Anda di halaman 1dari 65

Demam Berdarah

Dengue
Pembimbing: dr. Fajar, Sp.PD
Vincent Arlouw
112011050

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn. Y
Jenis kelamin: Laki-laki
Tempat / tanggal lahir : 2 November 1985
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : S1
Alamat : Liuk lembang Baurung Banggae Timur
Tanggal masuk RS : 31 Juli 2012

ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis pada tanggal 1
Agustus 2012 pada jam 06.00 WIB

Keluhan Utama: Demam sejak 3 hari


SMRS

Riwayat Penyakit
Sekarang

Sejak 3 hari SMRS penderita demam. Demam tibatiba tinggi dan terus menerus. Tanpa disertai
menggigil dan tidak mengigau pada malam hari.
Demam disertai sakit kepala. Penderita merasakan
badannya pegal. Penderita sudah ke dokter, tapi
tidak ada perubahan. Tidak tampak ada bintikbintik merah pada kulit. Gusi berdarah dan
mimisan tidak ada. Penderita juga mengeluh mual
saat makan. Sesak nafas tidak ada. Batuk pilek
tidak ada. Penderita belum BAB sejak kemarin,
BAK normal.

4 hari SMRS penderita mengeluh


tenggorokkannya sakit saat menelan. Nafsu
makan menurun.
Penderita sebelumnya tidak pernah pergi ke
daerah endemis malaria. Keluarga dan
lingkungan tempat tinggal tidak ada yang
mengalami gejala yang sama. Penderita
tidak mempunyai riwayat darah tinggi dan
kencing manis.

Penyakit Dahulu

( - ) Cacar ( - ) Malaria ( - ) Batu Ginjal / Saluran Kemih


( + ) Cacar air ( - ) Disentri ( - ) Burut (Hernia)
( - ) Difteri ( - ) Hepatitis
( - ) Penyakit Prostat
( - ) Batuk Rejan ( - ) Tifus Abdominalis
( - ) Wasir
( - ) Campak ( - ) Skrofula
( - ) Diabetes
( - ) Influenza ( - ) Sifilis ( - ) Alergi
( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore
( - ) Tumor
( - ) Khorea ( - ) Hipertensi
( - ) Penyakit Pembuluh
( - ) Demam Rematik Akut( - ) Ulkus Ventriku
( - ) Perdarahan
Otak
( - ) Pneumonia
( - ) Ulkus Duodeni
( - ) Psikosis
( - ) Pleuritis ( + ) Gastritis
( - ) Neurosis
( - ) Tuberkulosis ( - ) Batu Empedu
Lain-lain: ( - ) Operasi

( - ) Kecelakaan

Riwayat Keluarga
Hubungan

Umur
(tahun)

Jenis
Kelamin

Keadaan
Kesehatan

Penyebab Meninggal

Kakek

Laki- laki

Meninggal

Tidak tahu

Nenek

Perempuan

Meninggal

Tidak tahu

Ayah

60

Laki-laki

Sehat

Ibu

60

Perempuan

Sehat

Saudara

30

Laki-laki

Sehat

Anak-anak

Adakah Kerabat Yang


Menderita
Penyakit

Ya

Tidak

Alergi

Asma

Tuberkulosis

Arthritis

Rematisme

Hipertensi

Jantung

Ginjal

Lambung

Diabetes

Hubungan

ibu

Ibu

Anamnesis Sistem

Kulit
( - ) Bisul
(
malam
( - ) Kuku
(
( - ) Lain-lain

Kepala
( - ) Trauma
( - ) Sinkop
(
Mata
( - ) Nyeri
(
( - ) Sekret
(
( - ) Kuning / Ikterus

- ) Rambut
- ) Kuning / Ikterus

( - ) Keringat
( - ) Sianosis

( + ) Sakit kepala
- ) Nyeri pada sinus
- ) Radang
- ) Gangguan penglihatan
( - ) Ketajaman penglihatan

Telinga
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan pendengaran
( - ) Sekret ( - ) Kehilangan pendengaran
( - ) Tinitus

Hidung
( - ) Trauma ( - ) Gejala penyumbatan
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan penciuman
( - ) Sekret ( - ) Pilek
( - ) Epistaksis

Mulut
( - ) Bibir ( - ) Lidah kotor, tepi hiperemis, tremor
( - ) Gusi ( - ) Gangguan pengecap
( - ) Selaput ( - ) Stomatitis

Tenggorokan
(+ ) Nyeri tenggorokan ( - ) Perubahan suara

Leher
( - ) Benjolan ( - ) Nyeri leher

Dada (Jantung/Paru)
( - ) Nyeri dada ( - ) Sesak nafas
( - ) Berdebar ( - ) Batuk darah
( - ) Ortopnoe ( - ) Batuk

Abdomen (Lambung/Usus)
( - ) Rasa kembung ( - ) Wasir
( + ) Mual ( - ) Mencret
( - ) Muntah ( - ) Tinja darah
( - ) Muntah darah
( - ) Tinja berwarna dempul
( - ) Sukar menelan ( - ) Tinja berwarna ter
( - ) Nyeri perut (ulu hati)
( - ) Benjolan
( - ) Perut membesar
Saluran Kemih / Alat kelamin
( - ) Disuria ( - ) Kencing nanah
( - ) Stranguria ( - ) Kolik
( - ) Poliuria ( - ) Oliguria
( - ) Polakisuria ( - ) Anuria
( - ) Hematuria ( - ) Retensi urin
( - ) Kencing batu ( - ) Kencing menetes
( - ) Ngompol (tidak disadari)
( - ) Penyakit Prostat

Katamenia
(-) Leukore (-) Perdarahan (-) Lain-lain

Saraf dan Otot


( - ) Anestesi ( - ) Sukar mengingat
( - ) Parestesi ( - ) Ataksia
( - ) Otot lemah ( - ) Hipo/hiper esthesi
( - ) Kejang ( - ) Pingsan
( - ) Afasia ( - ) Kedutan (Tick)
( - ) Amnesia ( - ) Pusing (vertigo)
( - ) Lain-lain ( - ) Gangguan bicara (Disartri)
Ekstremitas
( - ) Bengkak ( - ) Deformitas
( - ) Nyeri sendi ( - )
Sianosis

BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg): 70 kg
Berat tertinggi (Kg)
: 73 kg
Berat badan sekarang (Kg)
: 70 kg
(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)

Tetap ( + )
Turun ( )
Naik ( )

Riwayat Hidup

Riwayat Kelahiran
Tempat lahir di rumah sakit dengan bantuan dokter
Riwayat imunisasi
( + ) hepatitis ( + ) DPT
( +) BCG ( + ) Polio
( + ) campak ( + ) tetanus

Riwayat makanan

Frekuensi/ hari: 3x/hari


Jumlah / hari: 1 piring nasi
Variasi/ hari: daging, lauk pauk
Nafsu makan: baik

Pendidikan: S1 teknik sipil


Kesulitan:
keuangan cukup
pekerjaan: tidak ada
keluarga: tidak ada

Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 165cm
Berat Badan : 70kg
Tekanan Darah : 120/70mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,5C
Pernafasan
: 20x/menit
Keadaan gizi : BB/TB2

70/1,652

70/2,7225

25,7 (Gizi lebih)

Kesadaran: Compos mentis (GCS 15)


Sianosis
: Tidak ada
Edema umum : Tidak ada
Habitus
: piknikus
Cara berjalan
: Wajar
Mobilitas (aktif/pasif) : Aktif
Umur menurut taksiran pemeriksa: Sesuai
umur

Aspek Kejiwaan

Tingkah Laku: Wajar


Alam Perasaan : Biasa
Proses Pikir : Wajar

Kulit

Warna : Sawo matang


Effloresensi : (-)
Jaringan Parut : (-)
Pigmentasi : (-)
Pertumbuhan rambut : Merata
Lembab/Kering : Lembab
Suhu Raba : Hangat
Pembuluhdarah: Normal
Keringat : Umum (+)
Turgor : Normal
Setempat (-)
Ikterus : (-)
Lapisan Lemak : Merata
Edema : (-)
Lain-lain : -

Kelenjar Getah Bening

Submandibula : Tidak teraba membesar


Leher
: Tidak teraba membesar
Supraklavikula : Tidak teraba membesar
Ketiak
: Tidak teraba membesar
Lipat paha : Tidak teraba membesar

Kepala
Ekspresi wajah : Normal, wajar
Simetri muka
: Simetri
Rambut
: Hitam
Pembuluh darah temporal: Normal
Temporal
: Teraba pulsasi

Mata
Exophthalamus : Tidak ada
Enopthalamus : Tidak ada
Kelopak: Tidak edema
Lensa
: Jernih
Konjungtiva : Tidak anemis
Visus: Tidak dinilai
Sklera : Tidak ikterik
Gerakan Mata : Normal
Lapangan penglihatan: Normal
Tekanan bola mata: Tidak diperiksa
Deviatio Konjugate: Tidak ada
Nistagmus
: Tidak ada

Telinga
Tuli
: -/ Selaput pendengaran: Utuh
Lubang
: +/+
Penyumbatan
: Tidak ada
Serumen
: -/ Pendarahan
: Tidak ada
cairan
: -/

Mulut
Bibir : kering Tonsil : T3-T3
Langit-langit
: Tidak bercelah
Bau pernafasan : Tidak ada
Gigi geligi
: Tidak karies
Trismus
: Tidak ada
Faring
: hiperemis
Selaput lendir
: Normal
Lidah
: Tidak kotor

Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : 5-2 cmH20
Kelenjar Tiroid : Tidak tampak membesar
Kelenjar Limfe kanan: Tidak tampak membesar

Dada
Bentuk
: Simetris
Pembuluh darah : Tidak tampak vena kolateral
Buah dada
: Simetris, normal

Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada bagian yang
tertinggal, sela iga tidak melebar dan tidak ada
retraksi.
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan, tidak ada
benjolan dan nyeri tekan.
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada
ronkhi dan wheezing, vokal resonance
kiri=kanan.

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada linea
midclavicula sinistra, sela iga 5. Kuat angkat
normal.
Perkusi

Batas atas: linea sternalis sinistra, sela iga 2.


Batas kanan: linea sternalis dextra.
Batas kiri: linea midklavikula sinistra, 1 cm ke
lateral.

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Tidak


ada gallop dan murmur.

Perut
Inspeksi : Simetris dan datar. Tidak terlihat lesi kulit,
bekas operasi, dan peristaltik usus.
Palpasi Dinding perut : supel, tidak terdapat nyeri
tekan epigastrium, tidak ada nyeri lepas.

Hati : tidak teraba pembesaran

Limpa : tidak teraba pembesaran

Ginjal : Ballotement (-), nyeri ketok CVA


kanan dan kiri (-)

Kandung empedu
: Murphys sign (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus 5x/menit.
Refleks dinding perut
: Positif normal

Pembuluh Darah

Arteri Temporalis
: Teraba pulsasi

Arteri Karotis : Teraba pulsasi

Arteri Brakhialis
: Teraba pulsasi

Arteri Radialis
: Teraba pulsasi

Arteri Femoralis : Teraba pulsasi

Arteri Poplitea
: Teraba pulsasi

Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi

Arteri Dorsalis Pedis : Teraba pulsasi

Anggota Gerak

Lengan
Otot

Kanan

Kiri

Tonus : normotonus normotonus


Massa
: normal normal
Sendi : nyeri (-) nyeri (-)
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan: +5+5
Edema :
(-) (-)
Lain-lain:
(-) (-)
Petechie
(-)
(-)

Akral tidak sianosis, jari tabuh negatif

Tungkai dan Kaki


Luka :
Varises

Kanan Kiri

tidak adatidak ada


: tidak adatidak ada

Otot

Tonus : normotonus normotonus


Massa
: normal normal
Sendi : nyeri (-) nyeri(-)
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan: +5+5
Oedem :
(-) (-)
Lain-lain :
(-) (-)
Petechie :
(-)

(-)

Refleks
Kanan

Kiri

Refleks Tendon

Positif

Positif

Bisep

Positif

Positif

Trisep

Positif

Positif

Patela

Positif

Positif

Achiles

Positif

Positif

Kremaster

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Refleks Kulit

Positif

Positif

Refleks Patologis

Negatif

Negatif

Colok dubur (Tidak ada indikasi):


Pemeriksaan tidak dilakukan

Diagnosa Klinis

tonsilofaringitis
atas dasar nyeri saat menelan, tidak nafsu
makan, demam, faring hiperemis, tonsil T3/T3

Diagnosa banding

demam berdarah dengue


atas dasar demam 3 hari mendadak tinggi,
demam disertai sakit kepala. Penderita
merasakan badannya pegal.

Demam chikungunya
Atas dasar demam 3 hari, rasa pegal-pegal.

Demam tifoid
Atas dasar demam, pegal, mual, tidak bisa BAB

Anjuran pemeriksaan

IGM dengue
CBC
Tes tubex/widal
Swap tenggorok
Kimia darah -> SGOT, SGPT

LABORATORIUM RUTIN (Tanggal 31 Juli 2012)


jam 22:38
Darah
Hasil Lab Nilai Normal
Hemoglobin 16,2 g/dl L: 12-17;P: 11-15
Hematokrit
46,5% 37-54
Eritrosit5,43 juta/ul 3,5-5,5
Trombosit 97 ribu/ul
150-350
Leukosit
4800 /ul 5.000-10.000

Segment 67% 50-70


Limfosit 23% 25-40
Monosit 10% 2-8

MCHC 34,8 g/dl 31-36


MCH 29,8 pg 27-32
MCV 85.6 fl 77-94
Imunoserologi
Dengue IgG positif negative
Dengue IgM positif negative
Widal
S. typhi O negative
S. typhi H negative
S. paratyphi negative
S. paratyphi negative

Lab tanggal 1 agustus 2012 jam


13:25

Trombosit 44 ribu/ul
150-350
HB
16 g/dl
L: 12-17;P: 11-15
HT 46%
37-54
SGOT 79 u/l
L: <38; P: <32
SGPT 37 u/l
L: 9-36; P: 9-43
Urea 18 mg/dl
18-50
BUN 8 mg/dl
6-20
Kreatinin 0,72 mg/dl
L: <1,3; P:1,1

Lab tanggal 2 Agustus 2012 jam 5:45


Trombosit 15 ribu/ul 150-350
HB
16 g/dl L: 12-17;P: 11-15
HT
46%
37-54

Lab tanggal 2 Agustus 2012 jam 12:12


Trombosit 11 ribu/ul 150-350
HB
16 g/dl L: 12-17;P: 11-15
HT
46%
37-54

Resume

Seorang laki-laki usia 27 tahun dating ke IGD dengan


demam sejak 3 hari SMRS. Demam tiba-tiba tinggi dan
terus menerus disertai sakit kepala. Penderita merasakan
badannya pegal dan mengeluh mual saat makan.
Penderita belum BAB sejak kemarin. Penderita sudah ke
dokter, tapi tidak ada perubahan. 4 hari SMRS penderita
mengeluh tenggorokkannya sakit saat menelan. Nafsu
makan menurun. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80, suhu
36,70C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan faring tampak hiperemis, T3/T3.
pemeriksaan lab tanggal didapatkan trombositopenia,
leukopenia dan pemeriksaan IgG dan IgM dengue positif.

Diagnosa Kerja

demam berdarah dengue


atas dasar demam 3 hari mendadak tinggi,
demam disertai sakit kepala. Penderita
merasakan badannya pegal.
Pada pemeriksaan lab menunjukkan trombosit
97ribu, IgM dengue dan IgG dengue positif

tonsilofaringitis
atas dasar nyeri saat menelan, tidak nafsu
makan, demam, faring hiperemis, tonsil T3/T3

RENCANA PENGELOLAAN

Non-Farmakologis
bedrest
perbanyak minum air untuk mengganti cairan yang
hilang
Diet lunak
Infuse asering untuk rumatan 2500ml/ hari

Farmakologis

Ciprofloksasin 500mg 2x1 cap


Paracetamol 500 mg 3x1 tab
Metilprednisolon 4 mg 3x1 tab
Troches (Fradiomycin sulfate 2.5 mg, gramicidin-S HCl
1 mg) 4x1

Pencegahan

menguras bak mandi/penampungan


mengganti/menguras vas bunga dan tempat
minum burung seminggu sekali,
menutup dengan rapat tempat penampungan air,
mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan
ban bekas di sekitar rumah,.
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk
dewasa, sedangkan
pemberian bubuk abate pada tempat-tempat
penampungan air dapat membunuh jentik-jentik
nyamuk

PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia

Analisa Kasus
Analisa Kasus
1. Mengapa bisa terjadi demam?
Demam terjadi karena

Proses infeksi, bakteri akan mengeluarkan produk berupa


toksin atau bakteri itu sendiri, misalnya lipopolisakarida dari
bakteri gram negative, enterotoksin, atau superantigen dari
bakteri gram positif. Misalnya pada influenza, malaria,
mononucleusis infeksiosa, demam berdarah atau diare akut.
Proses inflamasi/ peradangan atau kerja system imun tubuh
melibatkan protein kecil yang dikenal sebagai sitokin terlibat
dalam proses timbulnya demam, dikenal sebagai pirogen
endogen, atau sekarang disebut sitogen pirogenik. Termasuk
dalam sitokin ini adalah IL-1, IL-6, TNF, CNTF, IFN-gamma.
Misalnya pada abses steril atau akne generalisata.

Trauma/ kerusakan jaringan, mekanisme demam


melibatkan sitokin pirogenik seperti proses peradangan.
Misalnya luka bakar, penyakit gout, operasi, stroke
perdarahan, infark jantung, hemolisis, emboli paru,
thrombosis vena.
Proses penyakit autoimun, mekanisme demam
melibatkan sitokin pirogenik seperti pada proses
peradangan. Pada penyakit autoimun penting dicari
kemungkinan adanya infeksi yang menjadi penyebab
demam selain dari penyakit autoimun tersebut. Misalnya
lupus eritematous, inflammatory bowel disease,
sarkoidosis.
Proses keganasan, seperti leukemia, tumor padat lainnya
atau limfoma

2. Ada berapa tipe demam?


Beberapa tipe yang mungkin kita jumpai, antara lain
:
Demam Septik: Pada tipe demam septik, suhu badan
berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
Demam Remiten: Pada tipe demam remiten, suhu badan
dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan
suhu yang dicatat pada demam septik.

Demam Intermiten: Pada tipe damam intermiten,


suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam Kontinyu: Pada tipe demam kontinyu
variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Demam Siklik: Pada tipe demam siklik terjadi


kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa
hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
seperti semula.

Demam bifasik, penderita mengalami


demam beberapa hari tinggi, disusul oleh
penurunan suhu, lebih kurang 1 hari, dan
kemudian timbul demam tinggi kembali.

3. Bagaimana tipe demam virus dengan demam


bakteri?
Demam virus biasanya timbulnya mendadak dan
suhunya langsung tinggi serta self limiting disease
Demam tinggi tanpa disertai gejala-gejala lain.
Demam akut yang mendadak. Panas tinggi sampai di atas 39
derajat Celcius, tanpa disertai batuk pilek, dan seringkali
panas tinggi ini tidak akan teratasi dengan obat turun panas.
Nadi akan berdetak kencang (naik 10-20 kali per menit untuk
setiap kenaikan 1 derajat Celcius).
Ditemukannya ruam kemerahanan (rash, seperti pada
penderita campak, Demam Berdarah) atau pembesaran
kelenjar getah bening (gondongan).

Demam bakteri biasanya demamnya tidak


terlalu tinggi (naik perlahan).
Demam gradual, suhu tubuh penderita akan naik
turun pada minggu pertama, dan mendekati
minggu ke-2 suhu tubuh tinggi tapi stabil.
Kecepatan nadi akan melambat saat suhu tubuh
meningkat.
Disertai gejala lain seperti diare, batuk, pilek.
Ditemukannya tanda lidah putih (coated tongue)
dan kadang-kadang pembesaran pada limpa dan
hati.

4. Apakah normal penderita DBD ada nyeri


menelan?
Pada beberapa kasus juga didapati
Beberapa penderita mengeluh nyeri
menelan dengan farings hiperemis
ditemukan pada pemeriksaan, namun
jarang ditemukan batuk pilek.
Anonim, Tata Laksana Demam Berdarah Dengue
di Indonesia,. P2M-PLP. Jakarta, 2004; 8-12

5. Perlu transfuse trombosit pada pasien ini?


Tidak perlu, karena tranfusi trombosit jika ada perdarahan
spontan dan massif dengan jumlah trombosit <
100000/mm3 disertai atau tanpa KID.

6. Gejala pada DBD?


Pada pasien ini ditemukan Sejak 3 hari SMRS penderita
demam. Demam tiba-tiba tinggi dan terus menerus..
Demam disertai sakit kepala. Penderita merasakan
badannya pegal. Kemungkinan Demamnya karena infeksi
virus. Infeksi virus biasanya demam tiba-tiba tinggi.
Penderita merasakan badannya pegal, sakit kepala,ini
sesuai dengan gejala demam berdarah yaitu, nyeri kepala,
nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi
perdarahan ( petekiae atau uji bending positif).

7. Apa saja yang diperiksa dalam pemeriksaan


penunjang?
Hasil lab pemeriksaan darah lengkap pada
tanggal 31 juli 2012 menunjukkan
trombositopenia dan leucopenia. Juga
pmeriksaan imunoserologi IgG dengue dan
IgM dengue positif.
Trombositopenia terjadi karena melalui
mekanisme
Supresi sumsum tulang
Detruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

Gambaran sumsum tulang menunjukkan pada fase awal


infeksi (< 5 hari menunjukkan keadaan hiposeluler dan
supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai akan
terjadi peningkatan proses hematopoesis termasuk
megakariopoesis. Kadar trombopoetin dalam darah pada
saat terjadi trombositopeni justru menunjukkan kenaikan, hal
ini menunjukkan terjadinya stimulasi trombopoesis sebagai
mekanisme kompensasi terhadap keadaan trombositopenia.
Detruksi trombosit terjadi melalui pengikatan fragmen C3g,
terdapatnya antibody VD, konsumsi trombosit selama proses
koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi
trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan
ADP, peningkatan kadar b-tromboglobulin dan PF4 yang
merupakan pertanda degranulasi trombosit.

IgM terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat


sampai minggu ke 3. Menghilang setelah 6090 hari. Menunjukkan kalau pasien ini terkena
demam berdarah dengue.
IgG pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi
pada hari ke 14, pada infeksi sekunder IgG
mulai terdeteksi hari ke 2
Pada tanggal 1 agustus dilakukan
pemeriksaan SGOT dan SGPT yang meningkat
karena pada DBD juga dapat ditemukan
hepatomegali

8. Diagnosis pada pasien ini apa? Berdasarkan apa?


Diagnose yang bisa dibuat dari hasil pemeriksaan
tersebut adalah DHF grade 1. Sesuai criteria WHO.
Kriteria Klinis
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung
terus menerus selama 2 7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
Uji tourniquet positif
petekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi.
Hemetamesis dan atau melena.

Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan
nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan
pasien tampak gelisah.

Kriteria Laboratoris
Trombositopenia (100.000 sel/ mm3 atau kurang)
Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20%
atau lebih (1)

Dua kriteria pertama ditambah


trombositopemia dan hemokonsentrasi atau
peningkatan hematokrit cukup untuk
menegakkan diagnosis klinis demam
berdarah dengue

Derajat Penyakit (WHO, 1997)


Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan
satu satunya manifestasi ialah uji tourniquet
positif.
Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan
spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III Didapatkan kegagalan sirekulasi, yaitu
nadi cepat dan lambat, tekanan mulut, kulit dingin
atau lembab dan penderita tampak gelisah.
Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur

Pada pasien ini ditemukan Sejak 3 hari SMRS


penderita demam. Demam tiba-tiba tinggi dan
terus menerus. Demam disertai sakit kepala.
Penderita merasakan badannya pegal.
Kemungkinan Demamnya karena infeksi virus.
Infeksi virus biasanya demam tiba-tiba tinggi
Penderita merasakan badannya pegal, sakit
kepala,ini sesuai dengan gejala demam
berdarah yaitu, nyeri kepala, nyeri retroorbital,
mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi
perdarahan ( petekiae atau uji bending positif).

9. Pemberian metilprednisolon dampaknya


apa?
metilprednisolon digunakan gangguan
rematik, syok, tiroiditis non supuratif,
trikinosis, polip nasal, gangguan pernapasan,
gangguan mata, perikarditis, neurotrauma,
penyakit neurologis, sindroma nefrotik,
penyakit kolagen, gangguan saluran cerna,
gangguan darah, penyakit hati, hiperkalsemi
yang berhubungan dengan neoplasma.

Methilprednisolon merupakan kortikosteroid dengan kerja


intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid,
antiinflamasi dan imunosupresan. Pemberian methilprednisolon
pada kasus DBD terutama DSS masih menjadi perdebatan.
Beberapa panduan yang ada tidak menyinggung mengenai
pemberian kortikosteroid pada penderita DBD/DSS, tetapi dalam
klinik obat ini terkadang diberikan. Pemberian deksametason
intravena pada 32 kasus DBD selama 1-4 hari memberi hasil
penurunan panas badan dan perbaikan klinis dalam waktu 3 hari
sehingga penderita lebih cepat dipulangkan dari rumahsakit (4
hari vs 4-7 hari). Penelitian lain yang dilakukan di RS Dr. Hasan
Sadikin Bandung, pemberian metilprednisolon peroral pada
penderita DBD memberi hasil peningkatan trombosit yang lebih
banyak dibandingkan kontrol. Mereka dengan awitan demam 2-3
hari memberi hasil yang lebih bermakna.

10. Berapa banyak cairan yang diperlukan


untuk pasien ini?
Infuse digunakan asering dengan
perhitungan 1500 + (20x(BB-20)). 1500 +
(20x(70-20)) = 2500 ml/ hari

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai