: Tn. M
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 28 tahun
Tanggal lahir
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Makassar
Status
: Belum menikah
Warganegara
: Indonesia
Pekerjaan
Pendidikan
: Sekolah Kepolisian
Alamat
No Reg. RS
:-
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara (,). Pasien tidak terlalu
dekat dengan ibu, ayah, dan adik kandungnya karena sejak umur 5 tahun
sudah tinggal dengan tantenya. Menurut pasien tantenya juga memiliki
keluhan yang sama dengan pasien.
F. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama tante, sepupu, dan istri sepupunya.
G. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien sadar dirinya sakit tapi penyebabnya bukan dari dirinya
B. Keadaan Afektif
1. Mood
: Takut
2. Afek
: Takut
3. Keserasian : Serasi
4. Empati
: Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, kecerdasan:Sesuai taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi
: Baik
3. Orientasi (waktu, tempat, orang)
: Baik
4. Daya ingat
- Jangka panjang
- Jangka menengah
- Jangka pendek
- Jangka segera
5. Pikiran abstrak
6. Bakat kreatif
7. Kemampuan menolong diri sendiri
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
: Halusinasi auditorik (+) berupa suara-suara laki-laki
yang menghina dan mengatakan maut terus menerus
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya berbahasa
2. Isi pikiran
a. Preokupasi
b. Gangguan isi pikir
: Cukup, spontan
: Cukup
: Tidak ada
: Belum diketahui dengan jelas
: Waham kejaran
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
1. Norma sosial
: Baik
2. Uji daya nilai
: Baik
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan
Derajat III (Pasien sadar dirinya sakit tapi penyebabnya bukan dari dirinya)
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS
A. Status Internus
-Tekanan darah
: 120/80 mmHg
-Nada
: 100x/menit
4
-Suhu tubuh
: 36,50C
-Pernapasan
: 24x/menit
-Ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
-GCS 15 (E4M6V5)
-Tanda rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernig sign (-)
-Pupil bulat, isokor, diameter kiri dan kanan 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+, RCTL
+/+
-Fungsi motorik dan sensorik pasien dalam batas normal dan tidak ditemukan
refleks patologis.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berumur 28 tahun ke poli jiwa Rumah Sakit Bhayangkara
dengan keluhan utama rasa takut dan cemas jika berada di tempat yang ramai
yang dideritanya pada tanggal 11 Desember 2014. Pada tanggal 18 Desember
2014 pasien datang memeriksakan dirinya. Berdasarkan anamnesis didapatkan
halusinasi auditorik (+) berupa suara-suara laki-laki yang menghina dirinya dan
membisikkan kata maut terus menerus. Selain itu pasien juga merasakan
penolakan dari lingkungan sekitarnya. Hendaya sosial, pekerjaan, dan waktu
senggang (+).
Pada status mental didapatkan seorang laki-laki wajah sesuai umur, tidak
terlalu tinggi, perawakan gemuk, kulit sawo matang, memakai jaket hitam, kaos
biru, dan celana pendek, kesadaran baik, perilaku dan aktivitas motorik gelisah.
Pembicaraan tidak terlalu spontan dan lancar, dan intonasi biasa. Pasien
kooperatif, mood dan agek takut dan cemas, empati tidak dapat dirabarasakan.
Pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai tingkat pendidikannya. Daya
konsentrasi cukup, orientasi dan daya ingat baik, pikiran abstrak baik,
kemampuan menolong diri sendiri baik. Terdapat gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik. Produktivitas cukup, kontinuitas relevan dan koheren, tidak
ada hendaya berbahasa. Preokupasi memikirkan tentang adanya orang yang akan
membahayakan dirinya, tidak ada gangguan isi pikir, pengendalian impuls baik,
daya nilai baik. Tilikan derajat VI dan dapat dipercaya.
5
- Trihexyphenidyl 2 mg 2x1
B. Psikoterapi
-ventilasi: memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa lega
- konseling: memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga
dapat membantu pasien dalam memahami penyakitnya dan bagaimana cara
menghadapinya dan menganjurkan untuk berobat teratur (CBT)
- sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien, dan
orang-orang di sekitarnya sehingga mereka dapat memberi dukungan moral
dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses
penyembuhan.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit seperti
menilai efektivitas obat terapi yang diberikan dan kemungkinan efek samping
obat yang diberikan.
X. PROGNOSIS
Dubia et bonam. Adapun faktor pendukung dan penghambat adalah seperti
berikut:
Faktor pendukung:
- riwayat premorbid yang baik dalam sosial, seksual, dan pekerjaan
Faktor penghambat:
- pasien belum menikah
- Faktor stressor yang tidak jelas
- onset usia muda
- keluarga tidak mendukung proses penyembuhan
-memiliki riwayat keluarga skizofrenia
1. Terdapat sedikitnya 1 gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau lebih jika kurang
jelas):
A.thought of eco, thought insertion or withdrawl, thought broadcasting
B.delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of
perception
C.halusinasi auditorik (berupa komentar terus menerus, mendiskusikan tentang
pasien, atau suara dari salah satu bagian tubuh
2. Atau paling sedikit 2 gelaja di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
D. halusinasi yang menetap
E. arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren, tidak
relevan, atau neologisme
F. perilaku katatonik
G. gejala negatif
3. Gejala-gejala tersebut di atas (A, B, C, D, E, F, G) khas dan berlangsung 1
bulan atau lebih.
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
Berdasarkan PPDGJ-III, adapun pedoman diagnosis untuk Skizofrenia Paranoid
(F20.0) adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan:
A. halusinasi dan/atau waham harus menonjol
- suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
- halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lainlain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
- waham dapat berupa hampir setiap jenis
B. gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara tidak nyata atau tidak menonjol
Pada kasus ini pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik, perilaku gelisah,
hendaya sosial, pekerjaan, dan waktu senggang (+), waham berupa keyakinan akan
dicelakai sehingga memenuhi kriteria skizofrenia paranoid.