitro).
Ada dua jenis fertilisasi yaitu fertilisasi eksternal (di luar tubuh) dan fertilisasi internal
(di dalam tubuh). Fertilisasi eksternal: fertilisasi eksternal adalah proses pembuahan ovum
oleh sperma terjadi di luar tubuh organisme betinanya, seperti dialami oleh golongan ikan dan
katak. Organisme ini selalu mengeluarkan telur-telurnya dalam jumlah banyak, untuk
mengatasi banyak gangguan di sekelilingnya dari faktor alam maupun binatang pemangsa.
Fertilisasi internal: fertilisasi internal adalah proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi di
dalam tubuh organisme betinanya, sehingga lebih aman dari gangguan faktor luar, tersimpan
di dalam rahim organisme betinanya. Hanya saja perkembangan ovum yang telah dibuahinya
dapat bermacam-macam, misalnya ada yang mengalami ovovipar (telur menetas menjadi
bayi di luar tubuh betinanya, seperti terjadi pada golongan serangga dan burung), ovovivipar
(telur menetas menjadi bayi sewaktu akan ke luar dari tubuh betinanya, seperti terjadi pada
golongan kadal), dan vivipar (melahirkan bayi atau anak, seperti terjadi pada golongan hewan
menyusui).
Tahapan Proses Fertilisasi
1. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan melengkapi Meiosis 1 dan memulai Meiosis 2
(berhenti di Metafase II) sambil bergerak menuju Oviduct dengan bantuan epitel
bersilia.
2. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks (leher rahim), uterus, hingga
tiba di oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi sperma untuk
membuahi Oosit.
3. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa penyesuaian dalam saluran
reproduksi wanita di mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein
plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada
manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan ATP oleh jaringan Oviduct.
4. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
menghasilkan enzim dan senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang saling
mendukung. Pada sperma terjadi Reaksi Akrosom, yaitu pelepasan enzim-enzim
yang dapat menembus dinding Oosit, diantaranya:
a. Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan senyawa hilarunoid yang
terdapat pada lapisan korona radiata.
b. Akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona
pelusida.
c. Antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat
pada oosit sekunder.
Selain sperma, oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu. Senyawa
tersebut adalah fertilizin, yang tersusun atas glikoprotein yang berfungsi:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
Gejala
Gejala Fertilisasi yang berbeda untuk setiap wanita. Beberapa wanita mengalami gejala yang
berbeda untuk setiap kehamilan, juga. Di bawah ini adalah daftar dari beberapa gejala awal
yang mungkin seorang wanita mungkin mengalami tepat setelah pembuahan terjadi:
Sakit menusuk tajam di dalam rahim yang disebabkan oleh sel telur dibuahi
implantasi sendiri
Sering buang air kecil yang disebabkan oleh uterus berkembang dan menempatkan
tekanan pada kandung kemih