Mulyadi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo PDP
Mulyadi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo PDP
: MULYADI, ST.,MT
NIDN
: 0710037802
Anggota
: ISWANTO, ST.,M.MT
NIDN
: 0710057702
22
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
RINGKASAN.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .
1.2
1.3
Batasan Masalah..
1.4
Tujuan Penelian.
10
2.2
2.3
2.4
Posisi Pengelasan.. 15
2.5
19
21
23
4.2
Jadwal Penelitian
23
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Tabel
Judul Tabel
Hal
Tabel 2.1
10
Tabel 2.2
10
Tabel 2.3
11
Tabel 2.4
12
Tabel 4.1
23
Tabel 4.2
Jadwal Penelitian
23
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar
Hal
Gambar 2.1 Kurva Tegangan-Regangan....
12
Gambar 2.2 Penentuan tegangan luluh (yield stress)
Gambar 2.3 Standar posisi pengelasan pada pelat dan Pipa (Petunjuk Kerja
Las; Widharto, Sri, 2003)
13
16
18
19
19
20
RINGKASAN
Besi cor kelabu merupakan salah satu material yang banyak digunakan
dalam dunia industry maupun non industri. Kandungan karbon yang tinggi (lebih
dari 2%) menyebabkan logam ini sulit untuk dilas. Diperlukan perlakuan khusus
untuk mendapatkan hasil lasan yang baik. Dalam teknik pengelasan seperti ini
umumnya elektroda las yang digunakan tipe CIA-1 (Cast Iron Alloys) berbasis
nickel(Ni). Akan tetapi harganya yang mahal membuat sebagian bengkel-bengkel
las di pinggir jalan yang pekerjaannya banyak menggunakan besi cor berinovasi
dalam memperoleh hasil las yang baik dengan harga yang murah yaitu dengan
menggunakan elektroda las LB-52 yang dicelup oli. Penelitian ini bertujuan ingin
mengetahui perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan elektroda las
CIA-1 dan elektrode las LB-52 yang dicelup dengan oli, terhadap kekuatan tarik
hasil las dan mengetahui ada tidaknya pengaruh pencelupan oli dengan tanpa oli
yang digunakan pada elektroda las LB-52 pada pengelasan besi cor kelabu Fc-30.
Kata Kunci: Besi cor kelabu FC-30, elektroda LB-52, CIA-1,kekuatan tarik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia
industri, karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam. Maka dibutuhkan riset dan karya ilmiah yang berorientasi kepada
terwujudnya peningkatan mutu sambungan las, sehingga didapat efisiensi yang
tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sebaik
mungkin.
Dalam penelitian ini pengelasan menggunakan las busur listrik manual
dimana benda kerja adalah material besi cor kelabu. Besi cor kelabu banyak
digunakan pada bagian-bagian mesin mobil seperti roda daya, blok silinder,
tromol rem dan lain-lain, maupun dalam pemasangan pipa yang membutuhkan
sambungan yang kuat dalam penyambungan tiap bagiannya.
Dalam teknik pengelasan seperti ini umumnya elektroda las yang digunakan
tipe CIA (Cast Iron Alloys) berbasis nickel (Ni). Dalam penelitian sebelumnya
yaitu pengelasan SMAW besi cor kelabu FC 25 dengan menggunakan elektroda
las ENiFeCI/ (CIA-2) didapat hasil berdasarkan pengamatan secara visual tidak
ditemui retak las maupun lubang halus/ porosity (Khusnul Yaqin, Muhammad
dkk. 2011).
Nickel dijadikan sebagai bagian dari bahan elektroda las cast iron karena
nickel mempunyai karakteristik low solubility (sulit larut) pada carbon. Dengan
menyatunya nickel & besi dapat menghindari terjadinya crack (retak) pada daerah
fusion line (garis cair) akibat adanya perbedaan expansion temperature (perluasan
temperatur) pengelasan pada material cast iron. Selain itu logam las ini
mempunyai karakteristik yang lentur dan mudah untuk dimachining.
Akan tetapi harganya yang mahal membuat sebagian bengkel-bengkel las di
pinggir jalan berinovasi dalam memperoleh hasil las yang baik dengan harga yang
murah. Salah satunya dengan bereksperimen menggunakan jenis elektroda lain
yang umumnya digunakan untuk material mild steel (baja ringan) seperti elektroda
las tipe LB-52 AWS E7016. Hanya saja dilakukan perlakuan khusus dengan
mencelupkan elektroda LB-52 AWS E7016 tersebut kedalam oli sebelum
pengelasan dilakukan.
Berdasarkan spesifikasinya pada selaput elektroda las LB-52 memiliki
kandungan kalium-hydrogen rendah. Elektroda dengan kandungan hydrogen
rendah sangat baik digunakan pada baja yang mengandung karbon kurang dari
1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi cor dengan hasil yang baik
(Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, 1978).
Sedangkan oli memiliki kekentalan tertentu dimana dalam suhu tinggi
(1500C) mampu mendinginkan daerah terkena panas HAZ (Heat Affected Zone)
sehingga diperoleh sambungan material yang lebih kuat akibat adanya perubahan
siklus thermal yang merubah struktur mikronya.
Dari latar belakang masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk dapat
mengetahui perbandingan hasil pengelasan dari penggunaan elektroda besi cor
(Cia-1) dan elektroda mild steel (LB-52) yang dicelup oli terhadap kekuatan
sambungan las dari material besi cor kelabu Fc-30.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan elektroda
las CIA-1 dan LB-52 yang dicelup dengan oli terhadap kekuatan tarik
material besi cor kelabu Fc-30.
2. Bagaimana pengaruh pencelupan oli dengan tanpa oli yang digunakan
pada elektroda las LB-52 dari hasil pengujian tarik material besi cor
kelabu Fc-30.
1.3 Batasan Masalah
1. Spesimen yang digunakan adalah material besi cor kelabu FC 30 (grade
3000).
2. Pengelasan menggunakan las busur listrik dengan arus AC, diameter
elektroda las ( 3.2mm) dimana kuat arus sesuai masing-masing
spesifikasi elektroda las.
3. Hasil las yang diuji adalah pengelasan dengan variasi dua buah elektroda
las dengan tiga percobaan yaitu elektroda las besi cor (CIA-1 AWS E NiCl), elektroda las mild steel (LB-52 AWS E7016) dan elektroda las (LB52 AWS E7016) yang dicelup dengan oli (SAE 20W-50).
4. Lama pencelupan oli yang dilakukan pada elektroda LB-52 adalah + 3
detik dan langsung digoreskan pada spesimen uji hingga busur menyala.
5. Sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan tumpul (butt joint)
kampuh V dilas dua sisi pada pelat dengan posisi flat/ bawah tangan (1G).
6. Pengujian dilakukan dengan cara uji merusak (Destruktif Test) berupa
pengujian tarik dengan standar ASTM (American Society for Testing
Material) E8-1996.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan
elektroda las CIA-1 dan LB-52 yang dicelup dengan oli
terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Besi cor kelabu adalah besi cor yang kandungan karbonnya bervariasi
antara 2,5% - 4% sementara kandungan silikon antara 1% - 3%, berat jenis 7,25
gr/cm3, titik cair 1150 1250 oC, Mempunyai temperatur cor 1350 oC,
Penyusutan yang mungkin terjadi sebesar 0,6 1,3 % (Calliseter,2006). Pada
tabel 2.1 menunjukkan komposisi kimia, sedangakan pada table 2.2 menunjukkan
sifat mekanis dari besi cor kelabu.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Besi Cor Kelabu
P%
UNS
SAE grade
C%
Mn %
Si %
S%
F10004
F10005
F10006
F10007
G1800
G2500
G3000
G3500
3.4 3.7
3.2 3.5
3.1 3.4
3.0 3.3
0.5 0.8
0.6 0.9
0.6 0.9
0.6 0.9
2.8 2.3
2.4 2.2
2.3 1.9
2.2 1.8
0.15
0.12
0.10
0.08
0.15
0.15
0.15
0.15
F10008
G4000
3.0 3.3
0.7 1.0
2.1 1.8
0.07
0.15
Uji Tarik
Tegangan Geser
MPa Ksi
MPa
20
152
22
179
25
179
26
220
30
214
31
276
35
252
36.5
334
40
293
42.5
393
50
362
52.5
503
60
431
62.5
610
Sumber: ASM volume 1, 2005
Ksi
20
25
30
35
40
50
60
Uji
Kekerasan
MPa
152
179
214
252
293
362
431
10
1.
Elektroda nikel.
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi cor, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan, rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi cor adalah rata dan
halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda
nikel untuk mengelas besi cor dengan berbagai komposisi kimia didalam
elektroda dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini:
Tabel 2.3 Karakteristik Elektroda Nikel Untuk Mengelas Besi Cor
Kelas
Elektroda
Besi
Karbo
n
Diameter
Elektroda mm
2,5
3,2
92,9 3,16
1,24
4
5
2,5
E
53,4 43,6
1,83
3,2
Alloy
4
5
Sumber: Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar,1978
E
Nikel
2.
