Kebijakan Pemerintah Mengenai Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Mengenai Kemiskinan
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
TEORI KEPEMIMPINAN
oleh
KHAIRUL IMAM (2130910048)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah teori kepemimpinan berupa makalah yang berjudul
KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI KEMISKINAN dengan tepat waktu. Terima kasih
kami ucapkan kepada dosen.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini,tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Sehingga kami merasa masih banyak kekurangan mengingatakan kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan
makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apakah kemiskinan itu?
Apa saja upaya dan kebijakan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia?
Bagaimana alternatif cara untuk mengentaskan kemiskinan yang efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemiskinan
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan antara kelompok masyarakat berpendapatan
tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan dua masalah besar dibanyak negara
berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya meliputi: Pertama,
gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Kedua, gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalahmasalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Ketiga, gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
B. Penyebab Kemiskinan
o Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Namun lebih tepatnya terletak
pada perbedaan kualitas sumber daya manusia dan perbedaan akses modal.
o Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga.
o Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
o Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Karena ciri dan keadaan masyarakat
dalam suatu daerah sangat beragam (berbeda) ditambah dengan kemajuan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.
o Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil
dari struktur social dan kebijakan pemerintah. Kebijakan dalam negeri seringkali
dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri atau internasional antara lain dari segi
pendanaan. Dan yang paling penting adalah Ketidakmerataannya Distribusi
Pendapatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
C. Ukuran Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan
dasar ( basic need ). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a.Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b.Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang
kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Yakni dengan
melihat hubungan antara populasi terhadap distribusi pendapatan.
D. Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mengurangi Kemiskinan
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup
besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat
secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan
langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah. Bila dikaitkan pada sektor pertanian, akan
lebih berkembang jika kebijakan pemerintah bisa menitikberatkan pada transfer sumber daya
dari pertanian ke industri melalui mekanisme pasar.
Pembangunan Infrastruktur
Negara menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang berhubungan dengan masalah
optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan,
jalan, jembatan dan lain sebagainya. Namun terdapat 5 (lima) permasalahan dalam pengentasan
kemiskinan yaitu :
1. Lemahnya instusi pengelola program pengentasan kemiskinan.
2. Kebijakan penggunaan data basis keluarga miskin belum secara operasional
dipergunakan sebagai intervensi program pengentasan kemiskinan.
3. Belum ada mekanisme dan sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan
kemiskinan.
4. Dukungan anggaran operasional pengentasan kemiskinan yang masih terbatas
Harus ada sinergisitas antara program pengentasan kemiskinan yang diprogramkan oleh
pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota. Selama ini
program pengentasan kemiskinan oleh pemerintah pusat tidak maksimal diterapkan oleh
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, karena tidak disiapkannya infrastruktur
pendukung untuk program tersebut.
E. Kebijakan Pemerintah Mengenai Kemiskinan
Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola
bagi hasil/syariah dan konvensional.
5.
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
sinergi
dan
optimalisasi
6.
Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah
Dasar
(SD)/Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
dan
Sekolah
Menengah
Pertama
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III
rumah sakit;
ini
bertujuan
melindungi
penduduk
miskin
dari
kemungkinan
Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban bencana
sosial.
Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memenuhi
persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan rutin BALITA,
menjamin keberadaan anak usia sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan
penyempurnaan
pelaksanaan
pemberian
bantuan
sosial
kepada
keluarga
Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan
PNPM Perkotaan yang tersebar di 33 Provinsi. Setiap kecamatan akan mendapatkan dana
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) antara Rp 500 juta dan Rp 1,5 miliar per tahun yang
disesuaikan dengan jumlah penduduk miskin di tiap kecamatan.
Melalui program ini, sebanyak 31,92 juta penduduk miskin diharapkan dapat tertanggulangi.
PNPM Pedesaan akan menjangkau 21,92 penduduk miskin, sedangkan PNPM Perkotaan
mencakup sekitar 10 juta penduduk miskin. Adapun lapangan kerja baru yang tercipta adalah
12,5-14,4 juta per tahun dengan asumsi di setiap kecamatan pada Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) ada 8-20 desa
yang berpartisipasi dengan asumsi setiap desa rata-rata menciptakan sekitar 250 lapangan kerja
baru per tahun.
Jumlah dana PNPM untuk tahun 2007 diperkirakan Rp 4,43 triliun yang terbagi atas PNPM
Pedesaan Rp 2,48 triliun dan PNPM Perkotaan Rp 1,95 triliun. Dari dana Rp 4,43 triliun, sebesar
3,62 triliun dari APBN 2007 dan sekitar Rp 813 miliar merupakan kontribusi APBD pemerintah
daerah melalui mekanisme cost sharing.
Berikut adalah cara pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, masih banyak lagi program yang
telah pemerintah canangkan untuk mengatasi kemiskinan namun masih belum terealisasi dengan
sempurna. Kita sebagai warga Negara yang baik harusnya turut membantu pemerintah dalam
mengatasi kemsikinan. Karena pemerintah bukan apa-apa tanpa peran kita sebagai masyarakat,
berikut adalah cara yang saya tambahkan, yang mungkin kita dapat lakukan dan juga semoga
pemerintah mampu menjalankannya dengan baik, yaitu :
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga
mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab
kemiskinan terbesar di Indonesia.
2. Menghapuskan korupsi. Sebab, korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masayarakat
tidak
bisa
menikmati
hak
mereka
sebagai
warga
negara
sebagaimana
mestinya. Pemerintah memang telah menjalankan program ini, namun belum dapat
terealisasikan dengan baik.
3. Menggalakkan program zakat. Di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas. Dan dalam
Islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan
kesejahteraan di antara masyakrat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi
zakat di Indonesia, ditengarai mencapai angka 1 trilliun setiap tahunnya. Dan jika bisa
dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
KESIMPULAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan pemerintah
telah menerapkan beberapa kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya yakni dengan
memberikan bantuan dan perlindungan sosial kepada keluarga kurang mampu, melalui Program
Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Langsung
Tunai (BLT), dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Kebijakan yang kedua yakni
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri), dan Program Kredit
Usaha Rakyat (KUR), dan koperasi simpan pinjam (KSP).
DAFTAR PUSTAKA
Hadiz, veri R , Dhakidae, Daniel.2005. Social science and Power in Indonesia.Jakarta : Equinox
Publishing
National Association of Social Worker. Encyclopedia Of Social Work, Vol II. National
Association of Social Worker. Inc. USA : 1971.
RosyidI, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tjiptoherijanto, Priyono.1999. Population Issues In the Economic Development . Jakarta : Universitas
Indonesia