Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kimia Farmasi Analisis

adalah cabang ilmu kimia yang

mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk


memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu
senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis
kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies,
dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain,
analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Sedangkan analsis
kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah kadar absolut atau
relatif dari suatu elemen atau senyawa yang ada di dalam sampel.
Analisis kimia merupakan penggunaan sejumlah teknik dan metode
untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari
suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya.
Dalam analisis kimia yang paling sering digunakan adalah analisis kimia
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis
untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa
yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan
dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju
dalam suatu sampel. Pada percobaan ini metode yang digunakan adalah

metode analisis kualitatif,dimana kita menggunakan metode ini untuk


mengidentifikasi adanya reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang
mengandung C,H,O, dan N.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana
reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang mengandung C,H,O,N?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui reaksireaksi khusus pada senyawa yang mengandung C,H,O,N.
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui
reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang mengandung C,H,O,N.

BAB II
LANDASAN TEORI

Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan


metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari
suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya.Analisis
kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/
atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis
kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit
yang dituju dalam suatu sampel (Gandjar I. G dan Abdul Rohman, 2007).
Analisis bahan dalam ilmu kimia melibatkan 2 macam analisis, yaitu
analisis kualitatif, dan kuantitatif,. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk
melakukan identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di
dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Analisis
kuantitatif adalah analisis yang selain mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi
kadar absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel
(Sudjadi, 2007).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan
banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Analisis kualitatif diperuntukkan
untuk analisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan ( Underwood & R.A Day, 1986).
Salisilamida merupakan turunan salisilat sebagai obat analgetika dan
antipiretika golongan salisilat yang efeknya lebih lemah dari salisilat itu sendiri.

Pada pemberian oral salisilamida cepat diabsorpsi dan segera didistribusikan.


Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintas pertama digastro
intestinal dan dihepar sebesar 80%. Akibatnya obat yang tersedia didalam darah
menjadi sangat kecil, lebih lanjutakan mengurangi efek farmakologinya
(Darmawan, 2003).
Salisilat dan parasetamol, merupakan obat yang banyak digunakan oleh
masyarakat secara bebas dan tidak terkendali.Menurut hasil statistik mortalitas di
Inggris tahun 1992, parasetamol menduduki urutan ketiga dan salisilat urutan
ketujuh terbesar penyebab kematian akibat kelebihan dosis (Darsono, 2002).
Parasetamol merupakan obat analgesik yang banyak dikonsumsi saat ini;
penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi
pemakainya karena parasetamol dimungkinkan dapat membentuk kompleks
dengan ion-ion logam transisi misalnya Cu. Berkurangnya ion Cu dalam tubuh
dapat menyebabkan terganggunya kestabilan struktur protein. Jika Cu dapat
membentuk kompleks dengan parasetamol maka fungsi Cu alam tubuh akan
terganggu karenanya pembentukan kompleks Cu-parasetamol perlu dipelajari
(Raharjo, 2007).
Parasetamol

(N-asetil-p-aminofenol),

merupakan

analgesik-

antipiretik yang relatif aman serta banyak digunakan sebagai senyawa model untuk
penelitian gangguan hati (liver). Di dalam hati, sebagian besar parasetamol (80%)
terkonjugasi dengan asam glukuronat dan sulfat dan sebagian kecil dioksidasi oleh
sistem sitokrom P-450 MFO hati menjadi metabolit reaktif, Nasetil-pbenzokuinonimina (NAPBKI). Dalam keadaan normal, metabolit reaktif tersebut

akan diikat oleh glutation (GSH) hati sebelum diekskresikan ke dalam urin sebagai
konjugat sistein dan asam merkapturat. Namun, jika kandungan glutation hati
dapat dihabiskan atau paling tidak berkurang menjadi 2030% harga normalnya,
maka NAPBKI akan berikatan dengan makromolekul protein sel hati, mengawali
mekanisme tingkat molekul kesitotoksikan sel. Mekanisme toksisitasnya sampai
saat ini masih kontroversial. Untuk memudahkan, hipotesis mekanismenya yaitu
melalui antaraksi kovalen dan antaraksi nirkovalen. Antaraksi kovalen, terjadi
karena pemberian parasetamol dosis toksik akan menguras kandungan GSH-sitosol
sehingga NAPBKI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein
sel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Sedangkan antaraksi
nirkovalen, melibatkan pembentukan radikal bebas N-asetil-p-semikuinonimina
(NAPSKI), pembangkitan oksigen reaktif seperti anion superoksida serta gangguan
homeostasis Ca2+, yang semuanya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel hati
(Widyaningrum, 2004).

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum kimia analisis I percobaan 1 dilakukan di laboratorium
farmasi, fakultas farmasi pada tanggal 4 April 2015 pukul 08.00-10.40
WITA.
B. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

Elektromantel
Gegep
Gelas kimia 500 mL
Lumpang dan alu
Pipet tetes
Tabung reaksi
Timbangan analitik
2. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Asam Salisilat
Bodrex
FeCl3
Natrium Salisilat
NaOH
Neozep Forte
Paracetamol
Salisilamida

C. URAIAN BAHAN
1.

Aquades (Dirjen POM, 1979 : 96)


Nama resmi

: Aqua destillata

Sinonim

: Air suling, aquades

Rumus molekul

: H2O

Berat molekul

:18,02

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai pelarut

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

2. Parasetamol (Dirjen POM, 1979).

Sinonim
: acetaminophenum
Berat molekul : 151,16
Rumus molekul : C8H9NO2
Kelarutan
: larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol; larut
Pemerian

3.

dalam larutan alkali hidroksida


: hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa

pahit
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: sebagai sampel
Salisilamida (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: salicylamidum
Berat molekul : 137,14
Rumus molekul : C7H7NO2
Kelarutan

: sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan


dalam propilenglikol, agak sukar larut dalam
kloroform dan dalam eter, mudah larut dalam
larutan alkali

4.

Pemerian
: serbuk hablur, putih, dan hampir tidak berbau
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: sebagai sampel
Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: ferro chloridum
Berat molekul : 162,2
Rumus molekul : FeCl3
Kelarutan
: larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna
Pemerian

jingga.
: hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam hidrat yang telah

Penyimpanan
Kegunaan

terpengaruh oleh kelembaban.


: dalam wadah tertutup rapat
: sebagai zat tambahan

5.

Natrium hidroksida (Dirjen POM, 1979).


Sinonim
: natrii hydroxydum
Berat molekul : 40,00
Rumus molekul : NaOH
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)
Pemerian
: bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,
kering,keras, rapuh, dan menunjukkan susunan
hablur; putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis
dan korosif
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: sebagai zat tambahan

B. PEMBAHASAN
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,
spesies, dan atau/ senyawa senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain
analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
analit yang dituju dalam suatu sampel.

percobaan ini dilakukan pengidentifikasian unsur C, H, O, dan N dalam


suatu obat dengan melihat hasil reaksi kimia yang dihasilkannya, dimana seperti
yang kita ketahui bersama unsur C, H, O, dan N ini merupakan unsur penyusun
senyawa organik. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis
kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies,
dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis
kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit
yang dituju dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ini tidak menggunakan
perhitungan rumus atau aturan absolut untuk menghitung atau menganalisis suatu
zat.
percobaan ini digunakan parasetamol yang merupakan turunan anilin dan
salisilamida

dan

natrium

salisilat

yang

merupakan

turunan

salisilat.

Parasetamol,salisilamida,dan natrium salisilat cocok digunakan untuk mengamati


reaksi senyawa yang mengandung unsur C, H, O, dan N. Pengidentifikasian unsur
C, H, O, dan N ini dalam ilmu farmasi berguna untuk mengidentifikasi unsur
penyusun obat sehingga kita akan lebih mengetahui kegunaan atau indikasi obat
pada tubuh manusia.
Indikasi parasetamol adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan
digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan
demam. Kontra indikasi terhadap gangguan fungsi hati berat. Perhatian terhadap
pasien dengan gagal ginjal dan penggunaan jangka lama pada pasien anemia. Efek
samping, apabila dikonsumsi dengan dosis tinggi akan mengakibatkan kerusakan
fungsi hati. Dosis maksimum: sehari 8 kaplet. Dosis dewasa: sehari 3 4x 1 kaplet,

anak 6 12 tahun: sehari 2 3x - 1 kaplet. Digunakan dalam sebagian besar


resep obat analgesik salesma dan flu. Rumus kimia parasetamol adalah C8H9NO2.
Salisilamida yang digunakan pada percobaan ini ialah salisil amida yang
terdapat pada obat neozep forte dan . Obat ini memiliki indikasi untuk
meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersinbersin. Efek samping dari obat ini antara lain mengantuk, gangguan pencernaan,
gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin,
penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati, dan
dapat menyebabkan iritasi lambung. Dosis sehari 3 - 4x, dewasa: 1 tablet, anak
usia 6 12 tahun tablet.
Percobaan dimana Neozep forte (salisilamida) yang telah digerus terlebih
dahulu kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan masing-masing tabung
reaksi tersebut ditambahkan dengan aquades. Kemudian pada tabung pertama
ditambhkan FeCl3 maka akan mendapatkan sebuah larutan yang berwarna ungu.
Dan pada tabung kedua ditambahkan NaOH. Larutan berwarna biru dan
mengental. Lalu

dipanaskan didalam air panas. Hasil yang didapatkan ialah

larutan yang tadinya mengental tidak mengental lagi,dan warnanya berubah


menjadi biru tua dengan terdapat lapisan cincin diatasnya. Ini membuktikan bahwa
didalam sampel obat yang digunakan terdapat senyawa yang kompleks dan
senyawa C, H, O, dan N di dalamnya.
Pada percobaan parasetamol yang terdapat pada sampel obat yang telah
digerus dan diencerkan dengan aquades lalu ditambahkan dengan FeCl 3, hasil
reaksi yang terjadi yaitu perubahan warna menjadi biru violet. Hal ini juga terjadi

pada saat parasetamol murni ditambahkan dengan FeCl3. Terjadinya warna biru
violet dikarenakan ketika FeCl3 ditambahkan kedalam larutan paracetamol
memutuskan ikatan -OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3
paracetamol untuk membentuk senyawa kompleks. Dan ketika parasetamol murni
dicampurkan dengan NaOH juga terjadi perubahan warna. Hal ini membuat hasil
reaksi menampakkan perubahan warna dan warna biru violet ini menandakan
unsur C, H, O, dan N yang terdapat didalam larutan paracetamol sesuai dengan
standar.
Pengidentifikasian unsur C,H,O,N ini dalam ilmu farmasi berguna untuk
mengidentifikasi unsur penyusun obat sehingga mempermudah para apoteker
maupun farmasist untuk mengetahui kegunaan atau indikasi obat pada tubuh
manusia.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada beberapa reaksi khusus untuk mengidentifikasi C, H, O, dan N

dengan metode analisis kualitatif, dimana akan terjadi perubahan warna


dalam reaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai