Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial
yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah
interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu
dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi
dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi
pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting
dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu
dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.
Karyawan memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui
tugastugasnya dan mengerti seluruh tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan
dan kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh pimpinan dan harus
diterima oleh setiap bawahan. Komunikasi dari manajemenkaryawan, karyawan ke
pihak manajemen harus jujur dan dibangun berdasar kepercayaan jika digunakan
untuk membangun semangat kerja, produktivitas dan kemajuan perusahaan.
Pimpinan perusahaan akan berusaha untuk mencoba, mengubah kebutuhan
serta keinginan karyawan-karyawan, melalui proses motivasi yang disampaikan
melalui komunikasi antar pribadi. Karyawan dari suatu organisasi sebagaimana

Universitas Sumatera Utara

lazimnya, tentu saja memilki sekumpulan keinginan yang diharapkannya dapat


terpenuhi di tempat ia bekerja. Kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan
kekuatan pendorong bagi mereka unruk melaksanakan kegiatan-kegiatan di dalam
perusahaan, sikap, tabiat, kebiasaan, kepentingan dan tuntutan bukan hanya
merupakan milik seorang karyawan saja, tetapi milik mereka bersama dengan
karyawan yang lain. Hal ini menyebabkan karyawan-karyawan menunjukan
tanggapan yang sama terhadap sesuatu yang terjadi di luar dan di sekitar mereka.
Bahkan tingkah laku dan perbuatan mereka dipengaruhi hal-hal tersebut.
Dalam setiap perusahaan pasti terjadi komunikasi terutama komunikasi
antarpribadi yang melibatkan dua orang. Komunikasi ini terjalin agar tercipta
pemahaman yang sama antara dua orang tersebut sehingga, dapat bekerja sama
dengan baik. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai
masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan
timbulnya salah faham dan konflik oleh karena itu diperlukan komunikasi yang
efektif.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi oleh karena itu
para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami
dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler, 1981) dikutip
kembali oleh (Arni Muhammad, 2007 : 1). Untuk memahami komunikasi ini dengan
mudah perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang
ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam
konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah

Universitas Sumatera Utara

komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu
dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masingmasing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua
belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan
untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai
tujuan suatu organisasi. Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi
antara berbagai subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua model
komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini.
Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk
menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif,
ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran
pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem
dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan
intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu
proses komunikasi tersebut.
Proses komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan khususnya yang
menyangkut komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan faktor penting
dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif tergantung dari
hubungan karyawan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan
kepercayaan atau suasana organisasi yang positif. Hubungan atasan dan bawahan
merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan ini berhasil, harus ada
kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan. (Muhammad, 2007 : 172).

Universitas Sumatera Utara

Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan keamanan, kepuasan,


keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran iklim perusahaan yang ideal.
Tujuan utama dari komunikasi dengan karyawan adalah mengidentifikasi,
menciptakan dan menjalin hubungan timbal balik yang menguntungkan antara
pimpinan dengan karyawan.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihakpihak yang terlibat di dalamnya,


yaitu pimpinan dan karyawan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi kondisi
komunikasi antarpribadi yang efektif yang meliputi: a. keterbukaan (openness), b.
empati (empathy), c. kepositifan (positiveness), d. dukungan (supportiveness), dan e.
kesetaraan (equality) (Muhammad, 2007 : 172).

Komunikasi efektif antara pimpanan dan karyawan juga harus dibangun


berdasarkan hubungan antarpribadi yang efektif. Menurut Roger (1971), hubungan
antarpribadi akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi
sebagai berikut : (a) bertemu satu sama lain secara personal, (b) empati secara tepat
terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain
secara berarti, (c) menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai
atau keberatan, (d) menghayati pengalaman satu sama lain dengan bersungguh
sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain, (e) merasa bahwa saling
menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan
gangguan arti, (f) memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
persamaan aman terhadap yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Hubungan antara sesama karyawan di sebuah organisasi lebih berfokus pada


aspekaspek manusiawi, hal ini perlu diketahui dan dijalankan di dalam perusahaan.
sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan industrial (industrial
relations). Hubungan industri lebih menekankan pada besar kecilnya upah dan
berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Akan tetapi, di antara keduanya terdapat
hubungan yang erat, mengingat hubungan industri juga sangat dipengaruhi oleh
efektif tidaknya komunikasi di kalangan karyawan maupun antara karyawan dengan
pihak manajemen.
Komunikasi merupakan faktor penting bagi organisasi, karena tanpa adanya
komunikasi kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Reon Ladlow dan
Ferguson Parton (1992,1996) berasumsi bahwa melalui komunikasi diharapkan dapat
membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orangorang
yang terlibat dalam kegiatan tersebut.Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara
pimpinan dan karyawan yang baik akan dapat berdampak pada hasil kerja yang
maksimal.
Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja
sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back yang tepat
terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktivitas. PTPN
IV Unit Kebun Laras merupakan perusahaan yang bergerak di komoditi ekspor
produksi kelapa sawit. Menurut peneliti komunikasi antar pribadi antara pimpinan
PTPN IV Unit Kebun Laras dengan karyawannya sangat berperan dan sangat erat
hubungannya didalam peningkatan kinerja karyawan agar produksi semakin maju
dengan pesat dan masalah-masalah di dalam perusahaan dapat diatasi dengan dengan

Universitas Sumatera Utara

baik. Disini peneliti akan meneliti bagaimana keryawan PTPN IV Unit Kebun Laras
saling berkomunikasi antar pribadi dengan sesama karyawan ataupun dengan
pimpinannya.
Berdasarkan penjelasan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang

sejauhmanakah peranan komunikasi antarpribadi terhadap

peningkatan kinerja karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit


Kebun Laras.

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
Sejauhmanakah komunikasi antarpribadi berperan terhadap peningkatan kinerja
karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras ?.

I.3 Pembatasan Masalah


Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini dibatasi pada komunikasi antarpribadi yang dilakukan pimpinan
terhadap karyawan di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit
Kebun Laras.

Universitas Sumatera Utara

b. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan kinerja yang meliputi disiplin kerja,
frekuensi kehadiran, kerja sama yang baik dengan rekan kerja, kesenangan
terhadap pekerjaan, keseriusan kerja, penghargaan terhadap hasil kerja.
c. Penelitian dilakukan di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero)
Unit Kebun Laras.
d. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2009.

I.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian, yang menguraikan
apa yang akan dicapai dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak
lain yang berhubungan dengan penelitian tesebut :
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi pimpinan terhadap
karyawan.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi selama proses
komunikasi antarpribadi.
3. Untuk mengetahui kinerja karyawan akibat peranan proses komunikasi
antarpribadi.

I.5 Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah atau memperluas
khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


peneliti mengenai komunikasi antarpribadi dalam sebuah perusahaan antar
karyawan.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi atau
masukan yang positif bagi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero)
Unit Kebun Laras.

I.6 Kerangka Teori


Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir
dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori (Nawawi, 1995 : 39). Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti melihat masalah yang akan diteliti.
I.6.1 Komunikasi Antarpribadi
Dikutip oleh Liliweri (1991 : 12), Devito menjelaskan komunikasi merupakan
pengiriman pesan dari seseorang dan telah diterima 0leh orang lain atau sekelompok
orang lain dengan efek dan efek umpan balik yang berlangsung. Sementara menurut
Verdeber (1986) mengemukakan bahwa komunikasi anatrpribadi merupakan suatu
proses interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasangagasan dan
perasaan (Alo

Liliweri, 1994: 9). Komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication) merupakan komunikasi yang berlangsung alam situasi tatap muka


antara dua orang atau lebih baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
(Wiryanto, 2004:32). Menurut Vardiansyah (2004 : 30) Komunkasi antarpribadi
dapat terjadi dalam konteks komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik,

Universitas Sumatera Utara

yakni dua orang) atau satu komunikasi tiga orang (triadik). Komunikasi antarpribadi
(non media massa) seperti televisi.
Untuk memperjelas pengertian komunikasi antar pribadi Devito (Alo Liliweri,
1991) memberikan beberapa ciri komunikasi antar pribadi :
1. Keterbukaan
Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan
bajwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut
atau malu, kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masingmasing.
2. Empati
Kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada orang lain.
3. Dukungan
Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari
pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat
yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membnatu seseorang
untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan
yang didambakan.
4. Rasa Positif
Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan yang positif, rasa
positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga
atau berprasangka yang menggangu jalinan interaksi.
5. Kesamaan

Universitas Sumatera Utara

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan pribadi pun lebih kuat apabila
memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi
dan sebagainya.
I.6.2 Self Disclosure
Menurut Johnson,(Rakhmat :2004:63) teori self disclosure atau pembukaan diri
merupakan proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang
sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna memahami suatu tanggapan
terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang
lain perasaan kita terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau
perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri terhadap hubungan antarpribadi
adalah sebagai berikut (Joseph A. Devito : 1997:40 )
1. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang
2. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, maka orang tersebut akan
menyukai diri kita, sehingga ia akan semakin membuka diri kepada kita.
3. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki
sifat-sifat sebagai berikut : kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif dan
inteligen.
4. Membuka diri pada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan
komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.
5. membuka diri berarti berarti bersikap realistis, maka di dalam pembukaan diri
kita haruslah jujur, tulus, dan autentik.

Universitas Sumatera Utara

Teori Self Disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi
fokus penelitian dan teori komunikasi mengenai hubungan merupakan proses
mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan seterusnya.

I.6.3 Kinerja
Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode
tertentu mencerminkan tingkat kesehatan orang tersebut. Dengan kata lain, kinerja
adalah suatu pencapaian yang baik dalam bekerja berupa prestasi yang diperlihatkan
suatu organisasi atau individu yang kemudian memberi cerminan bahwa organisasi
atau individu yang kemudian memberi cerminan bahwa organisasi tersebut adalah
organisasi yang sehat.
Penilaian kinerja menurut Soeprihanto (1996 : 7) adalah suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah
melaksanakan

pekerjaannya

masing-masing

secara

keseluruhan.

Penilaian

pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu pedoman dalam bidang personalia yang


diharapkan dapat menunjukkan prestasi kerja para karyawan secara rutin dan teratur
sehingga sangat bermanfaat bagi pengembangan karir karyawan yang dinilai maupun
organisasi secara keseluruhan. Kinerja seorang pegawai pada dasarnya adalah hasil
kerja seseorang karyawan. Selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan misalnya standard, target/ sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Adapun faktor yang berkaitan dengan sikap untuk meningkatkan kinerja
seseorang dapat dilihat dari (Gibson :1990).

Universitas Sumatera Utara

a. Disiplin kerja, yaitu sikap kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan


yang berlaku di perusahaan.
b. Frekuensi kehadiran, yaitu suatu jumlah kehadiran karyawan di
perusahaan tempat ia bekeja.
c. Kerjasama, yaitu adanya suatu aktivitas yang dilakukan secara kolaktif
di dalam suatu situasi kerja antara satu sama lainnya.
d. Kesenangan kerja, yaitu perasaan senang terhadap pekerjaan yang
dilakukan yang muncul dari dalam hati.
e. Keseriusan kerja, yaitu sikap yang sungguh-sungguh dalam melakukan
pekerjaan.
f. Penghargaan kerja, yaitu sesuatu yang diberikan perusahaan untuk
karyawannya yang berprestasi.

1.7 Kerangka Konsep


Teori-teori yang dijadikan landasan pada kerangka teori harus dapat
menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Menurut
Nawawi (1995 : 401) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang
bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan
dengan mengubahnya menjadi variable.
Pembatasan konsep dalam penelitian ini tidak saja untuk menghindari salah
maksud dalam memahami konsep penelitian dalam membatasi penelitian, tetapi

Universitas Sumatera Utara

batasan konsep diperlukan untuk penjabaran variabel penelitian maupun indikator


variabel (Buhan Bungin 2005, 92).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa
variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel
terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang
muncul (Nawawi, 1995 : 57).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran komunikasi antarpribadi.

2. Variabel Terikat (Y)


Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada
atau muncul dipengaruhi atau dietntukan adanya variabel bebas dan bukan
karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995 : 57).
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.
3. Variabel Terikat (Z)
Variabel antara adalah variabel yang menjembatani atau menghubungkan
antara variabel bebas dan variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara

Variabel antara pada penelitian ini adalah karakteristik responden di PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.

I.8 Model Teoritis


Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka
konsep, maka dibentuk suatu model teoritis, yaitu:

Variabel Bebas (x)

Variabel Terikat (Y)

Komunikasi antar pribadi

Kinerja Karyawan

Variabel Antara
Karakteristik Responden

I.9 Operasional Variabel


Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas,
maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variebel
terkait sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Variabel Operasional


Variabel Teoritis

Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

1. Keterbukaan

Komunikasi antarpribadi

2. Empati
3. Dukungan
4. Rasa Positif
5. Kesamaan

Variabel Terikat (Y)

1. Disiplin kerja

Kinerja Karyawan

2. Kerjasama yang baik sesama


karyawan
3. Kesenangan pada pekerjaan
4. Keseriusan kerja

Variabel Antara (Z)

1. Usia

Karaketeristik responden

2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Afdeling
5. Golongan jabatan
6. Lamanya bekerja

Universitas Sumatera Utara

I.10 Defenisi Operasional


Defenisi

operasional adalah

unsur

penelitian

yang

memberitahukan

bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang
ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46).
Defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Komunikasi Antarpribadi)
a. Keterbukaan, yaitu Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan
segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi)
dan terbuka tanpa rasa takut atau malu, kedua-duanya saling mengerti dan
memahami pribadi masing-masing.
b. Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya
kepada orang lain.
c. Dukungan, yaitu setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan
mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan
demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya.
d. Rasa Positif, yaitu setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan
yang positif, rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi
untuk tidak curiga atau berprasangka yang menggangu jalinan interaksi.
e. Kesamaan, yaitu kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

2. Variabel Terikat (Kinerja karyawan) :


a. Disiplin Kerja :
Sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar
terhadap peraturan yang berlaku dalamlingkungan kerja karena adanya
keyakinan bahwa dengan adanya aturan-aturan itu tujuan perusahaan akan
dapat tercapai.
b. Kerjasama yang baik sesama karyawan
Adanya suatu aktivitas yang dilakukan secara kolektif di dalam suatu
situasi kerja antara karyawan.
c. Kesenangan pada pekerjaan
Perasaan senang terhadap pekerjaan yang dilakukan yang muncul dari
dalam hati.
d. Keseriusan kerja
Sikap dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan dengan sungguhsungguh dan tidak mengabaikan peraturan yang berlaku.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) :


a. Usia adalah umur yang dijadikan sampel yaitu karyawan PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.
b. Jenis

kelamin

adalah

identitas

karyawan

PT.

PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.

Universitas Sumatera Utara

c. Tingkat pendidikan adalah tingkat atau jenjang pendidikan yang dimiliki


pada saat bekerja di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero)
Unit Kebun Laras.
d. Afdeling adalah lahan atau bagian tempat karyawan PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.
e. Golongan jabatan adalah di tingkat golongan apa karyawan di PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras tersebut
berada.
f. Lamanya bekerja adalah berapa lama karyawan

PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (Persero) Unit Kebun Laras.

I.11 Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena ia merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995 :
43).
Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0

: tidak terdapat hubungan antara peranan komunikasi antarpribadi terhadap


peningkatan kinerja karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(Persero) Unit Kebun Laras.

Universitas Sumatera Utara

Ha

: terdapat hubungan antara peranan komunikasi antarpribadi terhadap


peningkatan kinerja karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(Persero) Unit Kebun Laras.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai