Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 17 April 2012

PenyakitapakahSchizophreniaitu?
Kebetulan pas lagi jalan nih di persimpangan deket pos polisi di kota Padang, ternyata
berpapasan sama seorang pemuda yang mengingatkan saya sama masa lalu hampir
satu tahun yang lalu, bukan karena apa-apanya, tapi setidaknya mereka ada
memegang peranan sampai saya meraih gelar M.Farm. Pemuda tersebut menderita
suatu penyakit yang bernama Schizophrenia, dimana Schizophrenia ini menjadi judul
dalam Tesis saya tahun 2011 yang lalu.
Teman-teman pernah dengar atau tidak istilah Schizophrenia ? saya rasa masih banyak
yang belum tau yah apa itu Schizophrenia. Bagaimana kalau istilahnya diganti gila,
pasti teman-teman tau penyakit apa itu. Nah Schizophrenia itu ya sama dengan gila
yang biasa diucapkan oleh orang awam, namun istilah gila ini saya rasa terlalu kasar
dan alangkah jauh lebih baik menggunakan istilah Schizophreniasaja.
Nah disini saya ingin mengenalkan sekilas mengenai penyakit Schizophrenia.

Schizophrenia merupakan suatu gangguan fungsi otak gangguan mental yang


dikarakterisasikan dengan hilangnya kontak dengan kenyataan dan ditandai dengan
halusinasi dan delusi.

Halusinasi, gangguan persepsi yang membuat pasien schizophrenia dapat


melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak ada sumbernya. Halusinasi yang
sering terdapat pada pasien adalah halusinasi auditorik (pendengaran). Terkadang juga
terdapat halusinasi penglihatan dan halusinasi perabaan.

Delusi, Suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar belakang
sosial budaya serta pendidikan pasien, namun dipertahankan oleh pasien dan tidak
dapat ditangguhkan atau keadaan dimana pasien meyakini terjadinya sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Misalnya hal sederhana saja, si pasien biasanya merasa
menjadi seorang jutawan. sedikit berbagi pengalaman waktu penelitian nih di RSJ, si
pasien ngomong sama saya, pasien bilang "buk, tolong keluarkan saya dari sini segera
buk, saya bayar berapa yang ibu minta, bahkan lebih besar dari gaji ibu sekarang",
saya jawab "maaf buk saya gk bisa", pasien balas"tolong lah buk saya ada rapat
sebentar lagi buk", dalam hati saya bergumam, si pasien merasa jadi anggota DPR kali
yah, parahnya lagi pake acara suap menyuap segala, ckckck.

Seperti gambar di atas, salah satu ciri-ciri pasien Schizophrenia ini adalah emosi yang
sangat-sangat tidak stabil, dia bisa saja marah-marah tanpa sebab dan juga menangis
tanpa sebab.
Jumlah Penderita
Berdasarkan

data

dari

National

Institute

of

Mental

Health,

kejadianschizophrenia di Amerika prevalensinya sekitar 1% (US.Departemen of Human


Services, 2009), hal yang sama ditujukan untuk prevalensi di dunia.
Berdasarkan survei tentang gangguan jiwa di Indonesia tahun 1995 tercatat
sebanyak 44,6 per 1000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat
seperti schizophrenia. Data ini memperlihatkan peningkatan yang cukup bermakna jika
dibandingkan data tahun 1980-an dimana penderitaSchizophrenia di Indonesia hanya
1-2 tiap 1000 penduduk.

Penyebab Schizoprenia
1.

Keturunan
Schizophrenia diketahui merupakan penyakit genetik, walaupun identifikasi penyakit ini
secara genetik sulit untuk dibuktikan.

Seseorang mempunyai kecenderungan

Schizophrenia bila mempunyai keluarga seorang pasien Schizophrenia. Jika kedua


orang

tua

menderitaSchizophrenia,

prevalensi

anaknya

menderita Schizophrenia adalah 40%.


Berdasarkan penelitian saya selama 3 bulan di RSJ, didapatkan hasil seperti gambar
dibawah ini. Bahwa 76,62 % penyebab Schizophrenia itu gabungan dari ada yang tidak
diketahui penyebabnya, trauma di masa kecil (benturan keras), kecelakaan, kosumsi
narkoba, stress karena masalah cinta, ekonomi, dll, nah hanya 23,38 % yang
teridentifikasi karena faktor keturunan. Dari 23,38 % tersebut bisa dilihat persentase
keturunannya bisa dari ayah, ibu, saudara ayah dan ibu, saudara si pasien, dan
keturunan dari kakek atau nenek dari pihak ayah dan ibu.

2.

Model Diatesis Stres


Suatu model untuk integrasi faktor biologis, faktor psikososial dan lingkungan adalah
model diatesis stres. Model ini mendalilkan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu
kerentanan spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stres, memungkinkan perkembangan gejala Schizophrenia. Pada model
diatesis stres yang paling umum dimana stres dapat terjadi karena biologis atau

lingkungan atau keduanya. Komponen lingkungan dapat biologis (sebagai contohnya,


infeksi) atau psikologis (sebagai contohnya situasi keluarga yang penuh ketegangan
atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu diatesis dibentuk lebih lanjut
oleh pengaruh seperti penyalahgunaan zat seperti Narkoba, stres psikologis, dan
trauma.
3.

Faktor Biologis
Penyebab Schizophrenia tidak diketahui, tetapi dalam dekade yang lalu semakin
banyak penelitian telah melibatkan peranan patofisiologi untuk daerah tertentu di otak,
termasuk sistem limbik, kortek frontalis, dan ganglia basalis. Ketiga daerah tersebut
saling berhubungan sehingga disfungsi pada salah satu daerah tersebut mungkin
melibatkan patologi primer di daerah lainnya.

4.

Peningkatan dopamin
Teori dopamin mengatakan bahwa Schizophrenia

disebabkan oleh hiperaktivitas

dopamin di bagian limbik otak. Ada juga yang menjelaskan bahwa obat yang
meningkatkan kadar dopamin (contohnya, cocain dan amfetamin) meningkatkan gejala
psikotik atau gejalaSchizophrenia tersebut, yaitu Halusinasi dan Delusi.
Terapi
Ada 2 golongan obat untuk terapi Schizophrenia ini, yaitu :
1. Golongan Antipsikotik generasi pertama
derivat fenotiazin : klorpromazin, levopromazin dan triflupromazin -thioridazin dan
periciazin - perfenazin dan flufenazin - perazin, triofluoperazin, proklorperazin dan
thietilperazin.

derivat thioxanten : klorprotixen dan zuklopentixol.

derivat butirofenon : haloperidol, bromperidol, pipamperon dan droperidol.

derivat butilpiperidin : pimozida, fluspirilen, dan penfluridol.

2. Golongan Antipsikotik generasi kedua


Obat-obat atipikal ini aripripazol, clozapin, olanzapin, quetiapin, risperidon, ziprasidon.
Dimana obat generasi ke-2 ini lebih efektif dan lebih sedikit ES yang ditimbulkannya. Ini
beberapa contoh obat yang digunakan di RSJ tempat saya melakukan penelitian,

namun obat-obatan dibawah ini gabungan dari antipsikotik itu sendiri ditambah
antiasietas dan antidepresant.

Anda mungkin juga menyukai