Anda di halaman 1dari 91

BAB II

PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang
meliputi kumpulan data, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi , Misi, Nilai Dan Motto
a) Mewujudkan RS. Siti khotidjah sepanjang
Terwujudnya rumah sakit siti khodijah sepanjang yang unggul,
professional dan islami, berstandart internasional tahun 2017.
b) Misi RS. Siti khotidjah sepanjang
1. Menjadi rumah sakit yang unggul dalam kawasan regional jawa timur
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan paripurna
3. Memberikan pelayanan yang islami
4. Melaksanakan dakwah islamiah amar maruf nahi munkar
c) Nilai RS. Siti khotidjah sepanjang
1. Profesionalisme
2. Kemitraan dan kebersamaan
3. Amanah ( kejujuran )
d) Motto RS. Si khotidjah sepanjang
Ikhlas dan ihsan dalam pelayanan
2.2 Tujuan RS Siti Khodijah
1. Mencapai target strategi departemen rawat inap
2. Mewujudkan

pelayanan

dengan

kualitas

pelayanan

internasional dan terakreditasi


3. Mengendalikan pembayaran di departemen rawat inap

berstandart

2.3 Tujuan Keperawatan Pav. Ismail


1. Memberikan target keperawatan secara profesional pada anak dengan
aman dan menyenangkan guna mengurangi dampak hospitalisasi.
2.4 Pedoman dalam perawatan pasien
4
Berdasarkan dari data Standart Operasional Keperawatan
1. Mengutamakan kesehatan dan kepentingan pasien
2. Ikhlas dan bangga mengembangkan tanggung jawab sebagai perawat
anggota tim pelayanan kesehatan
3. Berfikir sebelum dan selama ataupun sesudah melakukan tindakan
profesional
4. Mampu mengendalikan diri
5. Patuh kepada peraturan atau ketentuan yang berlaku
6. Tepat dalam pemberian obat
a. Tepat pasien
b. Tepat obat (baca etika obat 2-3x)
c. Tepat dosis, tepat cara, tepat waktu
d. Selalu waspada efek samping obat
7. Memegang teguh rahasia jabatan
8. Selalu melibatkan pasien dalam setiap tindakan
9. Merawat pasien berdasarkan ilmu dan seni (kiat), perawat disertai
senyum, sapa, salam, sopan
10. Selalu menjaga kebersihan individu di lingkungan
2.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 02 maret 03 maret 2015,
meliputi ketenagaan , sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan
pemasaran ( marketing).
1. Tenaga dan pasien ( M1- Man)
Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, kelemahan dari paviliun ismail salah satunya adalah memiliki SOP
sebanyak 2 item dan SAK sebanyak 2 bidang yang menjadi acuhan pelaksanaan
asuhan keperawatan,tenaga S1 keperawatan 4 orang, tenaga D3 keperawatan
sebanyak 7 orang, D3 kebidanan 2 orang

a. Struktur Manajemen Paviliun Ismail Dengan Model Tim

KEPALA RUANGAN
DWI ERMA SANTI

URUSAN ADMINISTRASI

URUSAN LOGISTIK

KURNIA CATUR

FAIS FAIDAH

URUSAN ASUHAN KEPERAWATAN


ANITA CAHYANI

URUSAN INVENTARIS

SIFT PAGI

SIFT SORE

URUSAN

CI
Kholidah S.KEP
NORKartini
FATMAWATI
Titik
S.KEP
Faiz Amd.keb

PENGENDALIAN INFEKSI

SIFT MALAM

ANEKA HIDAYATI

KARU

KATIM I

KATIM II

PJ. SORE

PJ. SORE

PJ.MALA
M

PJ.MALA
M

PP

PP

KLIEN

KLIEN

b. Tenaga keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga keperawatan di paviliun ismail RS. Siti khotidhjah
sepanjang
NO

NAMA

KUALIFIKA
SI
PENDIDIKA
N

TAHUN
LULUS

TANGGAL
MULAI KERJA

STAT
TETA K
P

Dwi Erma
santi

S1
Keperawatan

2006

15 september 2006

Kholidatul U

S1
Keperawatan

2000

01 oktober 1993

Kurniati catur
R

D3
Keperawatan

2000

01 september 2002

Anita Cahyani

2002

01 maret 2003

Titik Kartini

2002

01 maret 2002

Aneka
Hidayati

D3
Keperawatan

2001

01 april 2010

Faiz faidah

D3 Kebidanan

2002

01 juni 2003

Sri Rahayu N

2005

01 juli 2011

Hilsa hidayati

2005

01 januari 2010

10

Ummi M

2005

11

Ike mega

01 juli 2011
8
01 februari 2014

D3
Keperawatan
7
S1
Keperawatan

D3
Keperawatan
D3
Keperawatan
D3
Keperawatan
S1

2012

keperawatan
Anis
D3
12
1999
1993
mardayanti
keperawatan
Noor
13
D3 kebidanan
2004
2004
fatmawati
Dari data di atas Titik Kartini mengikuti pelatihan ICU selama 3
bulan dari Februari-Mei sehingga total ketenagaan menjadi 12 orang
c. Tenaga non keperawatan
Tenaga non keperawatan sudah disentralkan dan tidak menetap
Pengaturan ketenagaan
Jumlah

tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah klien dan tingkat

ketergantungannya. Klasifikasi tingkat ketergantungan klien dibagi menjadi tiga


kelompok, yaitu :
1. Perawat minimal (minimal care).
2. Perawat sebagian (partial care).
3. Perawat maksimal (total care).
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien kelompok menggunakan
klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan orem, yaitu
teori self care defisit, perhitungan tenaga yang dibutuhkan kelompok
9
menggunakan perhitungan tenaga menurut Ratna Situorus, 2002. Berikut dibawah
ini merupakan tingkat ketergantungan klien (berdasarkan teori D.Orem: self care
Defisit)
1) MINIMAL CARE
1. Pasien bisa mandiri atau hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri
d. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
e. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
2. Satatus psikologi stabil
3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostic
4. Operasi ringan
2) PARTIAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan dalam menyidiakan makanan
c. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)
d. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut
e. Membutuhkan bantuan untuk ambulansi atau berjalan
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

10

g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK tempat tidur atau


2.
3.
4.
5.
6.

kamar mandi
Post operasi minor (24 jam)
Melewati fase akut dari post mayor
Fase awal dari penyembuhan
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
Gangguan emosional ringan

3) TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawatan yang lebih lama :
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latian pasif
c. Membutuhkan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intra vena

2.
3.
4.
5.
6.
7.

(infus) atau NGT tube (sonde)


d. Membutuhkan bantuan dan berdandan
e. Dimandikan perawat
f. Dalam keadaan inkontinensia menggunakan kateter
24 jam post mayor
Pasien tidak sadar
Keadaan pasien tidak sadar
Observasi TTV setiap < dari satu jam
Perawatan luka bakar
Perawatan kolostomi menggunakan alat bantuan

(respirator)
8. Menggunakan WSD
9. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
10. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
11. Fraktur atau pasca operasi tulang belakang atau leher
12. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

11

pernafasan

TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN DAN KEBUTUHAN TENAGA


PERAWAT:
a. Tingkat Ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga keperawatan secara
keseluruhan di paviliun Ismail RS. Siti Khodijah Sepanjang selama 2 hari
mulai tanggal 02 Maret- 03 Maret 2015
Tanggal 02 Maret 2015
Klasifikasi

Jumlah

Pasien

Pasien

Total Care
Partial Care
Minimal Care
Total

0
10
13
23

Pagi

Sore

Malam

0 x 0,36 = 0
10 x 0,27= 2,7
13 x0,17=2,21
4,91 (5)

0x 0,30=0
10x0,15=1,5
13 x0,14=1,82
3,32 (3)

0x0,20=0
10x0,10=1
13 x0,07=0,91
1,91 (2)

Total tenaga Perawat


Pagi : 5 Orang
Sore : 3 Orang
Malam : 2 Orang
+
Total : 10 Orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:
86x10= 3,08 dibulatkan menjadi 3 orang
279
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di paviliun
ismail adalah 10 orang + 1 orang karu + 3 orang yang lepas dinas. Jadi
kebutuhannya =14 orang
Dari data diatas perawat yang dibutuhkan 14 orang sementara perawat yang ada
hanya 12 orang dengan perawat yang masuk pagi 3 orang + karu, sore 3 orang,
malam 2 orang, lepas dinas 3 orang.
Dari data tersebut tidak memenuhi standart jumlah tenaga medis tenaga kesehatan
Tanggal 03 maret 2015
Klasifikasi

Jumlah

Pagi

Sore

Malam

Pasien
Total Care
Partial Care
Minimal Care

Pasien
0
2
19

12
0 x 0,36 = 0
2 x 0,27= 0,54
19 x0,17=3,23

0x 0,30=0
2 x0,15=0,3
19 x0,14=2,66

0x0,20=0
2x0,10=0,2
19 x0,07=1,33

Total

21

3,77 (4)

2,96 (3)

1,53(2)

Total tenaga Perawat


Pagi : 4 Orang
Sore : 3 Orang
Malam : 2 Orang
+
Total : 9 Orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:
86x9= 2,6 dibulatkan menjadi 3 orang
279
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di paviliun
ismail adalah 9 orang + 1 karu + 3 orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya =13
orang.
Dari data diatas perawat yang dibutuhkan 14 orang sementara perawat yang
ada hanya 12 orang dengan perawat yang masuk pagi 3 orang + karu, sore 3
orang, malam 2 orang, lepas dinas 3 orang.
Dari data tersebut tidak memenuhi standart jumlah tenaga medis tenaga
kesehatan

Tanggal 04 maret 2015


Klasifikasi

Jumlah

Pagi
13

Sore

Malam

Pasien
Total Care
Partial Care
Minimal Care
Total

Pasien
0
2
19
21

0 x 0,36 = 0
2 x 0,27= 0,54
19 x0,17=3,23
3,77 (4)

0x 0,30=0
2 x0,15=0,3
19 x0,14=2,66
2,96 (3)

0x0,20=0
2x0,10=0,2
19 x0,07=1,33
1,53(2)

Total tenaga Perawat


Pagi : 4 Orang
Sore : 3 Orang
Malam : 2 Orang
+
Total : 9 Orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:


86x9= 2,6 dibulatkan menjadi 3 orang
279
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di paviliun
ismail adalah 9 orang + 1 karu + 3 orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya =13
orang.
Dari data diatas perawat yang dibutuhkan 14 orang sementara perawat yang
ada hanya 12 orang dengan perawat yang masuk pagi 3 orang + karu, sore 3
orang, malam 2 orang, lepas dinas 3 orang.
Dari data tersebut tidak memenuhi standart jumlah tenaga medis tenaga
kesehatan

Tanggal 02 maret 2015


NO

SHIFT

Pagi

Sore

Malem

R.1

R.2

2 bed
(2 bed isi)
2 bed
(2 bed isi)
2 bed
(2 bed isi)

5 bed
(5 bed si)
5 bed
(5 bed si)
5 bed
(5 bed si)

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

2 bed

2 bed
(0 bed isi)
2 bed
(0 bed isi)

5 bed
(5 bed isi)
5 bed
(5 bed isi)
5 bed
(5 bed isi)

1 bed
(0 bed isi)
1 bed
(0 bed isi)
1 bed
(0 bed isi)

3 bed
(1 bed isi)
3 bed
(1 bed isi)
3 bed
(1 bed isi)

2 bed
(2 bed isi)
2 bed
(2 bed isi)
2 bed
(2 bed isi)

(014
bed isi)

Tanggal 03 maret 2015


NO

SHIF
T

Pagi

Sore

Malem

R.1

R.2

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

2 bed
(1 bed isi)
2 bed
(1 bed isi)
2 bed
(1 bed isi)

5 bed
(4 bed isi)
5 bed
(4 bed isi)
5 bed
(4 bed isi)

2 bed
(0 bed isi)
2 bed
(0 bed isi)
2 bed
(0 bed isi)

5 bed
(3 bed isi)
5 bed
(3 bed isi)
5 bed
(3 bed isi)

1 bed
(0 bed isi)
1 bed
(0 bed isi)
1 bed
(0 bed isi)

3 bed
(2 bed isi)
3 bed
(2 bed isi)
3 bed
(2 bed isi)

2 bed
(1 bed isi)
2 bed
(1 bed isi)
2 bed
(1 bed isi)

Tanggal 04 maret 2015


NO

SHIF
T

R.1

R.2

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

Pagi

2 bed
(1 bed isi)

5 bed
(4 bed isi)

2 bed
(0 bed isi)

5 bed
(3 bed isi)

1 bed
(0 bed isi)

3 bed
(2 bed isi)

2 bed
(1 bed isi)

Sore

2 bed

5 bed

2 bed

5 bed

1 bed

3 bed

2 bed

15

Malem

(1 bed isi)

(4 bed isi)

(0 bed isi)

(3 bed isi)

(0 bed isi)

(2 bed isi)

(1 bed isi)

2 bed
(1 bed isi)

5 bed
(4 bed isi)

2 bed
(0 bed isi)

5 bed
(3 bed isi)

1 bed
(0 bed isi)

3 bed
(2 bed isi)

2 bed
(1 bed isi)

16

2. Sarana, dan prasarana (M2/Materials)


Penerapan proses praktik manajemen keperawatan mahasiswa program studi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, mengambil
tempat di ruang ismail RS. Siti Khodijah Sepanjang. Pengkajian data awal
dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015 3 Maret 2015. Adapun data yang didapat
adalah sebagai berikut:
1. Lokasi dan Denah ruangan
Lokasi penerapan proses praktik manajemen keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan praktik keperawatan mahasiswa program studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya di Ruang ismail
RS. Siti Khodijah yang terletak dengan uraian sebagai berikut:

17

2. Data tempat tidur pasien


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 2 Maret 2015 3 Maret 2015
didapatkan gambaran kapasitas ruang tidur ruang ismail adalah sebagai berikut:
a. Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang shofa
VIP B : 4 bed
Kelas I : 4 bed
Kelas II : 10 bed
Kelas III: 7 bed
Kelas isolasi: 2 bed
Intensive : 6 bed
Total jumlah bed di ruang Ismail = 33 bed

18

b. Gambaran berdasarkan jumlah pasien (2 Maret 2015).

NO

SHIFT

Pagi

Sore

Malam

R.1

R.2

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

R.8

R.9

R.
ISO

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

5
bed
(5
bed
si)
5
bed
(5
bed
si)
5
bed
(5
bed
si)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

5
bed
(5
bed
isi)
5
bed
(5
bed
isi)
5
bed
(5
bed
isi)

1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)

3
bed
(1
bed
isi)
3
bed
(1
bed
isi)
3
bed
(1
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

19

R.
INTENSIF
(R5)

BOR

6 bed (4
bed isi)

75,90
%

6 bed (4
bed isi)

75,90
%

6 bed (4
bed isi)

75,90
%

(3 Maret 2015)

NO

SHIFT

Pagi

Sore

Malam

R.1

R.2

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

R.8

R.9

R.
ISO

2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)

5
bed
(4
bed
isi)
5
bed
(4
bed
isi)
5
bed
(4
bed
isi)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

5
bed
(3
bed
isi)
5
bed
(3
bed
isi)
5
bed
(3
bed
isi)

1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)

3
bed
(2
bed
isi)
3
bed
(2
bed
isi)
3
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

(4 Maret 2015)

20

R. INTENSIF
(R5)

BOR

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

NO

SHIFT

Pagi

Sore

Malam

R.1

R.2

R.3

R.4

VIP

R.6

R.7

R.8

R.9

R.
ISO

2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)

5
bed
(4
bed
isi)
5
bed
(4
bed
isi)
5
bed
(4
bed
isi)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

5
bed
(3
bed
isi)
5
bed
(3
bed
isi)
5
bed
(3
bed
isi)

1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)
1
bed
(0
bed
isi)

3
bed
(2
bed
isi)
3
bed
(2
bed
isi)
3
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)
2
bed
(1
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)
2
bed
(0
bed
isi)

2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)
2
bed
(2
bed
isi)

21

R. INTENSIF
(R5)

BOR

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

6 bed (6 bed
isi)

63,63
%

c. Gambaran jumlah tempat tidur kelolaan mahasiswa praktik manajemen


keperawatan berjumlah 7 bed kelolaan.
2 Maret 2015
No
1.
2.
3.

Shift
Pagi
Siang
Mala

Kamar 6, 8 dan 9
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)

BOR
5/7 X100% = 71%
5/7 X100% = 71%
5/7 X100% = 71%

Kamar 6, 8 dan 9
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)

BOR
5/7 X100% = 71%
5/7 X100% = 71%%
5/7 X100% = 71%

Kamar 6, 8 dan 9
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)
7 bed (2 kosong)

BOR
5/7 X100% = 71%
5/7 X100% = 71%
5/7 X100% = 71%

m
3 Maret 2015
No
1.
2.
3.

Shift
Pagi
Siang
Mala
m

4 Maret 2015
No
4.
5.
6.

Shift
Pagi
Siang
Mala

m
3. Peralatan dan Fasilitas
a.

Peralatan
Tabel 2.5 Peralatan di ruang ismail RS. Siti Khadijah Sepanjang
No.
1

Nama barang
Tempat tidur

Jumlah
32 Bed

Kondisi
Baik

Saran
Memenuhi standar bed

Meja pasien/almari

32 Buah

Baik

Kipas angin

19 Buah

Baik

AC

4 Buah

Baik

Kursi plastik

33 Buah

Baik

Jam dinding

12 Buah

Baik

Timbangan

Baik

Kamar mandi dan WC

2 Buah
22
7 Buah

Baik

Dapur perawat

1 Buah

Baik

10

Wastafel

13 Buah

Baik

11

Kursi roda

1 buah

Cukup Baik

b.

Ditambah lagi 2 buah


Fasilitas

untuk

petugas kesehatan, meliputi :


1) Ruang kepala ruangan berada disamping depan nurse station
2) Kamar mandi dan WC ada di dalam ruangan Karu
3) Ruang konsultasi dokter gabung dengan nurse station
4) Mushola ada di dalam ruangan karu
5) Nurse station bagian depan ruangan
c.

Fasilitas untuk pasien,


meliputi:

1) Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang VIP B, kelas I, kelas II, kelas III,
isolasi dan intensive
2) Kamar mandi ada disetiap ruangan
3) Setiap ruangan terdapat kipas angin untuk kelas VIP B memakai AC

d.

Fasilitas dan Sarana


Kesehatan Yang Ada di ismail

Tabel 2.6 Fasilitas dan Sarana di Ruang Ismail RS. Siti Khadijah Sepanjang
23
No Fasilitas
Jum Kondisi
lah
1
Stethoscope
3
Baik
2
Tensi meter air raksa
1
Baik
3
Bak instrumen kecil
3
Baik
4
Tempat korentang
2
Baik
5
Korentang
2
Baik
6
Thermometer axilla
7
Baik
7
Ambubag
1
Baik

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Tromol
Suction
Kursi roda
Urinal
Steak pan
Nelatoncateter
Tumbukan obat
Junction rest
Kotak steril alat
Standart infuse roda
Bacaan rongten
Lampu emergensi
Pesawat telpon
Timbangan bayi
Timbangan berdiri
Dressing kart one med
Almari obat
Alkes/matkes
Almari linen
Almari loker
Kulkas
Oksigen transport
24
Laringoskop pediatric
Syiringpump
Bengkok
Kom alcohol
Midline
Bak injeksi
Tongspatle
Bak injeksi besar
Senter
Saturasi o2
Nebulizer
Cepuk obat

Tabel 2.7 Fasilitas alat Rumah Tangga


No Fasilitas
Jumlah
25

1
1
1
12
7
1
2
1
2
16
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
2
2
1
1
2
2
1
1
40

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Kondisi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kompor Gas
Tabung Elpiji
Almari ES
Rak Piring
Panci K/S/B
Rantang Stenlis/Plastik
Piring
Ceret
Baki
Spatula
Dispenser
Gayung
Gelas
Celemek

1
1
1
1
1/-/1
1/1
10
1
1
1
1
1
3
3

Tabel 2.8 Daftar Persediaan alkes


No Nama Alkes
Jumla
h
1
D 10%
4
2
D 5%
4
3
D 5 sa
20

4
D 5 sa
20
5
D 10 0,18 %
5
6
RL
20
7
RD 5%
10
8
Kaen 3b
20
9
Pz 100 ml
5
10 Venvlon no 22
10
11 Venvlon no 24
20
12 Venvlon no 26
10
13 Insyte 24
15
Insyte 22
3
14 Verban kecil
20
15 Jarum no 18
5
16 Jarum no 25
5
26
17 INT
15
18
19
20
21
22
23
24
25

Infuset dewasa
Infuset ped
Infuset air
Soluset
Uriene colektor
Sonde no 6
Sonde no 5
Sonde no 8
Infuset BPJS

15
5
2
4
15
2
1
2
10

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
No

Nama Alkes

Jumlah

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Spuit 10cc
Spuit 5cc
Spuit 3cc
Spuit 1cc
WFI
Gelang biru
Gelang pink
Masker O2 ped
Masker O2 dws
Micromist nebul
Nasal canul pad
Transfuse set
IV 3000 B
IV 3000 K
Suction cath no 8
Suction cath no 10
Suction cath no 6
Nelaton drumb no10
Nelaton drumb no 8
Kasa steril
Connect suction
Spalk TE 10
Spalk TE 15
Vaculab
Wida HES
Asering

10
50
50
10
15
15
15
1
1
5
5
5
5
3
2
1
1
1
1
5
10
20
20
2
4
4

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

Table 2.9 Nama Obat Emergency


No
Nama Obat

Jumlah

Expiyed date (ED)


April 2016
April 2016
April 2016
April 2014
23/8/2017
Des 2014
Des 2014
30/01/2016
23/09/2018
Agustus 2015
Agustus 2017
18/12/2016
13/07/2016
Oktober 2017
Mei 2018
Agustus 2018
Maret 2018
September 2018
September 2018

1.

Epinephrine

2.
3.
4.

Lidocain
D 40%
Pethidin

1
1
2

5.

Kel 7,40%

6.
7.
8.
9.
10.

Dopamine
Ca gluconas
Meylon
Kutoin
Stesolid inj

1
1
2
1
3

11.
12.

Luminal
Aminophilin

2
1

Jumlah
4. Administrasi Penunjang:

20

1) Lembar pemberian obat dan Lembar observasi (nadi dan suhu)


2) Buku laporan katim
3) Buku ekspedisi

27

4) Buku administrasi pasien baru dan pulang


5) Buku inventaris
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang
ismail cukup memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RS. Siti Khotijah
Sepanjang. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh
ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada
standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria
kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan wawancara
kepada perawat di ruang Ismail RS. Siti Khodijah Sepanjang, didapatkan hasil
rata-rata perawat berpendapat bahwa penyediaan

peralatan dan perlengkapan

yang mendukung pekerjaan perawat masih kurang memenuhi dengan kebutuhan,


sedangkan yang lain berpendapat bahwa penyediaan alat dan perlengkapan sudah
cukup memenuhi kebutuhan.

1. Standart asuhan keperawatan (SAK) menurut 9 penyakit terbanyak di


paviliun ismail RS Siti Khodijah Sepanjang
a. Asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis
b. Asuhan keperawatan pada pasien dengan typoid
c. Asuhan keperawatan pada pasien dengan kejang demam
d. Asuhan keperawatan pada pasien dengan dengue hemorrhagic fever
e. Asuhan keperawatan pada pasien dengan pneumonia
f. Asuhan keperawatan pada pasien dengan bronchitis
g. Asuhan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih
h. Asuhan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan hepatitisBerdasarkan data dari
pengkajian diatas, sebagian besar peralatan di pavilion ismail RS. Siti Khadijah
Sepanjang sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan dan sudah dikalibrasi.
Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standart telah dimanfaatkan oleh ruangan
secara optimal sesuai dengan kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada
standart jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan criteria
28
kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari. Namun pada ruangan belum
semuanya ada nomor ruangan dan nomor tempat tidur.
2. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/ methode)
A. Penerapan sistem Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 maret 2015 didapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di pavilion ismail menggunakan model tim.
Dalam sift pagi, siang dan malam terdapat masing-masing 1 katim yang
membawahi 2 orang perawat pelaksana. Ketua tim bertanggung jawab dalam
pendokumentasian keperawatan, sedangkan anggota tim melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai fungsinya. Semua petugas kesehatan sudah mengikuti
pelatihan manajemn bangsal.
Pavilion ismail merupakan ruangan yang juga digunakan sebagai tempat praktek
klinik oleh mahasiswa. Mahasiswa dengan perawat ruangan sering bekerja sama
dalam memberikan asuhan keperawatan
Dari data di atas di M1 perawat yang dibutuhkan 14 orang sementara perawat
yang ada hanya 12 orang dengan perawat yang masuk pagi 3 orang + karu, sore 3
orang, malam 2 orang, lepas dinas 3 orang
Struktur ruangan sudah ada namun tidak berjalan dengan baik, terutama pada
perawat pelaksana dapat berpindah tim (fleksibel) dikarenakan minimnya
ketenagaan.
B. Timbang Terima

Berdasarkan pengkajian dan pengamatan tanggal 6 maret 2015 prosdur


timbang terima di paviliun ismail dilakukan pada setiap pergantian shif jaga,
timbang terima dilakukan terlebih dahulu di nurse station dipimpin oleh karu yang
didahului dengan berdoa bersama, tim yang berdinas sebelumnya menyampaikan
laporan pekembangan tiap pasien secara individu tentang situasi dan penyebab
masalah pada klien, tindakan yang belum dan sudah dilakukan, rencana tindakan
yang akan dilaksanakan selanjutnya kepada tim jaga berikutnya, kemudian
dilanjutkan dengan mengunjungi pasien secara berkeliling sambil memvalidasi
masalah klien yang sudah disampaikan sebelumnya
Masalah yang ditemukan selama pengkajian yaitu penyampaian setiap
keluhan pasien tidak dibahas secara29detail pada saat timbang terima diruangan,
keluhan klien hanya disampaikan saat memvalidasi langsung kondisi klien
dikamar klien, selain hal diatas beberapa point yang belum dilaksanakan oleh
perawat selama timbang terima ke pasien yaitu tidak mengenalkan nama perawat
yang akan bertugas pada shif selanjutnya dan tidak melakukan klarifikasi keadaan
klien setelah dilakukan validasi ke masing - masing kamar klien.
C. Sentralisasi Obat
Menurut pengamatan dan wawancara didapatkan

kegiatan sentralisasi

obat sudah berjalan baik. Paviliun Ismail dalam mengolah dan mendistribusikan
obat menggunakan metode ODDD (One Daily Doses Dispensing) dimana perawat
menyiapkan obat pasien dalam dosis sehari pemberian.
Alur sentralisasi obat pavilium Ismail adalah dokter meresepkan obat lalu
oleh perawat resep diberikan kemudian diserahkan ke apotik RS. Kemudian,
pihak apotik menyiapkan obat sesuai kebutuhan resep kemudian diserahkan ke
perawat paviliun Ismail. Setelah itu, perawat akan mengecek ulang obat yang
diberikan apotik dengan resep dokter dan didokumentasikan di form serah terima
obat yang ditanda tangani oleh pihak farmasi dan perawat. Obat pasien disimpan
di lemari obat pasien sesuai nomor bed pasien yang tersentral di perawat. Perawat

memberitahukan pada keluarga pasien bahwa semua obat pasien disimpan dan
dikelola perawat tetapi tidak dilampirkan lembar informed consent kepada
keluarga pasien.
Untuk peran kepala ruangan di Paviliun Ismail dalam penerapan
sentralisasi obat sebagai penanggung jawab. Sedangkan, dalam penyiapan terapi
pasien, Katim atau (PJ) Penanggung Jawab shift bertanggung jawab yang
membuat perencanaan obat pasien dalam sehari kemudian perawat associate
menyiapkan obat baik oral maupun intra vena sesuai jam terapi paviliun Ismail
yang sudah dijadwalkan oleh Katim ataupun PJ shift. Obat injeksi yang akan
diberikan kepada pasien oleh perawat associate ditempatkan dikotak kecil obat
sesuai nomor bed ruangan dan untuk obat oral ditempatkan dilepek kecil.
Sedangkan untuk infus disimpan dalam lemari obat pasien. Sedangkan, untuk
pengolahan obat sisa apabila pasien pulang atau meninggal dikarenakan
jumlahnya berlebih maka perawat akan meretur obat ke farmasi.
30
Untuk sistem dokumentasian sentralisasi
obat sudah tercantum nama obat,
aturan pakai, dosis obat, jam pemberian obat, tanda tangan perawat yang
memberikan obat serta tanda tangan pasien. Format dokumentasi tersebut berlaku
sampe 4 hari setelah itu dimasukkan dalam rekam medik pasien. Semua
pendokumentasian sudah dijalankan kecuali tanda tangan pasien yang belum
dijalankan. Saat jam pemberian obat sesuai hasil pengamatan sudah tepat waktu
dan saat ke pasien sebagian perawat ada yang sudah memperkenalkan diri dan
menyebutkan indikasi obat yang diberikan.
Untuk penyiapan obat emergency perawat menyimpan dalam box beserta
alat emergency. Penggunaan obat emergency apabila dibutuhkan pada kondisi
urgent. Pengecekan obat emergency dan alat emergency dilakukan setiap shift
jaga. Jika, ada penggunaan baik obat maupun alat emergency tersebut perawat

akan memintakan resep ke dokter saat itu juga untuk mengganti obat atau alat
yang terpakai.
Menurut analisa sentralisasi obat sudah optimal dan baik, menurut
kelompok kekurangan dalam sentralisasi obat di Paviliun Ismail yaitu tidak
diberikan informed consent dalam sentralisasi obat hanya dijelaskan saja, perawat
tidak meminta tanda tangan pasien setelah perawat memberikan obat dan
kurangnya kolaborasi antara perawat dan farmasi dalam pemberian farmasi klinis.
Selain itu mungkin dapat dijadikan masukan supaya lebih baik lagi kalau terdapat
31
farmasi diruangan yang fokus menangani obat pasien dan perawat hanya
mengkroscek ulang terapi yang sudah disiapkan oleh farmasi yang disesuaikan
dengan terapi didalam status pasien. sehingga dalam pelayanan terapi pasien
terdapat kolaborasi dan dapat miningkatkan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan profesional secara mandiri.
Alur Disentralisasi Obat di Ruang Ismail
DOKTER
PERAWAT

DEPO FARMASI ATAU APOTIK


PERAWAT
ACC KELUARGA ATAU KLIEN
D. Discharge Planning
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH
Sesuai hasil PERAWAT
wawancara (dan
yang )dilakukan dengan
obatpengamatan
di ruang perawat
perawat, pada dasarnya discharge planning sudah berjalan dengan baik.
32
serta sudah terdapat form pendokumentasian
discharge planning yang baik
dimana terdapat pendukung discharge planning seperti leafleat, dan form
RM. hal ini dibuktikan dengan terdapatnya kolom-kolom edukasi dari

setiap elemen tenaga kesehatan yang merawat pasien mulai dari dokter,
perawat, farmasi klinis,ahli gizi, rehab medik dan bimbingan rohani,
pasien yang akan pulang diberikan pula health education atau pendidikan
kesehatan yang diperlukan klien dan keluarga, pada saat pasien datang
hingga pasien pulang, discharge planning di ruangan ismail terdiri dari 4
tahap dimana tahap 1 dan 2 dilakukan pada saat pasien masuk/datang pada
saat penerimaan pasien baru, tahap 3 dilakukan oleh dokter pada saat
perawatan ditunjang oleh perawat sebagai pendukung, tahap 4 dilakukan
pada waktu pasien pulang, dari analisa discharge planning yang kurang
diruang ismail adalah keterbatasan leaflet yang ada di ruangan dimana
diruangan hanya terdapat dua macam leaflet seperti diare, DHF/ DBD.
Format Discharge Planing hanya ada pada tahap 4 berupa kartu kontrol.
E. Penerimaan pasien Baru
Menurut hasil wawancara dan observasi penerimaan pasien baru
di Paviliun Ismail diantaranya pada waktu pasien datang perawat sudah
memperkenalkan diri kepada pasien dan perawat juga memperkenalkan
siapa saja yang merawatnya dihari itu,n memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan serta perawat menunjukkan fasilitas yang
ada diruangan yang bisa digunakan oleh pasien dan keluarga pasien dan
menunjukkan tata tertib di ruangan untuk dipahami oleh pasien dan
keluarga pasien (sesuai SPO).
Perawat saat menerima pasien baru selain memberikan informasi
kepada keluarga pasien tentang peraturan yang berlaku diruangan juga
memberikan informasi tentang kewajiban dan hak pasien serta
memberikan informed consent

untuk dirawat, dilakukan tindakan dan

sentralisasi obat pasien. Saat penerimaan pasien baru perawat juga


melakukan discharge planning tahap 4, yaitu tentang obat dan penyakit
yang diderita.
33
F. Ronde Keperawatan
Dari Hasil pengumpulan data melalui wawancara kepada kepala
ruangan di paviliun ismail Yang dilakukan pada hari jumat tanggal 6
maret 2015, ronde keperawatan pada tahun 2015 belum terlaksana
pelaksanaan ronde keperawatan dan pada tahun 2014 juga tidak ada

pelaksanaan ronde keperawatan. Ronde keperawatan terlaksana terakhir


pada tahun 2013 pada masa kepala ruangan: titik kartini. Ronde
keperawatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pasien dengan
cara mengisi lembar informed consent. Ronde keperawatan dihadiri oleh
dokter spesialis, karu, perawat ruangan, ahli gizi dan keluarga. Kegiatan
ronde keperawatan sudah terjadwal, tetapi pelaksanaannya kurang
maksimal. Pada pelaksanaan ronde menggunakan format yang telah
ditetapkan oleh RS Siti Khadijah dengan melakukan persiapan sebelumnya
dan biasanya pasien tersebut setelah dilakukan intervensi selama sesuai
kriteria hasil belum juga mengalami perbaikan. Kriteria pelaksanaan ronde
keperawatan pada kasus yang kompleks, masalah tidak bisa diatasi, kasus
yang kompleks.
G. Supervisi keperawatan
Menurut hasil wawancara didapatkan bahwa supervisi dilakukan setiap
1x/sebulan oleh kepala ruangan tanpa ada jadwal tertulis. Petunjuk
pelaksanaan supervisi sudah optimal dikarenakan kepala ruangan langsung
melakukan supervise ketika ada kejadian, contoh infuse blog, flebitis tanpa
ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada anggota, format supervisi sudah
ada, dan sudah ada pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. Sejauh ini
supervisi dilaksanaan pagi sampai siang hari oleh kepala ruangan dan
perawat yang telah di tunjuk oleh kepala bidang keperawatan. Hasil
kuisioner menunjukkan bahwa pada ruangan Ismail ada feed back dari
setiap supervise namun belum ada alur supervisi. Kepala ruangan
menyadari bahwa supervisi sangat diperlukan guna memberikan pelayanan
yang professional dan bermutu kepada pasien serta meningkatkan daya
saing Rumah Sakit.
H. Dokumentasi Keperawatan
34
Menurut hasil observasi dan wawancara sistem pendokumentasian di
Paviliun Ismail berdasarkan POR (Problem Oriented Record) yaitu suatu
sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan misalnya dokter, perawat, bidan, ahli gizi, dan lain-lain.
Dekomentasi keperawatan diruangan ini sudah dilakukan setiap hari dengan
manual

dokumentasi,

dilakukan

tepat

setelah

melakukan

tindakan

keperawatan dengan tanggal, jam, dan tanta tangan penulis secara manual.
Dokumentasi dilakukan dengan lengkap dan relevan.
4. Pembiayaan (M4 money)
pembiayaan dana renovasi, sumber dana oprasional ruangan, alat
kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi
pasien, dan fasilitas kesehatan bagi ketugas kesehatan berasal dari rumah sakit
yang di peroleh dari rumah sakit siti khodijah sepanjang, sedangkan dana
kesejahteraan pegawai berasal dari rumah sakit insertif yang diberikan dari
rumah sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sarana untuk sarana ruangan
sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan pendidikan masa kerja dan resiko
pekerjaan sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari biaya sendiri
(umum) sedangkan yang lain dari asuransi kesehatan terutama yang terbanyak
adalah dari BPJS .
biaya perawatan yang beraku saat ini sesuai kelas perawatan dipavilium
ismail terdapat ruang VIP, kelas I, 2, 3, isolasi dan ruang intensif. adapun
rincian tarif pelayanan pavilium ismail yaitu :

1.

biaya perawatan di pavilium ismail Rs.siti khodijah


sepanjang
Tabel.2.20 Biaya perawatan di pavilium ismail Rs siti khodijah sepanjang
NO
1

Kelas
Perawatan
VIP B

Kelas 1

Fasilitas

Tarif Kamar

2 Tempat tidur asien Rp 400.000


elektrik
2 lemari pasien 35
AC
Kamar mandi dalam
LCD 31"
Tempat
jemuran
dalam
Tempat
sampah
dalam
Sofa
Lemari es
2 tempat tidur pasien Rp 300.000
Kursi penunggu
Kamar mandi dalam
Fan

Dr.spesialisdr

Dr.umum

Rp 125.000

Rp.125.000

Kelas IIA

Kelas IIB

Kelas IIIA

Kelas IIIB

Isolasi

Intensif

TV 21"
Lemari pasien
2 tempat tidur pasien
Kursi penunggu
Kamar mandi dalam
Fan
Tv 14"
Lemari pasien
3 tempat tidur pasien
Kursi penunggu
Kamar mandi dalam
Fan
Tv14"
Lemari pasie
1 tempat tidur pasien
Kursi penunggu
Kamar mandi luar
Lemari pasien
5 tempat tidur pasien
Kursi penunggu
Kamar mandi dalam 36
Kipas angin
Lemari pasien
1.tempat tidur pasien
Kursi penunggu
Kamar mandi dalam
Kipas angin
4 tempat tidur pasien
Sebelah ruang karu
AC
Kipas angin
Lemari pasien

2.

Tarif

Tindakan

Rp 200.000

RP 100.000

Rp 200.00

Rp100.000

Rp125.000

Rp 85.000

Rp 125.000

Rp 85.000

Rp 200.000

Rp.100.000

Rp 200.000

Rp 100.000

Pavilium

ismail

Rs.siti

kodijah

sepanjang
Tabel 2.2.1 Tarif Tindakan Dipavilium ismail Rs. siti khodijah sepanjang
NO
1
2
3
3.

Jenis Tindakan
Total care
Pariental care
Minimal care

VIP
Rp 30.000
Rp 55.000
Rp 65.000

TARIF
Kelas 1
Kelas 2
Rp 20.000
RP 12.500
Rp 50.000
Rp 45.000
Rp 60.000
Rp 55.000

Kelas 3
Rp 10.000
Rp 40.000
Rp 50.000

Tarif penggunaan alat di pavilium ismail di Rs. siti

khodijah sepanjang
Tabel. 2.2.2 tarif penggunaan alat di pavilium ismail Rs.siti khodijah sepanjang

N0
1

Jenis Tindakan
Nebulezer
Saturasi
Suction
Oksigen

VIP
Rp 40.000
Rp 25.000
Rp 30.000
Rp 300.000

37

TARIF
Kelas 1
Kelas 2
Rp 35.000
Rp 30.000
Rp 20.000
Rp 15.000
Rp 25.000
Rp 20.000
Rp 250.000
Rp 225.000

Kelas 3
Rp 25.000
Rp 15.000
RP 10.000
Rp 200.000

5. Pemasaran (M5/Marketing)
1. Jumlah pasien
Tabel 1. Jumlah pasien di Paviliun Ismail Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang padaTanggal 3 Maret 2015
No

Shift

Kamar
1
2 bed
(1 bed
isi)
2 bed(1
bed isi)

1.

Pagi

2.

Sore

3.

Malam

Kamar
2
5 bed
( 4 bed
isi)
5 bed
(4 bed
isi)
5 bed
( 4 bed
isi)

2 bed
(1 bed
isi)

Kamar
3
2 bed (0
bed isi)

Kamar
4
5 bed ( 3
bed isi)

Kamar
5
6 bed (6
bed isi)

2 bed(0
bed isi)

5 bed (3
bed isi)

6 bed (6
bed isi)

2 bed
( 0 bed
isi)

5 bed (3
bed isi)

6 bed (6
bed isi)

Kamar
6
3 bed
(2 bed
isi)
3bed (2
bed isi)

Kamar
7
2 bed(1
bed isi)

3 bed
( 2 bed
isi)

2 bed
( 1 bed
isi)

2 bed(1
bed isi)

Kamar
8
2 bed
(2 bed
isi)
2 bed
(2 bed
isi)
2 bed
(2 bed
isi)

Kamar
9
2 bed
(0 bed
isi)
2
bed( 0
bed isi)
2 bed
(0 bed
isi)

Kamar
10
2 bed
(2 bed
isi)
2 bed
( 2 bed
isi)
2 bed(2
bed isi)

Kamar
11
2 bed (0
bed isi)

Bor
21/33X100 %
=64%

2 bed (0
bed isi)

21/33X100% =
64 %

2 bed (0
bed isi)

21/33X100 %=
64 %

2. Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik


Tabel 2. Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik manajemen keperawatan di Pav. Ismail Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang pada tanggal 3 Maret 2015
No.

Shift

1.

Pagi

Kamar
6
3 bed (2 bed isi )

2.

Sore

3 bed (2 bed isi)

3.

Malam

3 bed (2 bed isi)

Kamar
Kamar
38 9
8
2 bed (2 bed 2 bed (0 bed isi)
isi )
2 bed (2 bed 2 bed (0 bed isi)
isi)
2 bed (2 bed 2 bed (0 bed isi)
isi)
39

Bor
4/7 X100 %=57 %
4/7X100 % =57 %
4/7X100% =57 %

3. Data Penyakit Terbanyak


Adapun data penyakit terbanyak yang terdapat di paviliun Ismail per tahun 2015 yaitu :
Tabel 3. Data Penyakit Terbanyak

26
28

Mar
et
46
19

Apri
l
58
24

18

24

3
3
6
6
2
8
1

1
2
8
11
1
1
-

8
5
3
2
3
3

15
14
10
8
4
4

12
1

17
1

12
1

16

No

Diangnosa

Jan

Feb

1
2

Gastro enteritis
Kejang demam
Bronchopneum
onia
Bronchitis
Dengue fever
DHF
ISPA
Morbili
ISK
Hepatitis
Asma
bronchiale
Typhoid fever
Dss
Febris
unspecified
Epilepsi
Bronchiolitis

35
15

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Me Jun
i
i
35 42
17 17

33
9

Agu
s
27
6

12

11

101

12
24
5
9
5

5
16
3
4
4
-

4
19
3
6
5
4

14
4
3

5
9
5
5
-

6
12
4
4
4

3
7
8
-

6
3
7
4
-

68
27
118
50
36
55
24

17
3

10
2

12
-

11
-

17
-

13
-

4
-

2
-

127
8

22

13

3
4

Juli

40 -

3
4

Sept

Okt

Nov

Des

Total

31
10

56
12

90
7

76
2

555
166

17
18
19

Viral infection
Kasus Bedah
Kawasaki

6
3

41

3
2

10
6
2

Dari data diatas didapatkan 5 besar penyakit yang terbanyak dalam 1 tahun yaitu :
1. Gastroenteritis ( Diare )
2. Kejang demam
3. Thypoid fever
4. DHF
5. Bronchopneumonia
LOS-ALOS
No
1
2
3
4
5
6

Tabel 4. LOS ALOS Bulan Februari tahun 2015


Lama Hari Rawat
Jumlah Pasien
1-3 hari
97
4-7hari
115
8-15 hari
10
JumlahPasien
223
LOS
1115
ALOS
5

PASIENNN

IGD

POLI ANAK

PENDAFTARAN RAWAT JALAN


PENDAFTARAN RAWAT INAP

Alur Masuk Pasien Baru

42

PELAYANAN
TERAPI MEDIS

MRS RUANG ISMAIL

DIAGNOSA MEDIS
KEPERAWATAN

INSTANSI RAWAT INAP

PENUNJANG MEDIS
GIZI
REHAB MEDIS

KRS

DIRUJUK

PULANG

DIPULANGKANN

MENINGGAL

INSTANSI RAWAT JENAZAH

Gambar alur masuk pasien baru

43

4. Presentasi BOR di paviliun Ismail tahun 2015


Tabel 4. Persentasi BOR Bulan Februari tahun 2015
Ruang

TT

Px MRS

Jumlah px keluar
HDP

Meninggal
<48 j
>48 j

HR

BOR

LOS

TOI

BTO

GDR

NDR

JML

Paviliun Ismail
VIP B

42

42

42

46

41%

210

1,5

10,5

0%

0%

Kelas 1

24

24

24

89

79%

120

0%

0%

Kelas 2

10

68

68

68

233

83%

340

0,6

6,8

0%

0%

Kelas 3

28

28

28

125

64%

140

2,5

0%

0%

Isolasi

15

15

15

29

52%

75

1,8

7,5

0%

0%

Intensif

46

46

46

122

73%

230

7,6

0%

0%

Subtotal

33

223

644

72%

1115

8,4

42,4

0%

0%

223

44

5. Laporan Hasil Kerja Ruangan Bulan Februari Tahun 2015


Tabel 5.Laporan Hasil Kerja Ruangan Bulan Februari Tahun 2015
N
o

Ruang

T
T

1.

Pav.
ISMAI
L

33

Px
kelua
r
233

HR

LO
S

TOI

BO
R

64
4

111
5

8,4

72%

Keterangan:
BOR = Penggunaan TT
LOS = Rata-rata lama dirawat
TOI = Selang waktu TT ditempati lagi
BTO = Rata-rata TT dipakai
GDR = Kematian Kasar
NDR = Rata-rata kematian setelah >48 jam

45

BOR
Februa
ri
72%

TREN
D
0%

6. Produk
Ruang Anak Ismail sebagai Ruang perawatan yang diperuntukkan
bagi rawat inap, yang diperuntukkan untuk pasien kelas
Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa
kesehatan seperti Keperawatandan Kedokteran.
Data kegiatan yang sudah dilakukan selama Tahun 2014 sebagai berkut:
NO.

NAMA
KEGIATAN

TGL
25-4-14

2-5-14

Pengunjun
g dan klg
px

4-6-14

Pengunjun
g dan klg
px

18-8-14

Pengunjun
g dan klg
px

2-5-14

Pengunjun
g dan klg
px
Pengunjun
g dan klg
px

1.
PKMRS

2.

Terapi
bermain

18-8-14

2.

Bacaan
perpustakaan

3.

Menggambar
dan mewarnai

4.

Tumbang

SASARA
N
Pengunjun
g dan klg
px

Rawatan
tiap hari

Pasien

Bulan
mei

Pasien

46

TINDAK
LANJUT
Tema Dhf dan cuci Kontrak untuk
tangan oleh tim brikutnya
ismail pj kholidatul
dan tim pemasaran
Tema Diare dan cuci
tangan
oleh
mahasiswa
S1
progsus
Tema Diare dan cuci
tangan
oleh
mahasiswa
S1
progsus
Tema Dhf dan cuci
tangan oleh tim
ismail pj kholidatul
dan tim pemasaran
Tema
mewarnai Dijadwal
untuk usia 3-6 tahun bersamaan
dengan pkmrs
bila px longgar
Mewarnai
atau bergantian
dengan pkmrs
tiap bulan
Dapat buku baru Rencana
dari pemasaran 11 penambahan
buah karena yang buku
bacaan
lama banyak yang untuk
anak
hilang
yang islami
Belum berjalan lagi
bila px kecil usianya
dan
dilakukan
bersamaan dengan
terapi bermain
Gizi kurang : 2 anak Konsul gizi
Gizi buruk : 2 anak
KET.

NO.

NAMA
KEGIATAN

TGL
Bulan
juni

5.

6.

Hotline

Home visit

Bulan
mei
juni
Juli
Agustus
Mei,juni,
juli,agust
us

SASARA
N
Pasien
Klg pasien
/ ortu

Klg pasien

KET.
Gizi buruk : 2anak
Gizi kurang 3 anak
Obesitas : 3 anak

TINDAK
LANJUT
Konsul gizi
Karena
kesibukan
ruangan kurang
optimal

26 %
28 %
15 %
30 %
Direncanakan ada 2- Bulan 6 belum
3
pasien
yang dilaksanakan
dihome visit oleh
tim pemasaran

7. Mutu pelayanan keperawatan:


1) Kepuasan dari 21 pasien terdapat 80% dan 20% tidak puas
2) Keselamatan dari 21 pasien terdapat 70%
3) Personal hygine dari 21 pasien terdapat 32%
4) Pengetahuan pasien dari 21 pasien terdapat 90%
5) Kenyamanan dari 21 pasien terdapat 90%
6) Kecemasan dari 21 pasien terdapat 10%
Hasil Mutu Pelayanan Kesehatan di ruang anak RS Siti Khodijah Sepanjang
sebanyak
17,68x100/21 = 84,19%

47

8. INDIKATOR MUTU KLINIK PASIEN SAFETY

SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU RAWAT INAP


RUANGAN ISMAIL RS SITI KHADIJAH SEPANJANG
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Besaran/variable
jumlah pasien dekubitus
jumlah pasien resiko dekubitus
jumlah pasien jatuh
jumlah pasien resiko jatuh
jumlah pasien KTD dalam pemberian obat
jumlah pasien pada hari itu
jumlah pasien cidera akibat restrain
jumlah total pasien cidera yang direstrain
jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri
jumlah pasien dengan tidak ketergantungan total dan partial
jumlah pasien nyeri
jumlah pasien hari itu
jumlah pasien nyeri yang dilakukan tindakan keperawatan
jumlah pasien dengan nyeri skala > 4
jumlah pasien yang kurang pengetahuan
jumlah pasien pada hari itu
jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning
jumlah pasien pada hari itu
jumlah pasien TBC yang pengobatan DOTS
jumlah pasien TBC

13
20
20
9
20
20
20
1
1

14
12
12
7
12
12
12
-

15
16
16
5
16
11
16
-

16
22
22
6
22
22
22
-

17
25
25
10
25
25
25
-

18
20
26
14
26
26
26
-

19

20

21

19

20

16

jumlah
22 23 24
17 27 23

24

26

22

17

27

13

11

11

24

26

22

4
17

24

26

22

17

24

26

22

17

48

27

27
27

25
12
25
25
25
-

TOTAL
25
27
28
15
28
28
28
-

26

27
29
30
10
30
30
30
-

28
24
27
16
27
27
27
-

1
23
23
11
23
23
23
-

2
24
21
4
21
21
21
-

3
19
19
4
19
19
19
-

4
24
23
9
23
23
23
-

5
14
20
13
20
20
20
-

9. Laporan Tumbang
Tabel 6. Laporan tumbuh kembang anak di paviliun Ismail
No

BB/TB

Nama

Umur

1.

18kg/92cm
27kg/108cm

An. Andik

22 bln

-3.6

Pertumbuhan
TB/U
BB/T
B
0
-4.4

2.

9kg/90cm
12,2kg/90cm
10kg/85cm
11kg/88cm
7,3kg/68cm

An.
Nahwaludin

10 bln

-2,1

-1

An. Azhar.B

5 bl

-1,5

0,4

BB/U

3.

IBW

KPSP

Perkembangan
M. Halus adaptif

M. Kasar

60%

Dapat
mundur

berjalan

Dapat
balok

menyusun

-1,6

83%

Berdiri
dengan
dibantu tak berani
sendiri

Dapat
biskut

memegang

-2

81%
Miring kanan kekiri
dengan
bantuan
tidak bisa sendiri

Pasien hanya bisa


memegang
satu
benda
dengan
bantuan

Dapat berjalan

Dapat mengelinding
bola

4.

18kg/120cm

An. Indiana

2th

0,2

1,1

-0,6

95%

5.

11kg/88cm

An. Devo

21bl

-2

-1

-2

82%

6.
7.

12kg/87cm

An. Faiz Surya


An. Tengku

7bln
4th

-1
-1,1

1
-0,6

-2
-0,9

86%
89%

Dapat
bola

An. Sarah

2th

0,9

4,5

-1,5

82%

Dapat berjalan
Dapat terlentang

18kg/88cm
8.

menendang

Dapat menggerakkan
kepala
Menggambar
Dapat mencorat-coret

9.

