Anda di halaman 1dari 30

SEJARAH RADIOAKTIVITAS DAN TEORI ATOM

( Rontgen-Becquerel-Currie-JJ Thomson-Rutherford-Bohr)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Fisika
Dosen Pengampu : 1. Elvin Yusliana Ekawati, M.Pd
2. Dyah Fitriana M., S.si, Msi.

Disusun Oleh:
Anggreyani Fauzi

K2309007

Dewi Puspitasari

K2309013

Dyah Puspitasari

K2309018

PRODI PENDIDIKAN FISIKA SEMESTER IV


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada saat ini kita berada pada zaman yang sudah maju. Kecanggihan
teknologi yang memudahkan aktifitas kehidupan manusia tentu saja tidak
lepas dari hasil pemikiran dan penemuan para ilmuan kita terdahulu. Sebagai
generasi muda, hendaknya kita juga memiliki semangat yang tak kalah
dengan ilmuan terdahulu. Rasa ingin tahu yang besar serta pemikiran yang
kreatif dan inovatif seharusnya selalu ada dalam jiwa kita sebagai generasi
muda.
Misalnya saja Rontgen, Becquerel, Currie mereka adalah ilmuan di
bidang radioaktivitas. Penemuannya akan sinar X dapat bermanfaat di bidang
pengobatan dan diagnosa gigi. Penggunaan lain adalah di bidang radioterapi,
di mana sinar X digunakan untuk menghancurkan tumor ganas atau
mencegah pertumbuhannya.
Sinar X juga banyak digunakan di berbagai keperluan industri.
Misalnya, bisa digunakan buat ukur tebal sesuatu benda atau mencari
kerusakan yang tersembunyi. Sinar X juga berfaedah di banyak bidang
penyelidikan ilmiah, mulai dari biologi hingga astronomi. Khususnya, sinar X
menyuguhkan para ilmuwan sejumlah besar informasi yang berkaitan dengan
atom dan struktur molekul.
Seperti halnya JJ Thomson, Rutherford, Bohr yang juga senantiasa
menyumbangkan pemikiran dan penemuan terbesarnya terkait dengan sejarah
perkembangan teori atom.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mengungkap tabir sejarah
hasil pemikiran dan penemuan para ilmuan akan adanya radioaktifitasdan
teori atom. Yang selanjutnya semoga dapat memotivasi kita sebagai generasi
muda untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tidak lain berguna untuk kehidupan kita sendiri di masa mendatang.
2. Rumusan Masalah

a) Apa pengertian radioaktifitas?


b) Bagaimana sejarah penemuan sinar X?
c) Bagaimana sejarah penemuan sinar Bequerel?
d) Bagaimana sejarah penemuan Polonium dan Radium?
e) Bagaimana sejarah perkembangan teori atom ?
3.

Tujuan
a)
b)
c)
d)

Mengetahui sejarah penemuan sinar-X


Mengetahui sejarah penemuan sinar Bequerel
Mengetahui sejarah polonium dan radium
Mengetahui sejarah perkembangan teori atom

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radioaktivitas
Radioaktivitas

didefinisikan

sebagai

peluruhan

inti

atom

yang

berlangsung secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur


yang memancarkan radiasi seperti ini dinamakan materi radioaktif. Secara
garis besar inti atom akan berada dalam dua keadaan dasar yaitu keadaan
stabil dan keadaan tidak stabil yang ditentukan oleh komposisi partikel
penyusun inti. Keadaan stabil dicapai apabila jumlah proton (Z) lebih sedikit
atau sama banyak dengan jumlah netron. Keadaan ini memungkinkan gaya
inti lebih besar dibandingkan dengan gaya elektrostatis. Sedangkan, keadaan
tidak stabil dicapai apabila jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron
(N). Hal ini akan menyebabkan gaya elektrostatis jauh lebih besar
dibandingkan dengan gaya inti. Mengapa gaya elektrostatis pada keadaan
tidak stabil lebih besar? Karena gaya elektrostatis memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan gaya inti, sekalipun partikel proton saling
berdekatan dan berseberangan. Inti atom seperti inilah yang akan melakukan
aktivitas radiasi secara spontan sampai tercapai keadaan stabil. Keadaan inti
dengan jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan
menghasilkan zat radioaktif. Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika
memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti atom berada dalam keadaan
tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron. Pada
keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga
ikatan atom atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil
B. Sejarah radioaktivitas
1. Penemuan Sinar X oleh Wilhelm Conrad Roentgen (1895)

Sejarah

penemuan

zat

radioaktif

diawali

dengan

ditemukannya sinar X oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada


tahun 1895.

Wilhelm Conrad Rontgen penemu sinar X dilahirkan tahun 1845 di kota


Lennep, Jerman. Dia peroleh gelar doktor tahun 1869 dari Universitas Zurich.
Selama sembilan belas tahun sesudah itu, Rontgen bekerja di berbagai
universitas, dan lambat laun peroleh reputasi seorang ilmuwan yang jempol.
Tahun 1888 dia diangkat jadi maha guru bidang fisika dan Direktur Lembaga
Fisika Universitas Wurburg. Di situlah, tahun 1895, Rontgen membuat
penemuan yang membuat namanya kesohor.
Tanggal 8 Nopember 1895 Rontgen membuat percobaan dengan "sinar
cathode." Sinar cathode terdiri dari arus electron. Arus diprodusir dengan
menggunakan voltase tinggi antara elektrode yang ditempatkan pada masingmasing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan seluruhnya.
Sinar cathode sendiri tidak khusus merembes dan sudah distop oleh beberapa
sentimeter udara. Pada peristiwa ini Rontgen sudah sepenuhnya menutup dia
punya tabung sinar cathode dengan kertas hitam tebal, sehingga biarpun sinar
listrik dinyalakan, tak ada cahaya yang bisa terlihat dari tabung.
Tetapi, tatkala Rontgen menyalakan arus listrik di dalam tabung sinar
cathode, dia terperanjat melihat bahwa cahaya mulai memijar pada layar yang
terletak dekat bangku seperti distimulir oleh sinar lampu. Dia padamkan
tabung dan layar (yang terbungkus oleh barium platino cyanide) cahaya
berhenti memijar. Karena tabung sinar cathode sepenuhnya tertutup, Rontgen
segera sadar bahwa sesuatu bentuk radiasi yang tak kelihatan mesti datang
dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena ini merupakan hal yang
misterius, dia sebut radiasi yang tampak itu "sinar X." Adapun "X"
merupakan lambang matematik biasa untuk sesuatu yang tidak diketahui.
Tergiur oleh penemuannya, Rontgen menyisihkan penyelidikan lain dan
pusatkan perhatian pada yang terkandung dalam "sinar X." Sesudah beberapa
minggu kerja keras, dia menemukan bukti lain seperti ini:
- Sinar X bisa membikin sinar berbagai benda kimia selain "barium
-

platinocyanide."
Sinar X dapat menerobos melalui berbagai benda yang tak tembus
oleh cahaya biasa. Rontgen menemukan bahwa sinar X dapat
menembus langsung dagingnya tetapi berhenti pada tulangnya.
Dengan jalan meletakkan tangannya antara tabung sinar cathode dan

layar yang bersinar, Rontgen dapat melihat di layar bayangan dari


-

tulang tangannya.
Sinar X berjalan menurut garis lurus; tidak seperti partikel
bermuatan listrik, sinar X tidak terbelokkan oleh bidang magnit.

Gambar: Skema tabung sinar X percobaan Rontgen


Pada tabung sinar X terdapat sebuah anoda yang berputar yang diberi
tegangan tinggi sebesar 100.000 V dan pada katoda terdapat sebuah filamen
panas yang diberi tegangan 0 V. Berkas elektron akan dipancarkan ke anoda
yang berputar. Ketika berkas elekton menyentuh logam anoda, maka sinar X
akan dipancarkan oleh anoda ke luar dari tabung.
Bulan Desember 1895 Rontgen menulis kertas kerja pertamanya
mengenai sinar X. Laporannya dalam waktu singkat menggugah perhatian
dan kegemparan. Dalam tempo beberapa bulan, beratus ilmuwan melakukan
penyelidikan sinar X, dan dalam tempo setahun sekitar 1000 kertas kerja
diterbitkan

tentang

masalah

itu!

Salah

seorang

ilmuwan

yang

penyelidikannya langsung bersandar dari hasil penemuan Rontgen adalah


Antoine Henri Becquerel. Orang ini, meskipun maksud utamanya menyelidiki
sinar X, justru menemukan fenomena penting tentang radioaktivitas.
Secara umum, sinar X bekerja bilamana enerji tinggi elektron mengenai
sasaran. Sinar X itu sendiri tidak mengandung elektron, tetapi gelombang
elektron magnetik. Oleh karena itu pada dasarnya dia serupa dengan radiasi

yang dapat terlihat mata (yaitu gelombang cahaya), kecuali panjang


gelombang sinar X jauh lebih pendek. Penggunaan sinar X yang paling
dikenal tentu saja di bidang pengobatan dan diagnosa gigi. Penggunaan lain
adalah di bidang radioterapi, di mana sinar X digunakan untuk
menghancurkan tumor ganas atau mencegah pertumbuhannya.
Sinar X juga banyak digunakan di berbagai keperluan industri. Misalnya,
bisa digunakan buat ukur tebal sesuatu benda atau mencari kerusakan yang
tersembunyi. Sinar X juga berfaedah di banyak bidang penyelidikan ilmiah,
mulai dari biologi hingga astronomi. Khususnya, sinar X menyuguhkan para
ilmuwan sejumlah besar informasi yang berkaitan dengan atom dan struktur
molekul.
Penggunaan sinar X telah membawa banyak manfaat meski Sinar
ultraviolet (yang panjang gelombangnya lebih pendek ketimbang cahaya yang
tampak oleh mata) telah diketahui orang hampir seabad sebelumnya.
Keberadaan sinar X yang punya persamaan dengan gelombang ultraviolet,
kecuali panjang gelombangnya masih lebih pendek masih berada dalam
kerangka fisika klasik. Hingga akhir hayatnya Rontgen tak punya anak,
karena itu dia dan istrinya mengangkat anak seorang gadis. Tahun 1901
Rontgen menerima Hadiah Nobel untuk bidang fisika, yang untuk pertama
kalinya diberikan untuk bidang itu. Dia tutup usia di Munich, Jerman tahun
1923.
2. Penemuan Sinar Oleh Henri Becquerel (1896)
Penemu radio aktivitas Antoine Henri Becquerel ini lahir di Paris tahun
1852. Pendidikannya baik, dapat gelar doktor tahun 1888. Tahun 1892 dia jadi
gurubesar fisika praktis di Musium Sejarah Alam (Musee d' Histoire
Naturelle) di Paris. Menarik untuk dicatat, baik kakek maupun bapaknya
bukan saja sama-sama ahli fisika tetapi juga pernah menempati kedudukan
yang sama. Anehnya, anaknya pun begitu. Di tahun 1895 Becquerel jadi
gurubesar fisika di perguruan tinggi politeknik. (Ecole Polytechnique) di Paris.
Di sinilah pada tahun 1896 dia membuat penemuan besar yang membuat
namanya kesohor.

Tahun sebelumnya Wilhelm Rontgen menemukan sinar X, satu


penemuan yang menggemparkan masyarakat ilmiah. Rontgen memprodusir
sinar X dengan menggunakan tabung katoda sinar, Becquerel berpikir apakah
sinar X tidak bisa diprodusir dengan kegiatan sinar matahari biasa di atas
substansi non-metal. Becquerel memiliki di laboratoriumnya beberapa kristal
"Potasium uranium sulfate" satu campuran yang dia tahu non-metalik dan dia
memutuskan melakukan percobaan dengan itu.
Becquerel memasukkan pelat fotografi dan kain hitam ke dalam kotak
aluminium. Dia berupaya agar pelat fotografi tidak mengalami perubahan
walaupun kotak aluminium terkena sinar matahari. Dia meletakkan
(mengoleskan) garam uraniumi di atas kotak aluminium, membiarkannya
terkena sinar matahari selama beberapa jam, lalu memroses pelat fotografi itu.
Jika oleh stimulasi sinar matahari sinar-X dipancarkan dari uranium, maka
sinar-X yang menembus kain hitam dan aluminium pasti akan menghitamkan
pelat fotografi. Ternyata memang pelat fotografi menjadi hitam seperti yang
diperkirakan. Tetapi kembali terjadi hal yang tidak diperkirakan. Karena hari
berawan berlangsung terus, Becquerel tidak dapat menggunakan sinar
matahari seperti di atas. Becquerel memproses pelat fotografi dengan suatu
pikiran untuk memastikan bahwa pelat tidak akan menjadi hitam karena tidak
terkena sinar matahari. Tetapi pelat tetap menjadi hitam walaupun kotak tidak
terkena sinar matahari. Becquerel menemukan fakta ini pada Maret 1896.
Setelah melakukan percobaan dengan meletakkan berbagai materi di atas pelat
fotografi, ia mengetahui bahwa sifat materi pendar dan bentuk kimia tidak
mempunyai pengaruh dalam hal ini. Semua materi yang mengandung uranium
pasti dapat menghitamkan pelat fotografi. Khususnya dalam hal logam
uranium, tingkat kehitamannya besar. Becquerel berpikir bahwa dari uranium
terpancar radiasi yang mirip dengan sinar-X. Untuk sementara sinar ini disebut
sinar Becquerel. Kesamaan sifat antara sinar Becquerel dengan sinar-X, selain
sama-sama dapat menghitamkan pelat fotografi, adalah keduanya dapat
mengionkan udara.

Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa penyebab gelapnya bagian


plat foto adalah radiasi berdaya tembus kuat, bahkan lebih kuat dari sinar X,
yang dipancarkan secara spontan oleh garam uranium tanpa harus disinari
terlebih dahulu. Radiasi spontan garam uranium terjadi karena mengandung
unsur uranium yang bersifat radioaktif. Peristiwa radiasi spontan ini kemudian
disebut keradioaktifan, sedangkan zat yang yang bersifat radioaktif disebut
dengan zat radioaktif.
3. Penemuan oleh Marie Curie (1898)
Pada tahun 1896 Henri Becquerel, secara tidak sengaja, menemukan
radioaktivitas. Ia sedang meneliti garam uranium yang sengaja dijemur di
bawah sinar matahari untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap radiasi
sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rntgen pada 8 November
1895. Ternyata sewaktu Becquerel melaksanakan penelitian ini, cuaca di sana
terus saja berawan selama beberapa hari, padahal ia membutuhkan sinar
matahari untuk penelitiannya. Tetapi kemudian ia memperhatikan suatu hal
yang tidak biasa. Ternyata garam uraniumnya memancarkan radiasi secara
spontan, walaupun tidak diberi cahaya. Radiasi yang dihasilkan ini
merupakan radiasi jenis baru, yang mampu menembus lempengan logam dan
menghitamkan pelat foto.
Becquerel langsung mengumumkan penemuannya ini di suatu pertemuan
lAcadmie des Sciences. Tetapi penemuannya ini tidak banyak mengundang
perhatian ilmuwan ilmuwan yang hadir di sana saat itu karena para ilmuwan
masih terpesona dengan penemuan sinar-X oleh Rntgen. Hanya Marie Curie
sajalah yang tampaknya tertarik dengan sinar misterius yang dipancarkan
uranium tersebut. Marie pun mulai menyelidiki radiasi misterius tersebut. Ia
menggunakan elektrometer, yaitu sebuah alat yang bisa mengukur arus listrik
yang lemah. Alat ini dibuat oleh Pierre dan adiknya, Jacques Curie. Pierre dan
Jacques sebelumnya sudah pernah menemukan efek piezoelektrik, dan efek
inilah yang menjadi dasar kerja elektrometer. Dengan elektrometer, Marie
hanya membutuhkan beberapa hari saja sebelum menemukan bahwa thorium
memancarkan cahaya yang sama dengan uranium. Ia pun kemudian

