Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar
dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang
bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara (Musaheri, 2005:20).
Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
Sisdiknas, 2003).
Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak juga tanggung jawab guru untuk
mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu bermutu
dan berkualitas.
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan
pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah
kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan
model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan
tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif
bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan
optimal.

pg. 1

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa model pembelajaran, yaitu
Model Pengajaran Langsung, Pembelajaran Kooperatif, Pengajaran Berbasis masalah dan
Pembelajaran Kontekstual.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
2. Bagaimana penjelasan tentang model pembelajaran langsung yang ditinjau dari
berbagai aspek?
3. Bagaimana penjelasan tentang pembelajaran kooperatif yang ditinjau dari berbagai
aspek?
4. Bagaimana penjelasan tentang pengajaran berbasis masalah yang ditinjau dari berbagai
aspek?
5. Bagaimana penjelasan tentang pembelajaran kontekstual yang ditinjau dari berbagai
aspek?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan dari
pembahasan ini yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dan jenis jenis dari model pembelajaran
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang model pembelajaran langsung berdasarkan
pengertian, ciri ciri serta keuntungan dan kerugian model pembelajaran tersebut.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif berdasarkan
pengertian, ciri ciri serta keuntungan dan kerugian model pembelajaran tersebut.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pembelajaran kontekstual berdasarkan
pengertian, ciri ciri serta keuntungan dan kerugian model pembelajaran tersebut.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengajaran berbasis masalah berdasarkan
pengertian, ciri ciri serta keuntungan dan kerugian model pembelajaran tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran berasal dari kata Model dan Pembelajaran. Model diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan (Nur, 1996 : 78). Hakikat pembelajaran atau hakikat mengajar adalah
pg. 2

membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterapilan, nilai, cara berfikir, sarana
untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar (Joyce dan Weil dalam
Nur, 1996 : 79). Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
dapat berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pendidik dalam
merencanakan dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.
B. MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
1. Pengertian Model Pengajaran Langsung
Menurut Gagne (dalam Nur 2000 : 4 - 5), Model Direct Instruction terdapat dua
macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan
prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Namun, kedua
pengetahuan tersebut tidak terlepas antara satu sama lain, sering kali penggunaan
prosedural memerlukan pengetahuan deklaratif yang merupakan pengetahuan prasyarat.
Model Direct Instruction dirancang untuk mengembangkan cara belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah.
Fokus utama dari pembelajaran ini adalah pelatihan-pelatihan yang dapat diterapkan
dari keadaan nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pengajaran langsung
berpusat pada guru, tetapi harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Disini guru
menyampaikan isi akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para
siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan
arahan guru. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas
yang diberikan pada siswa.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung
a) Adanya tujuan pembelajaran
Pembelajaran langsung ini menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorientasi
kepada siswa, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi
evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria
keberhasilan).
b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Ada 5 tahapan pembelajaran langsung, yaitu :
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tahap 2: Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan.
pg. 3

Tahap 3: Membimbing pelatihan


Tahap 4: Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik
Tahap 5: Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep
c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pembelajaran
Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan lingkungan yang baik
untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerapan
cukup, termasuk alat atau media yang sesuai.
3. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung
Berikut ini adalah kelebihan dari model pembelajaran langsung, yaitu :
a) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai
apa yang harus dicapai oleh siswa.
b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilanketerampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
c) Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara
ini. Dengan Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada
siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam
menyusun dan menafsirkan informasi, serta untuk menyampaikan pengetahuan yang
tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan
hasil-hasil penelitian terkini.
d) Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat
memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang
seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi). Dengan ini memungkinkan
siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik
dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki
kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
e) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila
model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
4. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
Selain kelebihan tersebut, model pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan
yaitu sebagai berikut :

pg. 4

a) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,
atau ketertarikan siswa.
b) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit
bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
c) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,
teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
d) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula
dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan
banyak perilaku komunikasi positif
e) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi
materi yang disampaikan.
5. Tahap tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung
Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran langsung sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta
memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu. Penyampaian tujuan
kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencara pembelajaran dengan
cara menuliskannya di papan tulis atau menempelkan informasi tertulis pada papan
bulletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan
untuk setiap tahap. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa,
memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali
pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan
yang akan dipelajari.
b) Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Ketrampilan
Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar atau menyampaikan informasi
tahap demi tahap. Kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas
mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Pada fase ini
guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun
keterampilan.
c) Membimbing Pelatihan
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai
tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini guru
pg. 5

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan.


Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai
kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah
memonitor

dan

memberikan

bimbingan

jika

diperlukan.

Agar

dapat

mendemostrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan


memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang
didemonstrasikan.
d) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Guru memeriksa atau mengecek kemampuan siswa seperti memberi kuis terkini dan
memberi umpan balik seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru memberikan
review terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik
terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
e) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep
Guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. Serta guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pembelajaran kooperatif :
a)

Slavin (1994) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu


model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

b)

Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa pengertian
model pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke
dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok
tersebut.

c)

Lie (2008:12) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan


sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

d)

Isjoni (2009:15) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan


terjemahan dari istilah cooperative learning. Cooperative learningberasal dari
kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
pg. 6

e)

Sugandi (2002:14) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar


belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur
dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara
anggota kelompok.

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif


Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik
tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
c) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
d) Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan
tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling
menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan,
saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman lain.
3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Berikut ini adalah kelebihan dari model Pembelajaran Kooperatif, yaitu :
a) Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada
guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b) Model
pembelajaran
kooperatif
dapat
mengembangkan
mengungkapkan

ide

atau

gagasan

dengan

kata-kata

secara

kemampuan,
verbal

dan

c)

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.


Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untukmenhargai orang lain

d)

dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.


Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar.


e) Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan

prestasi

akademik

sekaligus

kemampuan

sosial,

termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang
lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
f) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat

pg. 7

memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat
adalah tanggung jawab kelompoknya.
g) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.
4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Selain kelebihan tersebut, model pembelajaran kooperatif juga memiliki kekurangan
yaitu sebagai berikut :
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan

a)

lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.


b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
c)

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.


Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu

d)

yang telah ditentukan.


Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain

menjadi pasif.
e) Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok
tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol
atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar
menjadi sia-sia.
5. Tahap tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran kooperatif
Terdapat 6 langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu :
a) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi
dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
b) Guru menyajikan informasi kepada siswa.
c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok - kelompok belajar
d) Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
e) Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
f) Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

pg. 8

D. PENGAJARAN BERBASIS MASALAH


1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pertama kali
diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas Kedokteran
Kanada,sebagai satu upaya menemukan solusi dalam diagnoksis dengan membuat
pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang ada.
Problem based learning sebagai suatu pendekatan yang dipandang dapat memenuhi
keperluan (Schmidt, dalam Gijselaers, 1996). Masalah-masalah disiapkan sebagai
stimulus pembelajaran. Pembelajar dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, dan
pembelajar hanya berperan memfasilitasi terjadinya proses belajar dan memonitor
proses pemecahan masalah.
Dibawah ini ada beberapa pengertian tentang pembelajaran berbasis masalah
menurut para ahli, diantaranya adalah:
a) Ibrahim dan Nur (2002:2) mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah
adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang
berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalalah dunia
nyata.
b) Moffit (Depdiknas, 2002:12) mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran.
c) Menurut Boud dan Felleti pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan
untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan ketrampilan berfikir dan
ketrampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta
menjadi pelajar mandiri.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam melaksanakan proses pembelajaran PBM ini, Bridges (1992) dan Charlin (1998)
telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut :
a) Pembelajaran berpusat dengan masalah.
pg. 9

b) Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan
dihadapi oleh siswa dalam kerja profesional mereka di masa depan.
c) Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun
d)
e)
f)
g)
h)
i)

berdasarkan masalah.
Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.
Siswa aktif dengan proses bersama.
Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru.
Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.
Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Berikut ini adalah kelebihan dari model Pembelajaran berbasis masalah, yaitu :
a) Peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan dan terjadi interaksi yang dinamis
diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa.
b) Peserta didik mempunyai keterampilan mengatasi masalah.
c) Peserta didik mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa.
d) Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independen
4. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Selain kelebihan tersebut, model pembelajaran berbasis masalah juga memiliki
kekurangan yaitu sebagai berikut :
a) Memungkinkan peserta didik menjadi jenuh karena harus berhadapan langsung
dengan masalah.
b) Memungkin peserta didik kesulitan dalam memperoses sejumlah data dan
informasi dalam waktu singkat, sehingga PBL ini membutuhkan waktu yang relatif
lama.
5. Tahap tahap Pelaksanaan Model Berbasis Masalah
FASE-FASE

PERILAKU

Fase 1:
Memberikan

orientasi

tentang Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya

permasalahannya kepada peserta didik

mendeskripsikan sebagai kebutuhan logistic


penting dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah

Fase 2:
Mengorganisasikan
untuk meneliti

peserta

didik Guru membantu peserta didik mendefinisikan


dan mengorganisasikan dengan tugas belajar

pg. 10

terkait dengan permasalahannya.


Guru mendukung peserta didik

Fase 3:

Membantu investigasi individu dan mendapatkan

informasi

yang

kelompok

melaksanakan

eksperimen,

dan

Fase 4:

permasalahan dan solusi.


Guru
membantu
peserta

Mengembangkan

untuk
tepat,
mencari

didik

dalam

dan merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak

mempresentasikan artefak dan exhibit

yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan


model-model serta membantu mereka untuk
menyampaikan kepada orang lain
Guru membantu peserta didik

Fase 5:

melakukan

Menganalisis dan mengefaluasi proses refleksi terhadap investigasinya dan prosesmengatasi masalah

proses yang mereka gunakan.

E. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Ada tiga ahli pendidikan yang mendefinisikan pembelajaran kontekstual (CTL),
definisi tersebut antara lain :
a) Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara
lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah
proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan
konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
b) Akhmad Sudrajat:
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
c) Diknas:
Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong
pg. 11

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan


dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kontekstual
Beberapa ciri khas dalam pembelajaran kontekstual, antara lain sebagai berikut:
a) Pengalaman nyata
b) Kerjasama saling menunjang
c) Gembira belajar dengan bergairah
d) Pembelajaran terintegrasi
e) Menggunakan berbagai sumber
f) Siswa aktif dan kritis
g) Menyenangkan tidak membosankan
h) Sharing dengan teman
i) Guru kreatif
3. Kelebihan Model Pembelajaran Kontekstual
a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi
yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam PBM.
b) Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,memahami suatu
c)
d)
e)
f)
g)

isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif


Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual


a) Guru harus mempunyai kemampuan untuk memahami secara mendalam dan
komprehensif tentang konsep pembelajaran, potensi perbedaan individu di dalam
kelas dan juga sarana dan kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas
siswa dalam belajar.
b) Siswa harus mempunyai inisiatif dan kreatif dalam belajar.
c) Siswa harus memiliki wawasan dalam pengetahuan yang memadai dari setiap mata
pelajaran.
d) Siswa yang kurang aktif akan tertinggal karena setiap siswa diharuskan memiliki
tanggung jawab yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas.
5. Tahap tahap Pelaksanaan Kontekstual
a) Kegiatan Awal
- Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran,

pg. 12

Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang


akan diajarkan.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan


dipelajari

Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.

b) Kegiatan Inti
- Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan
-

guru. Guru berkeliling untuk


Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas

jawaban permasalahan yang diajukan guru.


Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (LKS: soal cerita
perkalian terlampir) yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk mengamati,

memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama,


Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok

yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas,


Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa

membahas cara penyelesaian masalah yang tepat,


Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal
yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan
pesan selama mengikuti pembelajaran.

c. Kegiatan Akhir
- Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan soal cerita perkalian
-

bilangan.
Siswa mengerjakan lembar tugas (LTS: soal cerita perkalian terlampir),
Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian, guru
bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat
memberi nilai pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini
dapat dilakukan apabila waktu masih tersedia

pg. 13

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan pengertian dari beberapa model pembelajaran yang bersangkutan, yaitu
sebagai berikut :
1. Model pengajaran Langsung adalah pembelajaran langsung yang berpusat pada guru
tetapi harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Guru menyampaikan isi
akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa dan
menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan
guru. Model yang juga dikenal sebagai Model Direct Instruction ini terdapat dua
macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
2. Model pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa lain dalam
mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim
3. Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan
untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa sebagai suatu konteks bagi siswa

pg. 14

untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
4. Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia
nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang
terbatas, dan sedikit demi sedikit dari proses mengonstruksi sendiri dapat digunakan
sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Dari setiap model pembelajaran yang telah dibahas memiliki kekurangan dan
kelebihan yang berbeda beda. Selain itu, langkah langkah pelaksanaannya juga
berbeda beda dari setiap model pembelajaran.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah :
1. Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru ataupun calon guru dapat
menjadikan model model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam
proses pembelajaran.
2. Metode dan kreativitas guru perlu ditingkatkan dalam menyajikan materi pelajaran

3.

yang dihubungkan dengan kenyataan dan penerapannya sehari-hari.


Sebagai calon guru, hendaknya mempelajari berbagai macam model-model
pembelajaran dengan bersungguh-sungguh, sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam pembelajaran yang akan dialami. Model pembelajaran sangat penting karena
dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru dan belajar bagi siswa.

pg. 15

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html
http://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalah-model-pembelajarankontekstual/
http://tarynugrohotappuy.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-kontekstual-ctl.html
http://www.academia.edu/5934154/MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_BERBAS
IS_MASALAH
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/
http://ekorubiyanto84.wordpress.com/2013/01/18/model-pembelajaran-langsung/
http://denis-boyolali.blogspot.com/2011/12/makalah-pembelajaran-langsung.html
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html
http://abazariant.blogspot.com/2012/10/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html
http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-pembelajaran-kooperatifcooperative-learning/
http://pinasari.blogspot.com/2012/12/strategi-pembelajaran-kontekstual.html
http://3bkelompok2matematika.blogspot.com/
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaran-berbasis-masalah/

pg. 16

https://docs.google.com/document/edit?id=1vryuUFR3AfAcHtQqB2NBBvA2ImsD02rU_tnMh4zJiY&hl=in&authkey=COG3w4kO&pli
=1
http://bismillah36.wordpress.com/2010/05/30/pembelajaran-berbasis-masalah/

pg. 17

Anda mungkin juga menyukai