Disusun oleh:
Natasha Amelia
112011101069
Dokter Pembimbing:
dr. Yuli Hermansyah Sp.PD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Pendahuluan
Thalassemia berasal dari bahasa Yunani thalassa yang berarti laut, yang bagi mereka
identik dengan Laut tengah. Pada mulanya, penyakit ini memang dijumpai disekitar laut
tengah dan dianggap hanya terdapat disana. Kemudian ternyata, bahwa penyakit ini tersebar
luas diberbagai tempat didunia, termasuk Indonesia. (Mohamad Sadikin, 2005). Thalasemia
merupakan penyakit yang diturunkan. Pada penderita thalasemia, hemoglobin mengalami
penghancuran (hemolisis). penghancuran terjadi karena adanya gangguan sintesis rantai
hemoglobin atau rantai globin. Hemoglobin orang dewasa terdiri dari HbA yang merupakan
98% dari seluruh hemoglobinya. HbA2 tidak lebih dari 2% dan HbF 3%. Pada bayi baru lahir
HbF merupakan bagian terbesar dari hemoglobin (95%).(Said Alfin Khalilullah, 2010)
Pada penderita thalasemia kelainan genetik terdapat pada pembentukan rantai globin yang
salah sehingga eritrosit lebih cepat lisis. Akibatnya penderita harus men jalani tranfusi darah
seumur hidup. Selain transfusi darah rutin, juga dibutuhkan agent pengikat besi (Iron
Chelating Agent) yang harganya cukup mahal untuk membuang kelebihan besi dalam tubuh.
Jika tindakan ini tidak dilakukan maka besi akan menumpuk pada berbagai jaringan dan
organ vital seperti jantung, otak, hati dan ginjal yang merupakan komplikasi kematian dini.
(Said Alfin Khalilullah, 2010). Seperti telah diketahui, molekul hemoglobin merupakan
heterotramer, artinya suatu tetramer yang tidak seragam, tersusun dari 2 macam protein
globin. Pada penyakit ini, sel yang bakal menjadi SDM tidak mampu mensintesis salah satu
globin tersebut, biasanya globin-. (Mohamad Sadikin, 2005).
Berdasarkan data terakhir dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetik Thalasemia. Dari 250 juta, 80- 90 juta di
antaranya
membawa
genetik
Thalasemia
Beta.
(Said
Alfin
Khalilullah,
2010)
Sementara itu di Indonesia Jumlah penderita Thalasemia hingga tahun 2009 naik menjadi 8,
3 persen dari 3.653 penderita yang tercatat pada tahun 2006. Hampir 90% para penderita
penyakit genetik sintesis Hemoglobin (Hb) ini berasal dari kalangan masyarakat miskin.
Kejadian thalasemia sampai saat ini tidak bisa terkontrol terkait faktor genetic sebagai batu
sandungan dan belum maksimalnya tindakan screening untuk thalasemia khususnya di
Indonesia. (Said Alfin Khalilullah, 2010).
IDENTITAS
Nama
: Ny. R
Umur
: 32 th
Jenis kelamin
: Wanita
Alamat
Suku
: Madura
Agama
: Islam
Tanggal MRS
: 9 Desember 2014
: 10 Desember 2014
No. RM
: 09473
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 9 Desember 2014 saat H1MRS pasien
a. Riwayat Penyakit Sekarang
KU : Badan terasa lemas
Pasien perempuan datang ke IGD RSD dr. Soebandi dengan mengeluh lemas dan
seluruh badan sakit semua sejak dua hariyang lalu.Pasien juga mengeluh nyeri
kepala dan mudah lelah apabila melakukan aktivitas. Tidak didapatkan penurunan
nafsu makan maupun nyeri abdomen. BAK warna kuning, tidak nyeri saat BAK dan
BAB normal, tidak diare. Pasien juga mengeluh nyeri perut yang dirasakannya sejak
kemarin.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Thalasemia sejak 2012 (+), hipertensi (-), Diabetes Melitus (-)
c. Riwayat Pengobatan
Tranfusi darah semenjak 2012 setiap 3-6 bulan sekali.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua (+). Alergi (-).
e. Riwayat Sosio Ekonomi
Rumah pasien berukuran luasnya 250m2, terdiri dari 3 kamar tidur dengan
ukuran 3m2x4m2. Memiliki 6 buah jendela, dinding sebagian tembok dan sebagian
dari bambu, lantai keramik, atap genteng, ventilasi dan pencahayaan baik. Sumber air
minum dari sumur umum tetapi dimasak terlebih dahulu sebelum dibuat minum.
Didalam rumah terdapat kamar mandi dan WC. Alat makan digunakan secara
bergantian satu sama lain dan mencuci dengan air mengalir.
Kesan : Riwayat Sosio Ekonomi dan lingkungan cukup baik
Anamnesis Sistem
a) Sistem serebrospinal
saat duduk.
c) Sistem pernapasan
hidung,
d) Sistem gastrointestinal
f) Sistem integumentum
bintik-bintik merah
g) Sistem muskuloskeletal
h) Sistem neurologis
Keadaan umum
: cukup
Kesadaran
: komposmentis
Vital sign
TD
: 110/60 mmHg
Nadi
: 70 x/mnt
RR
: 26 x/mnt
Suhu Axilla
: 35,5 C
Status Gizi
BB sekarang
: 48 kg
TB sekarang
: 160 cm
IMT
: 18, 75%
Otot
Tulang
Sendi
Kelenjar limfe
Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
Bentuk
Ukuran
Rambut
Dahi
Mata
: simetris
: normosephal
: hitam,lurus, tidak mudah rontok, halus, tipis
: dbn
: konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/- , Reflek cahaya +/+
Diameter pupil 3mm/3mm; isokor, +minim/+minim
Hidung
: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Telinga: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut
: dbn
Lidah
: dbn
2. Leher
Bentuk
Kelenjar limfe
Kesan normal
: simetris
: perbesaran (-)
3. Thorax
Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: redup di ICS VI MCL dektra ICS VII AAL sinistra
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/ Kesan terdapat cardiomegali (-)
4. Pulmo :
ventral
Dorsal
I : simetris,
retraksi -/P : fremitus raba +/+
P : sonor +/+
A: Ves +/+,
Rh -/-, Wh -/-
I: simetris,
retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+
A: Ves +/+,
Rh -/-, Wh -/-
5. Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N (10x/menit)
P: Tympani
P: Soepel, nyeri tekan (-), hepar teraba 3 jari dibawah arkus costae , Lien teraba S2, ren tak
teraba
Kesan terdapat hepatomegali dan splenomegali
6. Extremitas
Akral hangat
+
+
+
+
Edema
HASIL PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hemoglobin
6,4
11,4-15,1 gr/dl
15/37
0-15
Leukosit
6,1
4,3-11,3 x 10
Hitung Jenis
-/-/-/65/32/3
Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
Hematokrit
39,6%
40-47 %
Trombosit
245
150-450 x 10
HEMATOLOGI
: Idiopatik
Klinis
: Thalasemia
PENATALAKSANAAN
Inf PZ 7 tpm
Tranfusi 1 kolf/hari
inj
Ceftriaxon 1x1 gr
p/o
Feriprox 3x1
Asam Folat 3x1
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Extremitas
Kes : komposmentis
TD : 110/60 mmHg
N : 76x/mnt
Akral hangat
RR : 26x/mnt
Tax : 35,1C
Edema
P:redup
Pulmo :
P: sonor +/+
Abdomen:
I : cembung
A: BU(+) N (9x/menit)
P: Tympani
H2MRS
S) mudah mengantuk
O) KU : cukup
Extremitas
Kes : komposmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 64x/mnt
Akral hangat
RR : 21x/mnt
Tax : 36,6C
Edema
P:redup
Pulmo :
P: sonor +/+
Abdomen:
I : cembung
A: BU(+) N (9x/menit)
P: Tympani
Pembahasan
textbook
Kondisi pasien
Anamnesis
Anamnesis
Gejala utama
- Usia 32 tahun
- Anemia
- Splenomegali
Splenomegali
Batu empedu
Trombosis
Kardiomiopati
Hemopoiesis ekstramedular
Ulkus maleolar
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
- Fascies Thalasemia
- Pucat
- Pucat
- Hepatosplenomegali sedang
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Laboratorium
Analisis Hemoglobin
MRI
Penanganan
Inf PZ 7 tpm
Konservatif:
Tranfusi 1 kolf/hari
inj
Ceftriaxon 1x1 gr
10
Pembedahan
p/o
Feriprox 3x1
Asam Folat 3x1
Pembahasan:
Anamnesis pada pasein didapatkan hasil yang mengarah pada gejala-gejala
Thalasemia. Seperti usia tersering diatas 18 tahun dan adanya tanda serta gejala anemia yang
disertai dengan splenomegali dan hepatomegali.Anamnesis gejala pada pasien juga
mengarahkan kediagnosa karena adanya riwayat menderita thalasemia sejak tahun 2012.
Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan gejala-gejala khas yang sesuai dengan
textbook. Seperti pucat, hepatosplenomegali.
Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil anemia.
THALASEMIA
11
Berdasarkan data terakhir dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetic Thalasemia. Dari 250 juta, 80-90 juta di
antaranya membawa genetik Thalasemia Beta. Sementara itu di Indonesia ,Jumlah penderita
Thalasemia hingga tahun 2009 naik menjadi 8, 3 persen dari 3.653 penderita yang tercatat
pada tahun 2006. Hampir 90% para penderita penyakit genetik sintesis Hemoglobin(Hb) ini
berasal dari kalangan masyarakat miskin.Kejadian thalasemia sampai saat ini tidak bisa
terkontrol terkait faktor genetic sebagai batu sandungan dan belum maksimalnya tindakan
screening untuk thalasemia khususnya di Indonesia.Thalasemia pertama kali ditemukan pada
tahun 1925 ketika Dr. Thomas B. Cooley mendeskripsikan 5 anak anak dengan anemia berat,
splenomegali, dan biasanya ditemukan abnormal pada tulang yang disebut kelainan
eritroblastik atau anemia Mediterania karena sirkulasi sel darah merah dan nukleasi.
Pada tahun 1932 Whipple dan Bradford menciptakan istilah thalasemia dari bahasa yunani
yaitu thalassa, yang artinya laut (laut tengah) untuk mende skripsikan ini. Beberapa waktu
kemudian, anemia mikrositik ringan dideskripsikan pada keluarga pasien anemia Cooley, dan
segera menyadari bahwa kelainan ini disebabkan oleh gen abnormal heterozigot. Ketika
homozigot, dihasilkan anemia Cooley yang berat.Thalasemia merupakan penyakit yang
diturunkan. Pada penderita thalasemia, hemoglobin mengalami penghancuran (hemolisis).
penghancuran terjadi karena adanya gangguan sintesis rantai hemoglobin atau rantai globin.
Hemoglobin orang dewasa terdiri dari HbA yang
hemoglobinya. HbA2 tidak lebihdari 2% dan HbF 3%. Pada bayi baru lahir HbF merupakan
bagian terbesar dari hemoglobin (95%). Pada penderita thalasemia kelainan genetik terdapat
pada pembentukan rantai globin yang salah sehingga eritrosit lebih cepat lisis. Akibatnya
penderita harus menjalani tranfusi darah seumur hidup. Selain transfusi darah rutin, juga
dibutuhkan agent pengikat besi (Iron Chelating Agent) yang harganya cukup mahal untuk
membuang kelebihan besi dalam tubuh. Jika tindakan ini tidak dilakukan maka besi akan
menumpuk pada berbagai jaringan dan organ vital seperti jantung, otak, hati dan ginjal yang
merupakan komplikasi kematian dini.
Definisi
12
Thalasemia adalah kelompok dari anemia herediter yang diakibatkan oleh berkurang nya
sintesis salah satu rantai globin yang mengkombinasikan hemoglobin (HbA, 22). Disebut
hemoglobinopathies, tidakterdapat perbedaan kimia dalam hemoglobin. Nolmalnya HbA
memiliki rantai polipeptida dan , dan yang paling penting thalasemia dapat ditetapkan
sebagai -atau thalassemia.
Sintesis hemoglobin
Pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah adalah hemoglobin, suatu
protein yang mempunyai molekul 64.450.Hemoglobin mengikat O2 menempel pada
Fe2+dalam heme, afinitas hemoglobin terhadap O2 dipengaruhi oleh pH, suhu dan
konsentrasi 2,3 difosfogliserat (2,3-DPG) dalam sel darah merah. 2,3-DPG dan
H+berkopetensi dengan O2 untuk berikatan dengan Hb tanpa O2(O2 teroksidasi), sehingga
menurunkan afinitas Hb terhadap O2 dengan menggeser posisi 4rantai polipeptida.
Hemoglobin dibentuk dari hem dan globin. Hem sendiri terdiri dari 4 struktur pirol dengan
atom Fe di tengah nya,sedangkan globin terdiri dari 2 pasang rantai polopeptida.Pembuatan
setiap rantai polipeptida ini di atur oleh beberapa gen (gen r egulator), sedangkan urutannya
dalam rantai tersebut di atur oleh gen struktural.Kalau suatu gen abnormal diturunkan dari
salah satu orang tua memerintahkan pembentukan Hb abnormal yakni, kalau inividu tersebut
heterozigot separuh dari Hb sirkulasi nya abnormal dan separuh nya normal.kalau gen gen
abnormal identik diturunkan dari orang tuanya, individu tersebut homozigot dan semuanya
Hb nya abnormal. Secara teoritis ada kemungkinan diturunkan 2 Hb abnormal yang berbeda,
satu dari ayah dan satu dari ibu. Pada beberapa kasus penelitian tentang pewarisan dan
distribusi geografik Hb abnormal memungkinkan untuk memastikan asal dari gen mutan
tersebut dan perkiraan waktu terjadi mutasi. Secara umum mutasi yang berbahaya cendrung
musnah, tetapi gen mutan yang membawa ciri ciri kelangsungan hidup, akan tetap bertahan
dan menyebar dalam populasi.Sebenarnya terdapat 2 golongan besar gangguan pembentukan
hemoglobin, yaitu :
1.Gangguan structural pembentukan Hb (Hb abnormal)
2.Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) ranti globin missal thalasemia.
Epidemologi
13
Kelainan Hemoglobin pada awalnya endemic di 60% dari 229 negara, berpotensi
mempengaruhi 75% kelahiran. Namun sekarang cukup umum di 71% dari Negara Negara di
antara
89%
kelahiran,menunjukkan
perkiraan
prevalensi
konservatif
oleh
WHO
regional.Setidaknya 5,2% dari populasi dunia (dan lebih dari 7% wanita hamil) membawa
varian yang signifikan.
Diantara 1.1% pasangan suami istri mempunya resiko memiliki anak dengan kelainan
hemoglobin dan 2.7 per 1000 konsepsi terganggu. Pencegahan hanya memberikan pengaruh
yang kecil, pengaruh prevalensi kelahiran dikalkulasikan antara 2.55 per 1000. Sebagian
besar anak anak yang lahir dinegara berpenghasilan tinggi dapat bertahan dengan kelainan
kronik, sementara di Negara Negara yang berpengasilan rendah meninggal sebelum usia 5
tahun. Kelainan hemoglobin memberikan kontribusi setara dengan 3.4% kematian padan
anak usia di bawah 5 tahun diseluruh dunia.Indikator 1. Setiap tahun terdapat lebih dari
332.000 kelahiran atau konsepsi terpengaruh. Antara 275.000 memiliki kelainan sickle-cell
disorder, dan membutuhkan diagnosis dini. Antara 56.000 memiliki mayor thalasemia,
termaksud 30.000 yangmembutujan tranfusi regular untuk bertahan dan 55.000 meninggal
saat lahir karena thalasemia mayor.Indikator 2. Sebagian besar kelahiran, 75% terdapat
pada Negara endemik kelainan hemoglobin dan 13% terjadi karena mereka bermigrasi. Jadi
pada prinsip nya, 88% dari 128 juta wanita yang melahirkan sebaiknya di screening.Indikator
3. Lebih dari 9 juta carir hamil setiap tahun. Resiko bahwa pasangan mereka juga karir
sekitar 0.1-40% (rata rata 14%). Pada prinsipnya,semua membutuhkan informasi dan
melakukan screening pasangan.Indicator 4. Lebih dari 948.000 pasangan baru carir, dan lebih
dari 1.7 juta kehamilan karena pasangan karir. Antara 75% memiliki resiko.
Pada prinsipnya, semua membutuhkan penilaian handal dan konseling genetic.Indicator 5.
Terdapat1.33 juta kehamila beresiko. Pada prinsipnya, semua membutuhkan diagnosis saat
lahir.
Patofisiologi Thalasemia
Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Penyebab primer adalah
berkurangnya sintesis Hb A dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel
eritrosit intrameduler. Penyebab sekunder adalah karena defisiensi asam folat,bertambahnya
volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh
system retikuloendotelial dalam limfa dan hati.
14
Penelitian biomolekular menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai
alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Tejadinya hemosiderosis merupakan hasil
kombinasi antara transfusi berulang,peningkatan absorpsi besi dalam usus karena eritropoesis
yang tidak efektif, anemia kronis serta proses hemolisis.
Normal hemoglobin adalah terdiri dari Hb-A dengan dua polipeptida rantai alpa dan
dua rantai beta.
Pada Beta thalasemia yaitu tidak adanya atau kurangnya rantai Beta dalam molekul
hemoglobin yang mana ada gangguan kemampuan eritrosit membawa oksigen.
Ada suatu kompensator yang meninghkatkan dalam rantai alpa, tetapi rantai Beta
memproduksi secara terus menerus sehingga menghasilkan hemoglobin defektive.
Ketidakseimbangan polipeptida ini memudahkan ketidakstabilan dan disintegrasi. Hal
ini menyebabkan sel darah merah menjadi hemolisis dan menimbulkan anemia dan
atau hemosiderosis.
Kelebihan pada rantai alpa pada thalasemia Beta dan Gama ditemukan pada
thalasemia alpa. Kelebihan rantai polipeptida ini mengalami presipitasi dalam sel
eritrosit. Globin intra-eritrositk yang mengalami presipitasi, yang terjadi sebagai
rantai polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil-badan Heinz,
merusak sampul eritrosit dan menyebabkan hemolisis.
Klasifikasi Thalasemia
Secara molekuler talasemia dibedakan atas thalasemia dan , sedangkan secara klinis
dibedakan atas thalasemia mayor dan minor .Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai
protein rantai globin dan rantai globin. Jika masalah ada pada globin dari hemoglobin,
hal ini disebut talasemia . Jika masalah ada pada globin hal ini disebut talasemia . kedua
bentuk dan mempunyai bentuk dari ringan atau berat. Bentuk berat dari talasemia sering
disebut anemia CooleyS.
15
Talasemia
Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin yang merupakan bagian dari hemoglobin,
Dua dari masing-masing orangtua.Talasemia terjadi dimana satu atau lebih varian gen ini
hilang.
Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan tidak punya tanda
penyakit.
Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut talasemia trait atau talasemia . akan
menderita anemia ringan dan kemungkinan menjadi carrier
Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia sedang sampai anemia
berat atau disebut penyakit hemoglobin H.
Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut talasemia mayor atau hydrops fetalis. Pada
umumnya mati sebelum atau tidak lama sesudah kelahiran.
Jika kedua orang menderita talasemia trait ( carriers) memiliki seorang anak, bayi bisa
mempunyai suatu bentuk talasemia atau bisa sehat.
Talasemia
Melibatkan dua gen didalam membuat globin yang merupakan bagian dari hemoglobin,
masing-masing satu dari setiap orangtua. talasemia terjadi ketika satu atau kedua gen
mengalmi variasi.
Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita anemia ringan.
Kondisi ini disebut thallasemia trait/ talasemia minor,
Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang (talasemia intermedia
atau anemia Cooleys yang ringan) atau anemia yang berat ( talasemia utama, atau anemia
Cooleys).
Anemia Cooleys, atau talasemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun 1993 ditemukan
518 pasien anemia Cooleys di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka mempunyai bentuk
berat dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis .
Jika dua orangtua dengan talasemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah satu dari
tiga hal dapat terjadi: . 6
Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua) dan mempunyai
darah normal ( 25 %).
Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang talasemia trait
( 50 persen). Bayi bisa menerima dua gen talasemia ( satu dari masing-masing orangtua) dan
menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25 persen)
16
Perbedaan Thalasemia
Thalassemia
1
HbF (%)
HbA (%)
HbA2 (%)
HbH (%)
MCV (fL)
MCH (pg)
RBC(x 1012/L)
Retikulosit
2
98-100
1-2
75-85
N
N
N
3
85-95
5-10
65-75
(%)
Hb (g/dL)
15
Apusan darah N
4
70-95
20-40
60-70
17-21
6-6,2
5-10
Thalassemia
Major
0
0
>80
110-120
-
12-13
6-10
Hipokromia hypochromia,
saat lahir
anisopoikilocytosis, RBC: hipokromik, mikrositik,
Minor
98; 60-95; 20-40
0; 5-40; 58-88
2-5
55-70
<22
5-7
ringan
target
Europe 4-12%
berat, berinti
Africa 11-50%
populasi total.
Manifestasi
Klinis
HbH:
Thalassemia mayor
Pucat, Irritable
Pucat, Irritable
Hepatosplenomegali
Hepatosplenomegali
Leg ulcers
Leg ulcers
vertebrae
Abdomen membesar
Abdomen membesar
Jaundice,
Jaundice,
Dasar
Anemia
mikrositik,
kadar
HbH
tinggi,
sel
Diagnosa
Terapi
definitif
cocok)
Terapi medis HbH:
Sama dg HbH
Berikan vaksin
Sama dg HbH
atau
orthodontic
utk
memperbaiki
Komplikasi
Hepatosplenomegaly
Thalassemia minor:
o Komplikasi transfuse
Komplikasi splenektomi
18
Leg ulcers
Gallstones
(infeksi, dsb)
o Cholelithiasis
seperti HbH
eritropoiesis inefektif
Penutupan
epifise
yang
premature
shg
extremitas
memendek
Iron overload
Diabetes mellitus
Gagal jantung
Death
Silent carrier: baik
Pendidikan
Pasien
thalassemia sebaiknya diberikan konseling genetic untuk beritahukan bhw pyktnya herediter,
Prognosa
menentukan
genotipnya
Tergantung terapi
dan
resiko
Hemoglobin C Disease (MCV normal, MCHC normal atau naik) Lead Nephropathy
Hemolytic
Iron Deficiency Anemia
AnemiaPybb
anemia
Lead
19
Beta
thalassemia
majorSideroblastic
Anemia
of
Unstable
Red cell membrane disorders (some types)
HPFH
Diagnosis Thalasemia
Anamnesis
Anak dengan thalasemia umumnya memiliki gambaran klinis yang berbeda menurut rantai
globin yang terkena dan derajat keparahannya.
Talasemia-:
Biasanya asimtomatik dengan anemia ringan atau tanpa anemia, dan transfusi darah biasanya
tidak dibutuhkan.
Hampir semua anak dengan talasemia-, memperlihatkan gejala klinis sejak lahir, gagal
tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang dan kelemahan umum.
Bayi nampak pucat dan didapatkan perut membesar. Pada stadium ini tidak ada tanda klinis
lain dan diagnosis dibuat berdasarkan adanya kelainan hematologi.
Di samping itu, anak dengan talasemia- mayor umumnya memiliki riwayat transfusi
berulang. Karena umumnya, pasien dengan talasemia mayor sudah parah dan memerlukan
transfusi darah secara berkala.
Perlu ditanyakan pula riwayat keluarga. Jika kedua orang tua membawa sifat talasemia-,
sebanyak 25 % anak berisiko untuk menderita talasemia mayor.
Pemeriksaan fisik (talasemia mayor)
Bentuk muka mongoloid (facies Cooley) atau deformitas tulang diakibatkan peningkatan
eritropoesis dalam sumsum tulang.
Ikterus (sclera icteric) akibat peningkatan kadar bilirubin serum tidak terkonjugasi.
20
Pigmentasi kulit akibat kelebihan melanin dan hemosiderin memberikan tampilan kelabu
seperti batu tulis, pada stadium awal penimbunan besi
Pemeriksaan Penunjang
Hasil apusan darah tepi didapatkan gambaran perubahan-perubahan sel dara merah,
yaitu mikrositosis, anisositosis, hipokromi, poikilositosis, kadar besi dalam serum
meninggi, eritrosit yang imatur, kadar Hb dan Ht menurun.
Penatalaksanaan Thalasemia
Hingga kini belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien thalasemia.
Transfusi darah diberikan jika kadar Hb telah rendah sekali (kurang dari 6 gr%) atau
bila anak terlihat lemah dan tidak ada nafsu makan.
Splenektomi dilakukan pada anak yang lebih tua dari 2 tahun sebelum terjadi
pembesaran limpa/hemosiderosis, disamping itu diberikan berbagai vitamin tanpa
preparat besi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Hoffbrand V et al.,2005. Kapita Selekta Hematologi edisi 4. Jakarta : EGC
Lanzkowsky, P. 2005. Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 4th ed. Elsevier
Academic Press: London.
Provan, D, et.al. 2004. Oxford Handbook of Hematology, 2nd ed. Oxford University Press:
United States.
Sudoyo, A., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4. Pustaka IPD FKUI
22
DC,
2010.
National
Center
for
Immunization
and
Respiratory
Diseases.
http://www.cdc.gov/thalasemia /index.html.)
Encyclopedia, 2008. Patofisiologyhttp://medicaldictionary.thefreedictionary.com/thalasemia.
Headman, T. Heather. 2011. Nanda Dignosis Keperawatan 2009-2011. EGC. Jakarta.
Johnson, M.,et all, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :EGC.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2000, Nursing Interventions Classification (NIC)
second Edition.
23