Anda di halaman 1dari 2

Politik-Ekonomi (?

) Kolonialisme Spanyol
Kerajaan Spanyol sangat terkenal dengan para penjelajah dan navigatornya. Jelas saja,
pada abad ke 15, Kerajaan Spanyol, melakukan ekspedisi mengelilingi dunia. Ekspedisi tersebut
dipimpin oleh Ferdinand Magellan, dan merupakan ekspedisi mengelilingi dunia yang pertama
dalam sejarah manusia. Beberapa tahun sebelumnya juga telah dilakukan ekspedisi oleh Juan
Diaz de Solis hingga pada akhirnya ia menemukan Rio de la Plata atau dalam bahasa Inggris
The River of Silver yang terletak di antara Uruguay dan Argentina. Nama tersebut diambil karena
orang-orang pribumi di sekitar sungai memiliki perak.
Espedisi yang dilakukan oleh pelaut-pelaut Spanyol tidak hanya sebuah penjelajahan.
Spanyol melakukan penaklukan terhadap dunia dengan semangat religious; keinginan kuat akan
kekayaan; dan untuk kejayaan dan keunggulan Spanyol. Pada periode 1516-1556 saat Kerajaan
Spanyol dikuasai oleh Charles V, sangat banyak terjadi upaya penaklukan dunia, yang salah
satunya adalah penemuan Rio de la Plata. Ketika itu, Juan Diaz de Solis bertemu penduduk
pribumi Rio de la Plata yakni orang-orang Charruas (Uruguay) dan Querandi (Argentina) dan
sayangnya disambut dengan tidak ramah oleh mereka. Kematian Juan di tangan orang-orang
pribumi sekaligus menandai kegagalannya dalam menduduki daerah tersebut. Namun penjajahan
Juan Diaz de Solis adalah satu kegagalan di antara sekian banyak keberhasilan Spanyol dalam
menjajah daerah-daerah di Amerika Latin.
Banyak sekali cara-cara yang mereka lakukan untuk dapat menaklukkan Amerika Latin.
Mulai dari cara yang halus, seperti melakukan pernikahan dengan aristokrat daerah jajahan,
sampai dengan cara kekerasan. Salah satu ekspedisi yang dinilai paling sempurna adalah
penjajahan Peru yang dipimpin oleh Franzisco Pizzaro. Penjajahan yang dilakukannya dinilai
memiliki strategi dan institusi pendukung yang paling efektif untuk menaklukkan lawan.
Perjalanan Pizzaro di utara Peru, di kota bernama Tumbes, hingga pada 15 November 1532 ia
dan pasukannya sampai di Cajamarca. Di sana ia bertemu Raja Inca, Atahualpa dan pasukannya
yang sedang berkemah. Singkat cerita, pihak Spanyol kemudian menjebak Atahualpa,
membunuh pasukannya dan membiarkan Atahualpa hidup untuk diperalat. Untuk mendapatkan
kebebasan Atahualpa diharuskan mengisi satu ruangan penuh dengan emas dan perak. Setelah ia
berhasil, ternyata pihak Spanyol mengikari janjinya dan kemudian membunuh Atahualpa.
Setahun kemudian Spanyol berhasil menduduki Cusco, ibukota Inca. Aristokrat di sana
juga mendapat perlakuan yang sama seperti Atahualpa. Di sana pihak Spanyol menerapkan
encomienda sebuah sistem yang mengharuskan orang-orang pribumi memberikan encomendero
(persembahan) dan jasa tenaga kerja terhadap penjajah agar mendapatkan Kekristenan. Pada saat
itu encomienda ini berlaku sebagai institusi utama yang mengurusi hal-hal tentang
ketenagakerjaan. Mereka, orang-orang pribumi harus bekerja mengolah tanahnya untuk
kepentingan para penjajah. Namun sistem ini pada akhirnya berubah menjadi sebuah sistem
yang sangat mirip dengan perbudakan. Orang-orang pribumi dibayar dengan sangat rendah
dalam memberikan jasa tenaga kerjanya, bahkan ada yang tidak dibayar.

Pada tahun 1545 ditemukan bukit Perak di sekitar Pegunungan Andes. Oleh pihak
Spanyol, tempat tersebut dibaptis dan diberi nama El Corro Ricco atau The Rich Hill. Agar dapat
melakukan ekstraksi pada bukit tersebut, pihak penjajah membutuhkan banyak tenaga kerja.
Hingga pada akhirnya di tahun 1569 datanglah utusan Kerajaan Spanyol, Fransisco de Toledo,
yang bertugas untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di sana. Toledo, kemudian melakukan
migrasi pada orang-orang pribumi ke tempat baru bernama Reducciones. Tindakan ini dilakukan
untuk memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja Kerajaan Spanyol dalam ekstraksi perak. Tidak lama
kemudian, de Toledo mengadopsi institusi ketenagakerjaan Kerajaan Inca, yakni mita. Mita
adalah sebuah sistem di mana orang-orang bekerja tanpa dibayar untuk melakukan public
service. Misalnya, mengelola perkebunan untuk menyediakan makanan bagi pemerintah, kuilkuil dan pasukan militer. Sebagai balasan dari itu, pemerintah Inca menyelamatkan mereka dari
wabah kelaparan dan memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Di genggaman de Toledo,
sistem mita yang digunakan sangat jauh berbeda. Sistem mita yang ia laksanakan adalah
eksploitasi terhadap tenaga kerja yang sangat luar biasa. Orang-orang pribumi dieksploitasi
tenaganya di lahan seluas 200.000 mil.
Selain adanya konsentrasi tenaga kerja, mita dan encomienda, pihak Spanyol juga
menerapkan rapartimientode mercancias yang memaksa orang-orang pribumi untuk membeli
barang-barang yang dijual pihak penjajah sesuai dengan harga yang ditentukan oleh pihak
Spanyol. Semua institusi yang terlibat dalam penjajahan Spanyol terhadap Kerajaan Inca pada
akhirnya membuat kualitas hidup masyarakat pribumi berkurang dan merampas semua sumber
daya yang mereka miliki. Dampak tersebut masih dapat dirasakan di Peru sampai sekarang. Ada
dua buah kota bernama Calca dan Acomayo yang terletak berdekatan dan memiliki sedikit sekali
perbedaan di antara keduanya. Namun, kesejahteraan dan kualitas hidup di kedua provinsi
tersebut berbeda jauh. Konsumsi masyarakat di Acomayo adalah 1/3 dari jumlah konsumsi
masyarakat di Calca. Aksesabilitas kedua provinsi tersebut juga berbeda, Calca jauh lebih mudah
dijangkau dari pada Acomayo. Masyarakat di kedua daerah tersebut juga sama-sama bertani,
namun di Calca hasil tani dijual sementara di Acomayo hasil tani digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ketimpangan tersebut dapat dijelaskan dengan menengok perkembangan
institusi di kedua daerah tersebut. Acomayo pada abad ke 15 adalah daerah di mana mita
dilaksanakan sementara Calca tidak.

Anda mungkin juga menyukai