Anda di halaman 1dari 5

PALPASI

dapatkan suara pekak (oleh hepar). Lalu kita ukur, ukuran dari hati pasien

1) Posisi pasien tidur terlentang.

dari batas kanan atas hati sampai batas kanan bawah hepar tadi.

2) Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

Normalnya liver span (jarak redup oleh karena adanya hati) berkisar 6-12

3) Pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah torak/ dada kanan posterior

cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali (perbesaran hepar) bila batas

pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan kemudian ditekanan kearah

atas didapatkan naik 1 ICS (pada ICS V) dan batas bawah turun >2cm di

atas.

bawah arcus costae atau jarak redup >12cm.

4) Telapak tangan kanan diletakkan di atas abdomen, jari-jari mengarah ke

Sedangkan untuk batas kiri hati dilakukan pada linea midsternalis. Untuk

atas / superior pasien dan diekstensikan sehingga ujung-ujung jari terletak

batas kiri atas hati bisa ditarik garis langsung dari batas kanan atas hati

di garis klavikular di bawah batas bawah hati.

tadi ke medial. Untuk batas kiri bawah hati, dapat dilakukan perkusi dari

5) Kemudian ditekan dengan lembut ke dalam dan ke atas.

umbilicus ke cranial, akan didapatkan suara timpani pada abdomen dan

6) Pemeriksa meminta pasien untuk menarik napas. Hati akan bergerak ke

pekak oleh karena adanya hati. Batas normal liver span pada lobus kiri

bawah karena gerakan ke bawah diafragma dan mencoba meraba tepi hati

hepar yaitu sekitar 4-8cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali bila

saat abdomen mengempis untuk merasakan tekstur hati, yaitu lembut /

didapatkan batas kiri bawah hepar >2cm dibawah processus xiphoideus

perusahaan / keras / nodular.

atau liver span >8cm

Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu:

Rasa sakit > nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan


peritonium, dan tumor.

Defans muskuler.
Normal : tidak teraba / teraba kenyal, ujung tajam.
Abnormal :

Teraba nyata ( membesar ), lunak dan ujung tumpul hepatomegali

Teraba

nyata

membesar

),

keras

tidak

merata,

ujung

ireguler hepatoma
PERKUSI
Hati apabila dilakukan perkusi akan menimbulkan suara yang pekak. Hal ini
dikarenakan karena konsitensi hepar yg keras.
Untuk batas kanan hati, Perkusi dilakukan pada linea midclavicula dextra.
Untuk batas atas kanan atas hati dilakukan perkusi dari os. Clavicula ke
caudal sehingga akan memunculkan suara sonor (pada paru) hingga
didapatkan suara pekak (oleh hepar).
Sedangkan batas bawah hati, perkusi dilakukan pada SIAS ke cranial
sehingga akan didapatkan suara timpani (pada abdomen) hingga di

Klasifikasi infeksi Virus Dengue ( DD / DBD )


DD/DBD DerajatGejala

Tatalaksana

DD

Rawat jalan

Demam akut 2-7 h disertai 1 / lebih


gejala: nyeri kepala, nyeri retroorbita,
mialgia, artralgia

DBD

DBD

DBD

DBD

II

III

IV

Gejala tersebut di atas, ditambah uji

Rawat, Observasi di

tourniquet positif

PKM / RS tipe D/C

Gejala tersebut di atas, ditambah

Rawat inap di PKM /RS

perdarahan spontan

tipe D/C

Gejala tersebut di atas, ditambah

Rawat inap di RS tipe

kegagalan sirkulasi:

C/B/A

Syok berat disertai tekanan darah dan

Rawat inap di RS tipe B/A

nadi tak terukur


Uji Tourniquet = Rumple Leede

TONSILOFARINGITIS AKUT
A.DEFINISI TONSILOFARINGITIS AKUT
Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih
bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ
sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil
sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis ( Ngastiyah,1997 ).
Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang
ditemukan bersama sama ( Efiaty, 2002 ).
B.ETIOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUT
Penyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah yang
tersebut dibawah ini yaitu :

1.Streptokokus Beta Hemolitikus


2.Streptokokus Viridans
3.Streptokokus Piogenes
4.Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections)
C.PROSES PATOLOGI TONSILOFARINGITIS AKUT
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian
menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen
pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi
juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau
mulut serta otalgia.
D.TANDA DAN GEJALA TONSILOFARINGITIS AKUT
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :
1.Nyeri tenggorok
2.Nyeri telan
3.Sulit menelan
4.Demam
5.Mual
6.Anoreksia
7.Kelenjar limfa leher membengkak
8.Faring hiperemis
9.Edema faring
10.Pembesaran tonsil
11.Tonsil hiperemia
12.Mulut berbau
13.Otalgia ( sakit di telinga )
14.Malaise
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILOFARINGITIS AKUT
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1.Leukosit : terjadi peningkatan
2.Hemoglobin : terjadi penurunan
3.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
F.KOMPLIKASI TONSILOFARINGITIS

Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani


dengan baik adalah :
1.Tonsilofaringitis kronis
2.Otitis media
G.PENATALAKSANAAN TONSILOFARINGITIS
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :
1.Penatalaksanaan medis
a.Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksisilin, eritromisin dll
b.Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c.Analgesik
2.Penatalaksanaan keperawatan
a.Kompres dengan air hangat
b.Istirahat yang cukup
c.Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d.Kumur dengan air hangat
e.Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien
H.FOKUS PENGKAJIAN TONSILOFARINGITIS
1.Keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
2.Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,
perkembangan, efek terapi dll
3.Riwayat kesehatan lalu
a.Riwayat kelahiran
b.Riwayat imunisasi
c.Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
d.Riwayat hospitalisasi
4.Pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda tanda vital dll
5.Pernapasan : Kesulitan bernafas, batuk. Ukuran besarnya tonsil
dinyatakan dengan :
a.T0 : bila sudah dioperasi
b.T1 : ukuran yang normal ada
c.T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
d.T3 : pembesaran mencapai garis tengah
e.T4 : pembesaran melewati garis tengah
6.Nutrisi : sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak
makan dan minum, turgor kurang
7.Aktifitas / istirahat : anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
8.Keamanan / kenyamanan : kecemasan anak terhadap hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai