Anda di halaman 1dari 15

PERAN ETIKA DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

OLEH : REINALDY RIZKI FAHLEVI


( 0614 30310166 )

A . LATAR BELAKANG
Bangsa dibentuk dari para generasi penerus, seperti pelajar dan
mahasiswa. Generasi muda yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di
dalam pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi
penerus bangsa , membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik
dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi

generasi muda dapat menjadi alat

kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi
generasi muda dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu
yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami
kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan keluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang realitanya lebih banyak generasi muda yang tidak
sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga
bermunculanlah para pelajar dan mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki
akhlaqul karimah, seperti

mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun

kepada para dosen, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara


mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti aturan
yang berlaku, bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal
biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan
makna dari etika.
Perlu Anda ketahui bahwa realita banyaknya bermunculan para koruptor di
Indonesia disebabkan oleh seseorang yang tidak memahami arti kata dari iman
dan etika. Banyak orang yang beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada
sekarang adalah seorang yang dahulunya terbiasa melakukan tindakan menyontek
di saat ujian tanpa merasa bersalah, lebih tepatnya mencontek memiliki makna

yang sama dengan kecurangan. Jadi, perilaku menyontek diibaratkan dengan


korupsi, mengambil hak seseorang tanpa izin dan meraih sesuatu tanpa
memikirkan apakah cara yang digunakannya benar atau salah dan ini semua
berhubungan dengan etika.
Apabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di
dalam pembentukan karakter-karakter seorang penerus bangsa dan negara,
akankah bangsa Indonesia untuk di masa yang akan datang di isi oleh peneruspenerus bangsa yang berakhlaqul karimah atau beretika?. Akan diletakkan
dimanakah wajah Indonesia nanti, apabila bangsa Indonesia dibangun oleh jiwajiwa yang penuh dengan kecurangan atau dengan akhlaq-akhlaq tercela?.
Berdasarkan realitas kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dewasa ini,
yang dihinggapi berbagai krisis, maka menjadi sangat penting untuk direalisasikan
pembangunan karakter bangsa. Proses pembangunan karater bangsa tidak dapat
dilepaskan dari proses pendidikan. Dalam hal ini peran etika diharapkan dapat
menjadi wahana pembentukan ataupun pembangunan karakter bangsa yang
bermartabat, yang dimulai sejak dini berawal dari lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa dan Negara.

B. PERMASALAHAN
1.
2.
3.
4.

Apa Yang Dimaksud Dengan Etika ?


Apa Peranan Etika Dan Fungsinya ?
Apa Yang Dimaksud Karaktek Bangsa ?
Bagaimana Peranan Etika Dalam Membentuk Karaktek Bangsa ?

C. TINJAUAN UMUM TENTANG ETIKA DAN KARAKTER BANGSA


1. ETIKA

1.1.

Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam
bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap,
cara berpikir. Jadi, etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Etika tidak sama dengan etiket, Etika berarti moral dan
Etiket berarti sopan santun.
Etika berkaitan dengan nilai, norma, dan moral. Di dalam
Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai
adalah kemampuan yang dipercayai dan pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau kualitas
yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan

istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores ,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan
yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku. Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari
kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
a) Pendapat para ahli tentang etika :
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk,
sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia
menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti
etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989)
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai
ajaran moral. (Suseno, 1987)
Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar
pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. (Kattsoff, 1986)

1.2. Peranan Etika dan fungsinya


Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.
Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

Peranan etika yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang


tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala
perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat. Di dalam nilai itu
sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan dan keharusan.
Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat
tingkatan yaitu:
1. Nilai-nilai kenikmatan
Dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan
tidak mengenakkan yang menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
2. Nilai-nilai kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi kehidupan
misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.
3. Nilai-nilai kejiwaan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak
tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Misalnya nilai keindahan,
kebenaran maupun lingkungan.
4. Nilai-nilai kerohanian
Dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci.
Misalnya nilai-nilai pribadi. Ada empat macam nilai-nilai kerohanian, yaitu:
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
b. Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada perasaan
manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak
manusia.
d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.
Nilai ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral

mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Makna moral yang


terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
lakunya. Jadi norma sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Antara
norma dan etika memiliki hubungan yang sangat erat yaitu etika sebagai ilmu
pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

2. KARAKTER BANGSA
1. PENGERTIAN KARAKTER BANGSA
Apa itu karakter bangsa? Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif
kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa,

karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati,
olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.
Pembangunan Karakter Bangsa merupakan upaya kolektif-sistemik suatu
Negara-bangsa untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi
kolektifnya. Pembangunan tersebut dilakukan secara holistic yang tak lepas dari
konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, berdasarkan
Pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam berbangsa dan bernegara.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan
dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi
pembentukan karakter seseorang.
Kekerasan dan anarkisme telah menjadi suatu kegelisahan bersama yang
dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari tawuran pelajar, aksi demonstrasi
dengan bumbu anarkisme di dalamnya, atau beragam aksi premanisme yang
belakangan terjadi menjadi bukti nyata dari fenomena ini. Tak jarang aksi
kekerasan ini menimbulkan korban baik materil maupun korban jiwa.
Permasalahan kekerasan dan anarkisme di Indonesia yang notabenenya sebagai
Negara Multikultural dengan berbagai budaya, suku, ras ataupun agama sangat
terkait dengan sikap intoleransi antar kelompok.

Pembangunan Karakter Bangsa

Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para


pendiri bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa
dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan
kesamaan pandangan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai bangsa.

Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan pemahaman, pandangan, dan
gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia.
Tujuan
Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan
karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang berKetuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa
persatuan

Indonesia,

berjiwa

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif
kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa,
karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati,
olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara
kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai
dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya
dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi
Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus
dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1.

Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa


Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat
dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang

2.

lain.
Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas

persamaan derajat,hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak


semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
3.

menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.


Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan
Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan
karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin
dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara.

4.

Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan
kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.

5.

Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan


Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
MEMBANGUN KARAKTER adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan
untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan
perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Ciri-ciri karakter bangsa Indonesia
1. Saling menghormati & saling menghargai
2. Rasa kebersamaan & tolong menolong
3. Rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
4. Rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara

5. Adanya moral, akhlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama


6. Adanya perilaku dalam sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati &
saling menguntungkan
7. Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilainilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya
8. Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
Nilai-nilai yang membangun bangsa Indonesia
1. Nilai Kejuangan
2. Nilai Semangat
3. Nilai Kebersamaan / Gotong royong
4. Nilai Kepedulian / Solidaritas
5. Nilai Sopan santun
6. Nilai Persatuan & Kesatuan
7. Nilai Kekeluargaan
8. Nilai Tanggung Jawab
Faktor-faktor dalam membangun karakter bangsa Indonesia
1. Ideologi
2. Politik
3. Ekonomi
4. Sosial Budaya

5. Agama
6. Normatif ( Hukum &Peraturan Perundangan )
7. Pendidikan
8. Lingkungan
9. Kepemimpinan

D. PEMBAHASAN
Etika adalah menilai baik buruknya suatu perbuatan. Etika sesorang
mencerminkan kepribadiannya sendiri. Dalam kehidupan kelurga dan
bermasyarakat juga dapat mencerminkan etika dan kepribadian sesorang untuk
membentuk karakter bangsa yang baik dan punya rasa patriotisme terhadap
sesama.
Etika dalam kehidupan keluarga dan bermsyarakat adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia antara sesama dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang salah.
a) Peranan etika dalam masyarakat
Sebagai suatu ilmu, dapat di jadikan sebagai himpunan dari teroi-teori moral,
yang juga dapat di praktekkan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Bila masyarakat
sudah bersedia mematuhinya, maka menjadilah norma-norma yang di garisakan di
dalamnya sebagai "suatu hukum moral", yang sifatnya mengikat.
Sebagai suatu teori, juga dapat diperkaya oleh praktek-praktek hidup dalam
masyarakat. makin bergolak masyarakat itu, makin banyak ragamnya norma yang

dapat di kembangkannya . dengan deemikian antara teori dan praktek etika,


kedua-duanya dapat saling menyokong dalam pembinaan moral masyarakat.
Etika sejak dari dulu, sudah merupakam mata stdi di perguruan tingg,bahwa
setiap alumnus dengan sendirinya juga sudah di anggap bermoral tinggi. bila
terjadi hal yang sebaliknya, maka alumnus yang bersangkutan dapat digolongkan
seorang yang salah didik.
Sebagai suatu moraljudgement (hukum moral) , dapat merupakan unsur
pembantu dalam ilmu_ilmu sosial lainnya, terutama pada ilmu hukum yang
menjadikan manusia sebagai objeknya.
Sesuai dengan ajaran aristoteles yang telah menggariskan, bahwa"tugas utama
dari etika itu adalah untuk menentukan kebenaran tentang masalah moral", dan
bagaimana pandangan/tanggapan umum terhadap norma-norma moral yang telah
digariskan dalam kehidupan masyarakat itu.
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
moralitas yang membingungkan dalam kehidupan bermasyarakat
Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis dalam bermasyarakat dan betetangga
Orientasi etis ini di perlukan untuk mengambil sikap yang wajar dalam
bermasyarakat dan betetangga Saat ini Etika sangat penting untuk dipelajari oleh
setiap orang karena kurangnya kesadaran orang akan sesuatu hal yang layak
dianggap baik dan buruk,apa yang benar dan apa yang salah. Banyak kesalahan
yang dilakukan masyarakat kita karena tidak memahami etika dengan benar di
antaranya:
1.
2.
3.
4.

Kurangnya tata krama dan sopan santun di kalangan masyarakat


Cara berpakaian yang salah akibat pengaruh globalisasi
Kurangnya penghormatan anak kepada orang tua
Tidak menghormati orang yang lebih tua (dilihat dari cara berbicara)
yang menganggap orang tua sama dengan dirinya

1.3. Manfaat Etika dalam Bertetangga dan Bermasyarakat

Akan lebih dihargai tetangga dalam kehidupan bermasyarakat


Etika tentu akan membawa masyarakat lebih mawas diri dalam bertindak.
Kehidupan bertetangga dan bertetangga akan lebih hangat dan harmonis
Terhindarnya konflik yang berarti

Akan tercipta kerukunan dan rasa saling membantu


Timbulnya empati kepada sesama
Terciptanya rasa gotong royong
Timbul keorganisasian yang bermanfaat

Peranan Etika Dalam Membentuk Karakter Bangsa


pembentukan karakter sangatlah dibutuhkan. Karakter berkaitan dengan
nilai-nilai spiritual, hubungan antar individu, kelompok maupun Negara. Ia
diidentikkan dengan suatu nilai positif yang mempengaruhi sikap dan perilaku,
menjadi landasan berpikir bahkan idealisme seseorang.
Pembentukan karakter menjadi kebutuhan mendesak mengingat
perkembangan zaman yang begitu cepat. Hal ini memungkinkan masyarakat
menjadi tidak siap secara mental, sehingga dapat dengan mudah terprovokasi dan
akhirnya melakukan tindakan-tindakan negatif seperti kekerasan.
Utamanya pembentukan karakter dilakukan oleh keluarga sebagai sarana
sosialisasi primer seseorang. Keluarga memiliki peran penting dalam
menanamkan nilai-nilai dasar dalam berperilaku, hubungan dengan orang lain
serta konsepsi spiritual seorang anak. Lingkungan pun memiliki peranan yang
sama pentingnya, media massa khususnya memiliki tanggung jawab sosial untuk
membentuk karakter seseorang melalui tayangan-tayangan positif dan mendidik
bukan dengan tayangan hiburan yang nantinya membentuk perspektif negatif.
Begitu pun dengan pendidikan akhlak, ia memiliki tanggung jawab yang besar
untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara serta
meningkatkan kapasitas seseorang agar memiliki sikap yang luhur.
Karakter yang kuat berkorelasi positif dengan kesejahteraan masyarakat,
mendukung sikap toleransi yang dibutuhkan dalam menghadapi keberagaman
yang ada di Indonesia serta meminimalisir tindak kriminalitas maupun
pelanggaran lainnya. Maka pembentukan karakter harus menjadi fokus utama
seluruh elemen masyarakat. Pembentukan karakter bukanlah mengenai mengajari
melainkan membina, bukanlah mengenai menuntut melainkan menuntun sehingga
tercapai situasi yang harmonis, penuh dengan toleransi, dan berdasarkan nilai-nilai
luhur yang telah berakar kuat dalam diri seseorang.

BAB III KESIMPULAN


Jadi, berdasarkan isi makalah mengenai peran etika dalam membentuk karakter
bangsa memiliki kesimpulan sebagai berikut :
1) Dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat etika sangat diperlukan
sebagai pedoman dalan berperilaku guna mematuhi norma-norma yang
telah ditetapkan.
2) Peranan dan manfaat etika dalam kehidupan jelas menghimbau untuk kita
menerapkan etika dalam membedakan hal yang baik dan buruk yang
merupakan cikal bakal terbentuknya karakter bangsa.
3) Beretika dalam kehidupan bermasyarakat membuat kita semakin bersatu
untuk saling menjaga dan melengkapi sebagai makhluk sosial yang
memiliki kultur budaya yang kental.
4) Beretika juga mengajarkan kita untuk menjadi individu yang lebih mawas
diri dalam bertindak dalam menjalani kehidupan.
5) Upaya penanaman nilai, yang terus-menerus tanpa henti dalam
kebersamaan. pelan-pelan akan berhasil tertanam makin lama makin
dalam, membentuk sifat, kebiasaan dan kepribadian individu.
6) Etika dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat merupakan titik awal
dari pembentukan karakter suatu bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
http://tanudjaja.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-etika-moral-dan-etiket
/http://oeyyulia.blogspot.com/2011/11/aplikasi-etika-dalam-kehidupan-sehari.html
http://afand.abatasa.com/post/detail/2543/etika-pergaulan-dalam-masyarakat
http://www.akbidsitikhodijah.com
HTTP://WWW.MASJIDKU.ORG/2010/10/HIDUP-BERTETANGGA-MENURUTKONSEP
-ISLAM.HTML
Sumber : http://oelach.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html
http://candrafernando.blogspot.com/2012/01/peranan-etika-dalam-masyarakat1.html
http://noes-wizicha.blogspot.com/2012/01/etika-pengertian-etika-etimologi.html
Dikutip dari http://rusmini-andiani.blogspot.com/2012/10/penerapan-etika-moraldan-akhlakhttp://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-etika-peranandan.html

Anda mungkin juga menyukai