Anda di halaman 1dari 34

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 431/Teknik Mesin

USULAN PENELITIAN DOSEN


PEMULA

REKAYASA ELEKTRODA MILD STEEL (Lb-52) DICELUP OLIE


SEBAGAI PENGGANTI ALTERNATIF ELEKTRODA BESI COR (Cia-1)
PADA PENGELASAN BESI COR KELABU Fc-30 DI LIHAT DARI SEGI
KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN
TIM PENGUSUL
Ketua

: MULYADI, ST.,MT

NIDN

: 0710037802

Anggota

: ISWANTO, ST.,M.MT

NIDN

: 0710057702

TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
APRIL 2015

22

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

RINGKASAN.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .

1.2

Rumusan Masalah ...

1.3

Batasan Masalah..

1.4

Tujuan Penelian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)...

10

2.2

Elektroda Yang Dapat Digunakan Untuk Besi Cor.. 10

2.3

Pengujian Tarik (Tensile Test).. 12

2.4

Posisi Pengelasan.. 15

2.5

Kekuatan Sambungan Las 10

BAB III METODE PENELITIAN


3.1
3.2
3.3
3.4

Diagram Alir Penelitian 18


Bahan Penelitian... 18
Metode Penelitian.
Pengujian Tarik

19
21

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1

Anggaran Biaya Penelitian

23

4.2

Jadwal Penelitian

23

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
No Tabel

Judul Tabel

Hal

Tabel 2.1

Komposisi Kimia Besi Cor Kelabu

10

Tabel 2.2

Sifat Mekanis Besi Cor Kelabu..

10

Tabel 2.3

Karakteristik Elektroda Nikel Untuk Mengelas Besi Cor.

11

Tabel 2.4

Kuat Arus Yang Digunakan Pada Kawat Las Hydrogen


Rendah

12

Tabel 4.1

Ringkasan anggaran penelitian..

23

Tabel 4.2

Jadwal Penelitian

23

DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar
Hal
Gambar 2.1 Kurva Tegangan-Regangan....
12
Gambar 2.2 Penentuan tegangan luluh (yield stress)
Gambar 2.3 Standar posisi pengelasan pada pelat dan Pipa (Petunjuk Kerja
Las; Widharto, Sri, 2003)

13
16

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


Gambar 3.2 Bentuk Dan Ukuran Spesimen Uji Mengacu Pada Standar
ASTM E8-1996.

18
19

Gambar 3.3 Bentuk Kampuh V dan Urutan Pengelasan.


Gambar 3.4 Mesin Las Ac Merk Telwin Nordi Seri KA 214 Copper.

19
20

RINGKASAN
Besi cor kelabu merupakan salah satu material yang banyak digunakan
dalam dunia industry maupun non industri. Kandungan karbon yang tinggi (lebih
dari 2%) menyebabkan logam ini sulit untuk dilas. Diperlukan perlakuan khusus
untuk mendapatkan hasil lasan yang baik. Dalam teknik pengelasan seperti ini
umumnya elektroda las yang digunakan tipe CIA-1 (Cast Iron Alloys) berbasis
nickel(Ni). Akan tetapi harganya yang mahal membuat sebagian bengkel-bengkel
las di pinggir jalan yang pekerjaannya banyak menggunakan besi cor berinovasi
dalam memperoleh hasil las yang baik dengan harga yang murah yaitu dengan
menggunakan elektroda las LB-52 yang dicelup oli. Penelitian ini bertujuan ingin
mengetahui perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan elektroda las
CIA-1 dan elektrode las LB-52 yang dicelup dengan oli, terhadap kekuatan tarik
hasil las dan mengetahui ada tidaknya pengaruh pencelupan oli dengan tanpa oli
yang digunakan pada elektroda las LB-52 pada pengelasan besi cor kelabu Fc-30.
Kata Kunci: Besi cor kelabu FC-30, elektroda LB-52, CIA-1,kekuatan tarik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia
industri, karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam. Maka dibutuhkan riset dan karya ilmiah yang berorientasi kepada
terwujudnya peningkatan mutu sambungan las, sehingga didapat efisiensi yang
tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sebaik
mungkin.
Dalam penelitian ini pengelasan menggunakan las busur listrik manual
dimana benda kerja adalah material besi cor kelabu. Besi cor kelabu banyak
digunakan pada bagian-bagian mesin mobil seperti roda daya, blok silinder,
tromol rem dan lain-lain, maupun dalam pemasangan pipa yang membutuhkan
sambungan yang kuat dalam penyambungan tiap bagiannya.
Dalam teknik pengelasan seperti ini umumnya elektroda las yang digunakan
tipe CIA (Cast Iron Alloys) berbasis nickel (Ni). Dalam penelitian sebelumnya
yaitu pengelasan SMAW besi cor kelabu FC 25 dengan menggunakan elektroda
las ENiFeCI/ (CIA-2) didapat hasil berdasarkan pengamatan secara visual tidak
ditemui retak las maupun lubang halus/ porosity (Khusnul Yaqin, Muhammad
dkk. 2011).
Nickel dijadikan sebagai bagian dari bahan elektroda las cast iron karena
nickel mempunyai karakteristik low solubility (sulit larut) pada carbon. Dengan
menyatunya nickel & besi dapat menghindari terjadinya crack (retak) pada daerah
fusion line (garis cair) akibat adanya perbedaan expansion temperature (perluasan
temperatur) pengelasan pada material cast iron. Selain itu logam las ini
mempunyai karakteristik yang lentur dan mudah untuk dimachining.
Akan tetapi harganya yang mahal membuat sebagian bengkel-bengkel las di
pinggir jalan berinovasi dalam memperoleh hasil las yang baik dengan harga yang
murah. Salah satunya dengan bereksperimen menggunakan jenis elektroda lain
yang umumnya digunakan untuk material mild steel (baja ringan) seperti elektroda

las tipe LB-52 AWS E7016. Hanya saja dilakukan perlakuan khusus dengan
mencelupkan elektroda LB-52 AWS E7016 tersebut kedalam oli sebelum
pengelasan dilakukan.
Berdasarkan spesifikasinya pada selaput elektroda las LB-52 memiliki
kandungan kalium-hydrogen rendah. Elektroda dengan kandungan hydrogen
rendah sangat baik digunakan pada baja yang mengandung karbon kurang dari
1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi cor dengan hasil yang baik
(Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, 1978).
Sedangkan oli memiliki kekentalan tertentu dimana dalam suhu tinggi
(1500C) mampu mendinginkan daerah terkena panas HAZ (Heat Affected Zone)
sehingga diperoleh sambungan material yang lebih kuat akibat adanya perubahan
siklus thermal yang merubah struktur mikronya.
Dari latar belakang masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk dapat
mengetahui perbandingan hasil pengelasan dari penggunaan elektroda besi cor
(Cia-1) dan elektroda mild steel (LB-52) yang dicelup oli terhadap kekuatan
sambungan las dari material besi cor kelabu Fc-30.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan elektroda
las CIA-1 dan LB-52 yang dicelup dengan oli terhadap kekuatan tarik
material besi cor kelabu Fc-30.
2. Bagaimana pengaruh pencelupan oli dengan tanpa oli yang digunakan
pada elektroda las LB-52 dari hasil pengujian tarik material besi cor
kelabu Fc-30.
1.3 Batasan Masalah
1. Spesimen yang digunakan adalah material besi cor kelabu FC 30 (grade
3000).
2. Pengelasan menggunakan las busur listrik dengan arus AC, diameter
elektroda las ( 3.2mm) dimana kuat arus sesuai masing-masing
spesifikasi elektroda las.

3. Hasil las yang diuji adalah pengelasan dengan variasi dua buah elektroda
las dengan tiga percobaan yaitu elektroda las besi cor (CIA-1 AWS E NiCl), elektroda las mild steel (LB-52 AWS E7016) dan elektroda las (LB52 AWS E7016) yang dicelup dengan oli (SAE 20W-50).
4. Lama pencelupan oli yang dilakukan pada elektroda LB-52 adalah + 3
detik dan langsung digoreskan pada spesimen uji hingga busur menyala.
5. Sambungan yang digunakan adalah tipe sambungan tumpul (butt joint)
kampuh V dilas dua sisi pada pelat dengan posisi flat/ bawah tangan (1G).
6. Pengujian dilakukan dengan cara uji merusak (Destruktif Test) berupa
pengujian tarik dengan standar ASTM (American Society for Testing
Material) E8-1996.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan hasil pengelasan antara menggunakan
elektroda las CIA-1 dan LB-52 yang dicelup dengan oli

terhadap

kekuatan tarik material besi cor kelabu Fc-30.


2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pencelupan oli dengan tanpa oli
yang digunakan pada elektroda las LB-52 dari hasil pengujian tarik
material besi cor kelabu Fc-30.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Besi cor kelabu adalah besi cor yang kandungan karbonnya bervariasi
antara 2,5% - 4% sementara kandungan silikon antara 1% - 3%, berat jenis 7,25
gr/cm3, titik cair 1150 1250 oC, Mempunyai temperatur cor 1350 oC,
Penyusutan yang mungkin terjadi sebesar 0,6 1,3 % (Calliseter,2006). Pada
tabel 2.1 menunjukkan komposisi kimia, sedangakan pada table 2.2 menunjukkan
sifat mekanis dari besi cor kelabu.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Besi Cor Kelabu
P%

UNS

SAE grade

C%

Mn %

Si %

S%

F10004
F10005
F10006
F10007

G1800
G2500
G3000
G3500

3.4 3.7
3.2 3.5
3.1 3.4
3.0 3.3

0.5 0.8
0.6 0.9
0.6 0.9
0.6 0.9

2.8 2.3
2.4 2.2
2.3 1.9
2.2 1.8

0.15
0.12
0.10
0.08

0.15
0.15
0.15
0.15

F10008

G4000

3.0 3.3

0.7 1.0

2.1 1.8

0.07

0.15

Sumber: ASM volume 1, 2005


Tabel 2.2 Sifat Mekanis Besi Cor Kelabu
ASTM
A 48 class

Uji Tarik

Tegangan Geser

MPa Ksi
MPa
20
152
22
179
25
179
26
220
30
214
31
276
35
252
36.5
334
40
293
42.5
393
50
362
52.5
503
60
431
62.5
610
Sumber: ASM volume 1, 2005

Ksi
20
25
30
35
40
50
60

Uji
Kekerasan
MPa
152
179
214
252
293
362
431

2.2 Elektroda Yang Dapat Digunakan Untuk Besi Cor


Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi cor dibuat dari beberapa jenis
logam yang berlainan, antara lain:

10

1.

Elektroda nikel.
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi cor, bila hasil las masih

dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan, rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi cor adalah rata dan
halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda
nikel untuk mengelas besi cor dengan berbagai komposisi kimia didalam
elektroda dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini:
Tabel 2.3 Karakteristik Elektroda Nikel Untuk Mengelas Besi Cor
Kelas
Elektroda

Analisa kimia (%)


Nike
l

Besi

Karbo
n

Diameter
Elektroda mm

2,5
3,2
92,9 3,16
1,24
4
5
2,5
E
53,4 43,6
1,83
3,2
Alloy
4
5
Sumber: Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar,1978
E
Nikel

2.

Kuat arus amper


AC

DC

50 70
90 110
120-140
130-160
50 90
90 120
120-150
130-170

40-70
80-100
100-130
120-150
40-80
80 - 110
100-140
120-160

Elektroda perunggu.
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga

panjang las dapat ditambah. Elektroda inti dari elektroda dibuat dari perunggu
fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
3.

Elektroda dengan Hydrogen rendah.


Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung

karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang
dengan hasil yang baik (Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, 1978). Berikut
adalah Tabel 2.4 dimana menunjukkan kuat arus yang digunakan pada elektroda
las hydrogen rendah:

11

Tabel 2.4 Kuat Arus Yang Digunakan Pada Kawat Las Hydrogen Rendah
Diameter Elektroda
Kuat Arus Amper
(mm)
2,6
55 95
3,25
80 150
E7015
4
110 170
5
170 230
2,6
85 140
3,25
90 160
E7016
4
110 180
5
170 240
Sumber: Katalog Kobelco Thailand Kobe Welding Co Ltd, 2011
Klasifikasi AWS

2.3 Pengujian Tarik (Tensile Test)


Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari
material besi cor kelabu FC-30 sebagai material uji dalam penelitian ini. Hasil
pengujian tarik pada umumnya adalah parameter kekuatan tarik (ultimate
strength) maupun luluh (yield strength). Keuletan bahan yang ditunjukkan dengan
persentase perpanjangan dan kontraksi/ reduksi penampang (reduction of area).

