Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Geomatika No.

24 April 2015: xx-xx

PEMBANGUNAN BASIS DATA SPASIAL 3D UNTUK MENDUKUNG


KONSERVASI SITUS WARISAN BUDAYA
(Studi Kasus: Kompleks Candi Sewu)
(Development Of 3D Spatial Database To Support Cultural Heritage Conservation,
Case Study: Sewu Temple)
Ririn Threesiana1, Deni Suwardhi2, Sugeng Riyanto3
Alumni Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung
2
Kelompok Keahlian Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis,
Teknik Geodesi dan Geomatika ITB
3
Balai Arkeologi Yogyakarta
1

Email: ririn.threesiana@gmail.com
ABSTRAK
Konservasi atau pelestarian dalam kaidah arkeologi dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah hilangnya data arkeologi yang
berkaitan dengan keberadaan suatu bangsa. Salah satu warisan budaya yang perlu mendapat perhatian adalah candi. Berdasarkan
UU no.5 tahun 1992 tentang cagar budaya, candi merupakan salah satu benda cagar budaya yang tidak bergerak. Dalam undangundang tersebut, benda cagar budaya wajib untuk dilindungi dan dipelihara dengan memperhatikan nilai sejarah dan keaslian
bentuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung kegiatan konservasi adalah membuat basis data spasial yang
memuat informasi spasial dan arsitektural dari sebuah candi, dalam kasus ini adalah Kompleks Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah.
Tahapan pembangunan basis data spasial yang dilakukan meliputi pengumpulan data termasuk pemodelan 3D, georeferensi
model, perancangan desain basis data dan implementasi basis data. Data yang digunakan terdiri dari beberapa tingkatan detil yaitu
LOD1, LOD 2, LOD 3, hingga LOD 4. Basis data ini kemudian dapat digunakan untuk beberapa keperluan hingga ke pembuatan
virtual reality GIS.
Kata kunci: Basisdata, Konsevasi, Model 3D, Candi Sewu

ABSTRACT
The conservation or preservation in the archaeological terms interpreted as an attempt to prevent the loss of archaeological data
relating to the existence of a nation. The Temple is one of the cultural heritages that need attention. According to Act No. 5/1992
about the cultural heritage, the temple is one of the objects of cultural heritage are not moving. The cultural heritage site must be
protected and maintained by observing the value of history and authenticity of the form. Development of spatial database is an
effort to support conservation activities, which contains spatial and architectural information of the temple, in this case is Sewu
Temple, Klaten, Central Java. The several steps of this study are data extraction includes 3D modeling, 3D model georeferencing,
design the spatial database, then database implementation. In this study, the data being used is constructed by several level of
details: LOD 1, LOD 2, LOD 3, until LOD 4. This database can be used for some necessary such as towards virtual reality GIS of the
temple.
Keywords: Database, Conservation, 3D Models, Sewu Temple

PENDAHULUAN
Konservasi atau pelestarian dalam kaidah arkeologi
dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah
hilangnya data arkeologi yang berkaitan dengan
keberadaan suatu bangsa. Salah satu warisan budaya
yang perlu mendapat perhatian adalah candi.
Berdasarkan UU no.5 tahun 1992 tentang cagar
budaya, candi merupakan salah satu benda cagar
budaya yang tidak bergerak. Dimana dalam undangundang tersebut, benda cagar budaya wajib untuk
dilindungi dan dipelihara dengan memperhatikan nilai
sejarah dan keaslian bentuk. Ada dua prinsip dalam
konservasi arkeologi. Pertama adalah mengumpulkan
informasi agar situs dan area yang memiliki hubungan
dapat didata dengan baik. Kedua adalah konservasi
terhadap situs-situs dan area tersebut agar bisa
dilindungi secara efektif (Paul Bahn, 199:521)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk


mendukung upaya pelestarian tersebut adalah dengan
membuat suatu basis data spasial yang memuat
informasi spasial beserta informasi pendukung dari tiap
situs cagar budaya dalam penelitian ini adalah candi.
Dalam penelitian ini, masalah yang dikemukakan
adalah bagaimana melakukan pembangunan basis
data spasial 3D dari sebuah kompleks candi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memahami struktur
suatu kompleks candi, mempersiapkan data model 3D
candi menjadi data yang tergeorefensi dan membuat
rancangan basis data untuk sebuah kompleks candi.
Pembuatan basis data menggunakan konsep basis
data relasional objek (ORDBMS). ORDB merupakan
salah satu jenis sistem basis data yang dapat
Halaman 1 dari 6

Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
melakukan penyimpanan dan
objek-objek yang kompleks

pengelolaan

untuk

MULAI

STUDI REFERENSI

PERSIAPAN

INFORMASI
ARSITEKTURAL
CANDI

DATA MODEL
3D

GEOREFERENSI
MODEL

PERANCANGAN
BASIS DATA

Gambar 1. Matriks klasifikasi database sederhana

Secara
umum
karakteristik
dari
pendekatan
berorientasi objek terdiri dari empat aspek
(Rumbaugh, et al, 1991):
- Identity
- Classification
- Polymorphism.
- Inheritance (pewarisan)

IMPLEMENTASI
BASIS DATA

BASIS DATA
SPASIAL 3D

ANALISIS

SELESAI

Gambar 2. Diagram alir metodologi penelitian

METODE
Metode yang dilakukan penelitian ini meliputi
pengumpulan data model 3D dan informasi pendukung
tentang candi, georeferensi model 3D, perancangan
basis data, serta implementasi basis data (Gambar 2).

1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan meliputi data spasial 2D berupa
orthophoto dan data model 3D serta data-data
pendukung tentang informasi arsitektural candi. Data
informasi arsitektural merupakan data atribut basis
data.
1.1. Data Spasial Candi
Data-data yang digunakan diperoleh dari hasil riset
Rekonstruksi Virtual Tiga Dimensi (3D) Kompleks Candi
Sewu Dengan Menggabungkan Teknik Terrestrial Laser
Scanner, Fotogrametri Rentang Dekat, Dan Foto Udara
Format Kecil oleh Dr. Deni Suwardhi, ST., MT. Model
arca belum tercakup dalam data hasil riset tersebut
sehingga dilakukan pengambilan dan pengolahan data
lanjutan.
Pengambilan data model 3D dilakukan dengan metode
fotogrametri rentang dekat menggunakan kamera
DSLR Nikon D5000 dengan panjang lensa 24mm. Data
diambil dengan melakukan pemotretan objek secara
konvergen, sejumlah foto diambil mengelilingi objek
arca sebanyak satu kali. Foto yang dihasilkan sejumlah
37 foto.
Pemodelan arca dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Agisoft Photoscan Professional
(Gambar 3) yang pengolahannya dilakukan secara
Halaman 2 dari 6

Jurnal Ilmiah Geomatika No. 24 April 2015: xx-xx


otomatis. Model yang dibuat diberikan titik-titik kontrol
agar model yang dihasilkan dapat tergeoreferensi.

zona 49S. Titik-titik sekutu (ground control) yang


digunakan diperoleh dari orthophoto yang memiliki
sistem koordinat UTM zona 49S dan DEM kompleks
candi sewu dan titik-titik pada model 3D.
Transformasi koordinat dilakukan dengan menggeser
pusat koordinat UTM untuk mempermudah proses
perhitungan parameter transformasi, namun masih
dapat merepresentasikan keadaan sesungguhnya.
3. Ekstraksi Informasi Candi
Informasi tersebut meliputi infomasi historikal,
arsitektural, dan informasi bangunan candi lainnya.

Data-data yang diperoleh kemudian akan disimpan


dalam beberapa tingkatan detil (LOD), diantaranya:
LOD 0, LOD 1, LOD 2, LOD 3, hingga LOD 4.

Informasi
arsitektural
candi
meliputi
teknik
pembangunan candi, teknik pemasangan batu, teknik
peratapan (pemasangan atap), bentuk lantai, dan jenis
pahatan berupa relief. Selain itu, sistem penamaan
bangunan-bangunan candi yang digunakan merujuk
pada penamaan yang digunakan Dumarcay.

1.2. Data Pendukung Candi

4. Perancangan Basis Data

Informasi tersebut meliputi infomasi historikal,


arsitektural, dan informasi bangunan candi lainnya.
Informasi
arsitektural
candi
meliputi
teknik
pembangunan candi, teknik pemasangan batu, teknik
peratapan (pemasangan atap), bentuk lantai, dan jenis
pahatan berupa relief. Selain itu, sistem penamaan
bangunan-bangunan candi yang digunakan merujuk
pada penamaan yang digunakan Dumarcay.

Perancangan basis data pada penelitian ini meliputi


desain konseptual, desain logikal, dan desain fisikal.

Gambar 3. Pemodelan arca dengan perangkat lunak Agisoft

2. Georeferensi Model 3D
Untuk memberikan koordinat bumi pada model,
dilakukan
transformasi
koordinat
dengan
menggunakan perangkat lunak Australis. Transformasi
dari sistem koordinat lokal ke sistem koordinat UTM
.
4.2. Desain Logikal
Desain logikal merupakan penerjemahan hasil desain
konseptual menjadi model data berbasis relasi. Model
penyimpanan basis data yang digunakan dalam sistem
informasi ini adalah model objek relasional, dimana
basis data dikelompokkan ke dalam beberapa tabel
)
4.3. Desain Fisikal
Pembuatan desain fisikal ini bertujuan menetapkan
bagaimana model data yang direpresentasikan dalam

4.1. Desain Konseptual


Desain konseptual adalah suatu model yang
menampilkan entitas dari elemen data yang mencakup
berbagai keperluan pengguna beserta hubungannya
satu sama lain. Dalam tahapan ini dilakukan
identifikasi terhadap entitas yang terkait dalam sistem
informasi geografis untuk dokumentasi konservasi
warisan budaya berupa kompleks candi sewu,
sehingga dihasilkan 17 buah entitas. Entitas tersebut
dapat
dilihat
pada
yang saling berhubungan dan menganut sistem
pewarisan (inheritance).
Hasil perancangan sistem basis data dalam desain
konseptual direpresentasikan kedalam bentuk diagram
ER
(

desain logikal untuk disimpan dalam sistem manajemen


basis data. Pada penelitian ini, implementasi fisik dari
basisdata
menggunakan
perangkat
lunak
PostgreSQL/PostGIS.

Halaman 3 dari 6

Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
N

Deret candi

Berada

Bangunan
candi

Tersusun

Batu
bersusun

Terdapat

Pahatan
relief

Berada
Terdapat

Memiliki

Kaki

Kompleks
candi

Berada

Tubuh

Atap

Pahatan relief
keagamaan

Pahatan relief
dekoratif

Ruang
1

Tangga

Memiliki

Bukan tangga
Keterangan:
Obligatory

Arca

Non obligatory

Ruang
terbuka

Ruang semi
terbuka

Ruang
tertutup

Gambar 4. Diagram ER sistem basis data Candi Sewu

5. Pembangunan Basis Data


Setelah mendapatkan data-data yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan pembangunan basis data dengan
menggunakan PostgreSQL/PostGIS. Pembuatan basis
data fisik diawali dengan membuat sistem basis data
dengan
nama
candi_sewu
dan
tablespace
penyimpanannya yaitu tblspc_sewu.
Setelah sistem basis data dibuat, selanjutnya
memasukkan data-data spasial ke dalam sistem basis
data. Data-data yang dimasukkan berupa data spasial
2D dan data spasial 3D. Data spasial 2D berupa shp
dapat dimasukkan dengan menggunakan aplikasi
shp2pgsql.

2. Daftar koordinat dan daftar verteks dapat


dipisahkan ke dalam dua buah file berbeda.
3. Fungsi MATLAB yang telah dibuat dapat dijalankan
untuk membentuk file baru berisi data geometri
model 3D (tipe geometri polyhedral surface dan
TIN) yang memiliki format WKT yang dapat
dimasukkan ke dalam basis data.
4. Hasil file yang terbentuk dari fungsi MATLAB
tersebut memiliki format *.txt yang kemudian
disalin pada jendela SQL editor untuk dimasukkan
ke dalam kolom geometri pada tabel yang telah
dibentuk (Gambar 5)

Pada penelitian ini, penyimpanan objek 3D berupa


model candi, arca, dan relief diklasifikasikan menjadi 2
jenis tipe geometri yaitu:
1. Tipe geometri Polyhedralsurface untuk model candi
LOD 2
2. Tipe geometri TIN untuk model aerial kompleks
candi sewu, model candi dan arca LOD 3 serta
model relief candi LOD 4.
Selain dari objek 3D, basis data Candi Sewu ini juga
menyimpan tipe geometri raster untuk orthofoto dan
DEM kompleks candi sewu (LOD 0). Untuk melakukan
penyimpanan geometri model 3D ke dalam tabel,
geometri dimasukkan dengan merepresentasikannya
ke dalam format WKT (Well-Known Text).
Langkah-langkah untuk melakukan input data WKT ke
dalam basis data sebagai berikut:
1. Data model 3D diubah format datanya ke dalam
CyberWare ASCII File (*.ply) agar didapatkan
daftar koordinat penyusun model 3D diikuti dengan
daftar verteks yang terlibat dalam setiap surface
pembentuk model

Gambar 5. SQL penyimpanan objek 3D dalam format WKT dengan


geometri TIN

6. Query Basis Data


Setelah sistem basis data Candi Sewu terbentuk,
dilakukan query pada basis data. Salah satu contoh
query untuk menampilkan pahatan relief pada candi
nomor 72 dengan lokasi relief pada sisi bagian utara
tengah:
select * from pahatan_relief_keagamaan, tubuh_candi
where kode_candi='2p072' and lokasi_pahatan='utara tengah';

HASIL DAN PEMBAHASAN

Halaman 4 dari 6

Jurnal Ilmiah Geomatika No. 24 April 2015: xx-xx


1. Pemodelan Arca

3. Pembangunan Basis Data

Berdasarkan hasil yang diperoleh, model arca yang


diberikan titik kontrol sistem koordinat UTM zona 49s
memiliki hasil yang kurang baik jika dibandingkan
dengan model yang hanya dilakukan penyekalaan
(koordinat arca memiliki sistem koordinat lokal). Hal ini
dapat disebabkan oleh ketelitian titik-titik kontrol yang
didapatkan dari hasil orthofoto kurang baik
dikarenakan ukuran arca relatif kecil sehingga
penentuan titik-titik pada kaki arca tersebut sulit
dilakukan dengan kondisi orthofoto yang memilki
gambar kurang tajam. Selain itu koordinat UTM yang
memiliki nilai koordinat besar, kurang tepat untuk
mendefinisikan arca yang memiliki ukuran planimetris
hanya sekitar 2x2 meter.

Sistem basis data Candi Sewu terdiri dari 20 tabel yang


merupakan 17 tabel yang mewakili setiap entitas dan 3
tabel
penghubung.
Penyimpanan
objek
3D
menggunakan PostgreSQL masih belum efektif.
Penyimpanan yang dapat dilakukan dalam format
WKT, WKB, GML. GeoJSON, dan KML masih harus
dilakukan secara manual.

Hasil pemodelan arca dengan menggunakan Agisoft


seperti pada Gambar 6.

Selain itu, dalam penelitian ini penyimpanan yang


dilakukan melalui SQL Editor ini masih dilakukan
secara manual yaitu dengan melakukan teknik copypaste terhadap data yang telah dihasilkan dari
program yang telah dibuat menggunakan Matlab dan
menghasilkan format data dalam bentuk text file ke
dalam windows SQL Editor tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan proses pembangunan basis data spasial
3D untuk mendukung konservasi warisan budaya,
dapat disimpulkan:

(a)

(b)

Gambar 6. Hasil pemodelan arca (a)penambahan titik kontrol;


(b)penyekalaan

2. Georeferensi Model 3D
Transformasi koordinat yang dilakukan untuk
mengubah sistem koordinat model candi LOD 2 ke
sistem koordinat UTM zona 49S pada perangkat lunak
Australis ini dilakukan dengan menggunakan titik-titik
sekutu yang mengalami tranlasi dari koordinat UTM
sebenarnya, sehingga koordinat sistem bernilai kecil
(persamaan 1).
Sistem koordinat lokal UTM semu yang digunakan
pada penelitian ini dinilai dapat membantu untuk
membuat sistem koordinat kompleks candi seperti
benar-benar dalam sistem koordinat bumi. Hal
tersebut dapat menjadi sebuah solusi untuk
menyatukan sistem koordinat candi, dimana sistem
koordinat UTM dinilai belum mampu untuk
mendefinisikan kompleks candi secara keseluruhan.
................................................... (1)

a. Pembangunan sebuah basis data spasial 3D


membutuhkan data model 3D yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan
data yang dapat memenuhi hal tersebut, sebaiknya
pembuatan model 3D dengan teknik FRD dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan pembuatan
basis data spasial, terutama untuk melakukan
georeferensi pada model. Pembuatan basis data
dengan
menggunakan
PostgreSQL
untuk
menyimpan data objek candi 3D, dinilai belum
efektif karena saat ini belum dilengkapi
kemampuan untuk mempermudah penyimpanan
tersebut, sehingga juga masih perlu adanya
program tambahan untuk dapat melakukan
penyimpanan dengan format yang sesuai dengan
PostgreSQL.
b. Pembuatan basis data spasial untuk suatu situs
cagar budaya seperti candi, terutama untuk data
yang bersifat kompleks yang meliputi data model
3D hingga relief, memerlukan keahlian khusus agar
dapat dihasilkan basis data yang sesuai dengan
kebutuhan konservasi yang detil dan terstruktur.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis memanjatkan puji dan
syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan,
rahmat,
dan
kelancaran
untuk
menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih untuk
semua pihak yang membantu penyelesaian penulisan
ini yaitu orang tua penulis, Bapak Deni Suwardhi dan
Sugeng Riyanto selalu pembimbing, serta rekan-rekan
dan para senior di laboratiorium 3D-MODIS KK InSIG
Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.
Halaman 5 dari 6

Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
REFERENSI
Anindita, K. (2010, Juli 20). Penerapan Prinsip
Konservasi Arkeologi Dalam Pemugaran
Museum Bahari. Depok: Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia.
Barrodale Computing Service Ltd. (n.d.). Application of
Object Relational Databse Management
System at BCS.
Dumaray, J. (1986). Candi Sewu dan Arsitektur

Bangunan Agama Buda Di Jawa Tengah.


Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Guting, R. H. (1994). An Introduction to Spatial


Database System. Hagen: Fern Universitat
Hagen.
Murtiyoso, A. D. (2011). Pemanfaatan Fotogrametri

Rentang Dekat Untuk Membantu Rekonstruksi


Objek Arkeologi (Studi Kasus: Candi Perwara
Nomor 72 Komplek Candi Sewu). Bandung.

OpenPlans. (n.d.). Introduction to PostGIS. Retrieved


September
3,
2013,
from
OpenGeo:
http://workshops.opengeo.org/postgisintro/3d.html

Rumbaugh, J., Blaha, M., Premerlani, W., Eddy, F., &


Lorensen,
W.
(1991).
Object-Oriented
Modelling and Design. New Jersey: PrenticeHall.
Sirpal, S. (n.d.). Intro To RDBMS-OODBMS-ORDBMS.
Soekmono. (1985). Kata Sambutan. In J. Dumarcay,

Candi Sewu dan Arsitektur Agama Buda Di


Jawa Tengah (p. vii). Jakarta: CV. Gembira.

Stoter, J., & Zlatanova, S. (2003). 3D GIS, where are

we standing?

Verbree, E., Verzijl, L., & Kraak, M.-J. (1998).


Integrated 3D-GIS and VR Use of Virtual
Reality and 3D-GIS within the Planning Process
Concerning the Infrastucture. Proceedings of

the Spatial Information Research Centre's 10th


Colloquium, (p. 353). New Zealand.

Yusup. (2010). Konsep Sistem Manajemen Basis Data


Berorientasi
Objek.
Majalah
Ilmiah
INFORMATIKA Vol. 1 No. 2.
Yuwono, J. E. (2003). Aspek-Aspek Teknis Ekskavasi

Dalam Kerangka Pemahaman Transformasi


Data.

Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai