Anda di halaman 1dari 8

MATIUS 5:9 (Berbahagialah orang yang membawa

damai, karena mereka akan disebut anak-anak


Allah)
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dari ayat yang
kita baca ini, ada beberapa hal yang kita pelajari.
Hal pertama yang kita pelajari adalaha tentang
orang yang membawa damai.
Saudara, kata damai didalam bahasa Yunani, disebut
dengan Irene. Jadi Irene, artinya Damai..dan dalam
bahasa Ibrani lebih populer disebut dengan kata
syalom..
Nah, perlu di ingat, bahwa kadang-kadang kita
ucapkan kata syalom ini berbeda ya..sebenarnya
kata syalom yang benar itu tanpa Y, tapi kadangkadang kita bilang syalom. Tapi sebenarnya adalah
shalom.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, kata shalom ini
memiliki pengertian yang sangat luas dan di dalam
penggunaannya didalam bahasa Ibrani, kata shalom
dijelaskan oleh pendeta Andar Ismail, sebagai berikut
: Jika bangsa dan negara berada di dalam
persatuan, tak terpecah dan terkotak, maka
dikatakan bahwa bangsa dan negara berada didalam
shalom, jika panen berhasil dan tiap orang tercukupi
kebutuhan hidupnya, maka disebutlah rakyat hidup
dalam shalom.

Disini shalom berarti damai sejahtera/berkat, jadi


kalau orang yang/petani-petani yang berhasil
didalam usahanya lalu hidup rakyat terpenuhi, biasa
disebut dengan kata shalom. Jika suatu perjalanan
telah kita lalui dengan baik tanpa gangguan atau
kecelakaan, maka dikatakan kita telah mendapatkan
kata shalom. Disini kata shalom berarti selamat.
Demikianlah kata shalom mengandung arti yang luas
dan tiap kali dalam alkitab berkata tentang damai
sejahtera maka yang dimaksud adalah syalom yakni
utuh, selaras, berkat, bahagia, selamat, sehat, tertib.
Dan semua berada di dalam fungsi yang
sebagaimana seharusnya. Jadi itu pengertian kata
shalom yang dijelaskan oleh pendeta Andar Ismail.
Nah, karena itu ketika kita berbicara atau
mengatakan shalom kepada orang lain sebenarnya
kita sedang mengatakan bahwa semoga kamu
bahagia,semoga kamu berhasil, semoga kamu
memilki damai, semoga kamu selamat dan
sebagainya. Tapi kadang-kadang kita mengatakan
shalom itu hanya sebagai bahasa sapaan. Ketemu
satu ditimur, satu diutara shalom.. atau kadangkadang kita menerima telpon, kita ganti selamat
pagi dengan shalom pak, bagaimana ya?? Seperti
itu..
Ketika seorang mengucapkan kata shalom, memiliki
pengertian yang dalam. Jadi jangan sekali-kali kita
ucapkan kata shalom dengan orang lain tapi hati kita

penuh caci maki terhadap orang tersebut. Bilang


shalom tapi didalam hati di bilang em,,,,,,,, sudah
ada kata-kata yang tidak benar.
Ada sebuah ilustrasi, suatu hari bangau dan anjing
punya hubungan yang sudah tidak harmonis. Orangorang disekitar mereka ini tidak tahu bahwa mereka
berdua sedang bertikai. Suatu kali bangau mengajak
anjing ini makan dirumahnya, si anjing datang
kerumah bangau lalu si anjing berkata shalom,
lalu si bangau jawab shalom.mari masuk,kata si
bangau. Sampai didalam bercerita dan tiba saatnya
jam makan. Si bangau memanggil pembantupembantunya suruh siapkan makanan, tapi apa
yang terjadi ?, ternyata makan yang disediakan,
ditaruh di suatu tempat yang besar tapi mulut dari
tempat itu kecil seperti vas bunga. Dan bangau
mengajak si anjing untuk makan. Si bangau karena
paruhnya panjang, di bisa makan di tempat itu tetapi
si anjing hanya melihat saja, tidak bisa makan.
Namun sekali lagi si bangau mengajak si anjing
untuk makan, namun tetap saja si anjing tidak bisa
makan. Bagaimana cara dia makan? Dan akhirnya,
singkat cerita si anjing ini pulang. Si anjing
mengucapkan shalom dan si bangau juga berkata
shalom. Setelah beberapa hari, si anjing
mengundang si bangau untuk makan dirumahnya.
Waktu si bangau datang, si bangau bilang shalom
anjing, si anjing juga membalas shalom bangau.
Seperti biasa, mereka makan bersama dan si anjing

ini menyuruh pembantu-pembantunya siapkan


makanan dan ditaruh dimeja. Tetapi makanan di
taruh ditempat yang ceper dan berisi bijibijian/kacang-kacangan. Ketika makan, si anjing
berkata ayo bangau, silahkan makan..makanan ini
enak sekali. Bagaimana si bangau bisa makan?? Dia
berusaha untuk mematok makan, tetapi
makanannya tidak bisa dimakan. Tetapi si anjing,
menjilat makan ini hingga habis. Sekali lagi si anjing
mengajak si bangau tuk makan, tapi tetap saja si
bangau tidak bisa makan. Pada akhirnya si bangau
pulang dan mereka tetap saling mengucapkan
shalom sebelum berpisah.
Nah, sodara yang terkasih dalam Tuhan, perhatikan
bahwa perilaku dari bangau dan anjing ini kelihatan
dari luar akrab/karib sekali, mereka saling
mengundang makan, bertemu mengucapkan
shalom, tetapi hati mereka saling tidak senang, satu
sama lain. Hati mereka saling membalas satu sama
lain. Ini contoh bahwa banyak orang saat ini, sama
seperti bangau dan anjing, kelihatan dari luar akrab,
namun teryata didalamnya mereka tidak akrab.
Sebagian orang ingin menunjukan kepada orang lain
bahwa mereka tidak bertikai satu sama lain dengan
cara ketika bertemu di gereja saling menyapa
shalom,tapi diluar saling gosip. Nah ini menjadi hal
yang tidak benar. Budaya poles sudah menjurus
masuk ke kehidupan kita. Poles sana, poles sini,
akhirnya kelihatan yang buruk itu menjadi baik tetapi

sebenarnya didalam itu merupakan suatu


kebrobrokan..
Nah, sodara yang terkasih didalam Tuhan, karena itu
jangan menjadi seperti bangau dan anjing yang
sungguh-sungguh tidak ada damai, namun mau
mengucapkan kata damai. Jadi kalau saudara ingin
mengucapkan shalom, perhatikan baik-baik
apakah shalom itu sungguh-sungguh atau purapura.
Berkaitan dengan konteks ini, maka kata damai yang
dimaksudkan dalam pasal 5 ayat ke 9 ini, tidak
berbicara mengenai urusan membuat tujuan
tercapai, berhasil maupun kemakmuran. Tetapi kata
damai yang dimaksudkan disini adalah berbicara
tentang keutuhan dari sebuah relasi atau sebuah
kedamaian yang ada dalam setiap relasi. Karena itu,
damai tidak hanya berarti tidak bertengkar tetapi
damai harus dimiliki dalam pengertian memiliki
hubungan/relasi yang baik dengan orang lain.
Faktanya sekarang, kita memang tidak bertengkar,
dalam gereja jemaat tidak bertengkar, didalam
keluarga tidak bertengkar, tapi di dalam pribadi
mereka tidak ada damai. Jadi jangan kelihatan kita
tidak saling adu fisik, lalu bilang itu damai-damai
saja. Tetapi ada menyimpan sakit hati dalam dada
kita. Jadi jangan berpikir bahwa saudara tidak
perang, saudara tidak bertikai, maka saudara hidup
damai. TIDAK,kalau saudara punya hubungan tidak

baik dengan sesama, maka sebenarnya tidak ada


damai dalam hidup saudara. Contohnya kita dengan
malaysia, kita tidak berperang dengan mereka tapi
hubungan kita tidak baik dengan mereka. Atau
bahasa kerennya perang dingin.
Karena itu, menjadi seorang yang mengucapkan kata
shalom harus benar-benar mengerti arti dari kata
ini. Kata membawa damai dalam ayat ini, lebih tepat
disebut dengan orang-orang yang mengusahakan
damai. Dalam terjemahan lama
dikatakan,Berbahagialah segala orang yang
mendamaikan orang, karena mereka itu disebut
anak-anak Allah. Jadi orang membawa damai
adalaha orang yang mengusahakan damai ditengah
pertikaian antara sesama. Terkait dengan hal itu,
dalam kehidupan kita ada 4 golongan orang,
- Golongan yang pertama, adalah orang yang suka
merusak perdamaian/trouble maker. Orang ini
biasanya merusak perdamaian dengan iri hati,
suka fitnah, suka gosip, mengadu domba.
- Golongan kedua adalah orang yang acuh tak
acuh. Ada damai atau tidak ya bukan urusan
saya, yang penting tidak ada orang lain yang
ganggu saya. Mau orang lain bertikai atau
berperang, saya tenang-tenang saja. Orang
seperti ini harus bertobat karena mereka
sebenarnya harus menjadi pembawa damai.

- Golongan ketiga adalah orang-orang yang


menghambat perdamaian. Orang-orang seperti
ini sering menghambat perdamaian dirinya
dengan orang lain, atau orang lain dengan orang
lain.
- Golongan yang keempat, adalah orang yang
membawa damai atau peace maker. Orang-orang
ini senantiasa mengusahakan damai. Orangorang ini biasa tidak tenang apabila melihat ada
ketidak damaian. Dan orang-orang ini akan
memikirkan bagaimana caranya mengusahakan
kedamaian itu terwujud diantara pihak-pihak
yang sedang bertikai.
Melihat 4 kelompok ini sodara berada di kelompok
yang mana? Saudara berada dikelompok yang
pertama (orang yang membenci perdamaian),
kelompok kedua?, kelompok ketiga? Atau kelompok
yang ke empat? Tetapi saya percaya kita semua
disini tidak berada di dalam kelompok yang pertama
(orang yang membenci kedamaian). Tetapi
cenderung kita berada di posisi yang kedua dan
ketiga (orang yang acuh tak acuh terhadap
kedamaian dan orang yang menghambat terjadinya
kedamaian).
Kalau ada di antara kita, bertobatlah. Bertobat dan
mari kita mau menjadi seorang yang membawa
damai karena itu merupakan sesuatu yang luar biasa
dan sesuatu yang akan membuat kita berbahagia.

Berbahagialah orang yang membawa damai. (2


korintus 13:11). Amin..

Anda mungkin juga menyukai