Jadwal Induk Produksi
Jadwal Induk Produksi
Disusun Oleh:
Kelompok
: 1 (satu)
Nama Anggota/NPM
1. Amalina Shadrina
/38410940
2. Andi Setiawan
/30410695
5. Jaenudin
/33410698
6. Sutrisno Adityo
/36410767
Asisten Pembimbing
: Firmansyah
Nilai
Paraf Asisten
ABSTRAKSI
Perkembangan industri tidak terlepas dari bagaimana cara memproduksi
suatu produk, dimana perusahaan biasanya mengalami kesulitan dalam
merencanakan dan mengidentifikasi kuantitas dari suatu barang dengan periode
waktu tertentu, oleh sebab itu perusahaan memerlukan penjadwalan produksi
yang terencana dan tepat karena berkaitan dengan permintaan konsumen. Data
untuk menunjang suatu kebutuhan produksi dibutuhkan suatu data peramalan
dengan adanya data peramalan maka resources yang terbatas seperti bahan
baku, tenaga kerja, hari kerja dan biaya dibutuhkan suatu perencanaan jawal
induk produksi. Perencanaan agregat yang merupakan bagian dari jadwal induk
produksi, merupakan perencanaan yang dibuat untuk menentukan total
permintaan dari seluruh elemen produksi dengan menggunakan sumber daya
yang ada sehingga mampu mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang
tersedia yang dimiliki oleh perusahaan. Penentuan Jadwal Induk Produksi (JIP)
ini menggunakan tiga metode yaitu metode tenaga kerja tetap, tenaga kerja
berubah, dan transportasi. Berdasarkan hasil keseluruhan perhitungan untuk
metode tenaga kerja tetap dengan jumlah 1 orang pekerja dan 2 orang pekerja,
diperoleh kesimpulan bahwa ongkos produksi lebih murah dengan menggunakan
jumlah tenaga kerja sebanyak 1 orang. Total ongkos produksi rak pajangan yang
diperoleh dari perhitungan dengan metode tenaga kerja tetap adalah Rp
19.522.250. Total ongkos produksi pada metode tenaga kerja berubah adalah
sebesar Rp 27.171.250. Total ongkos produksi menggunakan metode transportasi
yaitu sebesar Rp 19.810.000. Berdasarkan perhitungan dari ketiga metode
tersebut, maka metode yang terpilih dalam perencanaan agregat yaitu metode
tenaga kerja tetap karena total ongkos produksi yang minimum terdapat pada
metode tenaga kerja tetap.
Kata Kunci : Jadwal Induk Produksi, Metode Tenaga Kerja Tetap, Tenaga Kerja
Berubah, Transportasi, Rak Pajangan.
PENDAHULUAN
Perkembangan industri tidak terlepas dari bagaimana cara memproduksi
suatu produk, dimana perusahaan biasanya mengalami kesulitan dalam
merencanakan dan mengidentifikasi kuantitas dari suatu barang dengan periode
waktu tertentu, oleh sebab itu perusahaan memerlukan penjadwalan produksi yang
terencana dan tepat karena berkaitan dengan permintaan konsumen. Data untuk
menunjang suatu kebutuhan produksi dibutuhkan suatu data peramalan, dengan adanya
data peramalan maka resources yang terbatas seperti bahan baku, tenaga kerja, hari kerja
dan biaya dibutuhkan suatu perencanaan jawal induk produksi. Perencanaan agregat
yang merupakan bagian dari jadwal induk produksi, merupakan perencanaan yang
dibuat untuk menentukan total permintaan dari seluruh elemen produksi dengan
menggunakan sumber daya yang ada sehingga mampu mengoptimalkan
penggunaan sumber-sumber yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan.
Jadwal induk produksi merupakan gambaran atas periode perencanaan dari
suatu permintaan sehingga mampu menjadwalkan produksi dan order pembelian
untuk item-item tertentu dan menjadikan dasar bagi penetuan kebutuhan sumber
daya dalam produksi rak pajangan dimana penjadwalan induk produksi ini tidak
hanya digunakan untuk merencanakan penjadwalan suatu produk saja melainkan
juga untuk menyusun dan memperbaharui penjadwalanya sehingga menjadi dasar
dalam membuat janji pengiriman pada konsumen. Modul jadwal induk produksi
pada praktikum sistem produksi digunakan untuk dapat melakukan rencana
penjadwalan induk produksi dalam proses pembuatan rak pajangan dengan
periode waktu selama 12 bulan.
Perumusan masalah dalam pembuatan rak pajangan pada modul Jadwal
Induk Produksi (JIP) yaitu bagaimana cara merencanakan jadwal induk produksi
rak pajangan dengan mengunakan masing-masing metode sehingga mampu
menentukan ongkos terkecil dalam pembuatan jadwal induk produksi berdasarkan
perbandingan metode yang digunakan sebagai perencanaan produksi.
Pembatasan masalah jadwal induk produksi yitu produk yang dibuat
berupa rak pajangan dengan perhitungan total ongkos produksi dengan
menggunakan metode tenaga kerja tetap, tenaga kerja berubah, dan transportasi.
Berdasarkan total ongkos produksi terkecil, maka dapat dilakukan pembuatan data
peramalan serta perencanaan produksi agregat untuk produk tempat pajangan atau
rak pajangan selama dua belas periode.
Tujuan penulisan dalam pembuatan rak pajangan yaitu mengetahui
kebutuhan produksi agregat selama 12 bulan dan mengetahui metode Jadwal
Induk Produksi (JIP) yang terpilih berdasarkan total ongkos yang terkecil untuk
digunakan dalam membuat perencanaan agregat agar jumlah produksi yang
dihasilkan dapat memenuhi permintaan konsumen.
TINJAUAN PUSTAKA
Jadwal produksi induk atau dalam bahasa asing disebut juga dengan
master production schedule (MPS) merupakan suatu set pernyataan tentang
produk akhir dimana termasuk parts pengganti dan suku cadang dari suatu
untuk mengimpletasikan jadwal induk produksi menjadi salah satu input atau
masukan bagi MPS / JIP [2].
Tugas dan tanggung jawab profesional dari penyusunan jadwal produksi
induk (JIP) adalah membuat perubahan-perubahan pada catatan jadwal induk
produksi, mendisagregasikan suatu rencana produksi untuk menciptakan jadwal
induk produksi, menjamin bahwa keputusan-keputusan produksi yang ada dalam
JIP itu telah sesuai dengan rencana produksi, dan yang terpenting adalah
mengkomunikasikan hal-hal utama dalam JIP itu kepada bagian-bagian lain yang
terkait dalam perusahaan. Jadwal induk produksi ini membangun jalinan
komunikasi dengan bagian manufacturing, sehingga dalam hal ini bagian
manufacturing (PPIC) yang menyusun jadwal induk produksi harus
mengkomunikasikan outputnya kepada bagian-bagian lain, seperti pada bagian
pemasaran, bagian inventory atau pembelian material, bagian rekayasa, produksi,
dll. Penyusun jadwal induk produksi juga harus bertanggung jawab untuk
mengumumkan final assembly schedule. Final assembly schedule telah disusun
berdasarkan barang-barang pada produk akhir yang spesifik [2].
Beberapa kriteria-kriteria dasar pada jadwal induk produksi, yaitu sebagai
berikut, jenis barang tidak terlalu banyak, kebutuhannya dapat diramalkan,
mempunyai BOM, sehingga kebutuhan komponen dapat dihitung, dapat juga
diperhitungkan dalam penentuan kapasitas, dan menyatakan konfigurasi produk
yang dapat dikirim Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk
membutuhkan masukkan [2]. Beberapa pertimbangan dalam mendesain jadwal
induk produksi Pada saat akan mendesain jadwal induk produksi, perlu
diperhatikan beberapa faktor utama yang menentukan proses penjadwalan
produksi induk. Beberapa faktor utama itu adalah, lingkungan manufacturing,
struktur produk, horizon waktu perencanaan, waktu tunggu produk dan
production time fences, dan pemilihan barang-barang pada Jadwal Induk Produksi
(JIP) [2].
Perencanaan agregrat adalah suatu perencanaan produksi jangka
menengah yang horizon waktu perencanaan biasanya sekitar satu sampai dua
puluh empat bulau atau biasanya bervariasi dari satu sampai tiga tahun. Horizon
waktu tersebut tergantung pada karakteristik produksi atau produk dan jangka
waktu produksinya. Periode peramalan dan perencanaan disesuaikan dengan
periode peramalan, biasanya satu bulanan. Kebutuhan produksi selama satu
horizon waktu perencanaan tidak akan selalu stabil dan konstan setiap periodenya.
Hal ini disebabkan oleh pola permintaan pada permintaan periodenya bervariasi.
Selain mempunyai variasi random atau acak, ada juga yang mengikuti pola
musiman, pola siklis, maupun pola trend [3].
Tujuan umum dari perencanaan produksi agregrat adalah penggunaan
yang produktif baik atas sumber daya manusia maupun sumber daya
perlengkapan. Perencanaan agregat berawal dari perencanaan strategi bisnis yang
terkait dengan peramalan permintaan produksi atau forecasting. Perencanaan
Agregat didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan ke bulan dan
sumber daya produktif yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya
produksi, jumlah supplier dan sub kontraktor) dengan asumsi-asumsi kapasitas
produksi relatif tetap. Prakteknya sering terjadi proyeksi permintaan yang tidak
TK
Wb x ( Demand Inventory )
( HK x JK )
kelebihan, biasanya sub kontrak melalui agen-agen terkait pada perusahaan dan
para pekerja tidak terikat oleh kontrak. Berikut ini adalah rumus dari metode sub
kontrak [2].
)
)
METODOLOGI PENULISAN
Tahap awal sebelum membuat jadwal induk produksi adalah melakukan
peramalan permintaan rak pajangan untuk memperoleh data penunjang. Hasil
peramalan permintaan rak pajangan yang dipilih adalah berdasarkan metode
regresi liniear. Hasil peramalan permintaan tersebut dan data penunjang yang
diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan rencana kebutuhan
produksi agregat.
Hasil peramalan permintaan rak pajangan dan data-data penunjang yang
sudah diperoleh selanjutnya diolah melalui berbagai proses perhitungan agar
diperoleh suatu jadwal induk produksi. Proses perhitungan untuk menyusun
jadwal induk produksi dilakukan dengan metode tenaga kerja tetap, metode
tenaga kerja berubah, dan metode transportasi. Metode tenaga kerja tetap
memiliki kecepatan produksi yang tetap karena jumlah tenaga kerjanya tetap. Jika
ada produk rak pajangan yang berlebih, maka produk tersebut disimpan untuk
persediaan. Metode tenaga kerja berubah membuat rencana produksi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan cara menambah atau mengurangi tenaga kerja jika
tingkat produksi rak pajangan berkurang atau lebih. Metode transportasi,
digunakan cara pengalokasian North West Corner (NWC) untuk mengalokasikan
persediaan dalam rangka memenuhi permintaan produk rak pajangan selama 12
periode.
Rencana produksi agregat yang telah dibuat berdasarkan ketiga metode
tersebut selanjutnya dianalisis. Proses analisis dilakukan secara terperinci agar
dapat diperoleh informasi yang lengkap tentang rencana produksi agregat dengan
metode manakah yang paling tepat untuk digunakan dalam menyusun jadwal
induk produksi rak pajangan. Metode yang terpilih yaitu metode yang memiliki
total ongkos produksi paling rendah. Langkah terakhir adalah melakukan
penarikan kesimpulan yang menjawab tujuan penulisan. Selain itu, penyusun juga
memberikan saran-saran yang berguna bagi perbaikan proses penyusunan jadwal
induk produksi rak pajangan tersebut.
Bln
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Indeks
Waktu(x)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
78
Tabel 1.
Hasil Peramalan Metode Regresi Linier
Penjualan
Ramalan
Aktual
628
625,33
614
627,02
632
628,81
637
630,6
629
632,39
636
634,18
647
635,97
637
637,76
635
639,55
636
641,34
648
643,13
642
644,92
7621
Hasil
Peramalan
626
627
629
631
632
635
636
638
640
642
644
645
Jam kerja/hari
Maksimum lembur
Regular Time Cost (RTC)
Over Time Cost (OTC)
Sub Contract Cost
Lay off Cost
Hiring Cost
Under time Cost
Holding atau Inventory Cost
Kapasitas sub kontrak
Ketentuan Hari Kerja
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
8 jam/hari
25 %
Rp 2.500/unit
Rp 3.750/unit
Rp 5.000/unit
Rp 1.050.000/unit
Rp 1.050.000/unit
Rp 2.500/jam orang
Rp 250/unit
Diasumsikan 25 % dari kapasitas perusahaan
Periode
Tabel 2.
Data Ketentuan Hari Kerja
4
5
6
7
8
HK
27
24
26
26
Bulan
1
2
27
25
27
27
10
11
12
25
27
26
26
Tabel 3.
Rencana Kebutuhan Produksi Agregat
Inventory Permintaan
Safety
Kebutuhan
Awal
(Forecast)
Stock
Produksi
50
626
157
733
157
627
157
627
Inventory
Akhir
157
157
629
158
630
158
631
158
631
158
632
158
632
158
635
159
636
159
636
159
636
159
638
160
639
160
640
160
640
160
642
161
643
161
644
161
644
161
12
157
158
158
158
159
159
160
160
161
161
645
162
646
162
Total
1798
7625
1910
7737
1910
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kolom 6
=
=
=
= 1,044
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa untuk tenaga kerja
(TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke
atas). Berikut ini adalah uraian perhitungan dengan masing-masing jumlah tenaga
kerja.
Perhitungan dengan TK 1 orang:
(a JK HK)
Total Produksi RT =
Wb
(1 8 313)
=
0,34
2504
=
0,34
= 7364,705 7365 unit
Kekurangan Produksi
= (Kebutuhan produksi Inventory Awal) Total
Produksi RT
= (7787 0) 7365
= 422 unit
Ongkos RT
= Total Produksi RT Ongkos RT/unit
= 7365 2500
= Rp 18.412.500,Ongkos OT
= Kekurangan Produksi Ongkos OT/unit
= 422 3750
= Rp 1.582.500,Total Ongkos
= Ongkos RT + Ongkos OT
= 18.412.500 + 1.582.500
= Rp 19.995.000,Perhitungan dengan TK 2 orang:
(b JK HK)
Total Produksi RT =
Wb
(2 8 313)
=
0,34
5008
=
0,34
= 14729,412 14730 unit
Inventory
= Total Produksi RT (Demand Inventory Awal)
= 14730 (7625 0)
= 14730 7625
= 7105 unit
Ongkos RT
= (Demand Inventory Awal) Ongkos RT/unit
= (7625 0) 2500
= 7575 2500
= Rp 19.062.500,Ongkos Inventory
= Inventory Ongkos Inventory/unit
= 7105 250
= Rp 1.776.250 ,Total Ongkos
= Ongkos RT + Ongkos Inventory
= 19.062.500 + 1.776.250
= Rp 20.838.750,Berdasarkan perhitungan di atas, ongkos produksi yang paling kecil adalah
dengan menggunakan tenaga kerja sebanyak 1 orang. Berikut ini adalah tabel
perbandingan total ongkos dan tabel perhitungan metode tenaga kerja tetap.
Tabel 4.
Perbandingan Total Ongkos
Jumlah Tenaga Kerja
Total Ongkos
Tka = 1 orang TK
Rp 19.995.000
Tkb = 2 orang TK
Rp 20.838.750
Periode
Demand
1
2
3
4
5
6
7
626
627
629
631
632
635
636
Tabel 5.
Perhitungan Metode Tenaga Kerja Tetap
Over
Unit
HK
RMH UPRT
Man
Produced
Hour
OT
27
216
636
54
0
24
192
565
48
62
26
208
612
53
17
26
208
612
52
19
27
216
636
54
0
25
200
589
50
46
27
216
636
54
0
Sub
Kontrak
Inventory
Akhir
0
0
0
0
0
0
0
10
0
33
31
54
4
50
8
9
10
11
12
Total
Tabel 5.
Perhitungan Metode Tenaga Kerja Tetap (Lanjutan)
638
27
216
636
54
2
640
25
200
589
50
51
642
27
216
636
54
6
644
26
208
612
52
32
645
26
208
612
52
33
7625
313
2504
7371
627
268
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
0
0
0
0
0
0
48
0
44
18
17
359
= Periode 1 12
= Dari kebutuhan Produksi
= Hari kerja sesuai ketentuan
= Total TK x HK x JK
= 1 x 27 x 8 = 216
= RMH : Wb
= 216 : 0,34 = 636
= 25% x RMH
= 25% x 216 = 54
= Demand UPRT
= 626 636 = - 10 0
= (25% x UPRT) Demand UPRT
= (25% x 636) 626 636 = -1103 0
= UPRT + Inventory Demand
= 636 + 0 626 = 10
Berdasarkan hasil dari perhitungan tabel diatas, maka dapat diketahui total
ongkos produksi dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap. Berikut ini
merupakan perhitungan ongkos RT, OT, Inventory, dan total ongkos produksi.
Ongkos RT
Ongkos OT
Ongkos Inventory
= UPRT Ongkos RT
= 7371 2500
= Rp 18.427.500,= Unit Produced OT Ongkos OT
= 268 3750
= Rp 1.005.000,= Inventory Akhir Ongkos Inventory
= 359 250
= Rp 89.750,= Ongkos RT + Ongkos OT + Ongkos Inventory
= 18.427.500 + 1.005.000 + 89.750
= Rp 19.522.250,-
Tabel 6.
Perhitungan Tenaga Kerja Berubah
Periode
Demand
HK
TK
UPRT
RMHP
RMH
Hiring
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
626
627
629
631
632
635
636
638
640
642
644
645
7625
27
24
26
26
27
25
27
27
25
27
26
26
313
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
22
626
627
629
631
632
635
636
638
640
642
644
645
7625
213
214
214
215
215
216
217
217
218
219
219
210
2587
216
384
416
416
216
400
432
432
400
432
416
416
4576
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
Lay
off
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Under
time
4
171
203
202
2
185
216
216
183
214
198
197
1991
Tabel perhitungan tenaga kerja berubah diatas terdiri dari 10 kolom yaitu
kolom periode, demand, HK, TK, UPRT, RMHP, RMH, hiring, lay off, dan
under time. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing kolom yang
terdapat dalam tabel perhitungan tenaga kerja berubah.
Kolom 1
= Periode 1 12
Kolom 2
= Demand
Kolom 3
= Hari kerja sesuai ketentuan
Kolom 4
= Dari setiap periode (dibulatkan ke atas)
(Demand x Wb)
= TK =
(HK JK)
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Kolom 10
(626 x 0,34)
= 0,9854 1
(27 8)
= UPRT = Demand
= RMHP
= UPRT x Wb
= 626 x 0,34 = 212,84 213
= RMH
= TK x HK x JK
= 1 x 27 x 8 = 216
= Hiring
= Penambahan Tenaga Kerja
= Lay Off
= Pengurangan Tenaga Kerja
= Under Time
= RMH RMHP
= 216 212,84 = 3,16 4
= TK
Tabel 7.
Ongkos Produksi Metode Tenaga Kerja Berubah
Periode
Ongkos RT
Ongkos
Hiring
Ongkos Lay
Off
Ongkos Under
Time
Rp1.565.000
Rp 10.000
Rp1.567.500
Rp1.050.000
Rp 427.500
Rp1.572.500
Rp 507.500
Rp1.577.500
Rp 505.000
Rp1.580.000
Rp1.050.000
Rp 5.000
Rp1.587.500
Rp1.050.000
Rp 462.500
Rp1.590.000
Rp 540.000
Rp1.595.000
Rp 540.000
Rp1.600.000
Rp 457.500
10
Rp1.605.000
Rp 535.000
11
Rp1.610.000
Rp 495.000
12
Rp1.612.500
Rp 492.500
Total
Rp19.062.500
Rp2.100.000
Rp1.050.000
Rp 4.977.500
Ongkos RT
Ongkos Hiring
= UPRT Ongkos RT
= 626 Rp 2.500,= Rp 1.565.000,= Hiring Ongkos Hiring
= 0 Rp 1.050.000,= Rp 0,= Lay Off Ongkos Lay Off
= 0 Rp 1.050.000,= Rp 0,= Under Time Ongkos Under Time
= 4 Rp 2.500,= Rp 10.000,= Ongkos RT + Ongkos Hiring + Ongkos
Lay Off + Ongkos Under Time
= Rp 19.062.500 + Rp 2.100.000 + Rp 1.050.000 +
Rp 4.977.500
= Rp 27.190.000,-
WB ( Kebutuhan Produksi-Inventory)
( HK x JK)
0,34 (7737-0)
=
313 x 8
2628,2
=
= 1,04
2504
TK =
a
b
Perhitungan dengan TK a = 1
Total Produksi RT
= (a x JK x HK) / Wb
= (1 x 8 x 313) / 0,34
= 7365 unit
Kekurangan produksi = Demand Inventory awal total produksi RT
= 7737 0 7365
= 372 unit
Ongkos RT
= Total produksi RT x Biaya RT / unit
= 7365 x Rp 2500
= Rp. 18.412.500
Ongkos OT
= Kekurangan Produksi x Biaya OT / unit
= 372 x Rp 3750
= Rp. 1.395.000
Total Ongkos
= Ongkos RT + Ongkos OT
= Rp 18.412.500 + Rp. 1.395.000
= Rp. 19. 807.500
Perhitungan dengan TK b = 2
Total Produksi RT
= (b x JK x HK) / Wb
= (2 x 8 x 313) / 0,34
= 14730 unit
Inventory
= Total Produksi RT ( Demand Inventory Awal)
= 14730 (7737 0)
= 6993 unit
Ongkos RT
= ( Demand Inventory) x Ongkos RT / unit
= (7737 0) x Rp 2500
= Rp. 19.342.500
Ongkos Inventory
= Inventory x Ongkos Inventory / unit
= 6993 x Rp 250
= Rp. 1.748.250
Total Ongkos
= Ongkos RT + Ongkos Inventory
= Rp 19.342.500 + 1.748.250
= Rp. 21.090.750
TK
1
HK
27
KT RT
635
KT OT
159
KT SC
199
24
565
164
182
26
612
153
192
26
612
153
192
27
635
159
199
25
589
148
185
27
635
159
199
27
635
159
199
25
589
148
185
10
27
635
159
199
11
26
612
153
192
12
26
612
153
192
Tabel 9.
Perhitungan Metode Transportasi
Sumber
BULAN
Persediaan(0)
1
RT
OT
SC
2
2500
2750
3750
4000
5000
3000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
7250
7500
7750
2500
2750
3250
3500
3750
4000
4250
4500
4750
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5750
6000
6250
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
7250
7500
2500
2750
3250
3500
3750
4000
4250
4500
4750
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5750
6000
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
7250
2500
2750
3250
3500
3750
4000
4250
4500
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5750
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
2500
2750
3250
3500
3750
4000
4250
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
2500
2750
3250
3500
3750
4000
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
2500
2750
3250
3500
3750
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5000
5250
5500
5750
6000
6250
2500
2750
3250
3500
3750
4000
4250
4500
4750
5000
5250
5500
5750
6000
2500
2750
3750
4000
4250
4500
5000
5250
5500
5750
2500
2750
3750
4000
4250
5000
5250
5500
2500
2750
3750
4000
5000
5250
3000
3000
OT
18
3000
612
OT
19
3000
632
OT
3000
589
OT
47
3000
635
OT
SC
RT
3000
635
OT
SC
RT
3000
3250
589
OT
51
SC
RT
3000
635
OT
SC
RT
612
OT
32
SC
2500
RT
612
3750
OT
34
5000
SC
DEMAND
5000
612
RT
12
5250
62
SC
11
5000
565
OT
733
627
630
631
632
636
636
639
640
643
644
KTT
12
4750
RT
10
11
4500
SC
10
4250
RT
4000
SC
3750
RT
KT
7
3500
SC
3250
RT
98
SC
635
RT
2
646
635
159
111
199
565
164
102
182
612
153
135
192
612
153
134
192
635
159
199
589
148
101
185
635
159
158
199
635
159
155
199
589
148
97
185
635
159
151
199
612
153
121
192
612
153
119
192
1386
Tabel 10.
Ongkos Produksi dengan Metode Transportasi
Periode
Ongkos RT
Ongkos OT
Ongkos SC
1587500
367500
1412500
232500
1530000
67500
1530000
71250
1580000
1472500
176250
1587500
3750
1587500
15000
1472500
191250
10
1587500
30000
11
1530000
120000
12
1530000
127500
Total
18407500
1402500
Ongkos RT
Rp 19.522.250,-
Rp 27.190.000,-
Transportasi
Rp 19.810.000,-
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 12.
Jadwal Induk Produksi Rak Pajangan
Data Peramalan
Perencanaan Agregat
626
636
627
565
629
612
631
612
632
636
635
589
636
636
638
636
640
589
642
636
644
612
645
612
selama waktu lembur berlangsung yaitu sebesar 268 unit. UPRT merupakan unit
produksi yang dihasilkan selama waktu regular dengan total nilai UPRT pada
metode tenaga kerja tetap yaitu sebesar 7371. Total ongkos produksi rak pajangan
yang diperoleh dari perhitungan dengan metode tenaga kerja tetap adalah Rp
19.522.250,-.
Metode kedua yaitu tenaga kerja berubah dengan nilai demand
berdasarkan pada hasil peramalan regresi linear. RMHP adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua produk UPRT dengan total nilai RMHP
sebesar 2592,5. Oleh karena itu diberikan rumus bahwa besarnya RMHP
diperoleh dari perkalian UPRT dengan waktu baku. Artinya, banyaknya produk
yang dapat dihasilkan dalam waktu regular dipengaruhi oleh besar waktu
pembuatan produk sehingga diperoleh hasil waktru yang digunakan untuk
menyelesaikan semua produk UPRT. Biaya-biaya yang dihitung dalam metode
tenaga kerja berubah ini adalah ongkos RT, Ongkos hiring, Ongkos Lay off, dan
ongkos Under time. Ongkos RT merupakan biaya yang diperoleh dari nilai UPRT
dikali biaya RT dengan nilai total ongkos RT pada metode tenaga kerja berubah
yaitu sebesar Rp 1.565.000. Ongkos hiring merupakan biaya yang diperoleh dari
nilai hiring dikali biaya hiring yaitu sebesar Rp 1.050.000. Biaya hiring hanya
diperuntukkan apabila terdapat penambahan tenaga kerja, dan sebaliknya apabila
tidak terdapat penambahan tenaga kerja maka biaya hiring sebesar 0. Total
ongkos hiring pada metode tenaga kerja berubah yaitu sebesar Rp 2.100.000. Hal
ini dikarenakan terdapat penambahan tenaga kerja sebanyak dua kali yaitu pada
periode kedua dan keenam.
Ongkos lay off merupakan biaya yang diperoleh dari nilai lay off dikali
biaya lay off yaitu Rp 1.050.000. Biaya ini diperuntukkan untuk untuk
pengurangan tenaga kerja. Total ongkos lay off pada metode pekerja berubah
adalah Rp 1.050.000, hal ini dikarenakan hanya terdapat satu pengurangan tenaga
kerja yaitu pada periode kelima. Under Time merupakan waktu sisa dari waktu
regular yang ditetapkan perusahaan yang digunakan tenaga kerja untuk
memproduksi unit barang kembali. Ongkos under time merupakan biaya yang
yang dikeluarkan bila pekerja menyelesaikan perkerjaannya memenuhi target
produksi di bawah waktu reguler. Nilai under time diperoleh dari nilai under time
dikali biaya under time yaitu Rp 2.500. Total ongkos under time yang diperoleh
dari perhitungan dengan metode ini adalah Rp. 4.977.500. Jadi, total ongkos
produksi pada metode tenaga kerja berubah adalah sebesar Rp 27.190.000.
Metode Transportasi merupakan suatu metode yang mengalokasikan
demand untuk memenuhi permintaan dengan biaya yang minimum. Berdasarkan
hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa tenaga kerja (TK) yang digunakan pada
metode transportasi yaitu a = 1 orang tenaga kerja (pembulatan ke bawah). Hal ini
ditentukan sebab total ongkos yang terkecil adalah dengan tenaga kerja 1 orang.
Tahap perhitungan selanjutnya adalah menghitung besarnya Kapasitas Tersedia
(KT) untuk masing-masing periode. Biaya sub kontrak pada metode transportasi
ini menghasilkan nilai nol dikarenakan permintaan untuk masing-masing periode
telah tercukupi. Total ongkos produksi menggunakan metode transportasi yaitu
sebesar Rp 19.810.000. Berdasarkan hasil total ongkos produksi dari ketiga
metode tersebut, maka biaya terkecil ada pada metode tenaga kerja tetap, dengan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
[2] Gasperz, Vincent. 2004. Production Planning And Inventory Control. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
[3] Handoko, T. Hani. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,
Edisi Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
[4] Kusuma, Hendra. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta.