Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kimia Farmasi Analisis
BAB II
LANDASAN TEORI
(N-asetil-p-aminofenol),
merupakan
analgesik-
antipiretik yang relatif aman serta banyak digunakan sebagai senyawa model untuk
penelitian gangguan hati (liver). Di dalam hati, sebagian besar parasetamol (80%)
terkonjugasi dengan asam glukuronat dan sulfat dan sebagian kecil dioksidasi oleh
sistem sitokrom P-450 MFO hati menjadi metabolit reaktif, Nasetil-pbenzokuinonimina (NAPBKI). Dalam keadaan normal, metabolit reaktif tersebut
akan diikat oleh glutation (GSH) hati sebelum diekskresikan ke dalam urin sebagai
konjugat sistein dan asam merkapturat. Namun, jika kandungan glutation hati
dapat dihabiskan atau paling tidak berkurang menjadi 2030% harga normalnya,
maka NAPBKI akan berikatan dengan makromolekul protein sel hati, mengawali
mekanisme tingkat molekul kesitotoksikan sel. Mekanisme toksisitasnya sampai
saat ini masih kontroversial. Untuk memudahkan, hipotesis mekanismenya yaitu
melalui antaraksi kovalen dan antaraksi nirkovalen. Antaraksi kovalen, terjadi
karena pemberian parasetamol dosis toksik akan menguras kandungan GSH-sitosol
sehingga NAPBKI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein
sel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Sedangkan antaraksi
nirkovalen, melibatkan pembentukan radikal bebas N-asetil-p-semikuinonimina
(NAPSKI), pembangkitan oksigen reaktif seperti anion superoksida serta gangguan
homeostasis Ca2+, yang semuanya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel hati
(Widyaningrum, 2004).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum kimia analisis I percobaan 1 dilakukan di laboratorium
farmasi, fakultas farmasi pada tanggal 4 April 2015 pukul 08.00-10.40
WITA.
B. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Elektromantel
Gegep
Gelas kimia 500 mL
Lumpang dan alu
Pipet tetes
Tabung reaksi
Timbangan analitik
2. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Asam Salisilat
Bodrex
FeCl3
Natrium Salisilat
NaOH
Neozep Forte
Paracetamol
Salisilamida
C. URAIAN BAHAN
1.
: Aqua destillata
Sinonim
Rumus molekul
: H2O
Berat molekul
:18,02
Pemerian
Khasiat
: Zat tambahan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
Sinonim
: acetaminophenum
Berat molekul : 151,16
Rumus molekul : C8H9NO2
Kelarutan
: larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol; larut
Pemerian
3.
pahit
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: sebagai sampel
Salisilamida (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: salicylamidum
Berat molekul : 137,14
Rumus molekul : C7H7NO2
Kelarutan
4.
Pemerian
: serbuk hablur, putih, dan hampir tidak berbau
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: sebagai sampel
Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: ferro chloridum
Berat molekul : 162,2
Rumus molekul : FeCl3
Kelarutan
: larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna
Pemerian
jingga.
: hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam hidrat yang telah
Penyimpanan
Kegunaan
5.
B. PEMBAHASAN
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,
spesies, dan atau/ senyawa senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain
analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
analit yang dituju dalam suatu sampel.
dan
natrium
salisilat
yang
merupakan
turunan
salisilat.
pada saat parasetamol murni ditambahkan dengan FeCl3. Terjadinya warna biru
violet dikarenakan ketika FeCl3 ditambahkan kedalam larutan paracetamol
memutuskan ikatan -OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3
paracetamol untuk membentuk senyawa kompleks. Dan ketika parasetamol murni
dicampurkan dengan NaOH juga terjadi perubahan warna. Hal ini membuat hasil
reaksi menampakkan perubahan warna dan warna biru violet ini menandakan
unsur C, H, O, dan N yang terdapat didalam larutan paracetamol sesuai dengan
standar.
Pengidentifikasian unsur C,H,O,N ini dalam ilmu farmasi berguna untuk
mengidentifikasi unsur penyusun obat sehingga mempermudah para apoteker
maupun farmasist untuk mengetahui kegunaan atau indikasi obat pada tubuh
manusia.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada beberapa reaksi khusus untuk mengidentifikasi C, H, O, dan N