Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Imrul Qays Bin Amran
112013175
Pembimbing :
dr. Maria Dwikarya, SpKK
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. T
Umur
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Mangga Besar
Pekerjaan
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Status
: Menikah
ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 7 Juni 2015
Keluhan utama: Rasa gatal di kaki bawah sebelah kanan sejak 1 minggu
Keluhan tambahan: Timbul kemerahan dan kadang terasa perih.
Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kaki kanan bawah gatal telah 3 hari SMRS.
Keluhan gatal disertai dengan bercak kemrahan yang semakin melebar. Awalnya
terdapat bekas luka tusukan besi sewaktu pasien lagi mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Kerana luka tersebut, pasien menggunakan arak yang terdapat dirumahnya
sebagai kompress pada daerah luka tersebut. Pasien mengolesi arak pada daerah luka
namun agar lebar sehingga menjadi gatal dan kemerahan.Akibat gatal pasien sering
menggaruk dan melakukan kompress arak pada daerah yang sama, namun keluhan
bertambah hebat dan pasien merasakan perih.Akibat hal tersebut pasien berhenti dari
melakukan kompress arak dan hanya membiarkannya sembuh sendiri.Pasien belum
mendapatkan pegobatan dari mana-mana dokter.
Riwayat Higienitas
-
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Kompos mentis
: 60 Kg/159 cm
Status Gizi
: Baik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 37,0C
Kepala
: Normocephali
Mata
THT
Leher
Jantung
Paru
Foto klinis:
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V.
RESUME
Pasien Ny. T , usia 42 tahun datang dengan keluhan kaki kanan bawah gatal
telah 3 hari SMRS yang disertai dengan bercak kemerahan yang semakin melebar.
Awalnya terdapat bekas luka tusukan besi dan kerana luka tersebut, pasien
menggunakan arak yang terdapat dirumahnya sebagai kompress. Pasien mengolesi
arak pada daerah luka namun agak lebar sehingga menjadi gatal dan kemerahan.
Pasien sering menggaruk dan melakukan kompress arak pada daerah yang sama
beberapa kali , namun keluhan bertambah hebat dan merasa perih.Akibat hal tersebut
pasien berhenti dari melakukan kompress arak dan hanya membiarkannya sembuh
sendiri.Pasien belum mendapatkan pegobatan dari mana-mana dokter.Di keluarga
tidak ada ahli keluarga yang menderitai keluhan serupa.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
4
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Kontak Allergy
Dermatitis Atopik
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Sistemik
R/ Homoclomin tab No. VI
S1 dd tab 1
Topikal
R/ Acidum salicylicum 2% No.1
Gentasolon tube 10 gram No.I
Betamethasone valereate cream 0,05 % No. 1
BSM
no.I
Kapas
No. X
NaCl 25 cc
No.III
ue
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanationam
: bonam
A. Pendahuluan
Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah dermatofitosis pada kaki, terutama
pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis adalah dermatofitosis yang biasa
terjadi. Prevalensi dari tinea pedis sekitar 10%, terutama disebabkan oleh penggunaan
alas kaki modern tertutup, meskipun perjalanan jauh juga merupakan faktor
predisposisi. Kejadiaan tinea pedis lebih tinggi diantara komuniti yang menggunakan
tempat-tempat umum seperti kamar mandi, shower atau kolam renang. Kejadian
infeksi ini sering terjadi pada iklim hangat lembab dimana dapat meningkatkan
pertumbuhan jamur. [1,2,3,4]
B. Etiologi dan patogenesis
Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum (umumnya), Trichophyton
mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. Telah diketahui bahwa 9% dari kasus
tinea pedis diakibatkan oleh agen infeksi selain dermatofit. Individu dengan imun
yang rendah mudah terkena infeksi, HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi,dan
steroid diakui dapat menurunkan resistensi pasien terhadap infeksi dermatofitosis.
Faktor seperti umur, obesitas dan diabetes melitus juga mempunyai dampak negatif
terhadap kesehatan pasien secara keseluruhan dan dapat menurunkan imunitas dan
meningkatkan terjadinya tinea pedis. Dengan menggunakan enzim keratinase, jamur
ini menginvasi keratin superfisialis dari kulit dan infeksi akan terbatas pada lapisan
kulit ini. Dinding dermatofit memiliki mannans, yang akan menghambat respon imun
tubuh. Trichophyton rubrum umumnya memiliki mannans yang akan menghambat
proliferasi keratinosit, mengakibatkan berkurangnya kecepatan pergantian kulit dan
berujung pada infeksi kronis. Suhu dan faktor serum seperti beta globulin dan ferritin
nampaknya memiliki efek menghambat dermatofit ; akan tetapi patofisiologinya tidak
begitu dimengerti. Sebum juga berperan sebagai penghambat, sehingga menjelaskan
kenapa infeksi dermatofit sering pada daerah kaki yang tidak memiliki kelenjar
sebum. [2,3,5]
6
Gambar 4. Tinea pedis tipe bulosa. Vesikel pecah, bula, eritema, dan
erosi pada bagian belakang dari ibu jari kaki [2]
4. Tipe akut ulserasi [2,5]
- Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi dan kerusakan
kulit
- Ko infeksi bakterial biasanya dari garam negatif kombinasi dengan
T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustul dan ulkus bernanah
yang besar pada permukaan plantar
D. Diagnosis
8
arthrospora,
atau
dalam
beberapa
kasus,
sel
budding
lebih
selektif
dengan
penambahan
suplemen
kloramfenikol.
Tes PAS
PAS (Periodic Acid-Schiff) menunjukkan dinding polisakarida dari organisme
jamur yang terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang
paling banyak digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat
(glikoprotein). Tidak seperti kultur pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat
selesai sekitar 15 menit. PAS juga telah menjadi tes diagnostik yang paling
dapat diandalkan untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 98,8% dengan biaya
paling efektif. [5]
terbinafine,
flutnmazol,
bifonazole,
dan
butenafine
tetapi
10
11
12