PEMBANGUNAN BASIS DATA SPASIAL 3D UNTUK MENDUKUNG KONSERVASI SITUS WARISAN BUDAYA (Studi Kasus: Kompleks Candi Sewu)
PEMBANGUNAN BASIS DATA SPASIAL 3D UNTUK MENDUKUNG KONSERVASI SITUS WARISAN BUDAYA (Studi Kasus: Kompleks Candi Sewu)
Email: ririn.threesiana@gmail.com
ABSTRAK
Konservasi atau pelestarian dalam kaidah arkeologi dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah hilangnya data arkeologi yang
berkaitan dengan keberadaan suatu bangsa. Salah satu warisan budaya yang perlu mendapat perhatian adalah candi. Berdasarkan
UU no.5 tahun 1992 tentang cagar budaya, candi merupakan salah satu benda cagar budaya yang tidak bergerak. Dalam undangundang tersebut, benda cagar budaya wajib untuk dilindungi dan dipelihara dengan memperhatikan nilai sejarah dan keaslian
bentuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung kegiatan konservasi adalah membuat basis data spasial yang
memuat informasi spasial dan arsitektural dari sebuah candi, dalam kasus ini adalah Kompleks Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah.
Tahapan pembangunan basis data spasial yang dilakukan meliputi pengumpulan data termasuk pemodelan 3D, georeferensi
model, perancangan desain basis data dan implementasi basis data. Data yang digunakan terdiri dari beberapa tingkatan detil yaitu
LOD1, LOD 2, LOD 3, hingga LOD 4. Basis data ini kemudian dapat digunakan untuk beberapa keperluan hingga ke pembuatan
virtual reality GIS.
Kata kunci: Basisdata, Konsevasi, Model 3D, Candi Sewu
ABSTRACT
The conservation or preservation in the archaeological terms interpreted as an attempt to prevent the loss of archaeological data
relating to the existence of a nation. The Temple is one of the cultural heritages that need attention. According to Act No. 5/1992
about the cultural heritage, the temple is one of the objects of cultural heritage are not moving. The cultural heritage site must be
protected and maintained by observing the value of history and authenticity of the form. Development of spatial database is an
effort to support conservation activities, which contains spatial and architectural information of the temple, in this case is Sewu
Temple, Klaten, Central Java. The several steps of this study are data extraction includes 3D modeling, 3D model georeferencing,
design the spatial database, then database implementation. In this study, the data being used is constructed by several level of
details: LOD 1, LOD 2, LOD 3, until LOD 4. This database can be used for some necessary such as towards virtual reality GIS of the
temple.
Keywords: Database, Conservation, 3D Models, Sewu Temple
PENDAHULUAN
Konservasi atau pelestarian dalam kaidah arkeologi
dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah
hilangnya data arkeologi yang berkaitan dengan
keberadaan suatu bangsa. Salah satu warisan budaya
yang perlu mendapat perhatian adalah candi.
Berdasarkan UU no.5 tahun 1992 tentang cagar
budaya, candi merupakan salah satu benda cagar
budaya yang tidak bergerak. Dimana dalam undangundang tersebut, benda cagar budaya wajib untuk
dilindungi dan dipelihara dengan memperhatikan nilai
sejarah dan keaslian bentuk. Ada dua prinsip dalam
konservasi arkeologi. Pertama adalah mengumpulkan
informasi agar situs dan area yang memiliki hubungan
dapat didata dengan baik. Kedua adalah konservasi
terhadap situs-situs dan area tersebut agar bisa
dilindungi secara efektif (Paul Bahn, 199:521)
Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
melakukan penyimpanan dan
objek-objek yang kompleks
pengelolaan
untuk
MULAI
STUDI REFERENSI
PERSIAPAN
INFORMASI
ARSITEKTURAL
CANDI
DATA MODEL
3D
GEOREFERENSI
MODEL
PERANCANGAN
BASIS DATA
Secara
umum
karakteristik
dari
pendekatan
berorientasi objek terdiri dari empat aspek
(Rumbaugh, et al, 1991):
- Identity
- Classification
- Polymorphism.
- Inheritance (pewarisan)
IMPLEMENTASI
BASIS DATA
BASIS DATA
SPASIAL 3D
ANALISIS
SELESAI
METODE
Metode yang dilakukan penelitian ini meliputi
pengumpulan data model 3D dan informasi pendukung
tentang candi, georeferensi model 3D, perancangan
basis data, serta implementasi basis data (Gambar 2).
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan meliputi data spasial 2D berupa
orthophoto dan data model 3D serta data-data
pendukung tentang informasi arsitektural candi. Data
informasi arsitektural merupakan data atribut basis
data.
1.1. Data Spasial Candi
Data-data yang digunakan diperoleh dari hasil riset
Rekonstruksi Virtual Tiga Dimensi (3D) Kompleks Candi
Sewu Dengan Menggabungkan Teknik Terrestrial Laser
Scanner, Fotogrametri Rentang Dekat, Dan Foto Udara
Format Kecil oleh Dr. Deni Suwardhi, ST., MT. Model
arca belum tercakup dalam data hasil riset tersebut
sehingga dilakukan pengambilan dan pengolahan data
lanjutan.
Pengambilan data model 3D dilakukan dengan metode
fotogrametri rentang dekat menggunakan kamera
DSLR Nikon D5000 dengan panjang lensa 24mm. Data
diambil dengan melakukan pemotretan objek secara
konvergen, sejumlah foto diambil mengelilingi objek
arca sebanyak satu kali. Foto yang dihasilkan sejumlah
37 foto.
Pemodelan arca dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Agisoft Photoscan Professional
(Gambar 3) yang pengolahannya dilakukan secara
Halaman 2 dari 6
Informasi
arsitektural
candi
meliputi
teknik
pembangunan candi, teknik pemasangan batu, teknik
peratapan (pemasangan atap), bentuk lantai, dan jenis
pahatan berupa relief. Selain itu, sistem penamaan
bangunan-bangunan candi yang digunakan merujuk
pada penamaan yang digunakan Dumarcay.
2. Georeferensi Model 3D
Untuk memberikan koordinat bumi pada model,
dilakukan
transformasi
koordinat
dengan
menggunakan perangkat lunak Australis. Transformasi
dari sistem koordinat lokal ke sistem koordinat UTM
.
4.2. Desain Logikal
Desain logikal merupakan penerjemahan hasil desain
konseptual menjadi model data berbasis relasi. Model
penyimpanan basis data yang digunakan dalam sistem
informasi ini adalah model objek relasional, dimana
basis data dikelompokkan ke dalam beberapa tabel
)
4.3. Desain Fisikal
Pembuatan desain fisikal ini bertujuan menetapkan
bagaimana model data yang direpresentasikan dalam
Halaman 3 dari 6
Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
N
Deret candi
Berada
Bangunan
candi
Tersusun
Batu
bersusun
Terdapat
Pahatan
relief
Berada
Terdapat
Memiliki
Kaki
Kompleks
candi
Berada
Tubuh
Atap
Pahatan relief
keagamaan
Pahatan relief
dekoratif
Ruang
1
Tangga
Memiliki
Bukan tangga
Keterangan:
Obligatory
Arca
Non obligatory
Ruang
terbuka
Ruang semi
terbuka
Ruang
tertutup
Halaman 4 dari 6
(a)
(b)
2. Georeferensi Model 3D
Transformasi koordinat yang dilakukan untuk
mengubah sistem koordinat model candi LOD 2 ke
sistem koordinat UTM zona 49S pada perangkat lunak
Australis ini dilakukan dengan menggunakan titik-titik
sekutu yang mengalami tranlasi dari koordinat UTM
sebenarnya, sehingga koordinat sistem bernilai kecil
(persamaan 1).
Sistem koordinat lokal UTM semu yang digunakan
pada penelitian ini dinilai dapat membantu untuk
membuat sistem koordinat kompleks candi seperti
benar-benar dalam sistem koordinat bumi. Hal
tersebut dapat menjadi sebuah solusi untuk
menyatukan sistem koordinat candi, dimana sistem
koordinat UTM dinilai belum mampu untuk
mendefinisikan kompleks candi secara keseluruhan.
................................................... (1)
Pembangunan Basis Data Spasial 3D Untuk Mendukung Konservasi Situs Warisan Budaya, Studi Kasus: Kompleks
Candi Sewu .............................................................................................................................. (Threesiana, R, dkk)
REFERENSI
Anindita, K. (2010, Juli 20). Penerapan Prinsip
Konservasi Arkeologi Dalam Pemugaran
Museum Bahari. Depok: Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia.
Barrodale Computing Service Ltd. (n.d.). Application of
Object Relational Databse Management
System at BCS.
Dumaray, J. (1986). Candi Sewu dan Arsitektur
we standing?
Halaman 6 dari 6