com
Hukum Pidana
Wishnu Kurniawan, SH.
Keduanya dalam bahasa Belanda dikenal dengan satu istilah, yaitu straf.
Hakekatnya
2.
3.
II.
Hukum Publik
Mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur
kekuasaan dan wewenang penguasa atau negara, serta
mengatur hubungan hukum antara anggota masyarakat dan
negara.
Hukum Privat
Mencakup peraturan-peraturan hukum yg mengatur tentang
hubungan antara individu-individu dalam memenuhi
keperluan hidupnya.
10
Kitab Undang-undang
Hukum Pidana
Buku I
Memuat ketentuan-ketentuan umum (Algemene
Leerstuken) yaitu ketentuan-ketentuan untuk semua tindak
pidana atau perbuatan yang pembuatnya dapat dikenakan
hukuman pidana strafbare feiten
Buku II
Menyebutkan tindak-tindak pidana yang dinamalan
Misdrijven kejahatan
Buku III
Menyebutkan tindak-tindak pidana yang dinamakan
overtredingen atau pelanggaran
11
3. Hukum Pidana
12
3.
Sejarah Singkat
Hukum Pidana
13
14
15
(sumber: staatblad 1872 No. 85) yang berlaku mulai tanggal 1 Januar
17
19
20
21
22
23
24
Asas Keseimbangan
25
26
Teori Pemidanaan
Dasar Pemikiran
3. Teori Gabungan
Kenapa alat alat negara berhak untuk mempidana seseorang??
27
28
32
1.
2.
33
Teori Gabungan
34
36
37
38
Teori Gabungan
Adalah gabungan dari teori Relatif dan teori Absolut
Yaitu mendasarkan pemberian sanksi pidana pada prinsip
pembalasan namun hal tersebut dilakukan untuk mengajar
manfaat (prevensi) dari penarapan sanksi pidana itu sendiri,
serta berguna untuk memperbaiki penjahat yang melakukan
tindak pidana itu sendiri.
39
Terima Kasih
40
10
PENGERTIAN
TINDAK PIDANA
Menurut Simons:
Adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana, yang
bersifat melawan hukum, yang berhubungan erat dengan kesalahan
dan yang dilakukan dengan kesalahan.
Menurut Van Hamel:
Adalah perbuatan orang yang dirumuskan dalam wet, bersifat melawan
hukum dan patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan.
Menurut Moleyatno:
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu hukum,
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,
bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut.
41
42
Terdiri dari:
Perbuatan manusia
Diancam dengan pidana
Melawan Hukum
Dilakukan dengan kesalahan
Oleh orang yang mampu bertanggung jawab
43
44
11
Menurut Moelyatno
Perbuatan (manusia)
Yang memenuhi rumusan dalam Undang
Undang (syarat formil)
Bersifat melawan hukum (syarat materiil)
45
46
48
12
Syarat Pemidanaan
49
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
50
51
52
13
4. Delik Aduan
14
6. Kejahatan Ringan
5. Delik Ekonomi
Adalah tindak pidana yang dilakukan
dalam ranah ekonomi (biasa juga disebut
dengan tindak pidana ekonomi)
57
58
9. Delik Politik
59
60
15
Contempt of Court
Kejahatan Komputer
Money Loundering
Kejahatan Korporasi
61
62
Teori Teori
Sebab Akibat
Akibat Tertentu
Dari
64
16
Teori generalisasi
teori ini melekat secara ante factum (sebelum kejadian) yaitu diantara
serentetan syarat pidana terdapat perbuatan yang pada umumnya dapat
menimbulkan akibat semacam itu yang artinya menurut kehidupan normal
perbuatan tersebut layak untuk mendapatkan kadar seperti itu.Dalam teori ini
dicari sebab yang adekuat untuk timbulnya akibat yang bersangkutan. Oleh
sebab itu teori ini juga disebut dengan teori adekuat.
Terdapat 2 pendirian untuk menentukan bahwa suatu sebab dapat menimbulkan
akibat tertentu, yaitu:
- Subjective ursprunglicke prononse (penentuan subyektif)
65
66
68
17
Kesimpulan
Pengakuan akan hal ini disebabkan karena
KUHP menekankan pada kesalahan
(Mens Rea)
Kesalahan hanya timbul/dimiliki oleh manusia
69
70
71
18
Badan Hukum/Korporasi
Badan Hukum/Korporasi
sebagai
sebagai
Subyek Hukum
Subyek Hukum
Persona Hukum
Legal Entity
Fungsi Hukum
Pidana
Utility Standart
Badan Hukum
74
sebagai
Dader
Memiliki syarat syarat:
Memiliki kewenangan untuk memutus
Putusannya diterima oleh Korporasi
Ultra Vires
Korporasi hanya bertanggungjawab atas perbuatan yang
termasuk dalam lingkup kewenangannya berdasarkan anggaran
dasar dari korporasi tersebut.
