Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah Pemuda dan Sosialisasi
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar. Selain itu, kita diharapkan lebih memahami materi
tentang pengertian pemuda dan sosialisasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna, baik secara materi maupun penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati dan tangan terbuka, kami meenerima saran untuk
penyempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberikan
manfaat bagi pembaca maupun bagi kamisendiri sebagai penyusun.

Jakarta, oktober 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pemuda adalah sosok individu produktif dan mempunyai karakter yang


khas seperti revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dan
sebagainya. Namun, pemuda juga memiliki kelemahan yang mecolok yaitu
kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda
yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa
perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu
sendiri.
Masalah-masalah pemuda yang dialami ini adalah bentuk
pendewasaan seseorang serta penyesuaian diri suatu individu terhadap
lingkungan sosial yang dihadapinya. Pemuda akan mengalami proses sosial
yang dimulai dari lingkungan keluarga berlanjut ke lingkungan sekolah atau
pelajar hingga pemuda nantinya akan menjalani kehidupan bermasyarakat.
Proses sosial tersebut disebut juga dengan sosialisasi, proses sosialisasi itu
berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga
mencapai titik kulminasi.
1.2

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengertian pemuda dan pengertian sosialisasi dan internalisasi
pemuda serta peranan sosial pemuda itu sendiri.
1.3

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan


masalah dalam makalah ini seperti:
1. Bagaimana pengertian pemuda
2. Bagaimana pengertian sosialisasi

3. Bagaimana gambaran sosialisasi pemuda


4. Bagaimana peranan sosial pemuda di masyarakat
1.4

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan


metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam
penyusunan makalah ini.

BAB II
ISI
2.1 Teori Dari Berbagai Sumber
1.Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya
sebagai the time of life between childhood and maturity; early maturity; the
state of being young or immature or inexperienced; the freshness and
vitality characteristic of a young person.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 24 tahun
sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan
usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut
menerapkan bahwa after age 24, youth are no longer eligible for adolescent
social services
2. Sejarawan Taufik Abdullah (1995) memandang pemuda atau generasi
muda adalah konsep-konsep yang sering mewujud pada nilai-nilai heroisnasionalisme.
2.2 Studi Kasus
SOSIAL MEDIA SEBAGAI ALAT PERJUANGAN PEMUDA
28 October 2011 | 19:20
pula Indonesia berhasil keluar dari cengekraman pemimpin otoriter di tahun
1966 dan 1998.

Melihat track record pemuda Indonesia yang gilang gemilang, sudah menjadi
kewajiban kita untuk meneruskannya. Pemuda Indonesia adalah motor
penggerak yang hakiki. Pemuda berjuang mengawal pemerintahan yang
bersih, membela keadilan yang semakin jarang ditemukan di negeri ini.
Pemuda mengawal perubahan lewat caranya sendiri. Pemuda di tahun 1928
menunjukkan eksistensinya dengan berorganisasi, sementara pemuda di
tahun 1966 dan 1998 menuntut perubahan lewat konsolidasi massa yang
turun ke jalan. Kini dengan semakin majunya zaman, jalan yang dipilih
sebagai sarana berjuang juga semakin banyak.
Salah satu media perjuangan pemuda kontemporer adalah lewat sosial
media. Dunia maya yang awalnya hanya sebagai alat pencari informasi
maupun kesenangan ternyata juga dapat digunakan sebagai alat
pergerakan. Reformasi di Tunisia bisa menjadi contoh. Tidak akan pernah
terbayangkan sebelumnya bahwa perubahan rezim di salah satu negara di
Afrika Utara tersebut salah satunya diawali lewat dunia maya. Akibat sistem
ekonomi yang tidak menguntungkan rakyat, para pemuda membangun
jejaring untuk melakukan perubahan lewat sosial media seperti facebook,
twitter maupun blog. Walaupun pemerintah kemudian melarang penggunaan
media-media tersebut, bahkan menangkapi para blogger yang dikenal kritis,
namun perjuangan menuntut perubahan tetap berjalan hingga akhirnya
presiden Zine El Abidine Ben Ali mundur. Tidak kita dapat mengambil contoh
positif dari penggunaan sosial media. Karena peran generasi muda Tunisia
dan pemanfaatan sosial media sebagai sarana perjuangan maka perubahan
yang dikehendaki sebagian besar masyarakat Tunisia dapat terealisasi.
Pemanfaatan sosial media sebagai atal perjuangan pemuda merupakan hal
yang vital. Ketika media konvensional sudah menjadi alat sekelompok elit
untuk menyebarkan agenda kepentingannya atau menjadi alat pengeruk
rupiah bagi para kapitalis, maka sosial media menjadi sarana penyedia
informasi yang independen. Semua orang bisa terlibat di dalamnya karena
sosial media bersifat bias kepemilikan.
Inilah yang harus mampu dimanfaatkan para generasi muda. Apalagi para
pemuda yang memiliki gagasan untuk maju harus bertarung dengan kaum
elit yang memiliki lebih banyak modal untuk menang seperti modal
kekuasaan, modal keuangan, maupun modal kekerasan yang sah. Melalui
dunia maya sisi lain dari dinamika kehidupan di negeri ini bisa menjadi

konsumsi publik. Sosial media menjadi tempat terkuaknya permasalahan


yang luput dari pemberitaan media.
Dunia maya juga menjadi tempat yang tepat untuk memperlihatkan
eksistensi. Pemuda bisa mengungkapkan gagasannya dengan bebas.
Pemuda bisa menuliskan ide-idenya tanpa harus dimuat di media massa
besar karena sudah memiliki media alternatif yang siap menampung setiap
kata-katanya. Dari sinilah generasi muda diharapkan berperan aktif dalam
perubahan zaman. Kebenaran dan bersikap kritis melalui situs jejaring sosial
maupun blog, kita sebenarnya telah ikut berperan seperti pemuda-pemuda
Indonesia di setiap zaman. Salah satu bentuk kesuksesan dalam perjuangan
melalui pemanfaatan sosial media ada dalam kasus Prita Mulyasari. Prita
yang awalnya hanya curhat di blog pribadinya tentang pelayanan buruk
yang diterima saat dirawat di salah satu rumah sakit justru berakibat pada
ancaman hukuman karena dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit
tersebut.
Salah satu bentuk kesuksesan dalam perjuangan melalui pemanfaatan sosial
media ada dalam kasus Prita Mulyasari. Prita yang awalnya hanya curhat di
blog pribadinya tentang pelayanan buruk yang diterima saat dirawat di salah
satu rumah sakit justru berakibat pada ancaman hukuman karena dianggap
mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut.
Vonis yang mengancam Prita akibat curhatannya dianggap oleh sebagian
besar masyarakat sebagai hukuman yang mengada-ada. Kasus yang
menimpa Prita seperti menjadi bukti buruknya sistem penegakan hukum di
negeri ini. Para aparat penegak hukum bukannya membela yang benar justru
membela yang berkuasa. Apalagi dalam perkembangannya muncul desas
desus bahwa para penegak hukum mendapat layanan khusus dari rumah
sakit yang menggugat Prita untuk memenangkan kasusnya. Dimaksudkan
untuk menggalang uang dari masyarakat. Koin Untuk Prita menjadi media
masyarakat dalam memberikan dukungan moral sekaligus simbol
perlawanan terhadap para pemilik kewenangan di negeri ini yang bertindak
semena-mena.
Selain kasus Prita, kasus kriminalisasi yang menimpa Bibit-Candra, dua
pimpinan KPK juga dapat dikategorikan sebagai keberhasilan sosial media
sebagai sarana perjuangan. Lagi-lagi, berkat pembentukan akun facebook
Gerakan Tolak Kriminaisasi KPK dan disertai aksi turun ke jalan mendukung
Bibit-Candra kasus ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat

hingga berakhir dengan dibebaskannya dua pimpinan KPK tersebut lewat


wewenang presiden.
Tentu masih banyak lagi permasalahan ketidakadilan yang terekspos berkat
kehadiran sosial media, baik itu dalam skala besar maupun kecil. Namun
yang perlu diperhatikan, sebagian besar perjuangan tersebut digerakkan
oleh generasi muda. Merekalah yang menjadi motor penggerak perubahan.
Mereka yang telah mendobrak sistem penyelewengan dalam penegakkan
keadilan di negeri ini. Pemuda pula yang rela berjejaring,
mengkonsolidasikan masaa baik itu lewat dunia nyata maupun maya untuk
menyerukan keadilan, meskipun yang mereka bela belum tentu orang yang
dikenalnya patut diperjuangkan.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa perjuangan dan perubahan yang terjadi
di Indonesia tidak dapat terlepas dari andil generasi mudanya. Pemuda di
setiap zaman berjuang membela keadilan lewat jalannya sendiri. Kini dengan
semakin majunya teknologi, maka semakin maju pula cara pemuda
menyuarakan keadilan. Demonstrasi bukan lagi sarana tunggal bagi para
pemuda untuk menuntut perubahan. Sosial media jadi salah satu tempat
pemuda merepresentasikan idenyaa. Melalui sosial media, pemuda dari
seluruh penjuru negeri saling berjejaring, berkomunikasi untuk menghasilkan
gagasan brilian. Semua itu demi terciptanya Indonesia yang adil dan
sejahtera.
Maka benar apa yang dikatakan Bung Karno, Seribu orang tua hanya bisa
bermimpi, maka berikanlah aku lima pemuda agar dapat mengubah dunia.

2.3 Pembahasan
Sosialisasi pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak
dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media
pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar
ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam

sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan


Sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi, pemuda merubah cara berpikir dan kebiasaan
hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia
mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi.
Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu
belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi
dalam kelompok. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar
kebudayaan dalam anggota masyarakat dan hubungan sosial.
Media Sosialisasi antara lain :
1. Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan
saudara-saudaranya.
b.Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan
merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
c.Temanbermain(kelompok bermain)
Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam
pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
d. Media Massa
Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun
media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media
massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Peranan Media Massa
masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa.
dimana ditandai beberapa ciri:
* keinginan memenuhi dan menyatakaan identitas diri.
* melepas diri dari ketergantungan orang tua
* memperoleh akseptabilitas di tengan sesama remaja.
Dengan ciri-ciri ini, remaja cenderung melahap begitu saja arus informasi
yang sesuai dengan keinginan mereka.

upaya penangkalan:
* Pentingnya membekali remaja dengan keterampilan yang mencakup
kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluais
informasi.
* Selain itu, diperlukan melakukan intervensi ke dalam lingkungan informasi
mereka secara interpersonal.
* pemecahan lainnya adalah dengan bimbingan orangtua dalam
menngkonsumsi media massa
* sedangkan media massa harus tetap konsisten dengan kode etik dan
tanggung jawab sosial yang di embannya.
e. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan
efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Tujuan Pokok Sosialisasi :
o Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan
bagi kehidupan kelak di masyarakat.
o Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengenbangkankan kemampuannya.
o Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diri yang tepat.
o Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan
kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama
dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat
tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah,
ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan
warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi
dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi
bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan
malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak
diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.

Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak jamur di musim hujan arena
billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah
tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara
percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi
dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan,
berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja,
pemuda dan mahasiswa berperan sebagai penikmat bukan yang
berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan
NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang
memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika
Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam
berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam
suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Untuk mengembangkan ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi
Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carnegie Mellon
(CMU), telah membuat proyek bersama berjangka waktu lima tahunan,
melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota fakultas dalam programprogram belajar dan membaharu dalam wadah Nasional Science Foundation
(NSF), di masing-masing pusat inovasi universitas-universitas tersebut. Hasil
yang dicapai proyek itu : Lebih dari dua lusin produk, proses atau pelayanan
baru telah dipasarkan dan menciptakan hampir 800 pekerjaan baru, dan
memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta (Kingsbury. Louise, 1978:59)
[3].
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan pula
di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan.
Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri itu
membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai
negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan potensi
tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan
skill berkualitas tinggi.

BAB III
PENUTUP
1.1

Kesimpulan

Pemuda sesungguhnya bukan sekadar bagian dari lapisan sosial dalam


masyarakat. Mereka memainkan peranan penting dalam perubahan sosial.
Tapi, jauh daripada itu, pemuda merupakan konsepsi yang menerobos
definisi. Hal itu disebabkan keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah,
melainkan lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. Pemuda
harapan bangsa, pemuda pemilik masa depan bangsa, dan sebagainya,
betapa mensyaratkan nilai yang melekat pada kata pemuda. Pernyataan
menarik tersebut, dalam konteks Indonesia sebagai bangsa, menemukan
jejaknya.
Sosok pemuda selalu terkait dengan peran sosial-politik dan kebangsaan. Itu
dapat dipahami mengingat hakikat perubahan sosial-politik yang selalu
tercitrakan pada sosok pemuda. Citra pemuda Indonesia tidak lepas dari
catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.

1.2

Daftar Pustaka

1. http://biebi-habibi.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-pemuda-dansosialisasi.html
2. http://jamalfirdaus.blogspot.com/2010/11/pemuda-dan-sosialisasi.html
3. http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentangpemuda-dan.html
4. http://muda.kompasiana.com/2011/10/28/sosial-media-sebagai-alatperjuangan-pemuda/
5. http://jempoluburubur.blogspot.com/2009/12/pemuda-dansosialisasi.html

Anda mungkin juga menyukai