DC
50 70
90 110
120-140
130-160
50 90
90 120
120-150
130-170
40-70
80-100
100-130
120-150
40-80
80 - 110
100-140
120-160
Elektroda perunggu.
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Elektroda inti dari elektroda dibuat dari perunggu
fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
3.
karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang
dengan hasil yang baik (Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, 1978). Berikut
adalah Tabel 2.4 dimana menunjukkan kuat arus yang digunakan pada elektroda
las hydrogen rendah:
11
Tabel 2.4 Kuat Arus Yang Digunakan Pada Kawat Las Hydrogen Rendah
Diameter Elektroda
Kuat Arus Amper
(mm)
2,6
55 95
3,25
80 150
E7015
4
110 170
5
170 230
2,6
85 140
3,25
90 160
E7016
4
110 180
5
170 240
Sumber: Katalog Kobelco Thailand Kobe Welding Co Ltd, 2011
Klasifikasi AWS
12
Dimana:
.(2.1)
E =
Regangan (%)
Sedangkan untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan
landing yang jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang
menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain
seperti pada Gambar 2.2 dibawah ini:
Dimana:
(2.2)
u =
Fu
Ao =
13
ukuran awal
spesimen:
Dimana:
100% =
100%...............................................................(2.3)
Regangan (%)
Lo =
awal
spesimen
berikut:
Dimana:
Ra
100% =
100%..........................................................................(2.4)
Ao =
Luas
penampang
spesimen (mm2)
awal
A1
Luas penampang
setelah patah (mm2)
akhir
Pada saat pengujian tarik sebelum patah benda akan mengalami tegangan
elastis untuk mencapai titik luluh suatu benda hingga patah. Tegangan elastis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
14
Dimana:
..(2.5)
Fe
Ao =
Luas
penampang
spesimen (mm2)
awal
15
Gambar 2.3 Standar posisi pengelasan pada pelat dan Pipa (Petunjuk
Kerja Las; Widharto, Sri, 2003)
2.5 Kekuatan Sambungan Las
Kekuatan las dipengaruhi oleh beberapa faktor, oleh karena itu
penyambungan dalam proses pengelasan harus memenuhi beberapa syarat, antatra
lain :
1. Benda yang dilas tersebut harus dapat cair atau lebur oleh panas busur.
2. Bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat
kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau meninggalkan
sambungan tersebut.
3. Cara-cara penyambungan harus sesuai dengan sifat benda padat dan
tujuan dari penyambungannya.
16
F
6.H
1
0,7. A
l
................................................................(2.6)
l = Panjang las
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Uraian langkah-langkah penelitian dapat dijabarkan ke dalam diagram alir
penelitian pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Mulai/ Pengumpulan Data
Penyediaan Material
Besi Cor Kelabu FC-30
Persiapan Kampuh
Studi Pustaka
Elektroda Besi
Cor (CIA-1
AWS E Ni-Cl)
Elektroda Mild
Steel (LB-52
AWS E7016)
Pengelasan SMAW
Pengujian Tarik
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan
End/ penyajian laporan
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2 Bahan Penelitian
Spesimen yang digunakan dalam penelitian adalah plat besi cor kelabu
FC- 30 (grade 3000). Benda uji yang yang dibutuhkan ada 12 spesimen meliputi 3
18
spesimen untuk uji material dasar (base metal), 3 spesimen untuk pengelasan
dengan elektroda besi cor, 3 spesimen untuk pengelasan dengan elektroda las mild
steel tanpa dicelup oli, serta 3 spesimen untuk pengelasan dengan elektroda las
mild steel yang dicelup oli yang keseluruhan spesimen diuji menggunakan
pengujian tarik. Bentuk dan ukuran spesimen diperlihatkan pada Gambar 3.2
sedangkan bentuk kampuh pada gambar 3.3.
T= 6
W= 8
B2= 20
B1= 30
R12
10
10
Lo= 55
80
50
50
Lt= 200
Gambar 3.2 Bentuk Dan Ukuran Spesimen Uji Mengacu Pada Standar ASTM
E8-1996.
60
2
19
Frekuensi (Hz)
: 50 Hz
Kapasitas (Pm)
: 10 KVA
: 48 Volt
Maks (Vo)
: 43 Volt
Arus kerja
: 55-190 Amper
Phasa
: 3 phase
20
2.
3.
4.
5.
6.
21
2.
3.
Aktifkan motor pada mesin UTM, maka benda uji mulai mendapat
beban tarik dengan menggunakan tenaga motor diawali 0 kgf
hingga benda putus pada beban maksimal yang dapat ditahan benda
tersebut.
4.
Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang
dan panjang benda uji setelah putus.
5.
6.
7.
22
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
Tabel 4.1 Ringkasan anggaran penelitian
No
Jenis Pengeluaran
Rp
2,880,000.00
Rp
7,470,000.00
Rp
2,250,000.00
Rp
2.400.000
Jumlah
Rp
15.000.000,00
Kegiatan
Bulan
I
II
Studi literature
(Target:
mendapatkan
jurnal-jurnal
referensi relevan)
2.
Penyusunan daftar
pustaka
(target : tinjauan pustaka
pada topik)
23
III
IV
VI
Ket
3.
Persiapan pembuatan
specimen(Target:
specimen uji
tersedia sesuai dengan
rencana pengujian)
4.
Proses pengelasan
dilakukan sesuai dengan
jadwal/rencana
penelitian)
5.
6.
Pengolahan data
(Target: data-data hasil
pengujian diolah)
7.
Penyelesaian laporan
(target: laporan akhir
diselesaikan)
8.
Publikasi penelitian
Target: masuk dalam
publikasi jurnal regional
maupun nasional.)
24
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zainun, (1999), Elemen Mesin I, Bandung : P.T Refika Aditama.
ASM Handbook,Volume 1., (2005) Properties and Selection.
ASTM A 159 83, (2001), Standard Specification for Automotive Gray Iron
Castings.
Callister, William D, (2006) Materials Science and Engineering, John Willey
&Sons, Inc. USA.
Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, (1978), Petunjuk Praktek Las Listrik 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Katalog Kobelco Thailand Kobe Welding Co Ltd, (2011).
Khusnul Yaqin, Muhammad dkk, (2011), Pengaruh Preheat Dan Postheat
Terhadap Lebar Haz, Strukturmikro, Dan Distribusi Kekerasan Pada Proses
Pengelasan Smaw Besi Cor Kelabu Fc 25, Jurnal Teknik Material Dan Metalurgi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Subarmono dkk, (2007), Pengaruh Paska Pengelasan Terhadap Sifat Mekanis
besi Cor Kelabu, Jurnal Mesin dan Industri, Vol. 4 Nomor 1, ISSN 1693-704X,
Hal. 89-95.
Surdia, Tata, dkk, (1992), Pengetahuan Bahan Teknik,
Edisi
Cet.
Ke-
25
Lampiran 1
RENCANA PEMBIAYAAN PENELITIAN
1. GAJI DAN UPAH
NO
URAIAN
Studi dan diskusi kajian
1 literatur
Ketua
Angota peneliti
2 Pembuatan alat uji
Ketua
Angota peneliti
3 Penguji laboratorium
Ketua
Angota peneliti
4 Pengelolah data
Ketua
Angota peneliti
Penyusun laporan hasil
5 penelitian
Ketua
Angota peneliti
SUB TOTAL
VOLUME
DURASI
5
5
hari
hari
6
6
jam
jam
Rp 5,000.00
Rp 7,000.00
Rp
Rp
150,000.00
210,000.00
10
10
hari
hari
6
6
jam
jam
Rp 5,000.00
Rp 7,000.00
Rp
Rp
300,000.00
420,000.00
5
5
hari
hari
6
6
jam
jam
Rp 5,000.00
Rp 7,000.00
Rp
Rp
150,000.00
210,000.00
10
10
hari
hari
6
6
jam
jam
Rp 5,000.00
Rp 7,000.00
Rp
Rp
300,000.00
420,000.00
10
10
80
hari
hari
hari
6
6
60
jam
jam
jam
Rp 5,000.00
Rp 7,000.00
Rp 300,000.00
Rp 420,000.00
Rp 2,880,000.00
26
Harga/item
TOTAL
Harga/item
Rp
35,000.00
Rp 200,000.00
Rp 800,000.00
Rp 50,000.00
Rp 60,000.00
Rp 20,000.00
Rp 35,000.00
Rp 250,000.00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
TOTAL
100,000.00
70,000.00
80,000.00
200,000.00
800,000.00
1,000,000.00
120,000.00
400,000.00
700,000.00
4,000,000.00
7,470,000.00
ITEM
1
Harga/item
TOTAL
Kali
Rp 300,000.00
Rp
2 orang
Rp 15,000.00
Rp 1,200,000.00
1 orang
Rp 50,000.00
Rp
250,000.00
2 orang
Rp 100,000.00
Rp
200,000.00
SUB TOTAL
600,000.00
Rp 2,250,000.00
4. PENGELUARAN LAIN
NO
URAIAN
1
Pembuatan laporan kemajuan
2
Prosiding dan seminar
3
Publikasi/Jurnal
4
Editing dan revisi laporan
Sub Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
27
TOTAL
600.000
500.000
1.000.000
300.000
2.400.000
Lampiran 2
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No
Nama/NIDN
Instansi Asal
Bidang
Ilmu
Alokasi
waktu Uraian
(jam/minggu)
Tugas
Mulyadi
Universitas
Teknik
30
Muhammadiyah Mesin
Ketua
peneliti
Sidoarjo
2
Iswanto
Universitas
Teknik
Muhammadiyah Mesin
Sidoarjo
28
30
Anggota
peneliti
Lampiran 3
BIODATA PENELITI
A. Identitas Ketua Peneliti
1
Nama Lengkap
: Mulyadi, ST.,MT
Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
Jabatan Strutural
: Dosen
NIK
: 206290
NIDN
: 0710037802
Alamat Rumah
Nomor Telepon/ HP
: 082141994307
Alamat Kantor
10
: 031- 8921938
11
Alamat Email
: mymulyadi640@gmail.com
12
13
1. Gambar Teknik
2. Aplikasi Komputer Manufaktur
3. Pemrograman CNC
4. Proses Manufaktur
5. Sistem Manufaktur Lanjut
6. Proses Pemesinan
7. Teknologi Pengelasan
B. Riwayat Pendidikan
S1
S2
29
S3
Tahun
Lulus
Judul
Thesis
Masuk- 2000-2004
2011-2014
Pembuatan
Dan Pengujian
Multypurpose
Wheelchair
Prof. Dr. Ing. Ir. I
Made
Londen
Batan, M.Eng.
Tahun
2015
Judul Penelitian
Ibm Pengembangan Usaha
Kripik Pisang Di Desa Gelam
Kec Candi Kab Sidoarjo
Dalam
Mendukung
Terwujudnya Sidoarjo Sebagai
Kota Ukm Di Indonesia
Pendanaan
Sumber
Jumlah
Ibm
50.000.000
Tahun
2014
2013
Nama Pertemuan
Judul Artikel
Waktu dan
Tempat
Seminar
Evaluasi Perancangan & Surabaya,
Nasional Pasca Sarjana Pembuatan Multipurpose
15 Agustus 2013
XIII 2013 ITS
Wheelchair Dengan Metode
DFM
30
Tahun
2014
KKAI-Juara satu
inovasi
Tempat
Penerapan
BantulYogyakarta
Respon
Masyarakat
Baik/Antusias
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mengajukan PDP (Penelitian Dosen Pemula).
(MULYADI, ST.,MT)
31
BIODATA PENELITI
A. Identitas Anggota Peneliti
1
Jenis Kelamin
Laki-laki
Jabatan Fungsional
Asisten Ahli
NIP/NIK/Identitas lainnya
207319
NIDN
0710057702
Iswanto.sda@gmail.com
Nomor Telepon/HP
08123353037
Alamat Kantor
10 Nomor Telepon/Faks
031-8949333
13
2. Ekonomi Teknik
3. Analisa Numerik
4. Proses Manufaktur
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk Lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
S1
Universitas
Muhammadiyah
Malang
Teknik Mesin
1995-2001
Perencanaan Cetak
Tekan Pada Proses
Produksi
Safety
Casing Hard Disk
S2
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
Surabaya
Manajemen Industri
2002-2005
Pemerataan Penggunaan
Tenaga Kerja (Resource
Leveling) Pada Proyek
Pembuatan Tug Boat di
PT. DPS (Persero)
1) Ir. Iskandar
Dr. Ir. Abdullah Shahab,
2) Ir. Dyah Retno P., M.Sc.
MT
32
S3
Tahun
Judul Penelitian
2014
Pendanaan
Sumber Dana Jml (Juta Rp)
Dikti
15.000.000
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam PDP (Penelitian Dosen Pemula).
Sidoarjo, 24 April 2015
Anggota Peneliti
33
3434