76
19
Contoh Pertanggungjawaban
Korporasi
ONRECHTMATIGHEID
77
Terdapat 2 pendapat
atas Sifat Melawan Hukum
ONRECHTMATIGHEID
Tindak Pidana
Memuat
Ancaman Pidana
78
Atas Pelanggaran
Norma Norma
Hukum
Sifat
Melanggar Hukum
79
80
20
ONRECHTMATIGHEID
Unsur unsur Tindak Pidana:
Perbuatan yang dilarang
Akibat yang ditimbulkan menjadi dasar
kenapa perbuatan itu dilarang
Terdapat sifat melawan hukum dalam
rangkaian sebab musabab tersebut.
Terima Kasih
82
PENGERTIAN
Pertanggungjawaban Pidana
83
84
21
PENGERTIAN
Unsur - unsurnya
Mampu Bertanggungjawab
86
87
88
22
Kesengajaan
Bentuk Kesalahan
Terdiri dari 2 aliran:
Teori Kehendak
Kesengajaan adalah kehendak yang diarahkan
pada terwujudnya perbuatan seperti yang
dirumuskan dalam UU/KUHP
Teori Pengetahuan
Mempunyai gambaran tentang apa yang ada di
dalam kenyataan
89
Kesengajaan
90
Jenis/Macam Kesengajaan
92
23
Kealpaan (Culpa)
Pengertian:
Kurang mengindahkan larangan
94
95
96
24
Kealpaan Berdasarkan
Kemungkinan yang Diinsafi
97
98
PENGERTIAN
Locus Delicti
adalah tempat terjadinya tindak pidana.
Tempus Delicti
adalah waktu terjadinya suatu tindak pidana.
LOCUS DELICTI
&
TEMPUS DELICTI
Tidak diatur di dalam KUHP, melankan hanya teori dari hukum pidana
99
100
25
Locus Delicti
Locus Delicti
Berkaitan dengan:
Menentukan apakah hukum pidana berlaku
terhadap tindak pidana tersebut atau tidak,
kedua delic itu hanya terdapat di dalam pasal
2 - 8 KUHP.
Menentukan kewenangan dari POLRI,
Kejaksaan, serta pengadilan mana untuk
menangani perkara pidana yang sedang
terjadi. (hal ini berhubungan dengan kompetensi relatif)
2.
101
102
Tempus Delicti
Berhubungan dengan:
1. Apakah perbuatan yang bersangkutan telah diatur,
dilarang dan diancam pidana, sesuai Pasal 1 KUHP.
2. Apakah terdakwa pada waktu itu mampu
bertanggungjawab, sesuai dengan pasal 44 KUHP.
3. Apakah terdakwa pada waktu melakukan tindakan
tersebut telah berumur 16 tahun atau belum, sesuai
dengan pasal 45 KUHP.
4. Menyangkut soal Daluwarsa (pasal 79 KUHP).
5. Diketahuinya perbuatan dalam keadaan tertangkap
tangan sesuai dengan KUHP.
TERIMA KASIH
103
104
26
PENGERTIAN
PERCOBAAN (POGING)
105
PENGERTIAN
106
PENGERTIAN
108
27
1. Niat/kehendak (voornemen)
2. Ada permulaan pelaksanaan
3. Pelaksanaan kehendak tersebut tidak
selesai, bukan semata mata disebabkan
kehendak pelaku
109
110
Unsur Percobaan
Unsur Percobaan
1. Niat/Kehendak (voornemen)
Batasannya adalah:
a) Batas antara percobaan yang dapat dipidana dan
percobaan yang tidak dapat dipidanabekisar antara
pengertian perbuatan persiapan dan perbuatan
pelaksanaan.
b) Perbuatan pelaksanaan adalah perbuatan perbuatan
yang demikian erat/langsung berhubungan dengan
kejahatan yang direncanakan, sehingga pelaksanaannya
dianggap telah dimulai.
111
112
28
Unsur Percobaan
3. Pelaksanaan Kehendak Tidak Selesai,
Bukan Semata mata Karena Kehendak
Pelaku
114
Mulyatno:
Permulaan pelaksanaan dari delik yang dituju harus
memenuhi 3 syarat:
1. Secara subjektif dipandang dari sudut niat, harus tidak ada
keengganan lagi, bahwa telah dilakukan oleh
terdakwa dan ditujukan untuk mencapai kehendak yang
telah ditentukan.
2. Secara objektif apa yang telah dilakukan terdakwa harus
mendekatkan kepada delik yang dituju (harus
mengandung potensi untuk mewujudkan niat
tersebut).
116
29
Percobaan Tertunda
Percobaan Selesai
Percobaan yang Dikualifikasi
117
118
Percobaan Tertunda
Percobaan Selesai
119
120
30
Mangel am Tatsbestants
Delik Putatief
121
Mangel am Tatsbestants
122
Delik Putatief
123
124
31
PENYERTAAN (DEELNEMING)
TERIMA KASIH
Wishnu Kurniawan, SH.
125
126
PENGERTIAN
Pembagian Penyertaan
127
128
32
Pembagian Penyertaan
129
130
Menurut Hazenwikel-Suringa:
Mengemukakan bahwa dalam medepleger terdapat 2 (dua)
syarat:
Kesatu:
Kerjasama yang disadari antara para pelaku yangb terkait,
yang menggambarkan bahwa tindakan tersebut dilakukan
atas dasar kehendak bersama.
Bersifat Subyektif:
Menitik beratkan pada tabiat dan maksud dari para pelaku
Bersifat Obyektif:
Menitikberatkan pada wujud perbuatan dari turut pelaku
Kedua:
Mereka secara bersama sama dalam melakukan kehendak
131
132
33
133
PERBARENGAN (KONKURSUS)
134
PENGERTIAN
Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh
satu orang.
Bab VI KUHP
135
136
34
Jenis Konkursus
Konkursus Idealis
Secara spesifik tidak dijelaskan di dalam KUHP.
Secara eksplisit terdapat didalam rumusan pasal 63
ayat (1) KUHP.
Rumusan pasal 63 ayat (1) mengandung pengertian
bahwa suatu perbuatan yang walaupun dicakup
dalam lebih dari satu aturan pidana, namun secara
juridis dipandang sebagai satu perbuatan, jadi
terdapat perbarengan peraturan.
137
138
Concursus Realis.
Apabila terdapat orang yang melakukan beberapa
perbuatan yang dapat dipandang sebagai suatu
perbuatan yang berdiri sendiri dan masing masing
merupakan tindak pidana yang berupa kejahatan atau
pelanggaran.
Rumusannya:
- Terdapat seorang pelaku;
- Serangkaian kegiatan tindak pidana yang
dilakukan;
- Tindak pidana tersebut tidak perlu sejenis atau
berhubungan satu sama lain;
- Diantara tindak pidana tidak terdapat putusan
hakim.
139
140
35
141
142
143
144
36
Absorbsi
Adalah sistem yang menentukan bahwa hanya
ketentuan pidana yang terberatlah yang dipergunakan
145
146
147
148
37
RESIDIVIS
Penentuan Pidana
dalam Perbarengan
(PENGULANGAN)
149
Pengertian
Perbuatan pidana yang dilakukan oleh satu orang
Residivis
150
Pelakunya sama;
Terulangnya tindak pidana yang satu dengan
lainnya telah dijatuhi pidana.
Pengulangan terjadi dalam waktu tertentu.
Konkursus
151
152
38
153
154
SISTEM
(HUKUMAN PIDANA)
Prinsip Pemidanaan
Beratnya Hukuman bergantung pada
sifat berat atau ringannya tindak pidana
yang dilakukan
155
156
39
Hukuman Mati
Hukuman Mati;
Hukuman Penjara;
Hukuman Kurungan;
Denda;
Hukuman Tambahan:
a. pencabutan hak hak tertentu;
b. perampasan barang barang tertentu;
c. pengumuman putusan hakim
158
159
160
40
161
162
Pasal 11 KUHP
Tidak menetukan tempat dan daerah hukuman mati
Hukuman Mati juga tidak ditentukan bahwa harus dilakukan
di wilayah Hakim yang memutus Hukuman Mati.
Namun pada pasal 329 HIR mengatakan bahwa untuk
hukuman mati dijalankan di hadapan Jaksa atau seorang
pegawai yang ditunjuk dan dilaksanakan di jalan yang tidak
dapat terlihat oleh umum.
164
41
165
166
Perbedaan
167
Pasal 12 ayat 2,
atau dalam hal berlakunya pasal 52 KUHP ayat3
18 ayat 1 KUHP, pasal 19 ayat 2,
Pasal 21, & Pasal 23
168
42
Persamaan
170
171
172
43
Bebas Bersyarat
PENGHUKUMAN
DENDA
174
Jumlah denda
sekurang kurangnya
dua puluh lima sen
175
176
44
Hukuman maksimum
Dapat dilampaui sampai
delapan bulan karena ada
gabungan tindak pidana,
residivis, atau berlakunya
pasal
52 KUHP
177
178
179
180
45
PENCABUTAN
HAK HAK TERTENTU
181
182
183
46
DASAR PENIADAAN
PIDANA
Pasal 43 KUHP
185
186
187
188
LITERATUR ILMIAH
Alasan Pembenar
&
Alasan Pemaaf
47
Perbedaan
Alasan Pembenar 48
Keadaan darurat
Pembelaan terpaksa
Menjalankan peraturan
perundang undangan
Menjalankan perintah
jabatan yang sah
Alasan Pemaaf 44
Tidak mampu
bertanggungjawab
Daya paksa
Pembelaan terpaksa
melampaui batas
Menjalankan perintah
jabatan yang tidak sah
PEMBELAAN
TERPAKSA
189
Sesuai dengan
pasal 49 KUHP ayat (1)
190
191
192
48
193
PEMBELAAN
TERPAKSA
MELAMPAUI
BATAS
194
195
196
49
Takut
Marah
Panik
197
198
MENJALANKAN
KETENTUAN
UU
Pasal 50 KUHP
199
200
50
MENJALANKAN
PERINTAH
JABATAN
201
202
Termasuk
ke dalam
alasan pemaaf
DAYA PAKSA
203
204
51
205
52