Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
M t M s (P)
c. C =
M s M s (P)
d. D =
M s M s ( K)
Penyelesaian :
a. M s M t (P)
b.
M t M s (P)
c.
M s M s (P)
d.
M s M s (K)
2. Andaikan s t
a. Lukislah p =
M s M t ( P)
dan Q =
M s M t (Q)
a.
b. Jajar genjang PPQQ
c. Karena pencerminan (s dan t) sejajar maka menghasilkan
bantuk yang sejajar pula
PQ//PQ, PP//QQ
3. Jika B (1,-3), tentukanlah
a. H B ( D) jika D(-3,4)
b. E jika
c.
H B ( E) =(-2,5)
H B ( P) jika P(x,y)
H B ( E) =(-2,5)
(2.1)-x, 2(-3), 2(-3)-4)
(2-x, -6-y) = (-2,5)
2-x= -2
-6-y=5
-x= -4
-y=11
X=4
y=-11
Jadi, E(4,-11)
H B =M s M t
c.
H B ( P) =(2a-x, 2b-y)
=(2.1-x, 2(-3-y)
H B ( P) = (2-x, -6-y)
d.
H B =M s M t
Missal :
B = 2x+y+1=0
M 1=2
M 1M 2=1
M2
= -1
M2
1
2
Subtitusi
y y 1
= m (x-y)
Y+3=
1
2
Y+3=
1
2
(x-1)
x-
1
2
2y+6= x-1
x-2y-7=0 y garis t
melalui B(1,-3)
GESERAN
(TRANSLASI)
Definisi :
Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada dua garis
'
.
PP = AB
G ab
AB
AB
. Nanti akan dibuktikan bahwa suatu
A A }} = acute {BB
dengan A =
M h M g ( A)
dan B =
M h M g ( B)
'= AB
.
PP
Teorema 10.2
G AB=GCD
Apabila AB =CD maka
Bukti : jika X sembarang, maka harus dibuktikan
G AB ( X )=GCD (X )
Teorema 10.3
CD
sebuah garis berarah
=2 CD
AB
G AB
maka
dan D
=
h.
Mh Mg
G AB
(P) dan P =
Teorema 10.4
Jika
G AB
G AB 1=GBA
G AB
AB
=2
CD
maka
G AB
Bukti : andaikan g = CD , k
S D SC
g di C, m
g di D
Teorema 10.6
Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu
setengah putaran.
G AB
Bukti : andaikan
suatu geseran dan C sebuah titik sembarang.
Andaikan E titik (tunggal) sehingga
CE
maka
G AB =
CE = 2
CD
CE=
AB. Andaikan D titik tengah
(teorema 10.5)
S D SC
S A SB
Akibat :
S c S B S A=S D
dan
SC
AD =
BC
S A S B =G ZBC
jadi,
S c S B S A=G ZBC S A
Teorema 10.7
Hasilkali dua translasi adalah sebuah translasi
G AB GCD =G AB GBA
Apabila CD = BA maka
=i
Teorema 10.8
GOA
Jika
sebuah translasi yang ditentukan oelh titik-titik 0(0,0) dan
A(a,b) dan T transformasi yang didefinisikan untuk semua titik P (x,y)
GOA
sebagai T(P) = (x+a,y+b) maka T =
Bukti : untuk P=(x,y), T(P)=(x+a, y+b). Andaikan P=
PP'=
OA
Jadi T(P)=
GOA
(P), maka
(P),
P V . Artinya
GOA
=T
PUTARAN
(ROTASI)
Definisi : sebuah sudut berarah adalah suatu sudut, yang salah satu
kakinya ditentukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain sebagai akhir.
Catatan : bandingkan dengan ruas garis berarah. Di sini ada titik awal
dan titik akhir
ketentuan dan sifat sederhana putaran
Bahwa hasilkali transformasi yang terdiri atas dua reflexsi adalah suatu
setengah putaran dengan pusat titik potong sumbu-sumbu reflexi
apabila sumbu-sumbu ini tegak lurus.
Sumbu reflexi itu sejajar maka hasilkali dua reflexsi menghasilkan suatu
geseran (translasi)
Hasilkali dua reflexi yang sumbu-sumbunya tidak tegak lurus dan tidak
pula sejajar didefinisikan sudut yang berarah.
Teorema 11.1
Andaikan s dan t dua garis yang tidak saling tegak lurus dan yang
berpotongan di titik A. andaikan P dan Q dua titik yang berlainan dengan
A. maka
m(
PAP)= m (QAQ), dengan P= M t M s ( P ) dan Q=
Mt Ms
(Q)
Teorema 11.2
Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang berpotongan di A
dan jika sudut antara garis s ke garis t adalah
1
, maka
2
R A =M t M s
Akibat 1: hasilkali dua reflexi pada 2 garis adalah suatu rotasi atau suatu
translasi
Akibat 2: setiap rotasi adalah suatu isometri langsung
Teorema 11.3
Hasilkali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi
RA 1
dan rotasi
RB Z
tarik garis s =
AB
, jika m
1
1
2
m ( XAZ) =
maka
RA 1
Ms Mt
dan
RB Z =M u M g
jadi
RB Z R A 1=( M u M g )( M s M t ) =M u M t
RB 2 R A 1
apabila u t, maka
berpotongan di C maka
andaikan
, 1
dan
RC =RB 2 R A 1
2
Mu Mt
PENCERMINAN GESER
(REFLEKSI GESER)
12.1 ketentuan dan beberapa sifat refleksi geser
1. Hasilkali (produksi) dua translasi adalah sebuah translasi
2. Hasilkali dua refleksi pada dua garis adalah sebuah rotasi atau
sebuah translasi
3. Hasilkali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi
Teorema 12.1
Hasilkali sebuah rotasi dan sebuah translasi adalah sebuah rotasi yang
sudut rotasinya sama dengan sudut rotasi yang diketahui.
Teorema 12.2
Setiap hasilkali sebuah refleksi pada sebuah garis dengan sebuah rotasi
mengelilingi suatu titik yang tidak terletak pada garis tersebut adalah
suatu refleksi geser.
Akibat 1 : apabila ada ruas garis berarah AB tidak tegak lurus pada
garis s. maka hasilkali suatu geseran
Mg
G AB
Akibat 2 : apabila garis r, s dan t tidak berpotongan pada satu titik dan
tidak ada pasangan yang sejajar, maka setiap hasilkali refleksi-refleksi
Mt ,M s
Mt
dan
adalah suatu refleksi geser.
LANJUTAN ISOMETRIC
13.1 pendahuluan
Terdapat 4 isometri dasar, yakni :
1. Refleksi pada garis
2. Translasi
3. Rotasi
4. Refleksi geser
Teorema 13.1
Diketahui 3 titik yang tak kolinear A, B dan C jika ada 3 titik lain A, B, C
maka ada paling banyak satu isometric yang memetakan A pada A, B
pada B dan C pada C.
T1 T2
Bukti : andaikan ada 2 isometri
sehingga
T 1 ( A )= A ' =T 2 ( A)
'
T 1 ( B )=B =T 2(B)
T 1 ( C ) =C' =T 2 (C)
Karena
T1
dan
T2
BC = B C. oleh karena
segaris.
Teorema 13.2
Jika s sebuah garis melalui titik asal sebuah system koordinat orthogonal
Mg
dan jika
memetakan A = (1,0) pada B = (h, k) dan P = (x, y) maka
M g ( P )=(hx+ ky , kxhy )
Bukti :
maka
hx
1+ky
(
1 , kx 1hy 1)
P1=T ( P1 ) =
P'
hx
hx
2
( kx 1hy1 ) ( kx 2hy 2)
( 2+ ky 2)2 +
( 1+ky 1 )
2
( 1 P ' 2 ) =
dan
hx
2+ky
(
2 , kx 2hy 2 )
P2=T ( P2 ) =
y
x
y
( 1 y 2)2
( 1x2 )h
( 1 y 2 ) 2+ k
( 1x2 )+k
h
y
( 1 y 2 )2
h2 +k 2 ( x 1x 2 2+ h2 +k 2 )
Oleh karena B =
OA = 1 dan OB =
M g ( A)
h2 +k 2
dan
maka
h2 +k 2=1 , jadi
x2
1
P' 1 P ' 2 =
Sehingga T sebuah isometric, kemudian kita peroleh :
T(O) = (0,0)
T(A) = (h,k)
2
2
T(B) = ( h . h+k . k , khhk )=( h + k ) , 0 =(1,0)
TRANSFORMASI KESEBANGUNAN
Definisi :
Suatu transformasi T adalah suatu transformasi kesebangunan, apabila
ada sebuah konstanta k 0 sehingga untuk setiap pasang titik P, Q
jarak PQ = kPQ dengan
T(P) = P dan T(Q) = Q
Teorema : Sebuah kesebangunan T
AFINITAS
Suatu kesebangunan adalah suatu afinitas akan tetapi suatu afinitas
tidak perlu memiliki suatu konstanta k 0 sehingga untuk setiap dua
titik P dan Q berlaku PQ = kPQ.
Sifat-sifat afinitas :
1. Mengawetkan ke-antara-an titik-titik yang segaris. Artinya jika P
antara A dan B maka P antara A dan B
2. Mengawetkan rasio perbandingan antara ruas-ruas garis
AP
A' P'
Artinya kalau P antara A dan B dengan AB =k maka A ' B ' =k
3. Memetakan ruas garis pada ruas garis
4. Memetakan garis pada garis
5. Mengawetkan kesejajaran