Gambar 2.1 Kurva Tegangan-Regangan


Gambar 2.1 merupakan kurva standar ketika melakukan eksperimen uji
tarik dimana perbandingan tegangan () dan regangan () selalu tetap. Kurva yang
menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat kurva SS
(SS curve). Menurut hukum Hooke hubungan antara tegangan dan regangan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

12

Dimana:

.(2.1)

E =

Modulus Elastisitas (N/mm2)


atau (MPa)

Tegangan Tarik (N/mm2) atau


(MPa)

Regangan (%)

Sedangkan untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan
landing yang jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang
menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain
seperti pada Gambar 2.2 dibawah ini:

Gambar 2.2 Penentuan tegangan luluh (yield stress)


Sifat-sifat material yang diperoleh dari pengujian tarik dapat dirumuskan
sebagai berikut: (Wiryosumarto, Harsono dan Okumura, Toshie, 2000)

Dimana:

(2.2)

u =

Tegangan tarik (N/mm2)


atau (MPa)

Fu

Gaya tarik maksimum (N)

Ao =

Luas penampang awal


spesimen (mm2)

13

Regangan (persentase pertambahan panjang) yang diperoleh dengan


membagi perpanjangan panjang ukur (L) dengan panjang

ukuran awal

spesimen:

Dimana:

100% =

100%...............................................................(2.3)

Regangan (%)

Panjang akhir setelah patah


(mm)
Panjang
(mm)

Lo =

awal

spesimen

Pembebanan tarik dilakukan terus-menerus dengan menambahkan beban


sehingga akan mengakibatkan perubahan bentuk pada benda berupa pertambahan
panjang dan pengecilan luas permukaan dan mengakibatkan patahnya benda uji.
Persentase pengecilan yang terjadi dapat

dinyatakan dengan rumus sebagai

berikut:

Dimana:
Ra

100% =

100%..........................................................................(2.4)

Reduksi Penampang (%)

Ao =

Luas
penampang
spesimen (mm2)

awal

A1

Luas penampang
setelah patah (mm2)

akhir

Pada saat pengujian tarik sebelum patah benda akan mengalami tegangan
elastis untuk mencapai titik luluh suatu benda hingga patah. Tegangan elastis
dapat dirumuskan sebagai berikut:

14

Dimana:

..(2.5)

Tegangan elastis (N/ mm2)


atau (MPa)

Fe

Gaya batas elastis (N)

Ao =

Luas
penampang
spesimen (mm2)

awal

2.4 Posisi Pengelasan


Bahan yang dilas tidak selamanya terletak pada bidang datar, tetapi ada
juga yang berdiri tegak misalnya pada konstruksi rangka baja bangunan bahkan
kadang-kadang bagian yang akan di las terletak pada bagian atas pengelas,
sehingga pengelasan harus dilakukan pada posisi di atas pengelas untuk itu ada
pengelompokkan posisi pengelasan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3
yang sering digunakan yaitu posisi pengelasan :
1. Posisi bawah tangan (Flat)
Pada pengelasan posisi bawah tangan bahan yang di las diletakkan pada
bidang datar dan proses pengelasan dilakukan di bawah tangan.
2. Posisi mendatar (Horisontal)
Bahan yang dilas diletakkan didepan pengelas dan pengelasan dilakukan
mendatar sejajar dengan bahu pengelas.
3. Posisi tegak (Vertikal)
Pengelasan posisi tegak dilakukan dengan meletakkan bahan yang di las
pada posisi tegak di depan pengelas dan arah pengelasan berjalan tegak
arah naik atau arah turun.
4. Posisi atas kepala (Overhead)
Pada pengelasan posisi atas kepala bahan yang di las diletakkan berada di
atas pengelas dan pembakar diposisikan menghadap ke atas.

15

Gambar 2.3 Standar posisi pengelasan pada pelat dan Pipa (Petunjuk
Kerja Las; Widharto, Sri, 2003)
2.5 Kekuatan Sambungan Las
Kekuatan las dipengaruhi oleh beberapa faktor, oleh karena itu
penyambungan dalam proses pengelasan harus memenuhi beberapa syarat, antatra
lain :
1. Benda yang dilas tersebut harus dapat cair atau lebur oleh panas busur.
2. Bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat
kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau meninggalkan
sambungan tersebut.
3. Cara-cara penyambungan harus sesuai dengan sifat benda padat dan
tujuan dari penyambungannya.

16

4. Perhitungan kekuatan las, seperti pada rumus di bawah ini :


Tegangan Total :

F
6.H

1
0,7. A
l

................................................................(2.6)

(Zainul, Achmad, 1999)


Dengan : F = Gaya yang bekerja (N)

= Tegangan total (N/mm 2 )


H = Tinggi plat (mm)
A = Luas penampang (A = 2.a. l )
a = Lebar pengelasan (mm)

l = Panjang las

17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Uraian langkah-langkah penelitian dapat dijabarkan ke dalam diagram alir
penelitian pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Mulai/ Pengumpulan Data
Penyediaan Material
Besi Cor Kelabu FC-30
Persiapan Kampuh
Studi Pustaka

Variasi Elektroda Las

Elektroda Besi
Cor (CIA-1
AWS E Ni-Cl)

Elektroda Mild
Steel (LB-52
AWS E7016)

Elektroda Mild Steel (LB52 AWS E7016) + dicelup


Oli (SAE 20W-50)

Pengelasan SMAW
Pengujian Tarik
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan
End/ penyajian laporan
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2 Bahan Penelitian
Spesimen yang digunakan dalam penelitian adalah plat besi cor kelabu
FC- 30 (grade 3000). Benda uji yang yang dibutuhkan ada 12 spesimen meliputi 3

18

spesimen untuk uji material dasar (base metal), 3 spesimen untuk pengelasan
dengan elektroda besi cor, 3 spesimen untuk pengelasan dengan elektroda las mild
steel tanpa dicelup oli, serta 3 spesimen untuk pengelasan dengan elektroda las
mild steel yang dicelup oli yang keseluruhan spesimen diuji menggunakan
pengujian tarik. Bentuk dan ukuran spesimen diperlihatkan pada Gambar 3.2
sedangkan bentuk kampuh pada gambar 3.3.
T= 6

W= 8

B2= 20

B1= 30

R12

10

10

Lo= 55
80

50

50

Lt= 200

Gambar 3.2 Bentuk Dan Ukuran Spesimen Uji Mengacu Pada Standar ASTM
E8-1996.
60
2

Gambar 3.3 Bentuk Kampuh V dan Urutan Pengelasan.


3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode
penelitian dengan memberikan perlakuan pada spesimen yang dilihat dengan
gejala dideskriptifkan.
1. Peralatan Penelitian
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

19

1. Alat uji tarik : mesin uji tarik Emco Test Automatic


2. Micrometer
3. Caliper
4. Mesin Las
2. Karakteristik mesin las.
Mesin las yang digunakan adalah jenis transformator dengan spesifikasi
mesin las AC merk Telwin Nordi seri KA 214 Copper buatan Italy pada gambar
3.4:
Tegangan Primer (Vp)

: 230 400 Volt

Frekuensi (Hz)

: 50 Hz

Kapasitas (Pm)

: 10 KVA

Tegangan tanpa beban

: 48 Volt

Maks (Vo)

: 43 Volt

Arus kerja

: 55-190 Amper

Phasa

: 3 phase

Gambar 3.4 Mesin Las Ac Merk Telwin Nordi Seri KA


214 Copper.
3. Alat bantu las.
Alat bantu las digunakan untuk mempermudah pembuatan spesimen
pengujian dan pembuatan plat yang digunakan untuk sambungan las. Pada
pengelasan SMAW alat bantu yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pemegang elektroda (holder) digunakan untuk menjepit elektroda
yang digunakan dalam pengelasan.

20

2. Klem massa digunakan untuk menghubungkan kabel masa ke benda


kerja
3. Mesin cutting digunakan untuk pemotongan spesimen pengujian.
4. Tang penjepit/ buaya digunakan untuk menjepit/ memindahkan
spesimen uji yang terkena panas akibat pengelasan.
5. Kacamata las agar mata terhindar dari sinar maupun percikan api
yang timbul akibat proses pengelasan.
4. Proses Pengelasan Benda
1.

Mempersiapkan mesin las AC merk Telwin Nordi seri KA 214


Copper buatan Italy dengan pemasangan polaritas terbalik.

2.

Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas.

3.

Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi pengelasan flat atau


bawah tangan (1G).

4.

Kampuh yang digunakan jenis kampuh V, sudut 60o, dengan lebar


celah 2 mm.

5.

Mempersiapkan elektroda sesuai dengan arus dan ketebalan plat,


dalam penelitian ini dipilih elektroda las besi cor (CIA-1 AWS
ENi-Cl) dan elektroda las mild steel (LB-52 AWS E7016) yang
dicelup dengan oli (SAE 20W-50) dengan diameter elektroda 3,2
mm serta lama pencelupan oli + 3 detik.

6.

Menyetel Ampermeter yang digunakan sesuai masing-masing


spesifikasi elektrodanya yaitu 100 A untuk penggunaan elektroda
cor CIA dan 160 A untuk elektroda LB. Kemudian salah satu
penjepitnya dijepitkan pada kabel yang digunakan untuk menjepit
elektroda elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan
sampai menyala dan diarahkan pada spesimen yang dilas.

3.4 Pengujian Tarik


1.

Pasang spesimen uji dengan cara memasukan pada penjepit pada


mesin UTM. Pasang satu persatu dan pastikan spesimen tepat pada
posisi tengah penjepit.

21

2.

Setting mesin UTM sesuai dengan ukuran spesimen kemudian


posisikan tampilan control panel pada posisi nol.

3.

Aktifkan motor pada mesin UTM, maka benda uji mulai mendapat
beban tarik dengan menggunakan tenaga motor diawali 0 kgf
hingga benda putus pada beban maksimal yang dapat ditahan benda
tersebut.

4.

Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang
dan panjang benda uji setelah putus.

5.

Tegangan maksimum ditandai dengan putusnya benda uji terdapat


pada dial gage/ jaminan pengukuran yang ditunjukkan pada
monitor dan catat sebagai data.

6.

Lakukan pengujian ini, untuk proses pengujian selanjutnya sampai


spesimen habis.

7.

Hal terakhir yaitu menghitung beban maksimal, kekuatan luluh,


perpanjangan, modulus elastisitas dan reduksi penampang dari data
yang telah didapat dengan menggunakan persamaan yang ada.

22

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
Tabel 4.1 Ringkasan anggaran penelitian
No

Jenis Pengeluaran

Biaya Yang diusulkan

Gaji dan upah (20%)

Rp

2,880,000.00

Bahan habis pakai (50%)

Rp

7,470,000.00

Perjalanan dan akomodasi (15%)

Rp

2,250,000.00

Pengeluaran lain-lain (15%)

Rp

2.400.000

Jumlah

Rp

15.000.000,00

4.2 JADWAL PENELITIAN


Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2016, adapun jadwal
p elaksanaan sebagaiberikut :
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian
No.
1.

Kegiatan

Bulan
I

II

Studi literature
(Target:
mendapatkan
jurnal-jurnal
referensi relevan)

2.

Penyusunan daftar
pustaka
(target : tinjauan pustaka
pada topik)

23

III

IV

VI

Ket

3.

Persiapan pembuatan
specimen(Target:
specimen uji
tersedia sesuai dengan
rencana pengujian)

4.

Proses pengelasan
dilakukan sesuai dengan
jadwal/rencana
penelitian)

5.

Pengujian kekutan tarik


(target: semua specimen
diuji dan diukur untuk
memperoleh data-data
kekuatan tarik yang
dibutuhkan)

6.

Pengolahan data
(Target: data-data hasil
pengujian diolah)

7.

Penyelesaian laporan
(target: laporan akhir
diselesaikan)

8.

Publikasi penelitian
Target: masuk dalam
publikasi jurnal regional
maupun nasional.)

24

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zainun, (1999), Elemen Mesin I, Bandung : P.T Refika Aditama.
ASM Handbook,Volume 1., (2005) Properties and Selection.
ASTM A 159 83, (2001), Standard Specification for Automotive Gray Iron
Castings.
Callister, William D, (2006) Materials Science and Engineering, John Willey
&Sons, Inc. USA.
Didikh, Suryana dan Djaedar, Sidabutar, (1978), Petunjuk Praktek Las Listrik 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Katalog Kobelco Thailand Kobe Welding Co Ltd, (2011).
Khusnul Yaqin, Muhammad dkk, (2011), Pengaruh Preheat Dan Postheat
Terhadap Lebar Haz, Strukturmikro, Dan Distribusi Kekerasan Pada Proses
Pengelasan Smaw Besi Cor Kelabu Fc 25, Jurnal Teknik Material Dan Metalurgi,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Subarmono dkk, (2007), Pengaruh Paska Pengelasan Terhadap Sifat Mekanis
besi Cor Kelabu, Jurnal Mesin dan Industri, Vol. 4 Nomor 1, ISSN 1693-704X,
Hal. 89-95.
Surdia, Tata, dkk, (1992), Pengetahuan Bahan Teknik,

Edisi

Cet.

Ke-

8, PT Pradnya Paramita, Jakarta.


Widharto, Sri, (2003), Petunjuk Kerja Las, Edisi Cet. Ke-5, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Wiryosumarto, Harsono dan Okumura, Toshie, (2000), Teknologi Pengelasan
Logam, Edisi Cet. Ke-8, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

25

Lampiran 1
RENCANA PEMBIAYAAN PENELITIAN
1. GAJI DAN UPAH
NO
URAIAN
Studi dan diskusi kajian
1 literatur
Ketua
Angota peneliti
2 Pembuatan alat uji
Ketua
Angota peneliti
3 Penguji laboratorium
Ketua
Angota peneliti
4 Pengelolah data
Ketua
Angota peneliti
Penyusun laporan hasil
5 penelitian
Ketua
Angota peneliti
SUB TOTAL

VOLUME

DURASI

5
5

hari
hari

6
6

jam
jam

Rp 5,000.00
Rp 7,000.00

Rp
Rp

150,000.00
210,000.00

10
10

hari
hari

6
6

jam
jam

Rp 5,000.00
Rp 7,000.00

Rp
Rp

300,000.00
420,000.00

5
5

hari
hari

6
6

jam
jam

Rp 5,000.00
Rp 7,000.00

Rp
Rp

150,000.00
210,000.00

10
10

hari
hari

6
6

jam
jam

Rp 5,000.00
Rp 7,000.00

Rp
Rp

300,000.00
420,000.00

10
10
80

hari
hari
hari

6
6
60

jam
jam
jam

Rp 5,000.00
Rp 7,000.00

Rp 300,000.00
Rp 420,000.00
Rp 2,880,000.00

2. BAHAN DAN PERALATAN PENELITIAN


NO
URAIAN
VOLUME
1 Pengadaan alat alat tulis untuk studi
2 Kertas HVS 80 grm untuk cetak
2 Rim
3 Makjun & Amplas
4 Electroda LB-52
1 pack
5 Elektroda CIA-1
1 kg
6 Pengelasan speciment
20 buah
7 Olie SAE 20W-50
2 liter
8 Besi cor Fc-30
20 kg
9 Biaya pembuatan speciment
20 buah
10 Biaya sewa peralatan uji kekerasan
16 buah
SUB TOTAL

26

Harga/item

TOTAL

Harga/item
Rp

35,000.00

Rp 200,000.00
Rp 800,000.00
Rp 50,000.00
Rp 60,000.00
Rp 20,000.00
Rp 35,000.00
Rp 250,000.00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

TOTAL
100,000.00
70,000.00
80,000.00
200,000.00
800,000.00
1,000,000.00
120,000.00
400,000.00
700,000.00
4,000,000.00
7,470,000.00

3. PERJALANAN DAN AKOMODASI


VOLUME
NO
URAIAN
Transportasi pembelian
1 alat-alat pengujian
2
hari
Konsumsi pengujian Lab:
2 RP 15.000,- /hari x
40 hari
40 hari x 2 orang
3 Jasa Laboran
5
hari
Biaya transport
4 administrasi kegiatan

ITEM
1

Harga/item

TOTAL

Kali

Rp 300,000.00

Rp

2 orang

Rp 15,000.00

Rp 1,200,000.00

1 orang

Rp 50,000.00

Rp

250,000.00

2 orang

Rp 100,000.00

Rp

200,000.00

SUB TOTAL

600,000.00

Rp 2,250,000.00

4. PENGELUARAN LAIN
NO
URAIAN
1
Pembuatan laporan kemajuan
2
Prosiding dan seminar
3
Publikasi/Jurnal
4
Editing dan revisi laporan
Sub Total

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

27

TOTAL
600.000
500.000
1.000.000
300.000
2.400.000

Lampiran 2
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No

Nama/NIDN

Instansi Asal

Bidang
Ilmu

Alokasi
waktu Uraian
(jam/minggu)
Tugas

Mulyadi

Universitas

Teknik

30

Muhammadiyah Mesin

Ketua
peneliti

Sidoarjo
2

Iswanto

Universitas

Teknik

Muhammadiyah Mesin
Sidoarjo

28

30

Anggota
peneliti

Lampiran 3
BIODATA PENELITI
A. Identitas Ketua Peneliti
1

Nama Lengkap

: Mulyadi, ST.,MT

Jabatan Fungsional

: Asisten Ahli

Jabatan Strutural

: Dosen

NIK

: 206290

NIDN

: 0710037802

Tempat dan Tanggal Lahir

: Probolinggo, 10 Maret 1978

Alamat Rumah

: Perum Yuangga Jl. Himalaya Gg.2A No.3


Kota Probolinggo-JAWA TIMUR

Nomor Telepon/ HP

: 082141994307

Alamat Kantor

: Jl Raya Gelam 250 Candi Sidoarjo

10

Nomor Telp/ Fax

: 031- 8921938

11

Alamat Email

: mymulyadi640@gmail.com

12

Lulusan yang telah dihasilkan : S1= 9orang; S2 =-; S3 = -

13

Mata Kuliah Yang Diampu

1. Gambar Teknik
2. Aplikasi Komputer Manufaktur
3. Pemrograman CNC
4. Proses Manufaktur
5. Sistem Manufaktur Lanjut
6. Proses Pemesinan
7. Teknologi Pengelasan

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

Nama Perguruan Univ. Muhammadiyah,Sidoarjo ITS- Surabaya


Tinggi
Bidang Ilmu
Teknik Mesin
Teknik
Mesin
(Sistem
manufaktur)

29

S3

Tahun
Lulus
Judul
Thesis

Masuk- 2000-2004

2011-2014

Skripsi/ Analisa Sistem Pendinginan


Kemasan Plastik Cigar Box
Dengan Menggunakan Cetakan
Injeksi Pada PT. Berlina Tbk.
Pandaan-Pasuruan
Nama
Rahmat Firdaus, ST., MT.
Pembimbing

Pembuatan
Dan Pengujian
Multypurpose
Wheelchair
Prof. Dr. Ing. Ir. I
Made
Londen
Batan, M.Eng.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun terakhir


No
1

Tahun
2015

Judul Penelitian
Ibm Pengembangan Usaha
Kripik Pisang Di Desa Gelam
Kec Candi Kab Sidoarjo
Dalam
Mendukung
Terwujudnya Sidoarjo Sebagai
Kota Ukm Di Indonesia

Pendanaan
Sumber
Jumlah
Ibm
50.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir


No

Tahun

2014

2013

Judul Pengabdian Pada


Pendanaan
Masyarakat
Sumber dana
Jumlah
Workshop
Cadcam
dan BLKI2.000.000
pengoperasian mesin CNC di Surabaya
PLN ngagel surabaya
Workshop media pembelajaran CAPDIN
500.000
autoplay untuk guru smp
secabang dinaskab lumbang probolinggo

E. Pengalaman Menyampaikan Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar


Ilmiah Pada 5 Tahun Terakhir
No
1

Nama Pertemuan

Judul Artikel

Waktu dan
Tempat
Seminar
Evaluasi Perancangan & Surabaya,
Nasional Pasca Sarjana Pembuatan Multipurpose
15 Agustus 2013
XIII 2013 ITS
Wheelchair Dengan Metode
DFM

30

F. Penghargaan Yang Pernah Diraih Dalam 10 tahun Terakhir


No Judul

Tahun

2014

KKAI-Juara satu
inovasi

Tempat
Penerapan
BantulYogyakarta

Respon
Masyarakat
Baik/Antusias

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mengajukan PDP (Penelitian Dosen Pemula).

Sidoarjo, 17 April 2015


Pengusul,

(MULYADI, ST.,MT)

31

BIODATA PENELITI
A. Identitas Anggota Peneliti
1

Nama Lengkap (dengan gelar)

Iswanto, ST., M.MT

Jenis Kelamin

Laki-laki

Jabatan Fungsional

Asisten Ahli

NIP/NIK/Identitas lainnya

207319

NIDN

0710057702

Tempat dan Tanggal Lahir

Banyuwangi, 10 Mei 1977

E-mail

Iswanto.sda@gmail.com

Nomor Telepon/HP

08123353037

Alamat Kantor

Jl. Raya Gelam No. 250 Candi-Sidoarjo

10 Nomor Telepon/Faks

031-8949333

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S-1 = orang; S-2 = orang; S-3 = orang


1. Manajemen Operasional

13

Mata Kuliah yg Diampu

2. Ekonomi Teknik
3. Analisa Numerik
4. Proses Manufaktur

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk Lulus
Judul Skripsi/Tesis

Nama Pembimbing

S1
Universitas
Muhammadiyah
Malang
Teknik Mesin
1995-2001
Perencanaan Cetak
Tekan Pada Proses
Produksi
Safety
Casing Hard Disk

S2

Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
Surabaya
Manajemen Industri
2002-2005
Pemerataan Penggunaan
Tenaga Kerja (Resource
Leveling) Pada Proyek
Pembuatan Tug Boat di
PT. DPS (Persero)
1) Ir. Iskandar
Dr. Ir. Abdullah Shahab,
2) Ir. Dyah Retno P., M.Sc.
MT

32

S3

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No

Tahun

Judul Penelitian

2014

Optimasi Perambatan Pelapisan Proses


Chromming Untuk Meningkatkan
Kualitas Kekerasan dan Ketahanan
Korosi Baja ST 40

Pendanaan
Sumber Dana Jml (Juta Rp)
Dikti
15.000.000

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam PDP (Penelitian Dosen Pemula).
Sidoarjo, 24 April 2015
Anggota Peneliti

( ISWANTO, ST., M.MT)

33

3434

Anda mungkin juga menyukai