DISUSUN OLEH:
MIRZA AMARULAH
(11010113140608)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Professor Haji Soedharto, 50275, Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
kehadirat
Tuhan
Yang
Maha
Esa
akhirnya
saya
dapat
lebih
memahami
mengenai
perkembangan,
keterkaitan,
dan
kedudukan hukum adat di Indonesia dan juga agar lebih bermanfaat bagi
para pembaca.
Hukum adat karena sifatnya yang tidak tertulis, majemuk antara lingkungan
masyarakat satu dengan lainnya, maka perlu dikaji perkembangannya.
Pemahaman ini akan diketahui apakah hukum adat masih hidup , apakah
sudah berubah, dan ke arah mana perubahan itu. Serta kedudukan dri
hukum adai itusendiri apakah senantiasa di pakai dan saling terkait dengan
hukum positif yang ada di Indonesia. Maka dari itu dalam makalah ini akan di
bahas secara sederhana agar dapat dipaham secara mudah oleh diri penuis
maupun oleh pebaca makalah ini.
Semoga dengan makalah ini kita semua dapat belajar bersama-sama hukum
adat lebih dalam lagi agar terciptanya masyarakat yang baik dan kedudukan
hukum adat di Indonesia tidak hilang sebagai salah satu sumberhukum yang
ada.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
secara
tertutup
tetapi
lebih
kepada
kepada
kriteria,
agar
meliputi peraturan hidup yang tidak ditetapkan oleh pihak yang berwajib,
tetapi ditaati masyarakat berdasar keyakinan bahwa peraturan tersebut
mempunyai kekuatan hukum. Menurut Van Vollenhoven Hukum Adat adalah
keseluruhan aturan tingkah laku positif dimana di satu pihak mempunyai
sanksi sedangkan di pihak lain tidak dikodifikasi. Sedangkan Surojo
Wignyodipuro memberikan definisi Hukum Adat pada umumnya belum atau
tidak tertulis yaitu kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan
keadilan rakyat yang selalu berkembang meliputi peraturan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa ditaati dan dihormati
karena mempunyai akibat hukum atau sanksi. Dari empat definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa Hukum Adat merupakan sebuah aturan yang tidak
tertulis dan tidak dikodifikasikan, namun tetap ditaati dalam masyarakat
karena mempunyai suatu sanksi tertentu bila tidak ditaati. Dari pengertian
Hukum Adat yang diungkapkan diatas, bentuk Hukum Adat sebagian besar
adalah tidak tertulis. Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku sebuah
asas yaitu asas legalitas. Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum
selain yang dituliskan di dalam hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian
hukum. Namun di suatu sisi bila hakim tidak dapat menemukan hukumnya
dalam hukum tertulis, seorang hakim harus dapat menemukan hukumnya
dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Diakui atau tidak, namun
Hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem Hukum Nasional di
Indonesia. Karna hukum adat menjadi dasar dan system hukum tertua di
Indonesia yang berlaku dari segi isi hukum adat sendiri diangkat dari nilai
nilai dan norma norma kehidupan masyarakat Indonesia sendiri.
BAB 2
PEMBAHASAN
Hukum adat adalah hukum hasil penggalian dan pengembangan
kebiasaan yang menjadi nilai dan norma yang di berlakukan pada
masyarakat adat.
2.1.KEDUDUKAN
HUKUM
ADAT
DALAM
HUKUM
POSITIF
DI
INDONESIA
Hukum adat dalam kedudukannya di Indonesia terbagi bagi. Banyak orang
beranggapan bahwa hukum adat yang ada di Indonesia merupakan hukum
perdata asli dari Indonesia tetapi tidak hanya dari segi perdata saja dari segi
pidana dan aspek hukum yang lain pun ada hukum adat di dalamnya.
Hukum
adat
merupakan
salah
satu
sumber
yang
penting
untuk
Unifikasi
pembuatan
peraturan
perundangan
dengan
tidak
dalam
norma-norma
masyarakat
masa
kini
dan
hukum
mendatang
yang
dalam
memenuhi
rangka
kebutuhan
membangun
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UndangUndang Dasar.
Penggunaan
lembaga-lembaga
hukum
adat
yang
dimodernisir
dan
disesuaikan dengan kebutuhan zaman tanpa menghilangkan ciri dan sifatsifat kepribadian Indonesianya.
Memasukkan konsep-konsep dan azas-azas hukum adat ke dalam lembagalembaga hukum dari hukum asing yang dipergunakan untuk memperkaya
dan memperkembangkan Hukum Nasional, agar tidak bertentangan dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3.
4.
Hubunga antara hukum adat dan hukum positif dapat kita lihat dalam
konstitusi UUD NKRI 1945. Konstitusi kita sebelum amandemen tidak secara
tegas menunjukkan kepada kita pengakuan dan pemakaian istilah hukum
adat. Namun bila ditelaah, maka dapat disimpulkan ada sesungguhnya
rumusan-rumusan yang ada di dalamnya mengandung nilai luhur dan jiwa
hukum adat. Pembukaan UUD 1945, yang memuat pandangan hidup
Pancasila, hal ini mencerminkan kepribadian bangsa, yang hidup dalam nilainilai, pola pikir dan hukum adat. Pasal 29 ayat (1) Negara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, Pasal 33 ayat (1) Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
Namun
setelah
amandemen
konstitusi,
hukum
adat
diakui
memberikan
tafsiran
terhadap
ketentuan
tersebut
Jimly
2.
Pengakuan dan penghormatan itu diberikan tanpa mengabaikan ukuranukuran kelayakan bagi kemanusiaan sesuai dengan tingkat perkembangan
keberadaan bangsa. Misalnya tradisi-tradisi tertentu yang memang tidak
2.
3.
4.
5.
1)
Syarat Realitas, yaitu hukum adat masih hidup dan sesuai perkembangan
masyarakat;
2)
Pada awalnya hukum asli masyarakat yang dikenal dengan hukum adat
dibiarkan sebagaimana adanya, namun kehadiran era VOC dapat dicatat
perkembangan sebagai berikut:
1. Sikapnya tidak selalu tetap (tergantungan
kepentingan VOC), karena tidak
berkepentingan dengan pengadilan asli;
2. VOC tidak mau dibebani oleh persoalan
administrasi yang tidak perlu berkenaan
dengan pengadilan asli;
3. Terhadap lembaga-lembaga asli, VOC
tergantung pada kebutuhan (opportuniteits
politiek);
4. VOC hanya mencampuri urusan perkara pidana
guna menegakkan ketertiban umum dalam
masyarakat;
5. Terhadap Hukum perdata diserahkan , dan
membiarkan hukum adat tetap berlaku.
Pada masa Dandeles, hukum pidana adat diubah dengan pola Eropa, bila :
1. Perbuatan pidana yang dilakukan berakibat mengganggu kepentingan
umum;
2. Perbuatan pidana bila dituntut berdasarkan atas hukum pidana adat
dapat mengakibatkan si pelaku bebas;
Perkembangan hukum adat pada masa daendels bernasib sama dengan
masa-masa sebelumnya yakni disubordinasikan hukum Eropa. Terkecuali
untuk hukum sipil. Termasuk hukum perdata dan hukum dagang, Daendel
BAB 3
PENUTUP
1.3. KESIMPULAN
.Hukum adat merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam
hidup dalam masyarakat. Artinya hakim juga ha rus mengerti perihal Hukum
Adat. Hukum Adat dapat dikatakan sebagai hukum perdata-nya masyarakat
Indonesia. Hukum adat diartikan Hukum Indonesia asli, yang tidak tertulis
dalam bentuk perundang-undangan Republik Indonesia yang disana-sini
mengandung unsur agama.Hukum adat merupakan salah satu sumber yang
penting untuk memperoleh bahan-bahan bagi Pembangunan Hukum
Nasional, yang menuju Kepada Unifikasi pembuatan peraturan perundangan
dengan tidak mengabaikan timbul/tumbuhnya dan berkembangnya hukum
kebiasaan dan pengadilan dalam pembinaan hukum. Karna hubungan dari
hukum adat dan hukum positif di Indonesia sangan erat hubungannya saling
melengkapi dan hukum adat sendiri sebagai sumber hukum yang tidak tertulis ini
sebagai dasar pembuatan beberapa hukum positif di Indonesia. Kejelasan dari
hukum adat sendiri di tegaskan di dalam UUD NKRI 1945 dalam pasal 18 D.
DAFTAR PUSTAKA
I Gede A.B.Wiranata: Hukum Adat Indonesia, Perkembangan dari Masa Ke Masa,
Citra Aditya Bakti, 2005
http://juniafarma.blogspot.com/2012/02/hukum-adat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_adat
http://farisyunianto.blogspot.com/2012/05/kedudukan-hukum-adat-dalamhukum.html