menyelidiki lagi senyawa-senyawa kimia lainnya. Ternyata, kekuatan radiasi


yang dihasilkan tidak bergantung pada jenis senyawanya, tetapi hanya
bergantung pada jumlah uranium atau thorium yang terkandung di dalam
senyawa tersebut.
Marie langsung menyimpulkan bahwa kemampuan radiasi uranium tidak
bergantung pada susunan atom di dalam molekul, tetapi pada bagian dalam
(interior) dari atomnya itu sendiri. Ia melanjutkan meneliti semua elemen
dalam Susunan Berkala Unsur-unsur. Ternyata hanya uranium dan thorium
sajalah yang bisa memancarkan radiasi ini.
Langkah berikut yang diambil oleh

Marie

adalah

meneliti

mineral/bebatuan alam yang mengandung uranium dan thorium. Dari semua


mineral alam tersebut, ia menemukan bahwa pitchblende memancarkan
radiasi secara lebih aktif, bahkan empat sampai lima kali lebih kuat dari
uranium. Marie pun membuat hipotesa bahwa ada sebuah elemen baru yang
terkandung di dalam mineral tersebut, dan elemen ini jauh lebih aktif dari
uranium.
Melihat serunya penelitian yang dilakukan oleh istrinya, Pierre pun
menjadi tertarik dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan
penelitian Marie tersebut. Pierre menghentikan semua penelitiannya tentang
kristal dan sifat simetri di alam yang semula merupakan ketertarikan
utamanya. Kerjasama keduanya dengan cepat membawa hasil. Pada akhir
Juni 1898, mereka berhasil mendapatkan sebuah zat yang 300 kali lebih aktif
dari uranium. Mereka yakin bahwa zat tersebut merupakan sejenis logam
yang baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, dan logam ini memiliki
sifat-sifat analitik yang mirip dengan bismuth. Mereka pun mengusulkan
supaya logam baru ini disebut Polonium, sesuai nama negara asal Marie,
Polandia.

Dalam

publikasinya

ini

mereka

untuk

pertama

kalinya

menggunakan istilah radioaktivitas.


4. Penemuan Polonium dan Radium Oleh Marie Sklodowska Curie dan
Pierre Curie (1898)

Marie Sklodowska Curie (Polandia-Perancis, 1867-1934) menikah


dengan Pierre Curie (Perancis, 1859-1906) dan siap memulai kehidupan
seorang peneliti dengan meneliti sinar Becquerel sebagai tema penelitian
untuk mendapatkan gelar akademik. Pierre yang saat itu sudah menjadi salah
satu peneliti terkemuka bermaksud membantu istrinya dengan menyarankan
pemakaian alat ukur arus yang sangat sensitif (Galvanometer Feebles). Marie
Curie menggunakan alat ukur arus yang sangat sensitif dan melakukan
pengukuran secara kuantitatif radioaktivitas (kemampuan melepaskan radiasi)
dari materi yang dapat ia peroleh. Hanya materi yang mengandung uranium
atau thorium yang menunjukkan radioaktivitas.
Berdasarkan

pengukuran

secara

kuantitatif

diketahui

bahwa

radioaktivitas berbanding lurus dengan jumlah uranium atau thorium,


sedangkan suhu serta bentuk kimia dari materi tidak berpengaruh. Tetapi
disinipun teramati sesuatu yang di luar dugaan. Dua bahan tambang uranium
yaitu pitch blend (uranium oksida) dan shell corit (tembaga dan uranil)
menunjukkan radioaktivitas yang besar yang tidak dapat dijelaskan dengan
jumlah uranium yang ada di dalamnya. Marie Curie mencampur shell corit
dengan bahan lain dan kemudian melakukan pengukuran. Ternyata hanya
bagian yang mengandung uranium yang menunjukkan adanya radioaktivitas.
Fakta ini dilaporkan di Akademi Sains Paris bulan April 1898. Marie Curie
berpikir bahwa di dalam batuan uranium alam terdapat unsur yang belum
diketahui dalam jumlah yang sangat sedikit, dan setelah itu ia lebih serius lagi
menemukan unsur radioaktif yang belum diketahui. Pierre kemudian berhenti
melakukan penelitiannya sendiri untuk bekerja sama dengan Marie
menemukan unsur baru. (Pierre terus melakukan penelitian radioaktivitas
sebelum meninggal pada tahun 1906 karena kecelakaan).
Batuan dalam jumlah besar dilarutkan dan dilakukan pemisahan dengan
prosedur analisis kimia. Radioaktivitas dari bagian yang terpisah diukur
dengan alat ukur listrik yang dikonsentrasikan pada bagian yang memiliki
radioaktivitas tinggi. Unsur radioaktif yang belum diketahui itu menunjukkan
sifat yang mirip dengan bismuth. Bagian yang terambil ini ternyata merupakan

campuran antara bismuth sulfat dan bahan radioaktif dalam bentuk sulfat.
Pemisahan antara bismuth dan unsur yang belum diketahui itu dapat dilakukan
berdasarkan perbedaan sifat sublimasinya. Bahan campuran itu dipanaskan
dalam vakum pada suhu 700 C dan dibiarkan menyublim, dalam suhu 250300 C bahan radioaktif dalam bentuk sulfat itu menempel pada dinding
seperti cat berwarna hitam. Beginilah cara penemuan salah satu unsur
radioaktif yang belum diketahui.
Pada Juni 1898 laporan atas nama suami-istri Curie disampaikan kepada
Akademi. Dalam laporan ini diusulkan nama Polonium untuk unsur baru
sesuai dengan nama negara kelahiran Marie Curie. Dari analisis juga
ditemukan adanya radioaktifitas yang kuat di dalam kelompok barium, secara
kimiawi sifatnya sama dengan barium. Pemisahan bagian yang memiliki
radioaktivitas dengan cara pemisahan kristal berdasarkan perbedaan kelarutan
dalam air, campuran air dan alkohol, kelarutan garam dalam larutan asam
klorida. Dengan cara seperti inilah unsur radioaktif radium ditemukan.

BAB III
TEORI ATOM
A. Sejarah Perkembangan Atom
Sudah sejak jaman dahulu manusia tertarik kepada benda-benda
yang ada di sekeliling mereka. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
mencatat, bahwa banyak di antara para filsuf Yunani kuno telah berusaha
menerangkan materi yang ada di sekitar mereka. Di salah satu sekolah
filsafat Yunani kuno misalnya, Empedocles (abad ke-5 SM) mengajarkan
bahwa ada empat bahan dasar penyusun alam, yaitu tanah, udara, api, dan
air.

Dari Yunani kita juga mengenal adanya konsep dasar tentang atom
dari Demokritus (460-370 SM). la menggambarkan atom sebagai materi
terkecil yang sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Inilah konsep tentang atom pertama yang tercatat oleh sejarah ilmu
pengetahuan. Konsep tersebut lahir murni dari hasil pemikiran, dan bukan
merupakan hasil percobaan.
Perkembangan pemikiran manusia tentang atom terus berlanjut,
dan hingga kini atom masih tetap menjadi obyek penelitian yang menarik
perhatian para ahli fisika. Didukung oleh berbagai hasil penemuan, maka
teori tentang atom pun berkembang dari waktu ke waktu.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan juga mencatat, bahwa
teori tentang atom yang didasarkan pada hasil percobaan pertama kali
dikemukakan oleh John Dalton (1766-1844). Menurut Dalton, atom
merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Atom-atom suatu
unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah menjadi unsur lain. Dua
atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang berlainan dapat
membentuk molekul. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah tetapi
kemudian bergabung lagi dengan susunan yang berbeda dari semula, tetapi
massa keseluruhannya tetap. Pada reaksi itu, atom-atom bergabung
menurut perbandingan tertentu.
Begitu meyakinkan Dalton dalam mengemukakan teori atom, maka
pada saat itu teori atomnya dipakai untuk menerangkan proses-proses
dalam reaksi kimia. Penemuan-penemuan dalam bidang kimia pada abad
ke-18 telah memperkokoh teori atom Dalton ini, sehingga pada saat itu
keberadaan atom dapat dipercaya oleh para ahli, sekalipun mereka belum
pernah melihat bentuk dari atom tersebut.
Perkembangan Berikutnya, Penemuan-penemuan baru dalam
bidang fisika ternyata mampu membuka cakrawala baru pemahaman atom
oleh manusia. Penemuan elektron oleh J.J. Thomson menyebabkan model
atom yang dikemukakan Dalton tidak dapat diterima lagi. Dengan
gugurnya

model

atom

Dalton

ini,

Thomson

terdorong

untuk

mengemukakan teori atom baru yang dikemukakannya pada tahun 1904.

Thomson melukiskan bahwa atom bukanlah merupakan partikel terkecil


yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, seperti yang dipahami manusia
sebelumnya. Ia melukiskan bahwa atom mempunyai bentuk seperti bola
yang muatan positifnya terbagi merata ke seluruh isi atom. Muatan positif
itu dinetralkan oleh elektron-elektron bermuatan negatif yang tersebar di
antara muatan positif tadi. Teori atom ini diterima secara luas oleh para
ilmuwan hingga akhir abad ke-18.
Dalam perjalanan berikutnya, teori atom Thomson inipun akhirnya
gugur oleh pengujian yang dilakukan Ernest Rutherford. Pengujian itu
dilakukan dengan cara menembaki lempengan emas yang sangat tipis
(ketebalan 0,01 mm) dengan partikel alfa. Apabila model atom Thomson
itu benar, maka gerakan partikel alfa tidak akan dibelokkan sewaktu
menumbuk lempeng emas.
Namun Rutherford ternyata mendapatkan hasil yang lain dari yang
diharapkan semula. Partikel alfa yang ditembakkan ke permukaan lempeng
emas itu ternyata tidak semuanya mampu menembus lempeng emas secara
lurus. Ada beberapa diantaranya dibelokkan dan sebagian lagi dipantulkan
kembali.
Dari hasil percobaannya tadi Rutherford akhirnya berkesimpulan
bahwa sebagian partikel alfa dipantulkan kembali karena bertumbukan
dengan bagian yang sangat keras dari atom, yang selanjutnya oleh
Rutherford disebut inti atom.
Dengan demikian, model atom Thomson yang menyatakan bahwa
massa atom tersebar merata di seluruh isi atom tidak dapat diterima lagi.
Dengan gugurnya teori atom Thomson ini, maka pada tahun 1911
Rutherford mengemukakan teori atom baru yang terdiri atas dua poin.
Pertama, atom terdiri dari muatan positif dan negatif dimana semua
muatan positif dan sebagian besar masa atom terkumpul pada suatu titik di
tengah-tengah bola atom yang disebut inti atom. Kedua, inti atom
dikelilingi oleh elektron-elektron bermuatan negatif pada jarak yang relatif
jauh dimana elektron-elektron berputar pada lintasan-lintasan seperti
planet yang bergerak mengelilingi matahari dalam sistim tata surya.

B. Penemuan Oleh Tokoh-tokoh


1. Democritus
Sejarah penemuan atom sudah dimulai sejak jaman dahulu
kala.Tepatnya

sekitar

tahun

400

SM

seorang

filsuf

Yunani

Democritus,mengemukakan bahwa materi tersusun dari partikel partikel


kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Ia memberi nama ATOMOS.
Democritus adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab
Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut.
Democritus mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru
pemikiran Democritus yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat.
Selain sebagai filsuf, Democritus juga dikenal menguasai banyak
keahlian. Sayangnya, karya-karya Democritus tidak ada yang tersimpan.
Democritus menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra,
epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran
Democritus di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipankutipan tersebut berisi tentang etika.
Democritus dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom
adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju
dengan ajaran pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas
terdiri dari banyak unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan
Empedokles dan Anaxagoras, Democritus menganggap bahwa unsur-unsur
tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur tersebut
diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos
berarti "terbagi")
Atom-atom

tersebut

merupakan

unsur-unsur

terkecil

yang

membentuk realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak


dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki kualitas, seperti
panas atau manis. Hal itu pula yang membedakan dengan konsep zat-zat
Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom tersebut
berbeda satu dengan yang lainnya melalui tiga hal: bentuknya(seperti
huruf A berbeda dengan huruf N), urutannya (seperti AN berbeda dengan
NA), dan posisinya (huruf A berbeda dengan Z dalam urutan abjad).

Dengan demikian, atom memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa.


Jumlah atom yang membentuk realitas ini tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak
dapat dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang terjadi pada atom adalah
gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam
semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka
atom-atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan gerak atom
dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita
melalui retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak
ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya
bergerak. Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat
atom-atom itu bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut
Empedokles. Adanya ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom itu
bergerak.
Namun,pendapat Democritus sebatas pemikiran filosofis yang
tidak disertai dengan bukti ilmiah melalui eksperimen.
2. John Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan


pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum,
yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan
tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total zat-zat
sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi".
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa "Perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua hukum tersebut Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

o Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi
o Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
o Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan
atom-atom oksigen
o Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal
seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

Model Atom Dalton seperti bola pejal


Percobaan Lavosier

Mula-mula tinggi cairan merkuri dalam wadah yang berisi udara


adalah A, tetapi setelah beberapa hari merkuri naik ke B dan ketinggian ini
tetap. Beda tinggi A dan B menyatakan volume udara yang digunakan oleh
merkuri dalam pembentukan bubuk merah (merkuri oksida). Untuk
menguji fakta ini, Lavoisier mengumpulkan merkuri oksida, kemudian
dipanaskan lagi. Bubuk merah ini akan terurai menjadi cairan merkuri dan
sejumlah volume gas (oksigen) yang jumlahnya sama dengan udara yang
dibutuhkan dalam percobaan pertama
Percobaan Joseph Proust
Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga
karbonat baik yang dihasilkan melalui sintesis di laboratorium maupun
yang diperoleh di alam memiliki susunan yang tetap.
Percobaan
ke-

Sebelum

Setelah

pemanasan (gpemanasan

(g

Perbandingan
Mg/MgO

Mg)

MgO)

0,62

1,02

0,62/1,02 = 0,61

0,48

0,79

0,48/0,79 = 0,60

0,36

0,60

0,36/0,60 = 0,60

Ada pun kelemahan dan kelebihan model atom Dalton, yaitu :


Kelebihan
mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom.
Kelemahan
1)

Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur


yang satu dengan unsur yang lain

2)

Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi

3)

Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling


berikatan

4)

Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom


yang berubah akibat reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi kimia
nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.
Contoh :
238
92
14
7

234

N +

90
4
2

He

5)

Th +

4
2

He

17
O
8

1
1

Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu


larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola
pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron
yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan
arus listrik.

3. J.J Thomson

Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan William


Crookes (1875). Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar
yang muncul dari arah katoda menuju ke anoda yang disebut sinar katoda.
George Johnstone Stoney (1891) yang memberikan nama sinar
katoda disebut elektron. Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan
pengertian atom dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan
unsur yang berbeda akan memiliki sifat berbeda, padahal keduanya samasama memiliki elektron.
Antoine

Henri

Becquerel

(1896)

menentukan

sinar

yang

dipancarkan dari unsur-unsur Radioaktif yang sifatnya mirip dengan


elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William
Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung
sinar katoda. Dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel,
sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode. Dalam percobaannya, Thomson menggunakan tabung sinar katode
untuk menentukan harga perbandingan antara muatan elektron dan massa
elektron. Thomson berhasil menunjukkan bahwa partikel-partikel sinar
katode jauh lebih ringan daripada sebuah atom. Kemudian, partikel yang
menjadi bagian dari sebuah atom ini oleh Thomson diberi nama elektron.

Gambar Eksperimen J.J Thomson


Hasil percobaannya membuktikan bahwa ada partikel bermuatan
negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. berdasarkan besarnya simpangan sinar katode
dalam medan listrik, Thomson dapat menentukan nisbah muatan terhadap
massa (nilai e/m) dari partikel sinar katode sebesar 1.76 x 108
Coulomb/gram
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew
Milikan (1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar di
bawah ini

Gambar Eksperimen Milikan

Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik.


Akibat gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang
turun. Bila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik
kekutub positif medan listrik. milikan menemukan menemukan bahwa
muatan tetes-tetes minyak selalu bulat dari suatu muatan tertentu, yaitu
1.602 x 10-19 coulomb
Hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron

1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan


Data Fisis Elektron :
e/m = 1.76 x 108 Coulomb/gram
e = 1.602 x 10-19 coulomb
maka massa elektron = 9.11 x 10-28 gram
Setelah penemuan elektron, maka teori Dalton yang mengatakan
bahwa atom adalah partikel yang tak terbagi, tidak dapat diterima lagi.
Pada tahun 1900, J.J Thomson mengajukan model atom yang menyerupai
roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif
dan didalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.

Gambar Model Atom J.J Thomson


Kelebihan dan Kelemahan atom Thomson :
Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif
dan negatif dalam bola atom tersebut.
4. Rutherford

Ernest Rutherford (1871-1937) adalah seorang fisikawan kelahiran


Selandia Baru yang bekerja sama meneliti atom dengan J.J. Thomson di
Universitas Cambridge.
Rutherford berhasil menangkap adanya nukleus di dalam atom.
Dengan dukungan dari Frederick Soddy, ia mengemukakan bahwa
radioaktivitas berasal dari peluruhan atom-atom. Ia adalah orang pertama
yang berhasil melakukan pembelahan atom di dalam laboratorium. Atas
penelitiannya pada berbagai tipe radiasi, ia dinobatkan sebagai peraih
hadiah Nobel Kimia pada tahun 1908.
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan dan
Ernerst Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan
sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan
adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak
lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis
kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thompson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang
positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa
ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar

partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi
dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejalagejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan beberapa berikut:
Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan
Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atomatom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil
yang bermuatan positif; Partikel tersebut merupakan partikelyang
menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel
alfa

akan

dibelokkan.

Bila

perbandingan

1:20.000

merupakan

perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000


lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut,
Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom
Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang
sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak
saling tolak menolak. Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai
berikut:

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Rutherford :


Kelebihan

membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti.
Kelemahan
Model Atom Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak
jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron
mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti. Ambilah seutas tali dan salah satu
ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda
pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi?
Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala
Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut.
Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron
yang nanti disebut dengan kulit.
5. Niehl Bohr

Teori Bohr memperkenalkan atom sebagai sejenis miniatur planet


mengitari matahari, dengan elektron-elektron mengelilingi orbitnya sekitar
bagian pokok, tetapi dengan perbedaan yang sangat penting: bilamana
hukum-hukum fisika klasik mengatakan tentang perputaran orbit dalam
segala ukuran, Bohr membuktikan bahwa elektron-elektron dalam sebuah
atom hanya dapat berputar dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu.
Atau dalam kalimat rumusan lain: elektron-elektron yang mengitari bagian
pokok berada pada tingkat energi (kulit) tertentu tanpa menyerap atau

memancarkan energi. Elektron dapat berpindah dari lapisan dalam ke


lapisan luar jika menyerap energi. Sebaliknya, elektron akan berpindah
dari lapisan luar ke lapisan lebih dalam dengan memancarkan energi.

Teori Bohr memperkenalkan perbedaan radikal dengan gagasan


teori klasik fisika. Beberapa ilmuwan yang penuh imajinasi (seperti
Einstein) segera bergegas memuji kertas kerja Bohr sebagai suatu
"masterpiece," suatu kerja besar; meski begitu, banyak ilmuwan lainnya
pada mulanya menganggap sepi kebenaran teori baru ini. Percobaan yang
paling kritis adalah kemampuan teori Bohr menjelaskan spektrum dari
hydrogen atom. Telah lama diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan
pada tingkat kepanasan tinggi, akan mengeluarkan cahaya. Tetapi, cahaya
ini tidaklah mencakup semua warna, tetapi hanya cahaya dari sesuatu
frekuensi tertentu.
Point-point penting lainnya adalah:
1. Ketika sebuah elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya,
perbedaan energi dibawa (atau dipasok) oleh sebuah kuantum tunggal
cahaya (disebut sebagai foton) yang memiliki energi sama dengan
perbedaan energi antara kedua orbit.
2. Orbit-orbit

yang

diperkenankan

bergantung

pada

harga-harga

terkuantisasi (diskret) dari momentum sudut orbital, L menurut


persamaan

dimana n = 1,2,3, dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h


adalah konstanta Planck.
Point (2) menyatakan bahwa harga terendah dari n adalah 1. Ini
berhubungan dengan radius terkecil yang mungkin yaitu 0.0529 nm. Radius
ini dikenal sebagai radius Bohr. Sekali elektron berada pada orbit ini, dia
tidak akan mungkin bertambah lebih dekat lagi ke proton.
Kelebihan dan Kelemahan Atom Niels Bohr
Kelebihan
Mempu membuktikan adanya lintasan elektron untuk atom
hydrogen.
Kelemahan
Hanya dapat menerangkan atom-atom yang memiliki elektron
tunggal seperti gas hidrogen, tetapi tidak dapat menerangkan
spektrum warna dari atom-atom yang memiliki banyak electron

BAB IV
PENUTUP
1.

Kesimpulan
Radioaktifitas

Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang berlangsung


secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Penemu sinar X
diawali oleh Roentgen yang melakukan penelitian sinar-X dan meneliti
sifat-sifatnya. Kemudian disempurnakan oleh Becquerel, Marrie Currie
dan Pierre Currie serta gagasan dari Rutherford.
Teori atom
a. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika
suatu materi dibagi dan terus dibagi maka akhirnya diperoleh partikel
terkecil yang sudah tidak dapat dibagi lagi = disebut Atom )
b.

Model Atom Dalton

Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom
unsur berbeda, berlainan dalam massa dan sifatnya.
Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.
Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak
ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.
c.

Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model


atom Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom
Dalton. Menurut Thomson :

Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya


tersebar elektron (bagaikan kismis dalam roti kismis)

Atom bersifat netral, yaitu muatan positif dan muatan negatif


jumlahnya sama
d.

Model Atom Rutherford

Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti


atom yang bermuatan positif, berukuran lebih kecil daripada
ukuran atom tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari
massa intinya.

Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada
pada pusat atom serta elektron bergerak melintasi inti (seperti
planet dalam tata surya).

Atom bersifat netral.

Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditentukan.

e. Model Atom Niels Bohr

Model

atomnya

didasarkan

pada

teori

kuantum

untuk

menjelaskan spektrum gas hidrogen.

Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron


hanya menempati tingkat-tingkat energi tertentu dalam atom.

f. Model atom Modern

Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron
sedangkan elektron-elektron bergerak mengitari inti atom dan
berada pada orbital-orbital tertentu yang membentuk kulit atom.

Orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron


dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan
terbesar.

Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan


bilangan kuantum.

2.

Saran
Sebagai generasi muda khususnya kita yang mempelajari ilmu sains
hendaknya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seperti ilmuan kita terdahulu.
Sehingga diharapkan kita dapat menemukan sesuatu yang baru, yang
bermanfaat untuk kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http ://www. Infonuklir.com

http://nautilus.fis.uc.pt/st2.5/scenes-e/biog/b0007.html

http://web.lemoyne.edu/~giunta/becquerel.html

http://www.accessexcellence.org/AE/AEC/CC/historical_background.html

http://www.dhm.de/lemo/html/biografien/BecquerelAntoine/

http://www.lgl.lu/Departements/Physique/histoire-des-scienceslgl/exposes-1999-2000/becquerel-antoine-henri.htm

http://www.rtstudents.com/radiology/antoine-henri-becquerel.htm

http://www.e-dukasi.net/mol/mo.full

http://www.aktifisika.wordpress.com/2009/02/06/Perkembangan-gagasantentang-atom.

http://www.crayonpedia.org/mw/1._Perkembangan_Teori_Atom_12.2.

http://belajarkimia.com/2008/08/model-atom-mekanika-kuantum-modelatom

Anda mungkin juga menyukai