Materi Artikel
Materi Artikel
PENDAHULUAN
Untuk melakukan aktivitas berjalan dan menyangga tubuh, kaki merupakan bagian penting
tubuh, sehingga jika terjadi kelainan pada kaki maka aktivitas kita sehari-hari akan terhambat.
Terhambatnya aktivitas ini sering dikarenakan karena rasa nyeri pada tumit yang datang secara
tiba-tiba.
Gejala nyeri ini terutamanya sering disebabkan oleh plantar fascitis yaitu suatu peradangan
pada plantar fascia (telapak kaki) atau dapat disebabkan karena saraf terjepit. Terjadinya trauma
benda keras dapat juga menjadi penyebab penyakit ini.
Plantar fascia merupakan struktur mirip jaringan fibrous, yang terentang dari tulang tumit hingga
tulang jari kaki, yang berfungsi sebagai penyangga bagian lengkung kaki agar bagian tersebut
tidak lunglai.
Kelainan ini dapat mennyerang satu kaki, tetapi juga dapat menyerang dua kaki, nyeri ini dimulai
pada tulang tumit. Pada keadaan kronis dapat mengakibatkan gangguan pada kaki, lutut, pinggul
dan punggung.
II.
DEFINISI
Umur
Berat badan
Aktivtas
III.
EPIDEMIOLOGI
Plantar Fascitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia pertengahan dan usia lanjut.
Pada usia-usia ini lebih beresiko untuk terjadinya Plantar Fascitis oleh karena fakto-fakto seperti
pekerjaan atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan, diabetes
militus, aktivitas fisik yang berlebihan seperti pada atlit, penggunaan sepatu yang kurang tepat.
Plantar Fascitis juga bisa tejadi pada pria maupun wanita, namun frekwensi yang besar terjadi
adalah pada wanita umur 40-60 tahun. Hal ini disebabkan karena fakto-faktor seperti obesitas,
hormon, dan kehamilan.
IV. PENYEBAB
Pada waktu kita berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit yang kemudian tekanan
ini akan disebarkan ke plantar fascia. Sehingga ligamen plantar fascia tertarikketika kaki
melangkah. Apabila kaki berada dalam posisi baik maka tegangan yang ada tidak menyebabkan
masalah, tetapi apabila kaki berada pada posisi yang salah atau adanya tekanan yang berlebih
maka plantar fascia akan tertarik secara berlebihan, menjadi tegang dan terasa sakit ringan yang
akhirnya inflamasi (plantar fascitis). Tegang yang berulang juga dapat menyebabkan nyeri ringan
dan inflamasi dalam ligamen.
VI. ANAMNESA
Pasien datang dengan keluhan pada pagi hari sering merasakan nyeri dibagian tumit setelah
melangkah beberapa kali. Tetapi pada siang hari keluhan ini dirasakan agak berkurang bahkan
pada waktu malam hari keluhan ini tidak dirasakan lagi. Tetapi keluhan ini terkadang kembali
dirasakan apabila terlalu banyak melakukan aktivitas berjalan atau berdiri.
Pemanasan atau peregangan otot terlebih dahulu sangat penting dilakukan oleh para
olahragawan atau pekerja berat, karena kurangnya pemanasan atau peregangan otot bisa
memicu timbulnya keluhan ini.
Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan gejala-gejala seperti diatas, pasien harus dicek lebih
cermat lagi. Nyeri ini biasanya bisa timbul didepan atau dibawah tumit. Tetapi bisa juga terdapat
dibawah kaki dimana letak fascia tersebut berada.
Rasa nyeri ini bisa berlangsung beberapa bulan atau bisa menjadi permanen. Terkadang gejala
ini bisa timbul dan hilang setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Pemeriksaan palpasi
Penderita biasanya dapat menunjukkan letak rasa nyeri tersebut dirasakan (seperti pada gambar
diatas).
Pasien dengan posisi tidur dan rileks dengan kaki terlentang kemudian tangan kiri kita
menyanggah kaki penderita dan tangan kanan melakukan palpasi dengan ibu jari menekan pada
plantar fascianya. Jika penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini menderita
plantar fascitis.
Pemeriksaan inspeksi
Apabila plantar fascitis ini telah lanjut maka penderita cara berjalannya berubah karena telapak
kaki terjadi nyeri yang hebat, sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada ujung telapak kaki
(jinjit).
Pada umumnya pasien mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit namun dengan berjalan (jinjit) atau
dengan kaki bagian depan menyebabkan ketegangan pada plantar fascia yang lebih menarik
tumit dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk (lihat pada gambar diatas).
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Foto Rotgen
Foto rotgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya Calcaneous spur. Pada penderita
plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari normal.
B. Bone Scan
Pada pemerikasaan ini dapat dilihat adanya peningkatan aliran darah pada perlekatan pada
fascia dengan tumit.Terutama apabila penderita merasakan nyeri yang sangat hebat.
Apabila hasilnya positif : Apabila hasilnya negative :
Stress fraktur
Infeksi luka bedah
Kerusakan saraf
Plantar fascitis
Jadi pada penderita plantar fascitis tidak terjadi peningkatan aliran darah pada perlekatan fascia
dengan tumit.
C. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur.
D. Diagnosa Banding
Ankylosing spandylitis
Infeksi
Tumor
VII. PENGOBATAN
A. Obat
Apabila terapi kurang dapat memberikan hasil, untuk mengurangi rasa nyeri, maka diberikan:
1.
Menurunkan peradangan dengan menekan migrasi dari sel PMN dan menurunkan permeabilitas
kapiler.
Obat ini dapat menyebabkan ruptur dan atropi dari lapisan lemak dari plantar fascia.
4. NSAID lain
Contohnya Aspirin. Menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang mengawali terjadinya
peradangan selanjutnya.
B. FISIOTERAPI
Terapi dalam hal ini sangat dianjurkan karena biasanya dengan terapi rasa nyeri serta
peradangan perlahan-lahan berkurang.
Terapi yang dapat dilakukan adalah :
a.
Terapi Panas
Dapat mengurangi kekakuan plantar fascia dan mengurangi nyeri tumit dengan
sangat simple
b.
Kompres Es
Tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan robekan dan mengurangi peradangan sekaligus
mencegah kambuh kembali. Kompres dengan es dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah sehingga bisa mempercepat penyembuhan dan memperbaiki aliran darah. Lakukan 20
menit 3 kali sehari setelah melakukan kegiatan.
c.
Bertujuan untuk merenggangkan tendon achilles dengan plantar fascia serta mengoreksi factorfaktor fungsional yang beresiko dengan kekencangan dari kompleks gastrosoleus dan kelemahan
dari otot-otot intrinsik kaki.
d.
ESWT adalah gelombang suara yang dikirim kepada jaringan yang meradang untuk memisahkan
jaringan dari radang sehingga merangsang jaringan ini untuk memperbaiki daerah yang luka dan
mengurangi rasa sakit. Terapi ini tidak boleh untuk anak-anak dan wanita hamil.
e.
Istirahat
.
Latihan
1. Latihan Wall Stretches.
Posisi tubuh menghadap dinding, berdiri sekitar dua tiga kaki dari tembok, lakukan dorongan
dengan tangan anda pada tembok. Dengan kaki yang sakit di belakang dan kaki lainnya
dibelakang. Dorong tembok, jadikan kaki yang depan sebagai tumpuan, sementara meregangkan
kaki yang belakang, biarkan tumit kaki yang belakang menempel di lantai. Posisi ini akan
meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama 10 detik. Ulangi setidaknya 10 kali dan lakukan
selama 3 kali sehari.
4. Latihan-latihan tambahan.
Latihan-latihan ini dapat dilakukan saat pasien sedang beraktivitas dengan berdiri dalam jangka
waktu lama (contohnya tempat kerja, dapur, dll).
Catatan:
Peregangan dengan latihan-latihan diatas ternyata berhasil untuk 83% penderita plantar fascia
pada suatu studi.
Alat Bantu
Alat bantu untuk Plantar Fascitis dapat berupa :
Pasien dengan kaki yang datar secara teori memiliki kemampuan untuk mengabsorbsi tekanan
dari kaki. Untuk memperbaiki hal ini dapat dibantu dengan Arch support dan orthotics yang
berfungsi untuk mengurangi tekanan pada kaki dan mengontrol biomekanik dari kaki.
Night splints dirancang untuk menjaga mata kaki seseorang dalam posisi netral sepanjang
malam. Kebanyakan individu biasanya tidur dengan telapak kaki dalam posisi flexi, sebuah posisi
yang menyebabkan plantar fascia dalam posisi yang memendek. A Night dorsiflexion splint (bidai
dorsoflixi malam) memungkinkan peregangan pasif dari betis dan plantar fascia selama tidur.
Peregangan yang terjadi dapat memungkinkan untuk penyembuhan karena saat itu plantar fascia
dalam posisi dipanjangkan, sehingga terjadi pengurangan tegangan saat melangkah pertama di
pagi hari.
Alat bantu berupa bantalan untuk tumit sepatu yang bentuknya mirip donat dengan lubang
ditengahnya. Fungsinya untuk mengurangi tekanan pada tumit kaki.
Alat ini berfungsi untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada plantar fascia dan tendon
achilles ketika berjalan atau berlari.
C. OPERASI
Pada penderita Plantar Fascitis tidak dapat di operasi karena dapat merusak perlekatan Muskulus
Gastronemius dengan calcaneus .
D. LARANGAN
1.
Penggunaan sepatu yang kurang tepat misalnya sepatu dengan sol tipis yang kurang bisa
mendukung bagian tengah telapak dan terlalu besar di bagian tumit atau sudah tua.
2.
Memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari 5cm) secara rutin dapat memperpendek otot
achilles dan mengencangkan otot betis. Namun Saat ini kita menggantinya dengan sepatu
tumit datar justru akan menambah ketegangan pada tumit jadi sepatu yang paling tepat
adalah sepatu bertumit rendah.
3.
4.
Pada ibu yang hamil atau sedang menggendong bayinya dengan berdiri lebih dari 20 jam
sehari
5.
Melakukan pronation yang berlebihan, dimana pronation adalah fase berjalan dan
berlari. Pronation dan peregangan yang berlebihan membuat jaringan lunak meradang.
Ini bisa membangun cairan dan sel-sel berakumulasi disebuah area yang cedera. Ini
menciptakan lingkunagn yang buruk untuk penyembuhan.
6.
Terlalu banyak melakukan aktivitas atau olah raga yang terlalu besar memberikan beban
pada tumit contohnya seperti berjalan, jogging, berlari atau melompat.
2.
Diet dan menurunkan berat badan pada penderita obesitas atau kegemukan.
3.
Melakukan latihan peregangan otot setiap hari akan meningkatkan fleksibelitas plantar
fascia, otot achilles dan otot betis. Beberapa latihan peregangan diantaranya adalah :
Setelah bangun tidur pagi hari hendaknya duduk dengan rileks dengan kaki ditaruh di
lantai
2.
Memakai sepatu bertumit rendah antara 2,5-5 cm. Kokoh dan mendukung bagian tengah
dan telapak kaki, pilih kualitas sepatu yang baik dan berkualitas untuk berjalan dan berlari.
3.
4.
5.
Melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan olah raga atau aktivitas yang
berat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta Priguna, M.D.,Ph.D.(1999).Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Dian Rakyat.Jakarta.
S.Snell, Richard.(1998).Anatomi Klinik.EGC.Jakarta
http://www.emedicine.com/
http://www. ortoinfo.com/
http://www. footcaredirect.com/
http://www.heelspurs.com/
http://www.newpodiatry.com/