Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN PEKERJAAN ASSURANCE DAN CONSULTING

Jasa Penjaminan
Pemeriksaan bukti objektif dengan tujuan menyediakan penilaian yang independen terhadap tata
kelola, manejemen risiko, dan proses pengendalian suatu perusahaan.
Jasa Konsultasi
Jasa pelayanan konsultasi yang sifat dan ruang lngkunya telah setujui oleh klien. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan, manajemen resiko dan proses pengendalian
tanpa asumsi dari interal auditor.

Persamaan Standar Penjaminan dan Konsultasi


-

Ketentuan dan sifat jasa sama sama harus dilaporkan dalam dokumen internal audit.
Auditor internal harus objektif dalam pekerjaannya.
Auditor internal tidak boleh mengasumsikan pertanggungjawaban manajemen.

Perbedaan Standar Penjaminan dan Konsultasi


No
Jasa Penjaminan
1. Menyajikan opini independen
berdasarkan penaksiran bukti objektif
2. Melibatkan 3 pihak :
1. Auditor internal
2. Pemegang aktivitas yang dinilai
3. Pengguna hasil penilaian
(manajemen)
3. Tujuan pengerjaan, ruang lingkup dan
teknik yang digunakan ditentukan oleh
auditor internal.
4. Tujuan pengerjaan harus mengatasi tata
kelola, manajemen resiko, dan proses
pengendalian agar relevan dengan
aktivitas dan perusahaan.
5. Kepala bagian audit harus memiliki
pengetahuan, kemampuan atau
kompetensi lainnya untuk pekerjaan ini
jika staff yang ada tidak memilikinya.
6. Auditor internal tidak boleh melakukan
penilaian terhadap operasi operasi
tertentu yang menjadi tanggung jawab

Jasa Konsultasi
Menyajikan pelayanan konsultasi sesuai
dengan permintaan klien.
Melibatkan hanya 2 pihak :
1. Auditor internal
2. Klien

Tujuan pengerjaan, ruang lingkup dan teknik


sesuai dengan yang disetujui oleh klien.
Tujuan pengerjaan harus mengatasi tata
kelola, manajemen resiko dan proses
pengendalian hanya sebatas pada yang
disepakati dengan klien.
Kepala bagian audit harus menolak pekerjaan
atau mempelajari keahlian dan kompetensi
lainnya yang dibutuhkan jika staff yang ada
tidak memilikinya.
Auditor internal boleh menyediakan jasa
konsultasi untuk operasi yang dulunya
merupakan tanggung jawab mereka.

mereka selama tahun tahun


sebelumnya
Akitivitas Penjaminan
Jasa penjaminan merupakan pekerjaan utama audit internal. Hanya audit internal yang
memiliki pengetahuan dan independensi dalam perusaaan untuk memberikan jaminan apa yang
dibutuhkan oleh manajemen. Jasa assurance internal audit dapat dibagi menjadi 4 jenis :
1. Operational
Menilai kefektifan dan keefisienan suatu proses dalam mencapai tujuan mereka.
2. Financial
Memeriksa aktivitas ekonomi perusahaan dan kemudian disajikan dengan metode
akuntansi.
3. Compliance
Meninjau kembali operasional dan finansial perusahan apakah sudah sesuai dengan
peraturan dan regulasi yang berlaku.
4. IT
Meninjau dan menguji IT ( seperti computer, teknologi infrastruktur, tata kelola IT)
untuk menilai informasi yang disajikan sudah terintegrasi.

Selain 4 jasa penjaminan tersebut, Audit internal juga dapat memberikan jasa lain seperti:
1. Acquisition / due diligence
Kajian finansial, tata kelola, manajemen resiko, pengendalian dan aspek lain yang dapat
membantu keputusan pembelian dalam melakukan akuisisi
2. Contract
Menjamin bahwa ketentuan - ketentuan kontrak, syarat dan ruang lingkup pekerjaan telah
dilakukan dengan benar.
3. Construction
Menentukan apakah proyek konstruksi sudah diselesakan dengan tepat dan benar.
4. Continuous auditing
Melakukan pengujian audit terhadap aktivitas selama beberapa periode pekerjaan.

5. Entity level
Mengkaji perusahaan secara keseluruhan.
6. Performance / value for money
Mengaudit apakah performa perusahaan sesuai yang diinginkan, tujuannya telah tercapai,
dan melakukannya secara efisien.
7. Joint venture
Mengaudit pengaturan join venture yang sering digunakan dalam keadaan yang beresiko
tinggi.
8. Vendor / provider
Auditor sebagai pihak ketiga memberi jaminan bahwa provider memiliki tata kelola,
manajemen resiko, dan proses pengendalian yang efektif untuk menyediakan pelayanan
yang telah disetujui.
Aktivitas Konsultasi
Setiap pelayanan konsultasi dapat diterapkan jika mampu meningkatkan kemampuan perusahaan
selama auditor internal tidak mengasumsikan pertanggungjawaban manajemen. Contohnya :
1. Business Process improvement
Metodologi untuk meningkatkan efektivitas dan efiseinsi perusahaan bisa dilakukan oleh
auditor internal sendiri.
2. Continous Monitoring
Memastikan apakah perusahaan ekerja secara efektif dengan menggunakan teknologi.
Review yang dilakukan auditor internal ini dapat digunakan oleh manajemen.
3. Control self-assessment
Suatu proses dimana manajemen terlibat secara langsung dalam penilaian fungsi
keefektivan pengendalian, tingkat resiko, dan pencapaian tujuan.
4. Forensic
Audit yang khusus menangani ketidakwajaran dan melakukan investigasi fraud.

5. Governance and ethics training


Program pelatihan formal pada prinsip prinsip tata kelola perusahaan dan bagaimana
perilaku etis dalam bisnis perusahaan.
6. Internal control review
Review yang diminta oleh manajemen untuk tujuan meningkatkan pengendalian tanpa
penilaian pada level pengendalian.
7. Participation on committees or task forces
Berpartisipasi dalam pengembangan produk baru, atau sistem untuk mempertimbangkan
resiko dan asepek aspek lainnya. Bisa juga berpartisipasi dalam manajemen resiko atau
panitia tata kelola.
8. Readiness
Menilai kinerja perusahan sebelum melakukan perubahan besar, misalnya produk baru,
atau sistem IT, apakah telah diimplementasikan untuk menentukan bahwa perusahaan
telah benar benar siap agar masa transisi berhasil.
9. Review of a new product before implementation
Review akhir sebelum produk baru diimplementasikan untuk memberikan jaminan
bahwa desainnya memiliki teknik manajemen resiko yang tepat.
10. Risk self-assessment
Mirip dengan control self-assessment tetapi terbatas hanya pada mengidentifikasi dan
menilai resiko yang tidak dapat dilepaskan.

BAURAN AKTIVITAS PENJAMINAN DAN KONSULTASI


Meskipun standar penjaminan dan konsultasi talah memberikan perbedaan yang jelas
antara penjaminan dan konsultasi, ada beberapa hal yang masih tumpang tindih.contohnya:
-

Selama pengerjaan konsultasi, auditor internal harus siap dengan isu isu pengendalian
dan investigasi serta melaporkannya jika diperlukan. Hal iii merupakan bagian dari
aktivitas penjaminan.
Auditor internal harus menggabungkan kajian yang mereka dapatkan selama konsultan
mengevaluasi tata kelola, manajemen resiko, dan proses pengendalian.

Teknik penjaminan dapat digunakan untuk tujuan konsultasi dan begitu juga sebaliknya. Bauran
ini dapat menambah nilai perusahaan dan dapat meningkatkan efisiensi, oleh karena itu banyak
audit internal yang memasukkannya ke dalam rencana audit tahunan mereka.

STANDAR RELEVANSI DAN PANDUAN PROFESIONAL


Standard
Penjaminan dan konsultasi dibedakan oleh standar subsidiary berlabel A untuk penjaminan dan C
untuk konsultasi. Contoh :
-

2130. A1 : aktivitas internal audit harus mengevaluasi kecukupan dan efektivias


pengendalian untuk mengatasi resiko dalam tata kelola, operasional, dan informasi
perusahaan
2130.Ci : auditor internal harus menggabungkan kajian mereka tentang pengendalian
yang didapat selama konsultan mengevaluasi tata kelola, manajemen resiko, dan proses
pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai