Anda di halaman 1dari 27

Post Partum

Hemorrhagia Et causa
Kelompok D2 :
Retensio
Placenta
Brian Angelo Soekamto102008188
Jefry Hanensi
102008189
Ardian Pratama
102010015
Ellen Seprilia Sujiman 102010105
Anastasia Anggraeni
102010151
Richardo Rusli
102010202
Maria Jane N.A. Mandagie 102010304
Indrinata Suna Lia
102010323
Muh. Shafiee Bin Baharudin 102010391

SKENARIO 3
Jam 15.30 Ny. D melahirkan seorang bayi laki
laki yaitu anaknya yang ketiga. Persalinannya
berjalan lancer. Pada jam 16.10 ketika perawat
memeriksanya, pasien berada dalam keadaan
kurang sadar dan pucat. Tekanan darah 90/70
mmHg, nadi 100x/menit, pernapasan 20x/menit,
suhu 37C. Fundus uteri setinggi pusat, konsistensi
kenyal. Dari vagina tampak mengalir darah

IDENTIFIKASI ISTILAH
Tidak ada.

RUMUSAN MASALAH
Ibu G3 40 menit postpartum kesadaran
menurun, pucat, tekanan darah 90/70mmHg,
keluar darah dari vagina.

HIPOTESIS
Ibu 40 menit post partum dengan gejala
kesadaran menurun, pucat, tekanan darah
turun, dan keluar darah dari vagina
mengalami perdarahan postpartum

ANAMNESIS
Identitas
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan

PEMERIKSAAN
A. Fisik
B. Penunjang

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda tanda vital
Suhu
Tekanan nadi
Frekuensi pernafasan
Denyut nadi

Inspeksi dan palpasi


pemeriksaan in spekulo
Pemeriksaan tinggi fundus

Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap
Protombrin time ( PT )
Activated Partial Tromboplastin Time ( aPTT )
Clotting Time ( CT )

DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Atonia uteri
Trauma jalan lahir
Ruptur uteri postpartum
Inversio uteri

Gejala & tanda pasti

- Uterus tidak berkontraksi dan lembek


- Perdarahan segera setelah anak
Pascapersalinan Primer atau P3)

Gejala & tanda belum pasti

Diagnosis penyakit

- Syok
lahir

(Perdarahan

Atonia Uteri

- Perdarahan segera (P3)


- Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir (P3)
- Uterus kontraksi baik
- Plasenta lengkap

- Pucat
- Lemah
- Menggigil

Robekan jalan lahir

- Plasenta belum lahir setelah 30 menit


- Perdarahan segera (P3)
- Uterus kontraksi baik

- Tali pusat putus akibat traksi berlebihan


- Inversio uteri akibat tarikan
- Perdarahan lanjutan

Retensio Plasenta

- Uterus tidak teraba


- Lumen vagina terisi massa
- Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
- Perdarahan segera (P3)
- Nyeri sedikit atau berat

- Syok neurogenik
- Pucat dan limbung

Inversio uteri

WORKING DIAGNOSIS
Perdarahan postpartum ec retensio uteri

ETIOLOGI
Penyebabnya karena plasenta belum lepas dari
dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan
tetapi belum dilahirkan.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena :
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta (plasenta adhesive)
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh
sebab vili komalis menembus desidua sampai
miometrium sampai dibawah peritoneum
(plasenta acreta perkreta)

PATOFISIOLOGI
Anak lahir

Kontraksi uterus
berhenti

Uterus mngalami
retraksi
Pembuluh
pembuluh darah
terjepit oleh serabut
otot rahim

serabut ketuban
belum lepas
plasenta belum
lepas seluruhnya
bekuan darah
dalam rongga
rahim

Proses retraksi
terhalang

Kehilangan
darah

EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian perdarahan postpartum setelah

persalinan pervaginam yaitu 5-8%.


Di negara kurang berkembang merupakan
penyebab utama dari kematian maternal. Hal ini
terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan yang
memadai,
kurangnya
layanan
tranfusi,
kurangnya layanan operasi.

GEJALA KLINIS
Pembagian berdasarkan penyebabnya :
Plasenta adhesiva. Disebabkan karena implantasi
yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion
plasenta hingga mencapai sebagian lapisan
miometrium, perlekatan plasenta sebagian atau
total pada dinding uterus. Penyebab plasenta
akreta adalah kelainan desidua

GEJALA KLINIS
Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion

plasenta hingga mencapai / melewati lapisan


miometrium.
Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion
yang menembus lapisan miometrium hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus.
Plasenta inkar serata adalah tertahannya plasenta
didalam kavum uteri, disebabkan oleh kontriksi
ostium uteri

GEJALA KLINIS
Gejala

Separasi/akretaparsial

Plasentainkarserata

Plasentaakreta

Konsistensiuterus

Kenyal

Keras

Cukup

Tinggifundus

Sepusat

2jaribawahpusat

Sepusat

Bentukuterus

Diskoid

Agakglobuler

Diskoid

Perdarahan

Sedangbanyak

Sedang

Sedikit/tidakada

Talipusat

Terjulursebagian

Terjulur

Tidakterjulur

Terbuka

Konstriksi

Terbuka

Lepassebagian

Sudahlepas

Melekatseluruhnya

Sering

Jarang

Jarangsekali

Ostiumuteri

Separasiplasenta

Syok

PENATALAKSANAAN
A. Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan
IV-line dengan kateter yang berdiameter besar
serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida
isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat,
apabila memungkinkan). Monitor jantung, nadi,
tekanan darah dan saturasi oksigen. Transfusi
darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan
hasil pemeriksaan darah.
B. Drip oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml
larutan Ringer laktat atau NaCl 0.9% (normal
saline) sampai uterus berkontraksi.

PENATALAKSANAAN
C. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews,
jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untuk
mempertahankan uterus.
D. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan
manual plasenta. Indikasi manual plasenta adalah:
Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih
400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak
lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti
forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan
dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat
putus.

PENATALAKSANAAN
E. Jika tindakan manual plasenta tidak
memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan
tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa
plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta
dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus
dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena
dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan
kuretase pada abortus.
F. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa
plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau per oral.
G. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda
infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder.

KOMPLIKASI
Syok hemoragie
Anemia
Sindrom Sheehan

PENCEGAHAN
Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal

(saat masuk)
Pimpin persalinan dengan mengacu pada
persalinan bersih dan aman (termasuk upaya
pencegahan perdarahan pasca persalinan)
Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama
pasca persalinan (di ruang persalinan) dan
lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam
berikutnya (di ruang rawat gabung).
Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
Segera lakukan penlilaian klinik dan upaya
pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah
dan komplikasi

PENCEGAHAN
Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan

bekuan darah, lakukam pijatan uterus, berikan


uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam
500cc NS/RL dengan 40 tetesan permenit.
Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap,
eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.
Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan
input-output cairan
Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan
spesifik.

PROGNOSIS
Dubia ad malam

KESIMPULAN
Hipotesis diterima

Anda mungkin juga menyukai