An. Rasya

2th

-2

0,1

-1,6

89%

10.

An. Revan

18bln

-0,5

-0,2

-0,5

94%

11.

An. Marisa

2th

2,3

-0,5

97%

49

Naik
dua
Dapat
bola

sepeda

roda
Dapat
mainan

mengambil

Dapat
mainan

mengambil

Bahasa

Pers. sosial

Dapat
mengucapkan
kata mbah
Hanya
bisa
mengoceh,tidak
jelas
katakatanya

Dapat memegang
botol
minumannya
Pasien
bisa
mengamati
tangan,

Pasien
hanya
bisa menangis
Pasien
belum
bisa mengoceh
Dapat
mengucapkan 3
kata
Dapat berjalan
mundur
5
langkah
Dapat
mengucapkan 3
kata
Mengeluarkan
bunyi
selain
menangis

menendang

Dapat berjalan
Dapat mencoret-coret
Dapat berjalan
Dapat menggambar

Bisa bernyayi
Dapat
menunjukkan 1
bagian tubuh

pasien
sudah
mulai
berusaha
mengapai mainan
Belum
bisa
mencapai
mainannya sendiri
Dapat
melepas
pakaian sendiri
Dapat
sendiri

makan

Dapat memegang
botol minuman
Dapat tersenyum
Berpakaian
sepenuhnya tanpa
bantuan
Dapat
makan
sendiri
Dapat meniru apa

yang dilihat
Dapat
memungut
mainan
Dapat
memanggil
mama-papa

50

Dapat
tangan

bertepuk

10. Laporan PKMRS


Tabel 7.Laporan PKMRS Paviliun Ismail
N

Bulan

Tanggal pelaksanaan

Teori PKMRS

Jumlah peserta

o
1

Maret 2015

Tgl 3 Maret 2015

DHF

Yang

HAND

orang

hadir

19

HYGEINE
Keterangan :
1. PKMRS dilakukan oleh mahasiswa AKBID Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
semester V
2. Teori yang diberikan DHF pada anak dan Hand Hygeine
3. Media yang digunakan : lembar balik ( flip chart) dan leaflet
4. penyaji: mahasiswa UNMUH Sidoarjo dibantu oleh Tim PKMRS Ismail dan
Pemasaran
5. Ada sesi Tanya jawab
6. Hasil evaluasi peserta mampu menjawab pertanyaan yang diumpan balik oleh penyaji
7. Lampiran

1.5. Analisis SWOT


Tabel 2.10 analisa SWOT
Identifikasi situasi ruanagan berdasarkan pendekatan analisis SWOT. Dari
hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT
berdasarkan sub system dalam MAKP
51
yang meliputi : Sentralisasi obat, Timbang terima, Discharge planning, Penerimaan
pasien baru.

N
O
1

ANALISIS SWOT
M1 (MAN) : Ketenagaan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya kedisiplinan pegawai.
2. Adanya 2 orang CI dan 1
orang karu yang membimbing
mahasiswa dengan baik.
3. Adanya perawat mengikuti
pelatihan dan seminar.
4. Struktur organisasi yang ada
sesuai dengan kemampuan
perawat
5. Adanya 4 orang tenaga S1
keperawatan.
6. Adanya tugas yang jelas
untuk karyawan.
7. Adanya mahasiswa praktek di
ruangan.
8. Jumlah tenaga orang terdiri
dari :
SI Keperawatan
: 4
orang
D3 Keperawatan
: 7
orang
D3 Kebidanan
: 2
orang
TOTAL
WEAKNES
1. Jumlah ketenagaan berdasar
tingkat pendidikan :
SI Keperawatan
: 4
orang
D3 Keperawatan
: 7
orang
D3 Kebidanan
: 2
orang
2. Jumlah tenaga perawat kurang
dari kebutuhan.
3. Peran antara katim dan
52
perawat belum maksimal
TOTAL

BOBOT

RANTIN
G

0,2
0,1

2
1

0,4
0,1

0,05

0,15

0,1

0,3

0,1

0,1

0,2

0,6

0,15

0,45

0,1

0,1

BOBOT X
RANTING

2,2

0,5

1,5

0,3

0,9

0,2

0,6

S-W=
2,2-3=
-0,7

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kepala ruangan dan staf
menerima dengan baik dan
memfasilitasi
mahasiswa
praktek
manajemen
keperawatan diruangan.
2. Adanya kerjasama antara
perawat dan mahasiswa.
3. Rumah sakit Siti Khotijah
terakreditassi B.
4. Adanya kerja sama dengan
asuransi dan perusahaan.
5. Adanya program pelatihan
tentang
manajemen
keperawatan.
TOTAL
THEREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional.
2. Makin
tinggi
kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Adanya pertanggung jawaban
legalitas bagi pasien.
4. Adanya kebijakan pemerintah
terhadap kesehatan melalui
BPJS.
5. Sebagian
besar
pasien
memiliki
tingkat
ketergantungan parsial.
6. Adanya tuntutan dari pasien
untuk pelayanan yang baik
dan profesional
7. Adanya kebijakan asuransi
perusahaan.
2

0,5

1,5

0,2

0,8

0,05

0,1

0,2

0,6

0,05

0,05

3,05

0,1

0,2

0,1

0,1

0,1

0,2

0,2

0,6

0,1

0,4

0,2

0,4

0,2

0,2

TOTAL
1
Sarana dan prasarana (M2)
a. Internal Faktor (IFAS)
STERNGHT
53
1. Mempunyai
sarana
dan
0,2
prasarana yang memadai
untuk pasien (kamar sesuai
dengan
kelas,
fasilitas
penunjang medis, dll).
2. Semua sarana dan prasarana
0,1

O-T=
3,052,1=
0,95

2,1

0,6

0,3

S-W=
2,91,4=
1,5

3.

4.
5.
6.

sudah
digunakan
sesuai
kebutuhan ruangan
Terdapat
administrasi
penunjang:buku
ekspedisi,format
timbang
terima,buku tindakan khusus
dan lain-lain
Semua
administrasi
penunjang telah digunakan
secara optimal
Tersedianya nurse station
Pengelolaan sampah ruangan
sudah terpisah antara sampah
medis dan non medis

TOTAL

b. Ekternal Faktor ( EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan
perusahaan
alat-alat
kesehatan.
2. Tersedianya
dana
untuk
perbaikan dan penggantian
alat-alat yang tidak layak
pakai atau rusak.
3. Adanya kerjasama asuransi
dan perusahaan.

0,6

0,1

0,2

0,2
0,2

3
3

0,6
0,6

WEAKNESS
1. Adanya
sebagian
kamar
ruangan yang tidak terdapat
nomor ruangan
2. Tidak adanya nomor urut bed
di dalam kamar ruangan
TOTAL

0,2

2,9

0,4

0,8

0,6

0,6

1,4

0,3

0,6

0,4

0,8

0,3

0,6

TOTAL
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari
pasien dan keluarga untuk
memberikan sarana dan
prasarana yang memadai.
TOTAL
METHODE-M3 (MAKP)
a.Internal Faktor (IFAS)

1
54

2
3

O-T=
2-3=
-1

STRENGTH
1. RS meniliki, visi misi dan
motto
sebagai
acuan
melaksanakan
kegiatan
pelayanan.
2. Telah digunankan MAKP
model tim.
3. Terlaksananya
komunikasi
yang adekuat antara perawat
tim kesehatan yang lain.
4. Mempunyai protap untuk
setiap tindakan.
5. Pendidikan perawat minimal
D3.
6. Adanya
pelatihan
management bangsal 3 orang
TOTAL

0,2

0,6

0,2

0,4

0,2

0,6

0,2

0,6

0,1

0,3

0,1

0,3

S-W=
2,8-3=
-0,2

2,8

WEAKNESS
1. Ketua tim sudah membuat
penugasan,dan
evaluasi
kepada anggota tetapi tidak
maksimal
2. Belum adanya evaluasi pasien
yang ditangani oleh tim
3. Kepala
ruangan
tidak
membuat rentang kendali
yang jelas antara katim, PP,
PA
4. Tidak adanya evaluasi dengan
cara audit keperawatan
TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya
kebijakan
RS
terhadap
profesionalisasi
perawat (perawat bekerja
sesuai dengan fungsi dan
perannya).
2. Adanya
mahasiswa
S155
Keperawatan melaksanakan
praktek manajemen diruang
Ismail.
3. Ada kerjasama antar institusi
pendidikan dengan rumah
sakit.

0,3

0,9

0,3

0,9

0,2

0,6

0,2

0,6

0,3

0,9

0,1

0,2

0,3

0,9

O-T=
2,92,7=
0,2

4. Adanya
pelatihan
management bangsal
TOTAL
THEREATENED
1. Persaingan dengan rumah
sakit lain semakin ketat.
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan
pelayanan
keperawatan
yang
lebih
professional.
3. Makin
tinggi
kesadaran
masyarakat tentang hukum.
TOTAL
Sentralisasi Obat
a. Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya
sarana
dan
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat (temppat
obat, senttralisasi obat).
2. Kepala ruangan mendukung
kegiatan sentralisasi obat.
3. Adanya
kemauan
dan
kemampuan perawat untuk
melakukan sentralisasi obat.
4. Sentralisasi obat diruang
Ismail dilakukan pada semua
pasien baik pasien umum
maupun pasien BPJS.
TOTAL

0,3
1

0,9
2,9

0,4

1,2

0,3

0,9

0,3

0,6

0,3

2,7

0,9

0,3

0,9

0,2

0,6

0,2

0,6

WEAKNESS
1. Adanya format serah terima
0,3
obat kepada pasien namun
belum
dilakukan
secara
optimal.
2. Depo farmasi belum ada
0,3
disetiap
ruangan
masih 56
tersentral di Depo farmasi.
3. Belum ada supervisi terhadap
0,4
sentralisasi obat.
TOTAL

3
2

0,6

0,6

1,2
2,4

S-W=
3-2,4=
0,6

b. Eksternal factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya
mahasiswa
S1
keperawatan yang praktik
menejemen keperawatan.
2. Kerjasama baik antar perawat
dan mahasiswa.
TOTAL
TREATHENED
Adanya
tuntutan
mendapatkan
pelayan
professional.

0,5

1,5

0,5

1
pasien
yang

TOTAL
Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Timbang
terima
sudah
dilakukan
pada
setiap
pergantian
shif
adanya
laporan jaga setiap shif
2. Kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima
setiap pagi
3. Tersedianya nurs station
4. Ketepatan waktu pelaksanaan
timbang terima
5. Format timbang terima sudah
sesuai dengan standart
TOTAL
WEAKNESS
1. Tahap-tahap timbang terima
belum dijalankan secara
lengkap
2. Penyampaian dalam timbang
terima
tidak
secara
keseluruhan dan secara detail
pada semua keluhan yang
klien sampaikan

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY

2,5
2

0,3

1,2

0,2

0,8

0,2
0,1

3
2

0,6
0,2

0,2

0,6

3,4

0,4

0,8

0,6

1,8

57
1

TOTAL

O-T=
2,5-2=
0,5

2,6

S-W=
3,42,6=
0,8

1. Adanya
mahasiswa
D3
keperawatan yang praktik
keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik
antara D3 keperawatan yang
praktik dengan ruangan
perawat
3. Adanya keinginan perawat
yang mau berubah total
TOTAL
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
2. Semkin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar rumah sakit
swasta semakin ketat
4. Semakin
tinggi
keingin
tahuan masyarakat tentang
penyakit
TOTAL
Discharge Planning
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Diruang
ismail
sudah
dilakukan discharge planning
2. Tersedia format discharge
planning diruang ismail
3. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
pasien/keluarga
selama
dirawat atau pulang.
4. Tersedianya
resume
keperawatan untuk pasien
pulang.
TOTAL:
WEAKNERS
1. Terbatasnya leaflet di ruangan
ismail
2. belum maksimalnya pengisian
ferifikasi dari hasil HE

0,4

1,6

0,3

1,2

0,3

0,9

3,7

0,2

0,6

0,2

0,6

0,4

0,9

0,2

0,6

2,7

0,3

0,9

0,3

0,9

0.2

0,6

0.2

0,6

O-T=
3,72,7=
1

58

0,5

0,5

S-W=
3-2= 1

TOTAL:
OPPORTUNITY
1. adanya
mahasiswa
S1
keperawatan yang melakukan
manajemen keperawatan
2. adanya kerja sama yang baik
antara
mahasiswa
S1
keperawatan dengan perawat
kelinik.
3. Kemauan
pasien/keluarga
terhadap anjuran perawat.
TOTAL:
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan profesional.
2. Makin
tinggi
kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar rumah sakit
yang semakin ketat
4. Makin
tingginya
keingin
tahuan
klien/keluarga/
masyarakat tentang penyakit.
TOTAL:
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1 Dokumentasian
asuhan
keperawatan model POR
2 Tersedianya
sarana
dan
prasarana
untuk
pendokomentasian (format
timbang terima)
3 Dokumentasi
dilakukan
setiap pergantian shift.
4 Adanya kemauan perawat
untuk
melaksanakan
pendokumentasian.
5 Dokumentasi
dilakukan
dengan legal dan relevan

0,4

1,2

0.3

0,9

0,3

0,9

0,3

0,9

0,2

0,4

0,3

0,9

0,2

0,4

2,6

0,2

0,9

0,2

0,4

0,2

0,6

0,259

0,6

0,2

0,6

TOTAL
1

O-T=
3-2,6=
0,4

3,1

S-W
3,1-2,4
= 0,7

WEAKNESS
1. Dari observasi status pasien,
pengisian dokumentasi tidak
lengkap : nama dan nomer
RM dicatatan perkembangan
pasien
2. Resume asuhan keperawatan
kurang lengkap
3. Dokumentasi
dilakukan
secara manual.

0,4

1,2

0,3

0,6

0,3

0,6

.
TOTAL
1
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Kerjasama yang baik antara
perawat dengan mahasiswa.
2 Adanya
mahasiswa
keperawatan
praktik
manajemen keperawatan
TOTAL
TREATHENED
1 Adanya tingkat kesadaran
yang tinggi dari pasien
tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat.
.
TOTAL
Ronde Keperawatan
a Internal Factor ( IFAS)
STRENGTH
1 100 % perawat sudah
mengerti definisi ronde
2 Bidang Keperawatan dan
ruangan mendukung adanya
ronde
3 Banyaknya
kasus-kasus
keperawatan anak-anak yang
memerlukan
perhatian
khusus
4 Adanya 4 tenaga perawat
lulusan s1 keperawatan di
paviliun ismai
TOTAL

0,5

1,5

0,5

1,5

0,2

0,6

0,2

0,4

0,2

0,4

1,2

60
0,4

O-T
3-2= 1

2,6

S-W=
2,62,8=
-0,2

WEAKNESS
1.
Pel
aksanaan
ronde
tidak
dilakukan sesuai jadwal yang
ditentukan
2.
Ro
nde
keperawatan
sudah
terjadwal sebagai kegiatan
diruangan
tetapi
pelaksanaanya belum optimal
3.
Kas
us yang kompleks biasanya
diarahkan untuk dirujuk tipe
A
4.
Tid
ak
adanya
pendokumentasikan
ronde
yang sudah dilakukan

0,3

0,6

0,15

0,3

0,25

0,75

0,3

0,9

TOTAL
b.

2,8

0,5

0,2

0,6

0,3

1,2

Eksternal factor (

EFAS )
OPPURTUNITY
1.
Ad
anya kesempatan dari karu
untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktek
2.
Ad
anya pelatihan dan seminar
tentang
managemen
keperawatan
3.
Ad
anya
mahasiswa
S1
keperawatan
praktek
mananjemen

3,8

0,3

0,9

0,3

0,6

0,4

1,6

TOTAL
THREATENED
1.
Angka kematia di tahun
2015 0%
2.
Jarang
terjadi
kasus
kompleks.
3.
Perkembangan
jenis
penyakit baru

TOTAL
61

3,1

O-T=
3,83,1=
0,7

Supervisi
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGH
1. Supervisi keperawatan sudah
dilakukan di ruangan
2. Kepala ruangan mendukung
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
3. Ada feed back dari supervisi
pada setiap tindakan

0,4

1,2

0,3

0,6

0,3

0,6

S-W =
1,52,6=
-1,1

2,4

0,5

1,5

0,5

1,5

TOTAL
WEAKNESS
1. Supervisi belum terjadwal
secara tertulis
2. Belum ada alur supervisi
pada ruangan

0,4

1,2

0,4

1,2

0,2

0,6

TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Ada format buku untuk
supervisi
2. Format supervise sesuai
dengan standart keperawatan
3. Alat
supervise
tersedia
diruangan

O-T =
3-2,5 =
0,5

0,5

1,5

0,5

TOTAL
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen
untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu
2. Persaingan antar RS akan
kualitas
pelayanan
keperawatan.

2,5

TOTAL
Penerimaa Pasien Baru
a. Internal factor(IFAS)
STRENGTH
1. Diruangan Ismail sudah
62

0,4

1,6

0,3

1,2

S-W=
3,7-2=
1,7

dilakukan penerimaan pasien


baru
2. Tersedianya format lembar
serah terima dari ruangan
lain atau IGD, adanya lembar
pasien masuk rumah sakit,
lembar pengkajian pasien,
lembar tata tertib pasien dan
keluarga pasien dan lembar
inform consent sentralisasi
obat
3. 85% pasien mengatakan
perawat
memperkenalkan
ditri ke pasien

0,3

0,9

3,7

0,6

1,2

0,4

0,8

TOTAL
WEAKNESS
1. Perawat
tidak
memperkenalkan pasien baru
dengan pasien yg ada
diruangan tersebut
2. PP
tidak
menanyakan
kembali tentang kejelasan
informasi

0,4

1,2

b. Eksternal factor (EFAS)


0,2
OPPORTUNITY
1. Adanya
mahasiswa
keperawatan
praktek
0,4
menejemen keperawatan
2. Kerja sama antara mahasiswa
keperawatan dengan perawat
1
ruangan
3. Adanya kemauan perawat
untuk berubah
0,4

0,6

1,2

TOTAL

3
3

1,2

0,4

1,2

TOTAL
THREATENED
1. Adanya tuntutan lebih tinggi 0,2
dari
masyarakat
untuk
63
mendapatkan
pelayanan
keperawatan
yang
profesional
2. Meningkatkan
kesadaran 0,4
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat

O-T=
3-2,8=
0,2

perawat sebagai pemberi 1


asuhan keperawatan
3. Persaingan antar rumah sakit
swasta yang makin ketat

2,8

TOTAL

M4 (MONEY)
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana operasional ruangan
diperoleh dari rumah sakit
2. Dana fasilitas kesehatan
diperoleh dari rumah sakit
3. Dana kesejahteraan pegawai
diperoleh dari rumah sakit
dan di paviliun ismail

0,4

1,2

0,3

0,9

0,3

0,9

TOTAL

WEAKNESS
Pembiayaan
pasien
umum
berkurang dengan adanya BPJS.

TOTAL

a. Eksternal faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya uang kas ruangan
yang dilakukan setiap bulan
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya
tuntutan
dari
masyarakat untuk pelayanan
yang operasional
2. Alokasi
dana
untuk
pengunjung
fasilitas
kesehatan belum optimal
TOTAL
M 5 (Marketing)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sebanyak
(80%)
pasien
mengatakan bahwa merasa

3,0
4

4
4

O-T=
4-3= 1

0,5

1,5

0,5

1,5

64
0,5

S-W=
3,0-4=
-1

S-W=
3,5-2=

puas terhadap pelayanan


perawat.
2. Perawat mengatakan rata-rata
BOR (72%)
TOTAL
WEAKNESS
Terdapat pasien yang menyatakan
20 % menyatakan kurang puas
terhadap pelayanan perawat
TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.
Mahasiswa Praktek di
ruang Pav. Ismail
2.
Kerjasama yang baik
antara
perawat
dan
mahasiswa

1,5
0,5

1,5
3,5

0,5

0,5

1,5

3,5

TOTAL
TREATHENED
1.
Adanya
peningkatan
standart masyarakat yang
harus dipenuhi
2.
Persaingan RS dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan

0,5

1,5

0,5

1,5

TOTAL

Diagram layang

65

O-T=
3,5-3=
0,5

1.2
1
M1

M2
0.8

MAKP

SO

M4

M5

TT

DP

DK

RK

0.6
0.4
PPB

Spv

0.2
0
-2

-1

Keterangan :
M1: Ketenagaan (Turn Around)
M2: Sarana Prasarana (Divertification)
MAKP : (Turn Around)
SO: Sentralisasi Obat (Agresif)
TT : Timbang Terima (Agresif)
DP : Discharge Planing (Agresif)
DK : Dokumentasi Keperawatan (Agresif)
RK : Ronde Keperawatan (Turn Around)
Spv : Supervisi Keperawatan (Turn Around)
PPB : Penerimaan Pasien Baru (Agresif)
M4 : Keuangan (Turn Around)
M5 : Pemasaran (Agresif)

2.7 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
66
1. Ketenagaan (M1) kurang ditandai dengan sebanyak 7 (60%) perawat berlatar D3
Keperawatan, 4 (30%) perawat berlatar S1 Keperawatan, dan 2 (10%) berlatar
belakang D3 Kebidanan, rasio perawat banding pasien belum sesuai, peran katim
dan perawat belum sesuai.

2. Sarana dan prasarana M2 kuranag dari kebutuhan ditandai dengan adanya kamar
ruangan yang tidak terdapat nomor ruangan, dan tidak adanya nomor urut bed
didalam kamar ruangan
3. MAKP (M3) belum optimal ditandai dengan alam satu tim tidak selalu
menyelenggarakan konferensi tetang keadaan pasiennya, tidak adanya rentang kendali
kepala ruangan, membawahkan 2 perawat tim, dan perawat tim membawahkan 2
perawat associate tidak adanya evaluasi denga cara melakuka audit keperawatan.
4. Sentralisasi Obat belum optimal format serah terima belum dilakukan secara
maksimal, belum ada supervisi tentang sentralisasi obat.
5. Timbang Terima belum optimal ditandai dengan Tahap tahap proses timbang terima
belum dijalan kan secara lengkap dan penyampaian dalam timbang terima tidak
secara keseluruhan dan secara detail pada semua keluhan yang klien sampaikan
6. Discharge Planning belum optimal ditandai dengan tidak tersedianya leaflet dengan
lengkap / keterbatasan leaflet diruangan , belum maksimal pengisian ferifikasi dari
hasil HE.
7. Dokumentasi Keperawatan belum optimal ditandai dengan dari observasi status
pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap : nama dan nomer RM dicatatan
perkembangan pasien , resume asuhan keperawatan kurang lengkap, dan dokumentasi
dilakukan secara manual.
8. Ronde Keperawatan belum optimal ditandai Angka kematia di tahun 2015 0%
,Jarang terjadi kasus kompleks.
9. Supervisi Keperawatan belum optimal ditandai dengan Supervisi belum terjadwal
secara tertulis dan belum ada alur supervisi pada ruangan.
10. Penerimaan pasien baru belum optimal ditandai

dengan

perawat

tidak

memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang ada diruangan tersebut, PP tidak
menanyakan kembali tentang kejelasan informasi.
11. Keuangan (M4) belum optimal ditandai dengan Pembiayaan pasien umum berkurang
dengan adanya BPJS.
12. Pemasaran (M5) belum optimal ditandai dengan Terdapat pasien yang menyatakan 20
% menyatakan kurang puas terhadap pelayanan perawat.
67
2.8 Prioritas masalah
Berdasarkan Diagram Layang maka prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ronde Keperawatan
Supervisi
MAKP
M1 ( Ketenagaan )
M4 ( Money )
Discharge Planing

7. Dokumentasi Keperawatan
8. Timbang terima
9. Sentralisasi obat
10. Penerimaan pasien baru
11. Pemasaran
12. Sarana Prasarana

68

PLAN OF ACTION
NO
Masalah
1

TUJUAN

PROGRAM/KEGIATAN

INDIKATOR
WAKTU
PENANGGUNG
KEBERHASILAN
JAWAB
M1: Ketenagaan
Meningkatkan
Sosialisasi kebutuhan tenaga Sosialisasi terlaksana dalam Minggu ke- Iswan KosasihS.Kep
kualitas
tenaga perawat berdasarkan rata rata 1 minggu ke depan
2
1.Rasio perawat banding keperawatan
pasien .
pasien belum sesuai
berdasarkan
kebutuhan pasien .

Minggu ke2
2.

3.

M2(SARANA
PRASARANA)
1. Adanya sebagian Adanya
nomor
kamar ruangan ruangan di semua
yang
tidak kamar ruangan
terdapat nomor
ruangan
2. Tidak
adanya Adanya nomor urut
nomor urut bed bed di dalam kamar
di dalam kamar ruangan
ruangan
M3 (METHODE)
a.MAKP
1. Ketua tim sudah 1. Memaksimalkan
membuat
penugasan
dan
penugasan,dan
evaluasi
yang
evaluasi
kepada
dibuat
katim

9
Maret m.ibrahim
2015
Memberikan nomor
kamar ruangan

di

setiap Terdapat nomor kamar


ruangan dalam satu minggu
kedepan

Terdapat nomor urut bed


Memberikan nomor urut di setiap kamar ruangan satu minggu
bed kamar ruangan
kedepan
9 MARET Ahmad afandi
2015
1. Kepala
ruangan
membuat 1.
panismen (mengganti jam yang
di tinggalkan) bagi katim yang
tidak melaksanakan penugasan

Katim
mampu
memaksimalkan
penugasan dan evvaluasi
kepada anggota

anggota tetapi tidak


maksimal

dan
reword
bagi
yang
melaksanakan
kepada 2.
2. Adanya evaluasi
anggotanya
2. Belum
adanya
pasien
yang 2. Kepala ruangan memberikan
evaluasi pasien yang
ditangani tim
program soisalisasi MAKP
ditangani oleh tim
primer
3.
69
3. Adanya rentang 3. Kepala ruangan membuatkan
3. Kepala ruangan tidak
kendali yang jelas
struktur rentang kendali yang
membuat
rentang
antara katim ,PP,
jelas antara katim, PP, PA di
kendali yang jelas
PA yang dibuat
ruangan
antara katim, PP, PA
kepala ruangan
4

untuk anggotanya

b.SENTRALISASI
OBAT
1. Adanya format serah 1. Disediakannya
1. Merevisi lembar serah terima
terima
obat
kepada
lembar
serah
obat
pasien namun belum
terima
obat 2. Membuat alur sentralisasi obat
dilakukan secara optimal
kepada pasien
karena belum ada tanda
tangan
dari
pasien/keluarga pasie
c.Timbang Terima
1. Tahap
proses 1. Terlaksananya
timbang
terima
timbang
1. Memberikan contoh atau
belum
dijalankan
terima sesuai
sosialisasi
tentang
secara lengkap
prosedur yang
pelaksanaan timbang terima
2. Ketidak sesesuaian
baik
yang baik dan benar
proses pelaksanaan 2. Menyesuaikan
2. Menunjukan buku panduan
timbang
terima
prosedur
tentang prosedur pelaksanaan
dengan tidak adanya
pelaksanaan
timbang terima sesuai dengan
klarifikasi
atau
timbang
teori keperawatan
70

Katim beserta anggota


mampu
dan
selalu
mengevaluasi pasien yang
ditanganinya
Sudah adanya kejelasan
rentang kendali yang ada
di ruangan antara katim,
PP, PA

9
maret Ali Sadikin, S.kep
2015
1. Lembar serah obat
tersedia diruangan
2. Tersedia
sentralisasi obat

alur

9
maret AHMAD
2015
AFIFUDDIN
1. Pelaksannaan timbang
terima sesuai dengan
prosedur yang berlaku
2. Pelaksanaan timbang
terima sesuai dengan
teori keperawatan

preconfren
sesuai
keluhan
klien
dengan
teori
keperawatan

terima sesuai
buku panduan
secara
teori
yang baik

d.dokumentasi
1. Dari observasi status
Sosialisasi
cara
pengisian
pasien,
pengisian Melengkapi semua dokumentasi keperawatan secara
dokumentasi
tidak data yang ada di lengkap dan benar
lengkap : nama dan RM pasien
nomer RM dicatatan
perkembangan pasien
Melengkapi
2.
Resume
asuhan
resume asuhan
keperawatan
kurang
keperawatan
lengkap
e.Ronde keperawatan
1.Pelaksanaan
ronde
tidak dilakukan sesuai
jadwal yang ditentukan
2.Ronde
keperawatan
sudah terjadwal sebagai
kegiatan
diruangan
tetapi
pelaksanaanya
belum optimal
3.Kasus yang kompleks
biasanya
diarahkan
untuk dirujuk tipe A
4.Tidak
adanya
pendokumentasikan
ronde
yang
sudah

Ronde
keperawatan
terlaksana
dengan optimal
dan teratur

1.membuat kriteria pelaksanaan


ronde keperawatan
2.mengadakan ronde keperawatan

71

Perawat melaksanakan dan 9


maret Moh. Jufri Arifin
mengisi semua data yang 2015
ada di RM pasien

Perawat melaksanakan dan


mengisi semua data yang
ada di resum asuhan
keperawatan pasien
9 MARET Nur akmala.A
Terlaksananya
ronde 2015
keperawatan dalam 2
minggu kedepan

dilakukan

f.supervisi
1.
Supervisi belum Mengoptimalkan
terjadwal
secara supervisi
tertulis
2.
Belum ada alur
supervisi
pada
ruangan

9
maret Retno Pashari Akbar
Supervisi terjadwal dalam 2015
1.
Membuat jadwal supervisi waktu satu minggu kedepan
secara tertulis
Alur supervisi ada pada
2.
Membuat alur supervisi ruangan dalam waktu satu
pada ruangan
minggu kedepan beserta
3.
Mensosialisasikan
alur sosialisasinya
supervisi
g. Discharge planning
Sebagai
media Menambahkan media lieflet
Mepermudah
dalam 9
maret Lailis hidayati
1. Terbatasnya leaflet di pembelajaran
discharge planning/ dan HE 2015
ruangan ismail
Sosialisasi
cara
pengisian kepada pasien.
sebagai evaluasi discharge planning dan juklis
Mempermudah
dalam
2. belum maksimalnya
hasil dari HE
pengisian
discharge
pengisian ferifikasi
yang diberikan
planning
dari hasil HE
h.penerimaan
pasien
baru
1. Perawat
tidak
memperkenalkan
pasien
baru
dengan
pasien
yang
ada
diruangan
tersebut
2. PP
tidak
menanyakan

9
maret Fathatul jannah
2015
Perawat
dapat
Perawat
Mengusulkan
pasien
72 sosalisasi memperkenalkan
memperkenalkan
penerimaan pasien baru ke kabit baru dengan pasien yangn
pasien baru dengan dan mengajukan pembuatan SOP. ada diruangan.
pasien sekamar
Mengusulkan
sosalisasi Perawat
mampu
penerimaan pasien baru ke bidang menjelaskan
kembali
keperawatan dan mengajukan tentang kejelasan informasi
SOP penerimaan pasien baru ke

kembali tentang Perawat


bidang keperawatan
kejelasan
menanyakan
informasi
kembali
tentang
kejelasan informasi
4.

M4 (PENDANAAN)
Pembiayaan administrasi
pasien umum berkurang
dikarenakan
adanya
BPJS .

Terwujudnya
kesejahteraan
perawat
dan
keluarga
pasien
dalam
pelayanan
kesehatan di rumah
sakit siti khadijah

Kepala ruangan mengusulkan Sistem administrasi dapat di 9 MARET Iswan


untuk membentuk alur data ketahui oleh pasien dan 2015
Kosasih.S.Kep
administrasi yang teratur dan keluarga pasien
tersistem.

5.

M5
(MARKETING
PEMASARAN)
Terdapat pasien yang
menyatakan
20
%
menyatakan kurang puas
terhadap
pelayanan
perawat

Terciptanya
Memberikan pelayanan secara
kepuasan
mutu professional pada pasien dengan
pelayanan
secara meningkatkan
komunikasi
optimal
terapeutik (SOP)

Terciptanya kepuasan mutu 9


Maret Moh. Ibrahim,
pelayanan kesehatan yang 2015
optimal dengan komunikasi
terapeutik (SOP)

BAB 373
PERENCANAAN
3.1

Pengorganisasian.
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan professional dalam menentukan kebijakan kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua

: Iswan kosasi , S.Kep

74

Wakil ketua

: Retno Pashari Akbar, S.Kep

Sekretaris

: Lailis hidayati, S.Kep

Bendahara

: Fathatul jannah, S.Kep

Penanggung Jawab MAKP

: Ahmad Afandi, S.Kep

Penanggung Jawab SO

: Ali Sadikin, S.Kep

Penanggung Jawab PPB

: Fathatul Jannah, S.Kep

Penanggung Jawab TT

: Ahmad Afifuddin, S.Kep

Penanggung Jawab RK

: Nur Akmala Assyahara, S.Kep

Penanggung Jawab Spv

: Retno Pashari Akbar, S.Kep

Penanggung Jawab DP

: Lailis Hidayati, S.Kep

Penanggung Jawab Doc

: Moh. Jufri Arifin, S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) di ruangan.

75

3.2
3.2.1

Strategi Kegiatan
Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)
Setelah dilakukan analisa dengan metode SWOT maka kelompok praktek klinik managemen keperawatan di ruang ismail menerapkan

Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) Primay Nursing.


Model keperawatan primary nursing merupakan salah satu model praktik keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab
penuh terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,melakukan
dan koordinasi asuhan keperawatan selama klien dirawat. Konsep dasar model ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berikut system pemberian asuhan keperawatan primary nursing.
Tim Medis

PP 1

Kepala Ruangan

PP 1

PA 1

PA 1

PA 2

PA 2

PASIEN

KET :

PASIEN

Sarana Rumah Sakit

: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Diagram 3.1 Sistem Pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Nursing.
Dalam Penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan Rumah Sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien
76 merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga
merasaan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan
komprehensif.
Kelemahan
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan criteria
asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
b. Ada otonomi.
c. Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawat primer :
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara konprehensif.

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Membuat tujuan dan rencana keperawatan.


Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
Menerima dan menyesuaikan rencana.
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social dimasyarakat.
Membuat jadwal perjalan kinis.
Mengadakan kunjungan rumah.

Peran kepala ruang dengan metode primer :


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.


Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
Evaluasi kerja.
Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf.
Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.
77
Ketenangaan metode primer :
a.
b.
c.
d.
3.2.1

Setiap perawat primer adalah perawat bedside atau selalu berada dekat dengan pasien.
Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer.
Penugasan ditentukan oleh kepala ruangan.
Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional sebagai perawat asisten.
Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a. Penanggung jawab : Ahmad Afandi, S.Kep
b. Tujuan : diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa S1 Keperawatan, Ruang paviliun Ismail
mampu menerapkan MAKP primary secara baik.
c. Waktu : pelaksanaan aplikasi MAKP tahap II IV mulai tanggal 9 29 Maret 2015
d. Pelaksanaan evaluasi tanggal 30 Maret 04 April 2015
e. Rencana strategis
:
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang dilaksanakan, yaitu model Primary Nursing.

2) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan desiminasi awal.


3) Sosialisasi hasil desiminasi.
4) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
5) Melakukan pembagian peran perawat.
6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawap perawat.
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
8) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.
f. Criteria Evaluasi :
1. Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab MAKP.
b) Mendiskusikan bentuk penerepan MAKP yaitu primary nursing.
c) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
d) Melakukan pembagian peran perawat.
e) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2. Proses :
Menerapkan MAKP:
78 - 14 Maret 2015
a) Tahap uji coba MAKP pada tanggal 09
b) Tahap Aplikasi MAKP tahap I-III pada tanggal 15 maret 4 April 2015
3. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai dengan job discription.
3.2.2

Timbang Terima
Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan laporan yang berkenaan dengan keadaan klien.
1. Metode Pelaporan
a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa
laporan timbang terima.
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama
pada klien-klien yang memiliki masalah khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut.

2. Mekanisme Timbang Terima


KLIEN
79
DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN
TINDAKAN
TELAH DILAKUKAN

BELUM DILAKUKAN

DILAKUKAN

DILAKUKAN
PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN

Diagram 3.2 Mekanisme Timbang Terima

3. Prosedur pelaksanaan
1) Kedua kelompok dinas siap.
MASALAH TERATASI SELURUHNYA, SEBAGIAN, BELUM TERATASI DAN TERDAPAT MASALAH BARU

2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.


3) Kepala ruangan membuka acara timbang terima.
4) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan
serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan.
5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat mengklarifikasi, melakukan Tanya jawab, dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terima dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
6) Hal-hal yang sifatnya khusus di serah terimakan kepada perawat berikutnya.
7) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
a. Identitas klien dan diagnosis medis.
b. Data (keluhan obyektif dan subyektif).
c. Masalah keperawatan yang masih muncul.
d. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan.
e. Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilakukan.
f. Intervensi kalaboratif.
g. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terima atau terhadap80
hal-hal yang kurang jelas.
h. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
i. Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3 menit, kecualai dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang
rumit.
4. Penerapan timbang terima
1) Penanggung jawab : Ali sadikin , S.Kep
2) Tujuan
: Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang ismail mampu melaksanakan timbang
terima dengan baik.
3) Waktu
: pelaksanaan aplikasi timbang terima dimulai tanggal 9 23 Maret 2015
4) Rencana strategi
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis pengisiannya.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan untuk timbang terima.
d. Menentukan jadwal pelaksanaan timbang terima.
e. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.

f. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf keperawatan.
g. Dilaksanakan pada setiap pergantian sift.
h. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab sift.
i. Diikuti perawat.
5) kriteria evaluasi :
1. Sruktur :
a. Menetukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun teknik timbang terima bersama sama dengan staf keperawatan.
c. Menentukan timbang terima.
d. Status klien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus.
2. Proses :
a. Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan Staf keperawatan pada pergantian shift.
b. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung jawab shift.
c. Timbang terima diikuti oleh perawat,mahasisswa yang berdinas atau akan berdinas.
d. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama 15 menit dan 3 menit di setiap klien dengan keadaan istimewa.
3. Hasil :
a. Perawat mampu melamporkan timbang terima yang berisi (identitas diagnose medis,masalah keperawatan,intervensi yang sudah dan
81
belum dilaksanakan,intervensi kolaboratif,rencana).
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
3.2.3

Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatau kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien,
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukanoleh perawat primer, kepala ruangan, perawat
associate serta melibatkan seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan penyakit kronis.

b. Klien dengan komplikasi.


c. Klien dengan penyakit akut.
d. Kasus langka
e. Kasus dengan perawatan yang sulit dan lama.
2. Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP, dan konselur melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
3. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
Penetapan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan
ronde.
Pemberian informed consent kepala klien / keluarga.
82
b. Pelaksanaan ronde
Penjelasaan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasaan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana

tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.

c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapakan tindakan yang dilakukan.

4. Alur Ronde Keperawatan


Gambar :
PP

TAHAP PRA RONDE

83
PROPOSAL

PENETAPAN
PASIEN
PERSIAPAN
PASIEN
:

INFORM CONSENT

HASIL
PENGKAJIAN
/INTERVENSI DATA
TAHAP
PELAKSANAAN DI
NURSE STATION

PENYAJIAN MASALAH

TAHAP RONDE PADA


BED PASIEN

APA
YANG
MENJADI
MASALAH
CROSS
CEK DATA
YANG ADA
VALIDASI
DATA
APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
BAGAIMANA PENDEKATAN

TAHAP PASCA
APLIKASI HASIL
MASALAH TERATASI

DISKUSI
KARU& ,DISKUSI
PP, PERAWAT
ANALISA
KONSELOR
ANALISA
DATA
DI NURSE STATION

Diagram 3.3 Alur Rond


5. Penerapan Ronde Keperawatan
1) Penanggung jawab
: ahmad afandi, S.Kep
2) Tujuan
: Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan Ruang paviliun ismail mampu
melaksanakan ronde keperawatan dengan baik.
3) Waktu
: Pelaksanaan aplikasi ronde keperawatan tanggal 9-23 Maret 2015
Pelaksanaan Evaluasi minggu ke-4 tanggal 23 29 Maret 2015 Rencana Strategi :
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b. Menentuka klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
c. Menyusun proposal kegeiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
84 ronde keperawatan.
f. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan
g. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala keruangan dan staf keperawatan.
4) Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf keperawatan.
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang
telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah klien.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah klien tersebut.
c. Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien.

3.2.4

Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.


Sentralisasi Obat
Pengendalian sentralisasi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/ alur yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik material maupun nonmaterial dapat
eliminasi. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolahan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk
tanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Teknik pengelolaan obat kontrol seluruh penuh sentralisasi adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada

klien diserahkan sepenuhnya oleh perawat.


1. Pengeluaraan dan pembagian obat sepenuhnya
dilakukan perawat.
85
a. penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruang secara operasional dapat didelegasikan pada staff yang ditunjuk (PP).
b. keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
2. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh perawat diserahkan kepada pasien/keluarga dengan menandatangani lembar serah
terima obat yang ada pada lembar kontrol obat.
b. Perawat menuliskan nama klien nama klien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta dosis obat dalam lembar serah terima obat
dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
c. Klien/keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan obat pada lembar serah terima obat yang ada di sisi klien (sisi
bed klien).
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kontak obat.
3. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format pemberiaan obat oral/injeksi.
b. Obat obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang telah tercantum
format pemberian obat oral dan injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskaan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping kemudiaan memberi
kode dan tanda tangan setelah melakukan pemberian obat.

d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam
format pemberian obat oral/injeksi.
4. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan baru atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku disentralisasi obat dan lembar control obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap dicatat pada buku sentralisasi obat dan lembar
control obat.
86
5. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute pemberiaan yang cukup sulit, memilki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberiaan obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian. Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada klien atau keluarga.
6. Alur pelaksanaan sentralisasi obat
Diagram
DOKTER
PERAWAT
DEPO FARMASI ATAU APOTIK
PERAWAT
ACC KELUARGA ATAU KLIEN
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT ( obat di ruang perawat )

7. Penerapan Sentralisasi Obat


a. Penanggung jawab
: Ali Sadikin, S.Kep
b. Tujuan
: Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatn, diharapkan mahasiswa mahasiswa profesi S1
Keperawatan dan diruang ismail mampu menerapkan sentralisasi obat yang benar.
c. Waktu
: Pelaksanaan aplikasi87sentralisasi obat pada tanggal 9-29 Maret 2015
d. Rencana strategi
:
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyusun proposal sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
e. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyiapkan sentralisasi obat.
Proses :
Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama sama dengan perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Hasil :
Klien menerima sistem sentralisasi obat.
Perawat mampu mengelola obat klien.
Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat meningkat.
Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum maupun secara moral.
Pengelolaan obat efektif dan efisien.

3.2.5

Supervisi keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manajer berupa proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan88tugas- tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi : Langkah-langkah supervisi, Prinsip

supervisi, peran dan fungsi supervisi, Tugas supervisi dan Teknik supervisi.
1. Langkah langkah supervisi :
a. Pra supervisi
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
Supervisor menetapkan tujuan supervisi.
b. Supervisi
Supervisor ikut dalam pendokumentasikan kegiatan pelayanan bersama sama PPdan PA.
Supervisuor meneliti dokumentasi stasus klien.
Supervisor mendapatkan hal hal yang perlu dilakukan pembinaan.
Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan PA.
2. Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen, kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
c.
d.
e.
f.

kepemimpinan.
Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart.
Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksanaan.
Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi.

g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien,
perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan
keperawatan, manajemen sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.
89
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi
: mendukung pelayanan keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
a. Tugas supervisor
Mempertahankan standart praktek keperawatan.
Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
Mengembangngkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Memantapkan kemampuan perawat.
Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
b. Teknik Supervisi
Secara langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward
dan perbaikan.
Prosesnya :
Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi supervisor.
Selama proses, supervisor memberi dukungan. reinforcement dan petunjuk.
Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang

telah sesuai dan memperbaiki kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
Secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak terlibatkan atau melihat langsung apa yang
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

90

Alur Supervisi
Kepala Bidang Keperawatan

Kepala Seksi Perawatan


Supervisi

Menetapkan kegiatan dan tujuan


serta instrument/alat ukur

Kepala Perawat IRNA


Supervisi

Menilai kinerja perawat


Kepala Ruangan

PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian (Fair)
Feed back
Follow up, Pemecahan masalah
dan Reward
KET :
: Garis Komando

PP 1

PP 2

PA

PA

Delegasi

: Garis Koordinasi
Kinerja Perawat dan Kualitas Pelayanan Meningkat
4. Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab

: M.jufri arifin, S.Kep

b. Tujuan

: Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan, diharapkan Ruang Ismail mampu menerapkan

supervisi keperawatn dengan baik.


c. Waktu
: Pelaksanaan aplikasi supervisi tanggal 9-23 Maret 2015.
d. Rencana strategi:
Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
Merevisi konsep supervisi keperawatan.
Menentukan materi supervisi91keperawatan
Merevisi format supervisi
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama sama perawat ruangan.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
e. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
Menyusun konsep supervisi keperawatan.
Menetukan materi supervisi.
Proses :
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan supervisor.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
Hasil :
Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
Supervisior memberikan reward/ feed back pada PP dan PA.
3.2.6

Discharge Planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi untuk menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi klien
yang akan pulang dan asuhan keperawatan saat klien di rumah.
1. Langkah langkah dalam perencanaan pulang
a. Pra discharge planning

1) Perawat primer mengindentifikasikan klien yang direncanakan untuk pulang


2) Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan klien yang akan pulang.
3) Perawat primer membuat perencanaan klien pulang
4) Melakukan kntrak waktu dengan klien dan keluarga.
2. Tahap Pelaksanaan Discharge Planning :
1) Menyiapkan klien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
2) Perawat primer dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan fisik sesuai kondisi klien.
3) Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan klien dan keluarga untuk perawatan di rumah tentang : aturan
diet, obat yang harus diminum dirumah, aktivitas dan kegiatan, yang harus dibawa pulang, rencana control, yang perlu dibawa
92 pesan khusus.
saat control, prosedur kntrol, jadwal
4) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan
yang telah diajarkan.
5) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
2) Karu memberikan reinforcement atau reward kepada klien dan keluarga jiaka dapat melakukan dengan benar apa yang sudah
dilaksanakan.
3) Follow up

93

4. Alur Discharge Planning


Dokter dan Tim Kesehatan

PP d

Keadaan Klien :

Klinis dan pemeriksaan penunjang la


Tingkat ketergantungan klien

Perencanaan Pulang
Penyelesaian Administrasi Program HE :
Diet
Obat
Diagram 3.6 Alur Dischage Planning
5. Penerapan Discharge Planning
1) Penanggung jawab

: Lailis Hidayati, S.Kep

Aktivitas dan kegiatan


Yang perlu dibawa pulang
Rencana control

Jadwal pesan khusus


Monitoring (sebagai program service safe
Keluarga dan Petugas

2) Tujuan

: Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan semua perawat di Ruang paviliun Ismail dan

mahasiswa S1 Keperawatan rnampu melaksanakan discharge planning dengan benar.


3) waktu
: Pelaksanaan Discharge Planning mulai tanggal 9-29 Maret 2015.
Pelaksanaan evaluasi Minggu ke V tanggal 30 Maret 04 April 2015.
4) Rencana Strategi :
1. Menentukan penanggurg jawab discharge planning.
2. Menentukan materi discharge planning.
3. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek discharge planning.
4. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning
5. Melaksanakan discharge planning.
5) Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur.
94
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2. Evaluasi proses
a) Discharge Planning dilaksanakan pada semua klien pulang.
b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebututran klien.
3. Evaluasi hasil
1) Terdokumentasinya pelaksanaan klien pulang.
2) Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang : Aturan diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang
harus dibawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
3.2.7 Penerimaan Pasien Baru
a) Penanggung Jawab : Fathatul Jannah, S. Kep
b) Tujuan
: Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan semua perawat di Ruang paviliun Ismail mampu
menerapkan system penerimaan pasien baru dengan baik dan benar.
c) Waktu : pelaksanaan aplikasi dokumentasi mulai minggu II IV pada tanggal 9-29 Maret 2015.
d) Pelaksanaan evaluasi minggu V pada tanggal 30 Maret - 04 April 2015
e) Protap Penerimaan Klien Baru
:

1) Tahap pra penerimaan klien baru


a. Menyiapkan fungsi administrasi
b. Menyiapkan fungsi kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan peralatan khusus
d. Menyiapkan format penerimaan klien baru
2) Tahap pelaksanaan penerimaan klien baru
a. Klien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur kl;ien dan mengantar ke tempat yang telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan klien ke tempat tidur (apabila klien datang dengan branchard/ kursi roda) dan
berikan posisi yang nyaman.

95
e. Perkenalkan klien baru dengan klien baru yang sekamar.
f. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format.
g. Barang-barang untuk klien diinventaris, yang diletakkan dialmari klien yang tidak diperlukan klien dibawa pulang oleh
keluarganya.
h. Setelah klien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a) Letak kamar perawat, dokler, kamar mandi/WC dan dapur.
b) Jarn berkunjung :
Senin Sabtu

: Pukul 16.00,-17.30 WIB

Minggu dan Hari libur

: Pagi: Pukul 10.00 - 12.00 WIB

Sore

: Pukul 16.00 - 17.30 WIB

c) Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga yang terdekat dan masing-masing klien hanya boleh satu
penunggu.
d) Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
1) Sentralisasi obat
2) Tata cara pembayaran jasa RS
3) Dokter, nama kepala ruangan, perawat penangggung jawab klien dan tenaga non keperawatan yang akan berhubungan
dengan klien.
4) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat tidur,lampu, kipas angin, AC)
e) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan.
f) Apabila klien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani informed concent.
g) Perawat mempersilahkan anggota keluarga yang lain untuk keluar.
3.2.8 Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi
mencakup aspek komunikasi, proses keperawatan, standar keperawatan.
1. Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
96
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi
secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan
sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahanperawat unruk menyelesaikan masalatr klien serta untuk
mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk rnengetahui adanya masalah baru secara
dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar
tenaga kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya
perawatan klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran
bagi siswa atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk
pengembangan ilmu keperawatanan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (potter dan perry, 2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis
kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan
catatan yang benar.
2)
3)
4)
5)

97
Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
Catat hanya faktor akurat, reliable.
Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. coret bagian sisa yang

kosong dan bubuhkan tanda tangan.


6) semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan dianda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada model SOAP. Tehnik pengisian lembar dokumentasi
keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Fada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Fada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan "I" (intervensi), nomor masalah dicatat dan
dibuat oleh PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan tanda "E (evaluasi) dan nomor
masalah, berisi tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap pergantian jaga).
Selain menggunakan model SOAP pada minggu II, digunakan modifikasi model dokumentasi keperawatan untuk klien kamar 3 ( 7
Tempat Tidur). Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift).
Dengan modifikasi ini diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisien yang dilaksanakan pada minggu II-V pada tanggal 9
Maret -4 April 2015.
4. Keuntungan pendokumentasian :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
98

3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.


4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
5. Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawaran yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem. lembar dokumentasi keperawatan dengan system SOAP berisi
tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Evaluasi
j. Kolom tanda tangan
7. Penerapan Dokumentasi keperawatan
1) Penanggung jawab : Moh. Jufri Arifin, S.Kep
2) Tujuan
: Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan semua perawat di Ruang paviliun ismail dan
Mahasiswa S1 Keperawatan mampu menerapkan pendokumentasian keperawatan secara baik dan benar.
3) Waktu
: Pelaksanaan aplikasi dokumentasi mulai minggu II IV pada tanggal 9 maret 29 april2015
Pelaksanaan evaluasi Minggu V pada tanggal 30 Maret - 04 April 2015.
4) Rencana strategi :
a. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
b. Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
c. Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan.
d. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan.
5) Kriteria Evaluasi :
99
a. Struktur

a) Menentukan penanggungiawab kegiatan.


b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, Perencanpan, pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan formatrpendokumetasian keperarvatan.
b. Proses:
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencaruum, pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang pennanen.
c) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang permanen.
e) ssObservasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk pulang ataupun perubahan status klien, respon klien
terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
c. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan benar.

100

Anda mungkin juga menyukai