Anda di halaman 1dari 5

HIPERTIROID

DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid
secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa
perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan Tirotoksikosis.
Tirotoksikosis merupakan suatu kondisi dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Dengan kata lain hipertiroid terjadi karena
adanya peningkatan hormon tiroid dalam darah dan biasanya berkaitan dengan keadaan klinis
tirotoksikosis. 5, 6
ANATOMI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada akhir bulan
pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara branchial pouch pertana
dan kedua. Kelenjar tiroid terletak dibagian bawah leher, terdiri atas dua lobus, yang
dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3. Kapsul fibrosa menggantungkan
kelenjar ini pada fasia pratrakea sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan
gerakan terangkatnya kelenjar kearah kranial, yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Sifat
inilah yang digunakan klinik untuk menentukan apakah suatu bentukan dileher berhubungan
dengan kelenjar tiroid atau tidak. Setiap lobus tiroid yang berbentuk lonjong berkuran panjang
2,5-4 cm, lebar 1,5-2 cm dan tebal 1-1,5 cm. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan
masukan yodium. Pada orang dewas beratnyab berkisar antara 10-20 gram. Vaskularisasi
kelenjar tiroid termasuk amat baik. A tiroidea superior berasal dari a.karotis komunis atau
a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior dari a.subklavia dan a.tiroid ima berasal dari a.brakiosefalik
salah satu cabang dari arkus aorta. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler
dan limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang manyatu di
permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior. Aliran darah ke kelenjar tiroid
diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/menit, dalam keadaan hipertiroidisme aliran ini akan meningkat
sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar. 7, 8

Gambar 1. Anatomi kelenjar tiroid


Pengaturan Faal Tiroid
Ada 4 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1. TRH (Thyrotrophin releasing hormon)
Hormon ini disintesa dan dibuat di hipotalamus. TRH ini dikeluarkan lewat sistem
hipotalamohipofiseal ke sel tirotrop hipofisis.
2. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
Suatu glikoprotein yang terbentuk oleh sub unit ( dan ). TSH yang masuk dalam
sirkulasi akan mengikat reseptor dipermukaan sel tiroid TSH-reseptor (TSH-r) dan
terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan yodinasi, coupling,
proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3. Umpan balik sekresi hormon.
Kedua ini merupakan efek umpan balik ditingkat hipofisis. Khususnya hormon bebaslah
yang berperan dan bukannya hormon yang terikat. T3 disamping berefek pada hipofisis
juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis
4.

terhadap rangsangan TRH.


Pengaturan di tingkat kelenjar tiroid sendiri.
Gangguan yodinasi tirosin dengan pemberian yodium banyak disebut fenomena WolfChaikoff escape, yang terjadi karena mengurangnya afinitas trap yodium sehingga kadar
intratiroid akan mengurang. Escape ini terganggu pada penyakit tiroid autoimun. 6

Efek metabolik hormon tiroid adalah

1. Kalorigenik.
2. Termoregulasi.
3. Metabolisme protein
4. Metabolisme karbohidrat: Bersifat diabetogenik, karena resorpsi intestinal meningkat,
cadangan glikogen hati menipis, demikian pula glikogen otot menipis pada dosis farmakologis
tinggi, dan degradasi insulin meningkat.
5. Metabolisme lipid: T4 mempercepat sintesis kolesterol, tetapi proses degradasi kolesterol dan
eksresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada hiperfungsi tiroid, kadar
kolesterol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme, kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid
meningkat.
6. Hormon ini penting untuk pertumbuhan saraf otak dan perifer, khususnya 3 tahun pertama
kehidupan.
7. Lain-lain: Pengaruh hormon tiroid yang meninggi menyebabkan tonus traktus gastrointestinal
meninggi, hiperperistaltik, sehingga sering terjadi diare.
Efek Fisiologik Hormon Tiroid
1. Efek kardiovaskuler
T3 merangsang transkripsi dari rantai alpha miosin dan menghambat rantai beta miosin, sehingga
memperbaiki kontraktilitas otot jantung. T3 juga meningkatkan transkripsi Ca2+ ATPase dalam
retikulum sarkoplasmik, meningkatkan kontraksi di diastolik jantung dan meningkatkan reseptor
adrenergik . Dengan demikian, hormon tiroid mempunyai efek inotropik dan kronotropik yang
nyata terhadap otot jantung.
2. Efek Simpatik
Hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor adrenergik- dalam otot jantung, otot skeletal dan
jaringan adiposa. Mereka juga menurunkan reseptor adrenergik- miokardial. Disamping itu,
mereka juga dapat memperbesar aksi katekolamin pada tempat paskareseptor. Dengan demikian,
kepekaan terhadap ketokolamin meningkat dengan nyata pada hipertiroidisme, dan terapi dengan

obat-obatan penyekat adrenergik- dapat sangat membantu dalam mengendalikan takikardi dan
aritmia.
3. Efek Pulmonar
Hormon tiroid mempertahankan dorongan hipoksia dan hiperkapnia pada pusat pernafasan,
sehingga terjadi frekuensi nafas meningkat.
4. Efek Gastrointestinal
Hormon tiroid merangsang motillitas usus, yang dapat menimbulkan peningkatan motilitas
terjadi diare pada hipertiroidisme. Hal ini juga menyumbang pada timbulnya penurunan berat
badan yang sedang pada hipertiroidisme.
5. Efek Neuromuskular
Walaupun hormon tiroid merangsang peningkatan sintesis dari banyak protein struktural, pada
hipertiroidisme terdapat peningkatan penggantian protein dan kehilangan jaringan otot atau
miopati. Terdapat juga suatu peningkatan kecepatan kontraksi dan relaksasi otot, secara klinik
diamati adanya hiperfleksia pada hipertiroidisme. Pada sebagian besar penderita hipertiroidisme
terjadi kelemahan otot (miopati tirotoksisitas), dan bila hipertiroidismenya berat dan
berkepanjangan, miopati yang terjadi mungkin parah. Kelemahan otot mungkin sebagian
disebabkan oleh peningkatan katabolisme protein.
6. Efek pada Lipid dan Metabolisme Karbohidrat
Hipertiroidisme meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis hati demikian pula absorbsi
glukosa usus. Dengan demikian, hipertiroidisme akan mengeksaserbasi diabetes melitus primer.
Sintesis dan degradasi kolesterol keduanya meningkat oleh hormon tiroid. Efek yang terakhir ini
sebagian besar disebabkan oleh suatu peningkatan dari reseptor low density lipoprotein (LDL)
hati, sehingga kadar kolesterol menurun dengan aktivitas tiroid yang berlebihan. Lipolisis juga
meningkat, melepaskan asam lemak dan gliserol. 6
EPIDEMIOLOGI

Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroid amat bervariasi dari berbagai
klinik. Prevalensi hipertiroidisme adalah 10 kali lebih sering pada wanita dibanding laki-laki,
namun cenderung lebih parah pada laki-laki. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di
RSUP Palembang adalah 3:1, di RSCM Jakarta adalah 6:1, di RS Dr. Soetomo 8:1 dan di RSHS
Bandung 10:1. Sedangkan distribusi menurut umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah
usia 21-40 tahun (41.73%) tetapi menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30-40 tahun.
Hipertirod merupakan penyakit yang relatif jarang terjadi pada masa anak, namun kejadiannya
semakin meningkat pada usia remaja dan dewasa. Beberapa pustaka di luar negeri menyebutkan
insidennya pada masa anak secara keseluruhan diperkirakan 1/100.000 anak per tahun.

Hipertiroid juga memiliki komponen herediter yang kuat.


Di

Amerika

hipertiroid. Sekitar

Serikat,

penyakit

Graves adalah

60-80%

kasus tirotoksikosis akibat

bentuk

paling umum

dari

penyakit Graves. Kejadian

tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun,
dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20%
dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di
Amerika

Serikat menerima yodium cukup, dan

dari kejadian di wilayah

dunia dengan

kejadian

defisiensi yodium.

gondok multinodular kurang


Adenoma toksik merupakan

penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis. 10


Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang 10 per
100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang berusia di atas 60 tahun.
Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di
Eropa ditemukan bahwa prevalensi hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris
kasus hipertiroid terdapat pada 0.8 per 1000 wanita pertahun. 11

Anda mungkin juga menyukai