Anda di halaman 1dari 12

Diagnosis Radiologi Trombosis Vena Serebral

Objektif
CVT sering dihubungkan dengan keluhan klinis yang tidak spesifik. Sebagai tambahan, temuan
radiologis seringkali tidak jelas. Underdiagnosis atau salah diagnosis CVT dapat menuju pada semakin
beratnya penyakit, termasuk infark hemoragik dan kematian.
Kesimpulan
Artikel ini membahas tentang temuan radiologi dan pembias diagnostik dari CVT. Setelah
membaca artikel ini, pembaca diharapkan memiliki kemampuan tambahan untuk mendiagnosa CVT
secara akurat, menggunakan peralatan pencitraan secara optimal untuk mencapai tujuan ini.
Pendahuluan
CVT sering underdiagnosis karena merupakan penyakit yang jarang ditemui. CVT dihubungkan
dengan faktor penyebab yang luas, gejala klinis sering tak spesifik, dan fitur diagnostik pencitraan yang
tidak jelas.
Diagnosis CVT yang tepat tergantung pada gambaran neurologis. Radiolog memainkan peranan
penting terhadap perawatan pasien dengan cara memberikan diagnosis awal melalui interpretasi dari hasil
pencitraan. Diagnosis awal menuntun pada penatalaksanaan segera yang efektif. Penundaan diagnosis
terkait dengan tingginya angka kesakitan dan kematian.
Tujuan artikel ini untuk memberikan tinjauan mengenai gejala klinis dan patofisiologi dasar
terjadinya penyakit ini; ulasan ini sebagai pendekatan bagi pemeriksaan radiologis, termasuk teknologi
baru seperti CT venografi; pemeriksaan pencitraan dari CVT; dan menunjukkan jebakan yang sering
terkait dengan evaluasi radiologis dari diagnosis penyakit ini. Kami telah memasukkan banyak kasus
untuk menggambarkan ciri radiologis dari CVT. Kalau memungkinkan, temuan pada teknik pencitraan
yang berbeda dihubungkan dan dibandingkan.
Faktor Predisposisi
Daftar penyebab yang dihubungkan dengan CVT terlalu luas untuk diingat. Pendekatan yang
lebih sederhana dibuat untuk membuat kita mengerti kalau faktor predisposisi tersebut melibatkan satu
atau lebih mekanisme berikut: keterlibatan langsung sinus dural (seperti infeksi, trauma, infiltrasi sel
ganas), mungkin dengan kerusakan endotel vascular; stasis vena; keadaan hiperkoagulasi; dan
peningkatan viskositas darah.

Kekerapan faktor etiologi tersebut bergantung pada usia. Seringkali penyebabnya multifactor.
Pada neonatus, penyakit sistemik akut, seperti syok atau dehidrasi dapat menjadi penyebab. Penyebab
yang sering pada anak anak yang lebih tua termasuk infeksi lokal, seperti mastoiditis dan koagulopati.
Pada orang dewasa, koagulopati bawaan atau didapat menjadi faktor yang paling penting, menyumbang
sebanyak 70% kasus. Infeksi menyumbang kurang dari 10% kasus pada orang dewasa. Pada wanita usia
produktif, kontrasepsi oral dan kehamilan merupakan faktor risiko yang kuat. CVT sebenarnya lebih
sering terjadi pada masa nifas dibandingkan selama kehamilan. Meskipun CVT yang terkait kehamilan
lebih sering pada wanita yang lebih tua, usia bukanlah suatu faktor risiko.
Pathogenesis CVT kompleks dan tetap sedikit dimengerti. Pada 20-35% kasus, penyebabnya
tetap tak diketahui. Oleh karena itu, salah satu penyebab harus tetap dicurigai, bahkan saat faktor risiko
yang diketahui tidak ada.
Gejala Klinis
Gejala klinis CVT sering tidak spesifik (table 1). Gejala yang sering termasuk sakit kepala, deficit
neurologi fokal, kejang, dan perubahan kesadaran. Sindrom hipertensi intracranial (sakit kepala dan papil
edema) menyumbang 40% kasus dalam suatu series, jadi CVT perlu dikecualikan pada pasien yang
dipertimbangkan dengan diagnosis benign hipertensi intracranial. Meskipun perdarahan subarachnoid
jarang ditemukan pada CVT, kasusnya pernah dilaporkan terjadi. Terdapat distribusi yang luas pada saat
timbulnya gejala, sekitar 28% akut (<48 jam), 42% subakut (48 jam 30 hari), dan 30% kronik (>30
hari). Intinya adalah CVT mungkin memiliki gejala yang atipikal atau bahkan tidak adanya gejala klinis.
Evaluasi dari bukti CVT harus disertakan dalam ceklis diagnosis pada setiap kasus neuroradiologis.
Neuroradiologi
Unenhanced CT tetap merupakan teknik pilihan untuk skrining pasien dengan gejala nonspesifik
dan kecurigaan lemah terhadap CVT. Enhanced CT dengan kontras memberikan diagnosis CVT yang
lebih akurat. MRI dan MR venografi telah menjadi teknik pencitraan noninvasive pilihan dan sering
digunakan sebagai tes diagnostik awal untuk kasus yang mencurigakan. CT venography sekarang muncul
sebagai teknik pencitraan yang bersaing. Telah terbukti sebanding dengan MR venography dan, dalam
beberapa situasi, memberikan informasi diagnostik yang lebih baik.
Unenhanced CT
Tanda langsung CVT jarang terjadi dan terlihat pada hanya satu dari 3 kasus. Visualisasi langsung
trombosis di sinus dural dapat memberikan dense clot sign (tanda berupa umpalan padat) (fig 1). Cord

sign merupakan visualisasi langsung trombosis vena kortikal yang terlihat sebagai garis linier hiperdens
(gambar 2).
Lebih sering, unenhanced CT hanya menunjukkan tanda-tanda tidak langsung CVT. Tanda tanda
tersebut sering kali tidak spesifik dan bahkan termasuk edema otak difus, yang menuju kepada
hipodensitas otak (terlihat pada 20-50% kasus) atau penurunan ukuran ventrikel. Pada pasien muda,
penurunan ukuran ventrikel secara patologis dapat sulit dibedakan dari ukuran ventrikel normal yang
kecil yang sering terlihat pada pasien muda.
Infark vena adalah tanda tidak langsung paling sering pada pencitraan CT unenhanced. Sebuah
infark yang tidak sesuai dengan daerah vaskular arteri, seperti adanya lesi multiple yang terkurung,
keterlibatan daerah subkortikal dengan sebagian korteks, dan pelebaran lebih dari satu arteri, sangat
mencurigakan untuk yang disebabkan oleh vena. Infark dapat hemoragik (gambar 2) atau non hemoragik
(gambar 3a). lokasi infark yang berkaitan dengan drainase vena dapat menjadi sebuah petunjuk adanya
keterlibatan struktur vena. Trombosis pada sinus sagital sering menyebabkan gangguan drainase vena dan
karenanya perubahan parenkimal pada daerah parasagital. Trombosis pada vena Labbe dapat
menyebabkan infark pada lobus temporal. Infark Bilateral atau unilateral pada thalamus, ganglion basalis,
dan capsula interna biasanya terlihat pada trombosis vena dalam (DVT).
CT Enhanced dengan Kontras
Tanda sebenarnya CVT pada CT Enhanced dengan Kontras termasuk empty delta sign, yang
dapat dilihat 5 hari sampai 2 bulan dari onset. Tanda ini menunjukkan thrombus pada sunus dural, dengan
peningkatan perifer mungkin merupakan efek sekunder dari pembentukkan kolateral (gambar 1)
Tanda CVT yang tepat dapat terlihat sebagai peningkatan kontras dari falks dan tentorium
sekunder ke stasis vena dan hiperemis pada duramater, yang terlihat pada sekitar 20% kasus.
Satu yang perlu diwaspadai pada 10-30% kasus CVT, temuan baik pada unenhanced atau
enhanced CT dengan kontras negative. Oleh karena itu, pada kasus yang sangat mencurigakan, evaluasi
lebih lanjut dengan CT venografi atau MRI dengan MR venografi diperukan.
CT Venografi
Sebuah alat yang lebih baru yang dapat digunakan untuk mengevaluasi CVT adalah CT
venography. CT venografi memungkinkan visualisasi thrombus secara langsung sebagai adanya filling
defect (gambar 4).

MRI
Pada MRI, thrombus vena dapat secara langsung tergambarkan. Pada potongan MRI
konvensional, penyempitan sinus dural seringkali terlihat sebagai aliran yang kosong. Hal ini sangat baik
terlihat ketika perangkat pencitraan terletak ortogonal atau tegak lurus terhadap arah aliran darah
(contohnya pencitraan koronal adalah visualisasi terbaik dari sinus sagital superior, transversal, dan
sigmoid). Pengaruh kekosongan aliran dapat dikurangi pada bidang sejajar dengan sinus dural, meskipun
suatu bidang pencitraan sering menawarkan gambaran yang lebih baik dari tingkatan lengkap trombosis
pada sinus dural. Sebagai contoh, pencitraan sagittal T1-weighted dapat menunjukkan luasnya trombosis
sinus superior sagital sebagai tanda abnormal yang cerah yang mengisi sinus. Trombus dapat
bermanifestasi sebagai adanya kekosongan aliran, yang paing sering jelas terlihat pada gambar FLAIR
dan T2-weighted spin-echo. Intensitas tanda abnormal mengikuti karakteristik tanda tanda dari
perdarahan intracranial dan dapat berkembang melalui tahapan oksihemoglobin, deoksihemoglobin,
methemoglobin, dan hemosiderin. Pada gambar T1-weighted, thrombus dengan methemoglobin terlihat
sebagai hiperintenstas. Pada gambar T2*-weighted gradient-echo, kehilangan tanda tanda berlebih sering
terlihat karena peningkatan efek kerentanan dari deoksihemoglobin, methemoglobin, atau hemosiderin.
Bukti tidak langsung dari trombosis vena sering sekunder terhadap perubahan parenkim akibat
oklusi vena. Hal ini mirip dengan temuan pada CT, termasuk pembengkakan otak dan infark hemoragik
atau nonhemorrhagik.
Potongan MRI konvensional seringkali menyediakan cukup informasi untuk meningkatkan
kecurigaan atau untuk membuat diagnosis CVT. Diagnosis dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan MR
venografi atau CT venografi.
MR Venografi
MR venografi dapat dilakukan tanpa menggunakan bahan kontras dan menggunakan teknik TOF
(time of flight)atau teknik phase contrast. Because these techniques use
MR flow phenomena for contrast generation, they are subject
to flow-related image artifacts (gue bingung kata2nya gimana nulisnya haha)
mirip dengan CT venografi, MR venografi dengan kontras memanfaatkan pengisian lumen
dengan material kontras daripada mengandalkan fenomena aliran MR (MR flow phenomena) seperti pada
TOF atau phase contrast MR venografi. Oleh karena itu MR venografi dengan kontras cenderung kurang
dipengaruhi oleh aliran kompleks. Baru baru ini MR venografi dengan gadolinium telah menunjukkan
keunggulannya daripada TOF MR venografi dan bahkan menawarkan evaluasi terbaik menggunakan
MRI. Berbagai teknik MR venography diringkas dalam Tabel 2.

Perbandingan MR venografi dan CT venografi


Perbandingan MR venografi dan CT venografi diringkas dalam table 3. CT venografi telag
menunjukkan keunggulannya terhadap teknik MR venografi tradisional berdasarkan 2D TOF atau teknik
kontras. Namun, perbandingan langsung antara CT venografi dan MR venografi dengan kontras belum
tersedia. Kedua teknik mungkin memberikan kinerja yang sebanding, dan pilihan akan ditentukan oleh
pengalaman dan sumber daya dari masing-masing institusi.
Kesalahan Diagnosis
Kesalahan berhubungan dengan semua teknik pencitraan. Untuk menambah keakuratan
diagnosis, penting untuk memperhatikan kesalahan atau pembias tersebut. Selau hubungkan temuan di
beberapa potongan pencitraan. Jika ragu, teknik pencitraan lain harus digunakan untuk mengonfirmasi
temuan yang didapat
Kesalahan dalam Unenhanced CT
Darah yang hiperdense pada sinus dural mungkin menyerupai trombosis. Darah yang hiperdens
mungkin dapat terlihat pada anak anak, terutama pada neonatus dan bayi, dan pasien dengan
hemokonsentrasi, atau mungkin terdapat pada pasien polisitemia atau dehidrasi. Kadang kadang,
hiperdens darah dapat sulit dibedakan dari trombosis vena dural, tetapi keterlibatan secara simetris,
homogenitas daerah hiperdens, dan keterlibatan hampir semua divisualisasikan sinus vena dural dan
struktur vena besar harus menunjukkan bahwa terdapat darah hyperdense daripada trombosis vena
(gambar 5a dan 5b). Adanya kekosongan aliran yang normal dalam sinus vena harus mengkonfirmasi
adanya sinus paten. Pada CT, darah hiperdense dapat juga menyerupai perdarahan subdural tetapi
penampakan yang simetris, pembatasan hiperdensitas dalam lumen yang diperkirakan di sinus dural, dan
hasil MRI yang negative secara efektif mengecualikan kemungkinan ini (gambar 5c dan 5d).
Hematom subdural dapat menyerupai CVT (gambar 6 dan 8). Petunjuk untuk interpretasi yang
tepat adalah tanda keabnormalan dari hematoma subdural terletak lebih medial daripada lokasi yang
diperkirakan dari sinus transversal. Gambar 6 menunjukkan tanda FLAIR yang abnormal memanjang
terlalu jauh ke inferior dan medial, diluar lokasi normal yang diharapkan di sinus transversal dan sigmoid.
MR venografi dengan kontras (gambar 6f) mengonfirmasi sinus vena dural paten dan tak ada tanda
trombosis.
CVT dapat menyerupai hematoma subdural (gambar 7). CVT harus terbatas sepenuhnya di lumen
yang diharapkan dari sinus vena dural. Sebaliknya perdarahan subdural terlihat meluas dari sinus vena
dural. Pasien dengan perdarahan subdural di fossa posterior dapat menjadi risiko terjadinya CVT
(mungkin sebagai akibat dari cedera langsung pada sinus vena dural atau stasis vena). Pada pasien yang

ada hematoma subduralnya, peningkatan densitas pada lokasi sinus vena dural harus segera menjadi
pertimbangan kemungkinan CVT (gambar 7).
Masih adanya bahan kontras dari pemeriksaan radiologis sebelumnya disebabkan oleh aliran
sangat lambat, seperti yang mungkin terjadi setelah ligasi vena jugularis interna, mungkin menyerupai
CVT. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat juga member kecenderungan seorang pasien untuk menjadi
trombosis, sehingga penggunaan kontras harus dilakukan untuk memperjelas temuan.
Kesalahan dalam CT dengan Kontras
Empty delta sign dapat diserupai oleh septum intrasinus atau oleh split atau fenestra sinus dural,
yang dapat bermanifestasi sebagai positif palsu filling defect.
Kesalahan dalam MRI
Septum intrasinus atau split atau fenestra sinus dural dapat juga menyerupai CVT dalam
pencitraan MR (gambar 9). Perdarahan akut dan awal subakut dapat menunjukkan hipodensitas pada
gambar MR T2-weighted, menyerupai kekosongan aliran yang biasanya akan terlihat dalam sinus vena
paten. Thrombus dengan methemoglobin dapat menyerupai sinus paten pada gambar MR T1-weighted
dengan kontras (gambar 10). Aliran Lambat yang berujung pada hilangnya aliran dapat menyerupai
trombosis.
Kesalahan pada MR Venografi
Kehilangan tanda pada unenhanced MR venography bisa terjadi akibat in-plane flow, aliran
sangat lambat, atau aliran yang kompleks, meniru trombosis.
Thrombus dengan methemoglobin dapat menunjukkan hiperintensitas dan menyerupai aliran
paten dalam TOF MR venografi (gambar 10). Jika ragu, venography dengan kontras (yang hanya
bergantung pada karakteristik aliran darah dan tidak terpengaruh oleh hyperintensity methemoglobin)
dapat dilakukan untuk memperjelas temuan.
Kesalahan pada Semua Teknik
Sinus dural yang hipoplasia atau aplastik dapat meniru CVT. Gambar 11 menunjukkan sinus
transversal kiri yang hipoplasia. MR venography (gambar 11a) dapat menyesatkan jika diinterpretasikan
secara terpisah. Perubahan yang signifikan dalam dinamika aliran darah di sinus vena dural yang stenosis
atau hipoplastik dapat menimbulkan hilangnya tanda aliran (gambar 11a). Gambar Unenhanced T1weighted (gambar 11b) tidak bisa menunjukkan adanya thrombus, yang dengan jelas memberikan
gambaran penyempitan parah sinus dural kiri. Sebaliknya gambar T1-weighted konvensional dengan

gadolinium (gambar 11 c) menunjukkan peningkatan pada sinus transversal kiri yang hipoplastik dan
sigmoid yang kemudian dikonfirmasi dengan CT venografi (gambar 11d-11f). hipoplasia di daerah
ipsilateral foramen juguler (gambar 11e-11f) juga berfungsi sebagai bukti nyata yang penting dari sinus
dural hipoplasia. Ilustrasi kasus pada gambar 11 menyoroti pentingnya mengaitkan MR venography atau
CT venography dengan temuan pencitraan konvensional.
Granulasi intrasinus arakhnoid dapat menyerupai thrombus (gambar 12 dan 13). Gambar 12
menunjukkan ganulasi arakhnoid di kedua sinus transversal. Granulasi tersebut juga diketahui sebagai
granulasi pacchionian. Dalam otopsi 10 pasien dengan tidak diketahuinya penyakit pembuluh vena,
granulasi arakhnoid besar ditemukan pada 2 pasien, yang menunjukkan hal ini cukup umum terjadi.
Granulasi arakhnoid dapat menunjukkan peningkatan kontras di daerah sentral dan tidak homogeny.
Invasi tumor atau kompresi tumor pada sinus dural dapat menyerupai CVT (Gbr. 14). Namun,
invasi tumor atau kompresi merupakan faktor predisposisi dalam pengembangan CVT, jadi kemungkinan
hal ini harus secara eksplisit dikecualikan dalam keadaan ini.
Perdarahan subarachnoid bisa menjadi salah satu presentasi trombosis vena dural (Gbr. 15).
Dalam kasus tersebut, pengamatan teliti terhadap gambar mungkin menunjukkan tanda abnormal dalam
lumen sinus dural yang terkena, konsisten bersamaan dengan trombus vena. MR venography dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi keberadaan trombosis sinus dural yang luas dengan menunjukkan
hilangnya aliran dan adanya filling defect.
Kesimpulan
Gejala klinis CVT tidak spesifik. Untuk menghindari penundaan diagnosis, radiolog perlu
mengetahui gambaran CVT yang bervariasi, yang dapat hampir tidak jelas. Kesalahan diagnosis
berhubungan dengan semua teknik pencitraan, tetapi dapat dihindari dengan menghubungan dengan teliti
semua temuan dalam gambar hasil pencitraan.
Pasien dengan kecurigaan klinis yang lemah dari kelainan intracranial dapan diskrining
menggunakan CT unenhanced. Jika ragu, tindakan selanjutnya dapat dilakukan CT venografi atau MRI
dengan MR venografi. CT venografi dan MR venografi dengan kontras mungkin sebanding dalam hal
akurasi untuk evaluasi CVT, dan pilihan teknik pencitraan akan tergantung pada pengalaman dan sumber
daya masing masing institusi. Angiografi konvensinal biasanya disediakan untuk kasus kasus yang sulit
atau dilakukan bersamaan dengan neurointervension

Keterangan Gambar
Gambar 1. anak laki laki 5 tahun dengan sakit kepala berat dan nyeri mata. Trombosis ditemukan pada
sinus lateral kanan (tanda panah)
A dan B. gambar CT unenhanced menunjukkan trombosis sebagai hiperdensitas (dense clot sign)
C dan D. gambar CT enhanced menunjukkan struktur yang sama sebagai filling defect dengan
peningkatan pinggiran atau tepian (empty delta sign).
Gambar 2. Cord sign dalam trombosis vena kortikal pada seorang wanita muda
A dan B. CT unenhanced menunjukkan kepadatan vena kortikal (panah putih, A), tanda langsung yang
jarang pada trombosis vena serebral (CVT) yang dikenal sebagai cord sign. Perhatikan juga tanda-tanda
tidak langsung CVT, termasuk infark hemoragik subkortikal (panah hitam), pembengkakan otak yang
difus, dan ukuran ventrikel kecil.
Gambar 3. Wanita 38 tahun dengan riwayat pseudotumor serebri dengan gejala sakit kepala dan
penurunan kesadaran. Diagnosis trombosis sinus superior sagital, sinus straight, dan vena serebral interna.
(panah putih panjang mengindikasikan sinus superior sagital; panah putih pendek, sinus straight; panah
hitam vena Rosenthal)
A dan B. CT unenhanced menunjukkan kepadatan trombosis. Perhatikan infark nonhemoragik di ganglia
basalis, thalamus, dan capsula interna yang umumnya terlihat di trombosis vena dalam serebri
C. gambar MR aksial T2-weighted menunjukkan perubahan tanda kekosongan oleh thrombus (panah)
pada sinus superior sagital. Vena di capsula interna membesar.
D dan E. gambar Sagital T1-weighted dengan kontras (D) menunjukkan filling defect pada sinus sagital
dan straight, berkaitan dengan adanya aliran dalam 2D MR venografi dengan kontras.
F. setelah trombolisis dengan kateterisasi langsung, aliran pulih sebagian
Gambar 4. Perempuan 16 tahun dengan trauma multiple di kepala. CT unenhanced awal (tidak
ditampilkan) menunjukkan hyperdensitas di vena jugularis internal kanan (IJV) dan sinus sigmoid yang
mencurigakan untuk trombosis vena. Temuan dikonfirmasi pada CT venography, MRI, dan venography
konvensional
A dan B. Gambar axial source dari CT venography. Trombus di IJV (tanda bintang, A) dan sinus sigmoid
(panah hitam, B) jelas ditunjukkan sebagai filling defect. Perhatikan vena kolateral (panah putih, A) yang
timbul dari kanan IJV.

C. rekonstruksi planar Sagittal dari CT venography menunjukkan trombus membentang dari kanan IJV
(tanda bintang) ke sinus sigmoid (panah), berkaitan dengan temuan pada
venography konvensional (E).
D. gambar MR T1-weighted menunjukkan trombosis sinus sigmoid (panah) seperti yang terlihat pada CT
(B).
E dan F. Venogram (E) menunjukkan trombus sebagai suatu filling defect. perhatikan vena kolateral di
daerah IJVs kanan, juga terlihat pada A. Venogram setelah hisap thrombectomy (F) menunjukkan
peningkatan patensi di kanan IJV dan sinus lateral. Tanda bintang, vena jugularis interna kanan; panah
tebal, sinus sigmoid; panah terbuka, Herophili torcular.
Gambar 5. Neonatus laki laki 4 hari setelah kardiak arrest idiopatik
A dan B. CT scan unenhanced axial menunjukkan normal, darah hiperdens biasanya terlihat pada
neonatus dan bayi
C dan D. gambaran MR T1- (C) and T2-weighted (D) menunjukkan temuan yang normal
Gambar 6. Wanita usia pertengahan dengan riwayat multiple myeloma.
A dan B. gambar aksial unenhanced CT menunjukkan perdarahan subdural pada cembungan otak kanan
yang menyerupai trombosis sinus transversal kanan.
C-E. gambar Axial FLAIR (C), gambar FLAIR koronal (D), dan unenhanced CT scan (E) di lokasi yang
berdekatan dengan B menunjukkan temuan yang sama dari perdarahan subdural (panah putih, E) medial
ke kanan sinus transversal (panah hitam , E).
F. MR Venogram dengan kontras menunjukkan sinus vena dural paten. Sinus transversal kanan (panah)
lebih kecil dan sedikit tidak teratur dibandingkan dengan kiri, mungkin efek sekunder dari adanya massa
dari hematoma subdural yang berdekatan.
Gambar 7. Perempuan 7 tahun dengan trauma kepala tertutup
A-C. CT scan unenhanced pada hari pertama menunjukkan perdarahan subdural sepanjang tentorium
serebelum dan fraktur tengkorak. Densitas yang hampir tidak jelas terlihat di sinus lateral kanan (panah, B
dan C) yang tidak diperhatikan sebelumnya.
D dan E, Pada hari berikutnya, CT scan ulangan menunjukkan trombus padat di sinus lateralis kanan
(panah) menyerupai hematoma subdural (bandingkan E dengan A).
F dan G, Pada gambar MR sagital T1-weighted, kekosongan aliran normal terlihat di sinus lateralis kiri
(panah, F), tetapi perhatikan trombus isodense di sebelah kanan (panah, G).

Gambar 8. Perempuan 4 bulan dengan kejang


A dan B, unenhanced CT scan menunjukkan perdarahan subdural disepanjang falx dan tentorium
serebelum, menirukan trombosis sinus sagital dan transversal. perhatikan empty delta sign semu (panah,
A). empty delta sign dari trombosis vena serebral hanya berlaku pada CT dengan kontras. Hyperdensity
sepanjang posterior parietal dengan kecembungan menirukan trombosis sinus transversal (panah hitam,
B). Perluasan hiperdensitas di luar lokasi yang diharapkan dari sinus transversal member kesan ini
sebenarnya hematoma subdural (panah putih, B)
Gambar 9. Wanita 29 tahu dengan sakit kepala
A-C, gambar T1- weighted dengan kontras (A), sumber gambar dari 2D time-of-flight (TOF) MR
venography (B), dan gambar maksimum intensitas-proyeksi 2D TOF MR venography (C) menunjukkan
fenestra sinus straight (panah). Atas dasar A saja, trombosis sinus sulit untuk disingkirkan. Namun, seri
pencitraan lainnya, termasuk gambar unenhanced T1-weighted dan FLAIR (tidak terlihat), gagal untuk
menunjukkan tanda abnormal yang menunjukkan adanya trombus, meningkatkan kecurigaan bahwa ini
mungkin memiliki penyebab lain. Dua-dimensi TOF MR Venogram (B) menunjukkan fenestration.
perhatikan pembuluh kecil yang mewakili fenestra bulat dan diposisikan di sisi berlawanan tentu
diharapkan dari sinus straight. Penampakan ini tidak biasa bagi lumen paten sisa sinus vena dural diisi
dengan trombus karena sisa lumen cenderung tidak teratur atau berbentuk bulan sabit.
Gambar 10. trombosis sinus sagital superior pada wanita muda (usia tidak diketahui persis) pada gambar
T1-weighted. gambar sagital T1-weighted dapat berguna untuk penggambaran trombosis sinus sagital
superior yang luas. Namun, tanda jelas trombus dengan methemoglobin (panah) dapat menyerupai sinus
paten pada gambar T1-weighted dengan kontras dan TOF MR venography
Gambar 11. wanita 25 tahun dengan sakit kepala. Panah hitam mengindikasikan sinus transversal kiri
dan sinus sigmoid; panah putih menunjukkan sinus transversal kanan dan sinus sigmoid.
A. Axial kontras MR Venogram menunjukkan hilangnya tanda aliran (panah).
B. gambar Axial T1-weighted gagal untuk menunjukkan trombus.
C. gambar axial T1-weighted dengan gadolinium menunjukkan peningkatan kelancaran dalam sinus
transversal kiri yang hipoplasia dan sinus sigmoid.
D-F, pembentukan kembali koronal dari CT venography, dari posterior ke anterior, menunjukkan
peningkatan kelancaran dalam sinus transversal kiri yang hipoplasia dan sinus sigmoid. Hipoplasia
foramen jugularis ipsilateral juga berfungsi sebagai bukti nyata penting adanya hipoplasia sinus dural.

Gambar 12. Pria 74 tahun dengan sakit kepala dan mastoiditis.


A, gambar T1-weighted dengan kontras menunjukkan filling defect (panah) di sinus kedua sinus
transversal.
B, Maximum-intensity-projection dari MR venography dengan kontras menggunakan 3D sagital gradiendikenal sebagai echo (SPGR). Diagnosis disarankan oleh adanya aliran normal paten segera proksimal
dan distal ke filling defect, kontinuitas defect dengan permukaan dural, bulat atau penampilan lobulated,
dan peningkatan sentral.
Gambar 13. Granulasi arachnoid menyerupai thrombus di sinus vena dural.
A. pada angiografi konvensional anak 16 tahun dengan anomali perkembangan vena (panah panjang),
filling defect persisten terlihat dalam sinus transversal kanan (panah pendek).
B, gambar T1-weighted dengan kontras pada pasien yang sama seperti di A menunjukkan struktur
jaringan lunak (panah hitam) di lokasi yang sesuai. Struktur ini berbentuk bulat dan didefinisikan dengan
baik, konsisten dengan granulasi arachnoid.
C, gambar Coronal T2-weighted pada pasien yang berbeda, laki-laki 40 tahun, menunjukkan khas
granulasi arachnoid yang melingkar di sinus transversal kiri (panah) yang berbatasan dengan dinding
medial superior dari sinus transversal. Kekosongan aliran normal terlihat berdekatan dengan struktur ini
(di panah tip) dan gambar berturut-turut (tidak terlihat), lebih jauh mendukung ini adalah sebuah granulasi
arachnoid.
Gambar 14. Anak 6 tahun dengan neuroblastoma.
A, gambar T1-weighted menunjukkan lesi isointense (panah) di wilayah sinus transversal kiri,
menyerupai sinus trombosis.
B, gambar T1-weighted dengan kontras menunjukkan gambar peningkatan lesi (panah hitam) merupakan
perpanjangan dural dari neuroblastoma, mengompresi sinus lateralis (panah putih). Lesi yang berupa
massa juga terlihat di posterior torcular Herophili, mengompresi dan menggesernya ke anterior.
Perhatikan lesi di dinding lateral orbit kiri.
Gambar 15. Wanita 42 tahun dengan sakit kepala.
A, gambar Coronal FLAIR menunjukkan hiperintensitas dalam ruang subarachnoid, konsisten dengan
perdarahan subarachnoid.
B, gambar Sagittal T1-weighted dengan gadolinium menunjukkan filling defect luas dalam sinus sagital
superior, sinus straight, dan torcular Herophili (panah).

C, gambar koronal T1-weighted dengan gadolinium menegaskan bahwa hilangnya kekosongan aliran
dalam A merupakan trombosis sinus sagital superior. perhaikan filling defect dari trombus menimbulkan
empty delta sign (panah).

Anda mungkin juga menyukai