Anda di halaman 1dari 14

Child Abuse , Child Trafficking,

dan Prostitusi anak


Oleh
M. Rizki Ramadhan

Child Abuse
Child abuse atau perlakuan yang salah
terhadap anak didefinisikan sebagai
segalaperlakuan buruk terhadap anak oleh
orang tua, wali, atau orang lain yang
seharusnya memelihara, menjaga, dan
merawat mereka.

Klasifikasi Child abuse


Physical abuse (Kekerasan fisik)
Psychological/emotional abuse

(Psikologis / Kekerasan emosional)


Neglect (Penelantaran)
Sexual Abuse (Kekerasan Seksual)

Child abuse di indonesia


Sekjen KPAI, Erlinda mengatakan kasus

kekerasan terhadap anak dapat dikatakan


sudah memasuki 'fase darurat' sebab
sampai awal Mei 2014 saja sudah terjadi
lebih dari 400 kasus. Kasus kekerasan anak
ini, tambahnya, membutuhkan perhatian
yang lebih dari pemerintah pusat agar
tidak semakin meningkat

Child Trafficking
Pada dasarnyachild traffickingadalah

penggunaan anak yang dilibatkan dalam


eksploitasi ekonomi maupun seksual dan
lain-lain oleh orang dewasa atau pihak
ketiga untuk memperoleh keuntungan
dalam bentuk uang maupun bentuk yang
lain.

Faktor PenyebabChild
Traffickingdi Indonesia
Kurangnya Kesadaran
Kemiskinan
Faktor Budaya ( 1.Peran Anak dalam

Keluarga 2.Perkawinan Dini)


Kurangnya Pencatatan Kelahiran
Korupsi & Lemahnya Penegakan
Hukum
Kurangnya Pendidikkan

Child trafficking di indonesia


Menurut data yang diambil dari Komnas

Anak, sejumlah 150 juta orang


diperdagangkan dengan mengalirkan
sekitar 7 miliar dolar per-tahun. Di
Indonesia, perempuan dan anak-anak yang
diperdagangkan sekitar 700.000 s/d
1.000.000 orang
Pada tahun 2000, tercatat sejumlah 1.683
kasus, dengan berbagai lokasi yang
terdeteksi, seperti Jakarta, Medan, bandung,
Padang, Surabaya, Bali dan Makasar.

Prostitusi anak
Penyebab utama prostitusi anak remaja

adalah faktor kurangnya kontrol orang tua.


Praktek komersialisasi birahi yang dilakukan
oleh perempuan usia belasan (PUB)
sebenarnya memiliki motif serta melalui
proses yang sama dengan perempuan
dewasa. Yang berbeda hanya tingkat
kemungkinan intervensi pihak lain terhadap
pilihan mereka dalam bersikap, perempuan
dewasa lebih berani dan bebas sedangkan
PUB dapat dikendalikan orang tua

faktor yang menjadi penyebab


prostitusi pada remaja
Faktor Keluarga
Faktor internal
FaktorEkonomi
Faktorlingkungan

dikoran replubika, memuat data data


sejumlah peneliti antara lain :
Kantor Berita Antara menulis, 85 Persen Remaja 15

Tahun Berhubungan Seks


Warta Kota (11/2/2007) memberi judul, Separo Siswa
Cianjur Ngesek.
Harian Republika terbitan 1 Maret 2007 menulis Hampir
50 persen remaja perempuan Indonesia melakukan
hubungan seks di luar nikah.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
melakukan survei menyatakan pula bahwa sebanyak 85
persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah
berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian
pada 2005 itu dilakukan terhadap 2.488 responden di
Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan
Kupang.

Hak hak anak


Anak adalah amanah dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya.. Ketentuan Pasal 28B ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia menyebutkan bahwa setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

Bab III Undang-Undang tentang

Perlindungan Anak mengatur mengenai hak


dan kewajiban anak. Hak anak diatur dalam
ketentuan Pasal 4 sampai dengan Pasal 18
sedangkan kewajiban anak dicantumkan
pada Pasal 19

Hak anak menuurut undang undang


untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat


dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
atas suatu nama sebagai identitas dan status
kewarganegaraan;
untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan
berkreasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan
usianya dalam bimbingan orang tua;
untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan
diasuh oleh orang tuanya sendiri;

Hak anak menurut undang


undang
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan

sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,


spiritual dan sosial;
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya;
mendapat perlindungan dari perlakuan
diskriminasi, eksploitasi (baik ekonomi maupun
seksual), penelantaran, kekejaman, kekerasan,
penganiayaan, ketidakadilan serta perlakuan
salah lainnya;

Anda mungkin juga menyukai