Tujuan Modul
Modul ini disusun untuk proses pembelajaran bagi pengenalan dan penguasaan teknik
prosedur operasi ginekologi termasuk teknologi informasi, peraturan klinis, dan
penelitian melalui sesi pembelajaran di dalam kelas, bimbingan oleh instruktur dan
praktik klinik yang terkait dengan prosedur pembedahan ginekologi sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
Pentahapan Pembelajaran
Mengembangkan Kompetensi
Tahap Pembekalan
Tahap Praktek Klinik
Waktu
16 jam
96 minggu (4 semester)
Kompetensi:
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu:
1. Melakukan Prosedur Bedah Ginekologi Minor
Keterampilan :
Marsupialisasi kista Bartholin
Dilatasi dan kuretase/biopsi endometrium
Ekstirpasi Polip serviks
Eksisi lesi jinak vulva
2. Melakukan Prosedur Bedah Ginekologi Mayor
Keterampilan :
Kistektomi
Miomektomi
Salpingektomi
Ooforektomi
Histerektomi abdominal dan vaginal
Adhesiolisis
Laparotomi Eksplorasi abses tubo-ovarial
3. Melakukan Prosedur Bedah Ginekologi Endoskopi
Keterampilan :
Histeroskopi diagnostik
Laparoskopi diagnostik
Sterilisasi per laparoskopi
Waktu
4 jam (Belajar kelas, diskusi)
48 minggu (Observasi, bimbingan oleh
instruktur dan praktek klinik mandiri)
Tujuan Sesi
Sesi ini disusun untuk proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan
pembedahan ginekologi minor melalui sesi pembelajaran di dalam kelas maupun praktik
klinik yang terkait sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah
dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai yang diinginkan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan :
1. Memahami anatomi, fisiologi dan patologi daerah vulva, vagina, dan serviks
2. Mengetahui definisi, indikasi, prinsip kerja dan pengenalan alat, teknik, dan komplikasi
prosedur pembedahan bedah ginekologi minor :
a.
b.
c.
d.
Alat Bantu
-
Metode pembelajaran:
1. Kuliah pengantar pada sesi pembekalan diikuti dengan Peer assisted Learning ,
video session dan diskusi kelompok
Evaluasi kompetensi
Untuk penilaian pencapaian kompetensi, setiap peserta didik akan dievaluasi menggunakan
kriteria pada tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami anatomi, fisiologi dan
patologi vulva dan vagina
2. Mengetahui definisi, indikasi, prinsip
Metode Penilaian
Ujian Tulis
-
Penilaian
kompetensi
daftar tilik
dan kuretase)
ginekologi minor :
a. Enukleasi / Marsupialisasi
kista Bartholin
b. Dilatasi dan Kuretase /
biopsi endometrium
menggunakan
Persiapan Sesi
Referensi :
Aesculap general catalogue
Rock JA, Jones HW, ed. Te lindes Operative Gynecology. Lippincot William &
Wilkins. 2003: 67-250
Clifford R.W. Bartholins gland cyst marsupialization. In Atlas of pelvic surgery.
Williams & Wilkins 1997: 6-7
Clifford R.W. Bartholins gland excision. In Atlas of pelvic surgery. Williams &
Wilkins 1997: 10-11
Clifford R.W. Biopsy of the vulva. In Atlas of pelvic surgery. Williams & Wilkins
1997: 2-3
Clifford R.W. Fallopian tube sterilization. In Atlas of pelvic surgery. Williams &
Wilkins 1997: 314-315
Douglass Stromme Operative
Bonneys gynecologist surgery (JM Monaghan)
Waktu
8 jam (Belajar kelas, diskusi)
96 minggu (Observasi, bimbingan oleh
instruktur dan praktek klinik mandiri)
Tujuan Sesi
Sesi ini disusun untuk proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan
pembedahan ginekologi mayor melalui sesi pembelajaran di dalam kelas maupun praktik
klinik yang terkait sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah
dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai yang diinginkan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan :
a) Memahami anatomi, fisiologi dan patologi organ genitalia interna serta
organ pelvik lainnya
b) Mengetahui anatomi dinding abdomen dan berbagai teknik insisi dinding
abdomen (lihat juga Modul 5. Keterampilan Bedah Inti)
c) Mengetahui definisi, indikasi, prinsip kerja dan pengenalan alat, teknik,
dan komplikasi prosedur pembedahan bedah ginekologi mayor :
Kistektomi
Miomektomi
Salpingektomi
Ooforektomi
Histerektomi abdominal dan vaginal
Adhesiolisis
Laparotomi eksplorasi abses tubo-ovarial
Alat Bantu
-
Metode pembelajaran:
Evaluasi kompetensi
Untuk penilaian pencapaian kompetensi, setiap peserta didik akan dievaluasi menggunakan
kriteria pada tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Metode Penilaian
Ujian Tulis
Ujian Tulis
abdomen
c. Mengetahui definisi, indikasi, prinsip kerja
Penilaian
kompetensi
daftar
mayor:
tilik
(Tahun
menggunakan
Kedua
Referensi
Lampiran
Daftar Tilik Penilaian Kinerja
KISTEKTOMI
0=
1=
Cakap
Tidak Cakap
Nama Peserta :
Semester :
Nama Pasien :
Umur:
Nomor MR:
Tugas dan Kegiatan
0
Persiapan
1. Memberikan penjelasan dan izin tindakan
2. Menetapkan indikasi tindakan kistektomi
3. Memasang Folley Catheter
4. Melakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
Teknik
1. Melakukan insisi abdomen
2. Melakukan eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya
3. Melakukan pembebasan perlengketan jika ada
4. Melakukan identifikasi batas kista dengan jaringan ovarium yang
sehat *)
5. Melakukan insisi kapsul pada daerah yang avaskuler dengan
melingkari jaringan ovarium yang sehat dengan menggunakan pisau *)
6. Menjahit bagian dalam dinding kapsul dengan benang chromic cat
gut secara interuppted atau jelujur
7. Menjahit permukaan dinding kapsul secara jelujur dengan chromic
cat gut *)
8. Membersihkan rongga peritoneum dengan kassa bertangkai
9. Menutup dinding perut lapis demi lapis : peritoneum, fascia, subkutis
dan kutis
Waktu
3 hari Workshop bedah ginekologi endoskopi
48 minggu (Observasi, bimbingan oleh instruktur
dan praktek klinik mandiri)
Tujuan Sesi
Sesi ini disusun untuk proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan
pembedahan ginekologi endoskopi melalui sesi pembelajaran di dalam kelas maupun
praktik klinik yang terkait sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang
telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai yang diinginkan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan :
a) Mengetahui berbagai instrumen yang dipakai dalam pembedahan ginekologi
endoskopi
b) Mengetahui berbagai macam media distensi beserta keuntungan dan
kerugiannya
c) Mengetahui setting kamar operasi pada pembedahan laparoskopi
d) Mengetahui definisi, indikasi, prinsip kerja dan pengenalan alat, teknik, dan
komplikasi prosedur pembedahan bedah ginekologi endoskopi :
Histeroskopi diagnostik
Laparoskopi diagnostik
Sterilisasi per laparoskopi
Alat Bantu
-
Metode pembelajaran:
Evaluasi kompetensi
Untuk penilaian pencapaian kompetensi, setiap peserta didik akan dievaluasi menggunakan
kriteria pada tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui berbagai instrumen yang
Metode Penilaian
Ujian Tulis
Ujian Tulis
Ujian Tulis
pembedahan laparoskopi
4. Mampu melakukan tindakan:
Laparoskopi diagnostik
Sterilisasi per laparoskopi
Histeroskopi diagnostik
modul 14 (subfertilitas)
LAMPIRAN
Daftar Tilik Penilaian Kinerja
LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK DAN STERILISASI TUBA
0=
1=
Cakap
Nama Peserta :
Nama Pasien :
Tidak Cakap
Semester :
Umur:
Tugas dan Kegiatan
Nomor MR:
0
Persiapan
1. Memberikan penjelasan dan izin tindakan
2. Menetapkan indikasi tindakan Laparoskopi Diagnostik
3. Memastikan posisi pasien sudah tepat
4. Melakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
5. Mengevaluasi kateterisasi, melakukan pemeriksaan dalam, dan
memasang manipulator uterus bila diperlukan
Melaksanakan Pneumoperitoneum
1. Mendemonstrasikan pengetahuan tentang instrumen dan penanganan
masalah-masalah yang mungkin timbul
2. Memeriksa patensi dan fungsi jarum veres
3. Melakukan insisi dengan tepat
4. Insuflasi hingga minimal 20 mmHg
5. Melakukan insersi terkontrol untuk port utama
6. Melakukan insersi terkontrol untuk port kedua dan ketiga
Prosedur Diagnostik
1. Mempertahankan posisi kamera yang tepat
2. Visualisasi organ abdomen dan pelvik
3. Pergerakan : penggunaan cairan dan atraumatik
4. Memanfaatkan asisten operasi dengan tepat
5. Menginterpretasi temuan dengan baik
6. Melakukan sterilisasi dengan klip pada kedua tuba dengan benar
(bila diperlukan)
7. Melepaskan port kedua dan ketiga dengan visualisasi langsung
8. Deflasi peritoneum
9. Penjahitan kulit
Tidak Cakap
Semester :
Umur:
Tugas dan Kegiatan
Nomor MR:
0
Persiapan
1. Memberikan penjelasan dan izin tindakan
2. Menetapkan indikasi tindakan Histeroskopi Diagnostik
3. Memastikan posisi dan draping pasien sudah tepat
4. Mempersiapkan alat
5. Memilih media distensi yang tepat
6. Memiliki pengetahuan tentang peralatan dan penanganan masalahmasalah yang mungkin timbul
Prosedur histeroskopi :
1. Menggunakan spekulum dan tenakulum dengan baik
2. Menggunakan dilator serviks dengan baik
3. Memasukkan hiteroskop ke dalam kavum uteri dengan visualisasi
langsung
4. Menginterpretasi temuan dengan tepat
6. Mampu melakukan biopsi endometrium
7. Melepaskan tenakulum dengan baik
Referensi
Materi Rujukan
Insisi Kulit
Enukleasi
Pengangkatan kista
Penutupan kavitas
Pada marsupialisasi, insisi kulit dilanjutkan hingga menembus dinding kista, cairan kista
dikeluarkan, kemudian insisi pada dinding kista kemudian dilebarkan dan tepinya dijahit
dengan kulit.
Komplikasi
Perdarahan aktif akibat cedera cabang-cabang a. Pudenda interna, hematoma vulva
Teknik :
Posisi litotomi, a dan antisepsis vulva, pasang duk steril. Anestesi dilakukan dengan
menggunakan teknik infiltrasi lidokain 1-2% di bawah dan di sekitar lesi. Untuk
memperpanjang kerja obat dapat digunakan tambahan adrenalin.
klem ovum, sendok kuret kecil, medium dan besar, pipa penghisap berbagai ukuran, klem
kassa. .
Teknik
Persiapan
Tidak diperlukan pencukuran rambut pubis. Pasien disarankan untuk mengosongkan
kandung kemih sebelum masuk ke kamar operasi, karena kandung kemih yang penuh
dapat mengubah anatomi pelvis dan menyulitkan pemeriksaan. Bila saat akan melakukan
tindakan kandung kemih masih terasa penuh, sebaiknya lakukan pengosongan dengan
kateter.
Meski dilatasi serviks merupakan tindakan minor, tetap disarankan untuk menggunakan
anestesi umum untuk tindakan ini.
Urutan tindakan :
Pemeriksaan genitalia eksterna dan interna
Pasien ditempatkan dalam posisi litotomi dengan bokong berada pada tepi meja operasi
(gambar). Vulva dan vagina dibersihkan dengan kapas savlon atau klorheksidin, bagian
perut dan kaki ditutup dengan kain steril. dilanjutkan dengan pemeriksaan bimanual. Ini
merupakan bagian yang penting karena pemeriksa dapat melakukan evaluasi pelvis
secara menyeluruh karena pasien berada dalam keadaan rileks. Tindakan ini sebaiknya
dilakukan secara rutin sebelum melakukan prosedur ginekologi apapun termasuk
tindakan minor seperti dilatasi dan kuretase. Vulva dan introitus vagina juga diinspeksi
untuk melihat kelainan yang mungkin belum tercatat sebelumnya.
Selanjutnya dimasukkan spekulum dengan ukuran yang sesuai untuk menampakkan
serviks. Bibir atas serviks dijepit dengan tenakulum atau volsellum. Pada keadaan hamil
atau hipertrofi serviks, untuk mencegah robekan serviks dapat digunakan dua buah
instrumen atau klem ovarium. Dengan pegangan tangan kiri, serviks ditarik ke bawah ke
arah introitus. Manuver ini membuat kanalis servikalis mendatar sehingga instrumen
lebih mudah dimasukkan. Posisi uterus yang telah diketahui dengan pemeriksaan dalam
kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan sondase. Tindakan ini sekaligus mengetahui
ukuran panjang kanalis uteroserviks.
Dilatasi Serviks
Dilatasi serviks dilakukan menggunakan dilator dengan ukuran dimulai dengan sebesar
sonde yang dipakai kemudian dinaikkan bertahap. Jangan memberikan tekanan berlebih
saat memasukkan dilator. Dilator dipegang dengan ibu jari di posterior berhadapan
dengan tiga jari lainnya di anterior (gambar). Perhatikan adanya tahanan dan arah kavum.
Besarnya dilatasi bergantung pada prosedur yang akan dikerjakan. Secara umum pada
kuretase sederhana tidak diperlukan dilatasi lebih dari 7 mm.
Sondase
Dilatasi
Kuretase
Pada kuretase yang bertujuan untuk diagnostik saja, tindakan kuretase dilakukan dengan
sendok kuret terkecil yang dapat masuk, misalnya pada kasus endometrial sampling.
Sedangkan kuretase untuk mengevakuasi hasil konsepsi, sebaiknya dilakukan dengan
sendok kuret terbesar yang dapat masuk. Perlu diingat bahwa seluruh tindakan dilakukan
dengan hati-hati dan lembut. Serviks pada kehamilan lebih rapuh, oleh karena itu
sebaiknya dipegang bukan dengan tenakkulum, melainkan dngan klem ovum.
Tindakan sampling endometrium dilakukan secara sistematik : dinding depan, dinding
belakang, kedua kornu dan fundus. Pada evakuasi hasil konsepsi, seluruh jaringan
sebaiknya dikirim untuk pemeriksaan PA, sehingga adanya mola hidatidosa dapat
diketahui.
Komplikasi
Robekan serviks
Perforasi dinding uterus
Infeksi
Kistektomi
Definisi : Tindakan kistektomi berarti mengangkat kista tanpa merusak fungsi ovarium.
Indikasi : Kista ovarium jinak
Prinsip kerja dan pengenalan alat
Kistektomi dapat dilakukan dengan pembedahan laparotomi atau laparoskopi. Pada
pendekatan laparotomi, alat yang diperlukan adalah set ginekologi mayor.
Teknik
Pada umumnya kista ovarium jinak mempunyai kapsul yang jelas, kecuali pada kista
endometriosis yang seringkali diperlukan diseksi tajam untuk memisahkan dinding kista
dengan jaringan ovarium sehat. Urutan tindakan : membuka dinding perut, eksplorasi
kavum abdomen, ekstraksi kista ovarium besar, insisi kapsul kista, repair jaringan kista
yang tersisa, dan penutupan abdomen. (lihat gambar)
Pada kasus kista ovarium retroperitoneal, tindakan pengangkatan kista harus didahului
dengan membuka ruang retroperitoneal dan identifikasi ureter. (lihat gambar)
Identifikasi ureter
Komplikasi
Perdarahan, infeksi, cedera usus, cedera ureter, kerusakan ovarium permanen.
Miomektomi
Definisi : Miomektomi adalah pengangkatan massa mioma dengan semaksimal mungkin
menyelamatkan fungsi uterus
Indikasi : mioma uteri yang disertai keluhan akibat mioma tersebut pada pasien yang
masih menginginkan fungsi reproduksinya.
Prinsip Kerja dan Alat yang dibutuhkan :
Ukuran dan letak tumor sangat menentukan pendekatan yang dipakai pada saat
melakukan miomektomi. Untuk itu seringkali uterus harus dikeluarkan dari kavum
abdomen sehingga evaluasi lebih mudah dilakukan.
Peralatan yang dibutuhkan adalah set ginekologi mayor, dilengkapi dengan mioma screw,
, klem miomektomi dari Bonney.
Persiapan tindakan
Pemeriksaan USG untuk memastikan diagnosis mioma
Intra vena pielografi untuk melihat adanya bendungan ureter atau pergesaeran
letak ureter akibat desakan mioma
Persiapan crossmatch darah bila terjadi komplikasi perdarahan yang memerlukan
transfusi
Teknik
Urutan tindakan : Insisi dinding abdomen, pengeluaran dan inspeksi uterus, hemostasis,
insisi pada uterus, pengeluaran mioma, penutupan rongga yang terbentuk akibat
pengangkatan mioma. (Lihat gambar)
Hemostasis
Perdarahan\
Kehilangan uterus dan kemungkinan kehamilan