Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mengingat
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang PokokPokok Pertambangan ( Lembaran Negara Tahun 1967
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2931 );
4.
5.
6.
Undang-Undang
Nomor
9
Tahun
1990
tentang
Kepariwisataan
( Lembaran Negara 1990 Nomor 78,
Tambahan lembaran Negara Nomor 3437);
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Menetapka :
n
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan:
a. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan;
c. Bupati adalah Bupati Kuningan;
d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuningan;
e. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
Rencana Struktur Tata Ruang Daerah yang mengatur sruktur dan pola Tata
Ruang Wilayah Daerah;
f. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang air dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan mahluk hidup
lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya;
g. Tata Ruang adalah wujud structural dan pola pemanfaatan ruang baik
direncanakan maupun tidak;
h. Penataan Ruang adalah proses perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan
Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang;
i. Rancana Tata Ruang adalah hasil perencanaan Tata Ruang;
j. Wilayah adalah Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional;
k. Pusat Pengembangan yang selanjutnya disebut WP adalah merupakan
pusat pengembangan dalam rangka pemberian pelayanan berkenaan
dengan segala aktifitas penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
di Daerah;
l. Pusat Pengembangan Pendukung yang selanjutnya disebut SWP adalah
merupakan pusat pengembangan pendukung dalam rangka pemberian
pelayanan
berkenaan
dengan
segala
aktifitas
penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pembangunan di Daerah;
m. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya;
n. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan;
o. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan;
p. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
q. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;
r. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan prilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lain;
s.
f.
Terkoordinasinya
pembangunan.
pembangunan
antar
wilayah
dan
antar
sektor
Bagian Kedua
Fungsi dan Kedudukan
Pasal 5
Fungsi Master Plan Agropolitan Kuningan adalah :
a. Dasar Pemerintah Daerah dalam penetapan lokasi berkaitan dengan
penyusunan program/proyek pembangunan khususnya yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang;
b. Dasar perumusan rekomendasi dalam pemanfaatan ruang;
c. Pedoman untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
antar wilayah dan keserasian antara sektor.
Pasal 6
Kedudukan Master Plan Agropolitan Kuningan adalah :
a. Dasar pertimbangan dalam penyusunan Program Pembangunan Daerah;
b. Dasar dalam penyusunan rencana rinci/detail kawasan;
BAB III
WILAYAH, SUBSTANSI, DAN JANGKA WAKTU RENCANA
Bagian Pertama
Wilayah Rencana
Pasal 7
(1) Lingkup wilayah Master Plan Agropolitan Kuningan adalah Daerah dengan
batas yang ditentukan bedasarkan aspek administratif mencakup wilayah
daratan seluas 111.857,55 Ha serta wilayah udara.
(2) Batas-batas wilayah adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Cirebon, sebelah timur dengan Kabupaten Berebes Jawa Tengah, sebelah
selatan dengan Kabupaten Ciamis dan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Majalengka.
Bagian Kedua
Substansi Rencana
Pasal 8
6
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Rencana
Pasal 9
Jangka waktu Rencana Agropolitan sampai tahun 2014
BAB IV
KEBIJAKAN PERENCANAAN
Bagian pertama
Kebijakan Perencanaan Agropolitan
Pasal 10
Kebijakan perencanaan agropolitan
kebijaksanaan umum .
Pasal 11
Kebijakan dasar adalah kebijakan yang ditetapkan selaras dengan kebijakan
Rencana Strategis Daerah.
7
Pasal 12
Kebijakan Umum adalah kebijakan yang dilandasi Pola
Perencanaan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Daerah.
Pengembangan
Pasal 12
Bagian Kedua
BAB V
RENCANA AGROPOLITAN DAN
STRATEGI PENGELOLAAN AGROPOLITAN KUNINGAN
Bagian Pertama
Rencana Agropolitan
1. Membagi Kabupaten Kuningan ke dalam 10 distrik agropolitan, sebagai
suatu Commuting dengan radius 5-10 km, dan distrik merupakan satuan
tunggal yang terintegrasi, sehingga diperlukan syarat kemudahan bagi
masyarakat untuk akses ke pasar dan tempat pelayanan umum, baik di
distrik maupun di luar distrik yang bersangkutan. Masing-masing distrik akan
berfungsi sebagai susunan wilayah pengembangan bagi distrik itu sendiri
maupun bagi distrik lainnya sehingga masing-masing distrik akan saling
berinteraksi dan saling melengkapi.
Berdasarkan perhitungan luas wilayah, jenis komoditi, dan kemudahan
hubungan maka wilayah Kabupaten Kuningan dibagi dalam 10 distrik, yaitu
meliputi :
Distrik
Core
Wilayah Cakupan
Keterangan
Bisnis/Komoditi
Unggulan
I
Perikanan
Kec. Pasawahan
Meliputi 37 desa
Kec. Mandirancan
Kec. Pancalang
II
Sayuran Dataran Sebagian
kec. Meliputi 25 desa
Tinggi dan sapi Jalaksana
perah
Sebagian
kec.
Kramatmulya
Sebagian
kec.
Cigugur
Sebagian
kec.
darma
III
Ubi Jalar
Kec. Cilimus
Meliputi 59 desa
Sebagian
Kec.
Jalaksana
Sebagian
kec.
Kramatmulya
Kec. Cipicung
Kec. Japara
IV
Jagung
Sebagian
Darma
8
VI
VII
VIII
IX
X
Kec. Nusaherang
Kec. Kadugede
Sapi Potong
Kec. Selajambe
Kec. Ciniru
Kec. Subang
Kec. Hantara
Kec. Cilebak
Sapi Potong
Kec.
Karangkancana
Kec. Ciwaru
Kec. Cibeureum
Kec. Cibingbin
Sapi Potong
Kec. Cidahu
Kec. Cimanggis
Kec. Cimahi
Sapi Potong
Kec. Luragung
Sapi Potong
Kec. Ciawigebang
Kec. Garawangi
Kec. Lebakwangi
Jasa Industri dan Kec. Kuningan
Perdagangan
Sebagian Kec.
Cigugur
Meliputi 43 desa
Meliputi 40 desa
Meliputi 35 desa
Meliputi 14 desa
Meliputi 87 desa
Meliputi 17 desa
Kawasan Inti/
Pusat
Pertumbuhan
Kuningan
Kawasan
Pendukung
Kec.Kadugede
Cilimus
Cilimus
Kec. Jalaksana
Ciawigebang
Ciawigebang
Kec. Garawangi
Luragung
Luragung
Kec. Ciwaru
Kawasan Layanan
Kec.
Darma,
Nusaherang,
Ciniru,
hantara,
Selajambe,
dan
Cigugur
Kec.
Cipicung,
Pasawahan,
Pancalang,
Karamatmulya,
Cigandamekar,
Japara
dan
mandiracan
Kec.
Cidahu,
kalimanggis,
Lebakwangi, dan
Sindangagung
Kec.
Subang,
cibeureum,
Karangkancana,
maleber, Cilebak,
Cibingbin,
dan
Cimahi
13
Bawang Merah
Bawang daun
Salak pondoh
Sapi perah
Domba
Ikan Gurame
Ikan nila
Kecamatan
Darma dan cigugur
Cigugur , Darma
Hantara
Cigugur, Darma
Nusaherang
Cigugur
Tersebar
Darma, Cigugur, Kuningan
Cilimus
Cilimus
Cilimus,
Jalaksana,
Pancalang,
Cipicung,
mandirancan
Kramatmulya
Jalaksana
Pasawahan
Cilimus
Tersebar
Pasawahan, Cipicung
Kramatmulya, Jalaksana, Cilimus, mandirancan,
pasawahan
Pasawahan, Mandirancan, Cilimus, Kramatmulya
Garawangi
Ciawigebang
Lebakwangi
Cidahu, Garawangi
Cidahu
Tersebar
Lebakwangi, Garawangi
Garawangi
Cibingbin
Cibingbin
Cibingbin,
Cilebak
Tersebar
Luragung
Cibeureum,
Luragung,
Subang,
Pasal 40
Komoditi Unggulan , Produk Unggulan dan Produk Potensial
Untuk mengetahui komoditi unggulan masing-masing distrik maka ditetapkan
kriteria komoditi unggulan, yaitu :
14
Pasal 43
Berdasarkan kriteria tersebut pada Pasal 42, maka produk unggulan setiap
distrik adalah sebagai berikut :
1. Produk unggulan di Distrik Kuningan adalah Susu, Kripik dan Kerupuk
serta Aneka Kue/Penganan.
2. Produk unggulan di Distrik Cilimus adalah Pasta Ubi Jalar, Minyak Atsiri,
Melinjo dan Tepung Gaplek.
3. Produk unggulan di Distrik Ciawigebang adalah Bawang Goreng dan Sirup
Jeruk Nipis.
4. Produk unggulan di Distrik Luragung adalah tape Ketan.
Pasal 44
Untuk mengetahui produk potensial masing-masing distrik maka ditetapkan
kriteria produk potensial, yaitu :
1. Melimpahnya bahan baku;
2. Memanfaatkan aset-aset pemerintah yang saai ini terbengkalai;
3. Berpotensi untuk ekspor (merupakan keunggulan komparatif).
15
Pasal 45
Berdasarkan kriteria tersebut pada Pasal 44, maka produk potensial setiap
distrik adalah sebagai berikut :
1. Produk yang berpotensi dikembangkan di Distrik Kuningan adalah Tepung
dan Mie Ubi Jalar, dan Rempah-rempah/bumbu kering.
2. Produk yang berpotensi dikembangkan di Distrik Cilimus adalah sayuran
Kering, Penganan Ubi Jalar dan Madu Asli.
3. Produk yang berpotensi dikembangkan di Distrik Luragung adalah Kapok.
Arahan dan Kebijakan penegmbangan Agropolitan
Pasal 46
Arahan untuk pengembangan agropolitan
di Kabupaten Kuningan untuk
memacu pembangunan pertanian dan peningkatan pendapatan petani adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan
kawasan
agropolitan
mampu
mendorong
dan
menciptakan iklim perekonomian di Kabupaten Kuningan yang kondusif
bagi pembangunan sistem dan usha tani agribisnis.
2. Kebijakan untuk menciptakan iklim perekonomian kondusif tersebut
dapat dilakukan melalui instrumen makro ekonomi, baik fiscal maupun
moneter serta kebijakan lainnya yang dapat mendorong agar strategi
pembangunan sistem dan usahatani agribisnis melalui pengembangan
kawasan agropolian dapat diimplementasikan.
3. Pengembangan Kawasan agropolitan mampu mendayagunakan dan
mengoptimalkan seluruh sumberdaya melalui peningkatan pemafaatan
dan penerapan ipteks serta kerjasama dan kemitraan sinergi antar pelaku
pembangunan.
4. Pengembangan agropolitan dapat meningkatkan secara nyata dan
terencana serta memacu pemerataan pembangunan infrastruktur di
kawasan pedesaan, terutama infrastruktur yang menunjang pelaksanaan
pengembangan agropolian serta infrastruktur dasar sepeti untuk
kebutuhan pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya.
5. Pengembangan masing-masing distrik harus senantiasa berorientasi pada
kekuatan pasar melalui pemberdayaan masyarakat yang tidak saja
diarahkan pada upaya pengembangan usaha budidaya tetapi juga
meliputi pengembangan agribisnis hulu (penyediaan sarana pertanian)
dan agribisnis hilir (processing dan pemasaran) dan jasa-jasa pendukung.
6. Pengembangan kawasan agropolitan di Setiap distrik diharapkan dapat
berfungsi mempercepat pembangunan wilayah/daerah tertinggal serta
mengurangi dan sekaligus merehabilitasi daerah/wilayah kritis.
7. Proses pengembangan kawasan agropolitan di kabupaten Kuningan agar
diupayakan dapat dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan
tahapan.
8. Dalam proses pengembangan kawasan agropolitan, tetap selalu
berpedoman kepada menjaga kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan.
KEBIJAKAN POKOK
Kebijakan makro
Pasal 47
Kebijakan-kebijakan makro yang perlu dilakukan adalah :
16
17
Darma-Selajambe-Subang-Ciwaru-Luragung-
Pasal 47
Jaringan jalan local primer dimaksud ayat (1) pasal 21 adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ruas
Kramatmulya.
g.
Ruas
Ciawigebang.
Jalan
Manis
Jalan
Kidul/Jalaksana-Cilantara-
Cipicung/Ciawigebang-Padarema-
h.
i.
j.
Ruas
Cibeureum/Cibingbin.
Jalan
Ciawaru-Karangkancana-
k.
l.
m.
n.
o.
p.
b.
c.
51
Pasal 54
(1) Dalam rangka mempertahankan kawasan sawah khususnya
yang beririgasi teknis, didukung oleh pembiayaan yang
bersumber dari anggaran pemerintah, pemerintah propinsi,
pemerintah kabupaten dan masyarakat serta dunia usaha
atau dalam bentuk kerjasama pembiayaan.
20
Bagian Pertama
Umum
Pasal 62
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui
kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan
ruang.
Pasal 63
(1) Tugas dan tanggungjawab pengendalian pemanfaatan ruang
dilakukan oleh Bupati.
(2) Untuk melakukan pengendalian pemanfaatan ruang
dimaksud ayat (1), Bupati membentuk Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah.
Pasal 64
(1) Komposisi keanggotaan Badan koordinasi dimaksud Pasal 63
ayat (2) terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(2)
Penanggungjawab
: Bupati
Ketua
: Wakil Bupati
Ketua Harian
: Sekretaris Daerah
Sekretaris
: Kepala Bapeda
Waki Sekretaris : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya
Anggota
: Disesuaikan
dengan tingkat
kebutuhan
dan
potensi Daerah
Badan
Koordinasi dimaksud ayat (1) dapat membentuk
Sekretariat, Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang dan
Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 65
Penertiban
Pasal 66
(1) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang dimaksud Pasal 62,
dilakukan berdasarkan laporan perkembangan pemanfaatan
ruang hasil pengawasan.
(2) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang dilakukan oleh
aparat pemerintah Daerah yang ditugaskan oleh Bupati.
(3) Bentuk penertiban dimaksud ayat (2) berupa pemberian
sanksi yang terdiri dari sanksi administratif dan sanksi
pidana.
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 67
(1) Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dilakukan
melalui pemberian informasi berupa data, bantuan pemikiran
dan keberatan, yang disampaikan dalam bentuk dialog
angket, internet dan melalui media lainnya baik langsung
maupun tidak langsung.
(2) Peran serta masyarakat dalam proses pemanfaatan ruang
dapat dilakukan melalui pelaksanaan program dan kegiatan
pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW meliputi:
a. Pemanfaatan ruang daratan, ruang air, dan ruang udara
berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan.
b. Bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan
dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah.
c. Bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan
ruang.
(3) Peran serta masyarakat dalam proses pengendalian
pemanfaatan ruang dapat dilakukan melalui:
a. Pengawasan dalam bentuk pemantauan terhadap
pemanfaatan ruang dan pemberian informasi atau
laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan
dengan penertiban pemanfaatan ruang.
Pasal 68
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak:
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Mengetahui isi RTRW.
c. Mendapat manfaat dari hasil penataan ruang.
23
Pasal 69
(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang dimaksud huruf b
Pasal 68, masyarakat dapat mengetahui RTRW melalui
program sosialisasi atau pemasayarakatan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah.
(2) Sosialisasi atau pemasyarakatan dimaskud ayat (1) dapat
dilakukan melalui Pengumuman atau penyebarluasan dan
penyuluhan hukum.
Pasal 70
(1) Untuk mendapatkan manfaat dari hasil penataan ruang
dimaksud huruf c Pasal 68 pelaksanaannya dilkukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Untuk memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang
terkandung didalamnya dimaksud ayat (1), berupa manfaat
ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan atas dasar
pemillikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan ataupun atas
hukum adat dan kebiasaan yang berlaku atas ruang pada
masyarakat setempat.
Pasal 71
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah masyarakat harus :
a. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang;
b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses
perencanaan tata ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang;
c. Mentaati RTRW yang telah ditetapkan.
Pasal 72
(1) Pelaksanaan peran serta masyarakat dalam penataan ruang
dimaksud Pasal 71 dilaksanakan dengan mematuhi dan
menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan
penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekan
masyarakat secara turun temurun dapt diterapkan sepanjang
memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan,
estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang
serta dpat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras
dan seimbang.
BAB IX
24
Ditetapkan di Kuningan
Pada tanggal
BUPATI KUNINGAN
AMAN SURYAMAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2004 NOMOR
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN
NOMOR :
SERI
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUNINGAN
SAMPAI DENGAN TAHUN 2013
I.
UMUM
Sesuai dengan penjelasan umum undang-undang Nomor 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, dinyatakan bahwa, penataan
ruang wilayah Nasional, Propinsi dan Kabupaten / Kota dilakukan
secara terpadu dan tidak dipisah-pisahkan.
Penataan ruang
Kabupaten disamping melalui ruang daratan juga mencakup ruang air
dan ruang udara sampai batas tertentu yang diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Ruang merupakan suatu wadah atau tempat sebagai masnusia
dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatannya perlu disyukuri,
dilindungi dan dikelola. Ruang wajib dikembangkan dan dilestarikan
pemanfaatannya
secara
optimal
dan
berkelanjutan
demi
kelangsungan hidup yang berkualitas.
26
27
Pasal
Pasa
l
Pasal
Pasa
l
Pasal
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
2
Cukup Jelas
3
Cukup Jelas
4
Cukup Jelas
5
Cukup Jelas
6
Cukup Jelas
7
Cukup Jelas
8
Cukup Jelas
9
Cukup Jelas
10
Cukup Jelas
Pasa 11
l
Ayat (1) Cukup Jelas
Ayat (2)
Peninjauan kembali RTRW secara berkala dapat dilakukan setiap 5
(lima) tahun sekali.
Peninjauan kembali RTRW yang disesuaikan dengan kebutuhan,
dimaksudkan untuk melakukan peninjauan kembali guna
mengakomodir aktifitas pembangunan yang bersifat mendesak baik
dalam rangka memenuhi perkembangan kebutuhan Pemerintah
maupun masyarakat yang tidak dapat dihindari, meskipun masa
berlakunya RTRW masih kurang dari 5 (lima) tahun.
Ayat (3) Cukup Jelas
Ayat (4) Cukup Jelas
Pasa
l
Pasa
l
12
Cukup Jelas
13
28
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
Cukup Jelas
14
Cukup Jelas
15
Cukup Jelas
16
Cukup Jelas
17
Cukup Jelas
18
Cukup Jelas
19
Cukup Jelas
20
Cukup Jelas
21
Cukup Jelas
22
Cukup Jelas
23
Cukup Jelas
24
Cukup Jelas
25
Cukup Jelas
26
Cukup Jelas
27
Cukup Jelas
28
Cukup Jelas
29
Cukup Jelas
30
Cukup Jelas
31
Cukup Jelas
32
29
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Cukup Jelas
33
Cukup Jelas
34
Cukup Jelas
35
Cukup Jelas
36
Cukup Jelas
37
Cukup Jelas
38
Cukup Jelas
39
Cukup Jelas
40
Cukup Jelas
41
Cukup Jelas
42
Cukup Jelas
43
Cukup Jelas
44
Cukup Jelas
45
Cukup Jelas
46
Cukup Jelas
47
Cukup Jelas
48
Cukup Jelas
49
Cukup Jelas
50
Cukup Jelas
30
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
51
Cukup Jelas
52
Cukup Jelas
53
Cukup Jelas
54
Cukup Jelas
55
Cukup Jelas
56
Cukup Jelas
57
Cukup Jelas
58
Cukup Jelas
59
Cukup Jelas
60
Cukup Jelas
61
Cukup Jelas
62
Cukup Jelas
63
Cukup Jelas
64
Cukup Jelas
64
Cukup Jelas
66
Cukup Jelas
67
Cukup Jelas
68
Cukup Jelas
69
31
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Pasa
l
Cukup Jelas
70
Cukup Jelas
71
Cukup Jelas
72
Cukup Jelas
73
Cukup Jelas
74
Cukup Jelas
75
Cukup Jelas
76
Cukup Jelas
77
Cukup Jelas
78
Cukup Jelas
32