Dasar-Dasar PLC
Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat
mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak berpengalaman dalam
mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu
diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang
diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai
output apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang
bervariasi.
PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya
bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini mampu
mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak
digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol
sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang
utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan
kecepatan
tinggi.
Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk
segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan
komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin
mudah
untuk
dimengerti
oleh
banyak
orang.
Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan
komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC
telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk
sistem
otomatisasi
building
dan
juga
security
control
system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total
dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat
ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern.
PLC modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat
mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial,
operasi
pewaktuan
(timing),
pencacahan
(counting),
dan
aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit kontrol,
dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas,
guncangan,
dan
sebagainya.
PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port
yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.
Sebagian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kehandalan
besar
PLC
Penguncian
Pencacahan
Pewaktuan
PLC
dapat
melakukan
Relay
(
(
(
Kendali
Operasi
Manipulasi
(Programmable
operasi
sebagai
Locking
Counting
Timing
Logic
berikut
:
Logic
)
)
Penambahan
Pengurangan
)
PID
BCD
Data
Pembandingan
Pergeseran
Controller)
Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masingmasing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan
satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin
dikendalikan
dengan
masing-masing
program
sendiri.
Perubahan
implementasi
dan
koreksi
error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan
memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan
menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama
yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka
kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung.
Perubahannya
sangat
mudah,
hanya
mengubah
diagram
laddernya.
Harga
yang
rendah
PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga
harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam
satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan
bermacam-macam
merk
dan
tipe.
Jumlah
kontak
yang
banyak
PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang
menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan
desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini
berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya
diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari
satu
buah
relay,
jika
memori
pada
komputer
masih
memungkinkan.
Memonitor
hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau
laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus
diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU
PLC
atau
dilihat
pada
software
pendukungnya.
Observasi
visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar
CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur
logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui
observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
Kecepatan
operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu
dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang
digunakan.
Metode
bolean
atau
ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan
sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan
pada
software
pendukungnya.
Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC
mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang
tinggi,
dan
sebagainya.
Penyederhanaan
pemesanan
komponen
PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua
relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay,
maka diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa
memesan
satu
relay
akan
berakibat
tertundanya
pengerjaan
suatu
panel.
Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan
rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu
memeriksa
jalur
kabel
dengan
rangkaian.
-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password.
Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
Memudahkan
perubahan
dengan
pemrograman
ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses
produksi,
sementara
produksi
lainnya
sedang
berjalan.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai
beberapa
kelemahan
antara
lain
:
Teknologi
baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay
untuk
berubah
kekonsep
PLC
komputer.
Aplikasi
program
yang
tetap
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya
sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.
Kondisi
lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan
listrik
lain
membuat
keterbatasan
pemakaian
PLC.
Pengoperasian
yang
aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh
rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses
yang
di
program,
namun
hal
ini
tergantung
dari
program
yang
dibuat.
Operasi
pada
rangkaian
yang
tetap
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah
jika
tetap
menggunakan
konsep
relay
dari
pada
menggunakan
PLC
3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level
tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan AC pada jenis output ini
maka tidak memerlukan tegangan eksternal.
Contoh bentuk wiring pada output PLC
Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan Syswin atau PLC
Wago denganCodeSys, ada satu hal penting yang harus dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini
konfigurasi Input pada PLC. Dalam PLC yang berukuran kecil biasanya input sudah terinclude
dalam modul PLC, artinya dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan
biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk
PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya terpisah, modul I/O
nya terpisah serta power supply nya jua terpisah, keuntungan PLC seperti ini kita dapat
menambah jumlah I/O sesuai dengan kebutuhan.
Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada tipe yan kedua.
Daftar di bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input yang paling umum dipakai:
-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac
Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal artinya kita membuatuhkan power
supply eksternal untuk mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana
untuk menghubungkan masukan AC input
tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada terminal positifnya) dan netral (kalau pada
tegangan DC berarti terminal negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.
Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu input. Jika salah
satu
switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke input dan akan
terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya adalah bentuk ladder diagram
Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka terminal netral (jika power
supply AC) atau terminal negative (jika menggunakan power supply DC) harus dihubungkan
antara keduanya lalu dihubungkan ke COM (common) pada PLC.
.
Keunggulan
PLC
dibanding
Sistem
Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai
berikut
:
Pada
Progammable
Logic
Controller
:
1.
Pengawatan
lebih
sedikit.
2.
Perawatan
relatif
mudah
.
3.
Pelacakan
sistem
lebih
sedarhana.
4.
Konsumsi
daya
relatif
rendah.
5.
Dokumentasi
gambar
lebih
sederhana
dan
lebih
mudah
dimengerti.
6.
Modifikasi
sistem
lebih
sederhana
dan
cepat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada
Sistem
Konvensional
Kontrol
Pengawatan
lebih
Perawatan
membutuhkan
waktu
yang
Pelacakan
kesalahan
membutuhkan
waktu
yang
Konsumsi
daya
yang
relatif
Dokumentasi
gambar
lebih
Modifikasi
sistem
membutuhkan
waktu
yang
Panel:
kompleks.
lama.
lama.
tinggi.
banyak.
lama.
Hal-hal
yang
dapat
dikerjakan
oleh
PLC
Sebagai
kontrol
urutan
mempunyai
fungsi:
1.
Pengganti
relay
kontrol
logika
konvensional.
2.
Pewaktu/pencacah
(Timer
/
counter).
3.
Pengganti
pengontrol
PCB
card.
4.
Mesin
kontrol
(
auto
/
semi
auto/manual
).
Sebagai
1.
2.
3.
Kontrol
4.
5.
6.
kontrol
analog
PID
Kontrol
Kontrol
yang
canggih
Operasi
Penanganan
(
suhu,
(
mempunyai
fungsi:
aritmatika.
informasi.
tekanan,
dan
lain-lain
).
Proporsional-Integral-Diferensial).
motor
servo.
motor
stepper.
Sebagai
kontrol
pengawasan
mempunyai
fungsi:
1.
Proses
monitor
dan
alarm.
2.
Monitor
dan
diagnosa
kesalahan.
3.
Antarmuka
dengan
komputer
(RS23C/
RS-422).
4.
Antarmuka
printer
/
ASCII.
5.
Jaringan
kerja
otomatisasi
pabrik.
6.
Local
Area
Network.
7.
Wibe
Area
Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA
(
factory
automation
).
Konfigurasi
Programmable
Logic
Controller
PLC
mempunyai
konfigurasi
yang
terdiri
dari
6
bagian
utama
yaitu:
Unit
Power
Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching
power
supply.
CPU
(Central
Processing
Unit)
PLC
Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah
kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung
pada
masing-masing
merk
dan
tipe
PLC-nya.
RAM
EPROM
EEPROM
Input
Input
o
o
DC
o
o
o
Input
Output
o
o
-10
Memori
:
Random
Acces
Eraseable
Progammable
Read
Electrical
Eraseable
Programmable
Read
unit
digital:
DC
V
AC/DC
AC
AC
analog
0
sebagai
Input
24
/
TTL
24
110
220
input
DC
digital
AC
Output
Output
Relay
110
Only
Only
unit
Memory
Memory
Memory.
contoh
PLC
Omron
)
Point
Digital
V
input
(Transistor
Transistor
Logic)
V
input
V
input
V
input
Input
10
20
10
Point
V
mA
Point
Digital
V
Linear
DC
DC
DC
unit
1.
Output
output
o
o
Output
Yang
1.
2.
3.
4.
AC
24
DC
220
output,tipe
analog
-10
0
4
termasuk
SSS
GPC
FIT
:
V
DC
dalam
(Sysmac
PROM
(Graphic
(Factory
PNP
Output
1
20
V
dan
10
peripheral
Support
Programming
Intelegent
tipe
Point
V
mA
adalah
output
NPN.
Linier
DC
DC
DC
Peripheral
:
Software)
writer
Console)
Terminal)
Perangkat
Keras
Programmable
Logic
Controller
Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat
diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC
mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan
output,
memori
serta
piranti
program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan program
instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.
Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh
sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara inputoutput, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah
fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya.
Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintahperintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data
sementara
selama
pelaksanaan
program.
Model
Input
Output
Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan peralatan yang
dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input yang
terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan
memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara
bebas
sesuai
dengan
kebutuhan.
Programming
Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access
Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program
yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam
bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan
kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program
telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan
dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk
menjalankan
programnya,
tetapi
harus
pada
posisi
RUN
atau
MONITOR
Pengertian PLC
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan
(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang
beraneka ragam
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem elektronik
yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana
sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal
instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program
yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem
kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang
yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program
yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan
secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar
semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan
program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
Peralatan yang Berhubungan dengan PLC
Peralatan Analog
Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah sebagai berikut :
INPUT
Flow transmitters
Pressure transmitters
Temperature transmitters
Position transmitters
Level transmitters
OUTPUT
1.
Allen Bradley
Jenis
Logix-5 Family
Type PLC
PLC-5
Logix-500 Family
SLC-500
Micrologix
Logix-5000 Family
ControlLogix
CompactLogix
Gambar
FlexLogix
2.
Siemens
Jenis
Micro PLC
Modular PLC
Type PLC
S7-200
S7-1200
S5-115U
S7-300
Gambar
S7-400
3.
Omron
Jenis
Micro PLC
Type PLC
CPM1A
CP1E
CP1L
Basic PLC
CJ1M
CQM1H
Modular
CJ1H/CJ1G
CS1H/CS1G
Gambar
4.
Schneider
Jenis
Micro PLC
Machine Control PLC
Process Control PLC
Programmable
Controller
Smart Relay
5.
Type PLC
Modicon M340
Modicon Premium
Modicon Quantum
Gambar
Twido
Zelio
Mitsubishi
Jenis
Compact PLC
Type PLC
MELSEC FX3UC
MELSEC FX3G
Gambar
MELSEC FX1N
MELSEC FX1S
Modular PLC
Process Control
Q-Series Q00UJCPU
Q12PHCPU
1.
2.
3.
4.
5.
Selenoid valve
Motor starters
Merek dan Type PLC
Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing PLC memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal pilih saja bedasarkan kebutuhan serta tebal
kantong anda. Berikut beberapa merek serta type PLC yang banyak dipakai di industri :
Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi merek dan tipe
PLC lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.
Bahasa Pemrograman PLC
Berdasarkan Standart Internasional IEC-61131-3, bahasa pemrograman PLC ada 5 macam
yaitu :
Ladder Diagram (LD)
Function Block Diagram (FBD)
Sequential Function Chart (SFC)
Structure Text (ST)
Instruction List (IL)
Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas. Ada yang hanya support LD
saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC yang kita pakai.
Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :
Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)
Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC)
Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential
Function Chart (SFC)
Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential
Function Chart (SFC), Instruction List (IL)
a.InstruksiCounter
InstruksiCounterdigunakanuntukmenghitunginputyangmasukkedalamcountertersebut.
Gambar7.1contohprograminstruksiCounter
Carakerjainstruksicounteradalah,Ketikacounter(CNT0000)Mendapatinputsebanyakdariset
valuemakaakanmengaktifkancontactC0000sehinggaoutput(1.00)akanaktif.Sedangkanuntukmereset
counterbisamenggunakaninput0.01.
b.InstuksiTimer
Pada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek kontrol pewaktuan
(timing).PLCmempunyaifasilitaspewaktuanuntukprogramyangdapatdigunakan.Metodeumumdari
pemrogramansebuahrangkaiantimeradalahuntukmenentukanintervalyangdihitungdarisuatukondisi
ataukeadaan
CarakerjadariinstruksiTimeradalah,ketikaTimer(TIM0000)mendapatkaninputselamasetvalue
akanmengaktifkancontactcontactnya(T0000).Lebihjelasnyabisadilihatpadagambar7.2.
Catatan:dalamsatuprogramalamatnomerCounterdanTimertidakbolehsama.Misal,jikaalamat
nomercounter0000makaalamatTimertidakbolehmenggunakanalamat0000.Setvaluetimeradalahset
x10.Sehinggamisalsetvalueyangdiinginkan10detikmakapenulisansetvaluenyaadalah10detikx10
=#100
Gambar7.2contohprograminstruksiTimer
c.InstruksiILdanILC
ILadalahsingkatandariInterLocksedangkanILCadalahsingkatandariInterlockClearberfungsi
untukmengunciprogram.BiasanyaILdanILCdigunakanuntuktombolEmergency.
Gambar7.3contohprograminstruksiILdanILC
CarakerjadariinstruksiILdanILCadalah,apabilatombolemergency(input0.02)ditekanmaka
semuadiantarainstruksiILdanILCtidakakanaktif.
d.InstruksiDIFU/DIFD
Aplikasikontroliniberfungsiuntukmengaktifkanoutputselamasatuscan.
Gambar7.4TimechartDIFU/DIFD
UntukmengaktifkanoutputselamasatuscanselainmenggunakaninstruksiDIFU/DIFDjugabisa
menggunakan contact dengan differentiation up/down. Untuk membuat instruksi contact dengan
differentiationup/downyaitu,klikNewContactDetail>>Differentiationup/down.Sepertigambar
7.5.
Gambar7.5caramembuatinstruksicontactdengandifferentiationup
e.InstruksiHoldingRelay
HoldingRelayadalahrelayinternalyangbisadipakaiuntukmenahansystemyangsedangbekerja
walaualiransupplypoweroff,misalnyajikaSumberPower/PLNmati,apabiladipasangholdingRelay
makaprosesbisatetaplanjuttidakmulaidariawallagi.
Gambar7.6contohprograminstruksiHoldingRelay
f.InstruksiCompare
Instuksiinidigunakanuntukmembandingkanduabuahdata.
Gambar7.7contohprograminstruksiCompare
CarakerjainstruksiCompareadalahapabiladataD100<D200makaoutput(1.02)akanaktif,jika
D100=D200makaoutput(1.03)akanaktif,danapabilaD100>D200makaoutput(1.03)yangakan
aktif.
g.InstruksiMOV
Instruksiinidigunakanuntukmemindahkandata
h.InstruksiScaling/SCL
Instruksi ini digunakan untuk mengkonversi secara linier 4 digit data hexadecimal menjadi 4 digit
BCD.
Memori PLC
Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori internal PLC. Memori PLC Omron
yaitu
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan PLC.
Untuk CPM1A/CPM2A, masing masing bit IR000 berhubungan langsung dengan terminal
masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan langsung dengan masukan ke-1 dan
IR 000.05 (atau 000.05). Daerah IR terbagi atas tiga macam area, yaitu area masukan, area
keluaran dan area kerja. Untuk mengakses memori ini cukup dengan angkanya saja, 000
untuk masukan, 010 untuk keluaran dan 200 untuk memori kerjanya
2) SR (Special Relay)
Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk
pencacah, interupsi dan status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan terdapat kelebihan
digit pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan
sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan
kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial I/O,
kondisi input atau output unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya untuk tukar-menukar
informasi antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem kontrol yang saling berhubungan
satu dengan yang lain dan menggunakan banyak PLC. Terdiri dari 16 word, LR00 hingga
LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15, untuk CPM1A/CPM2A.
5) HR (Holding Relay)
Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi kerja rangkaian PLC yang
sedang dioperasikan apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan akan menyimpan
kondisi kerja PLC walaupun sudah dimatikan. Untuk CPM1A/CPM2A daerah ini terdiri dari
20 word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit. HR000.00 hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat
digunakan bebas didalam program sebagaimana bit-bit kerja (works bit).
6) TR (Temporary Relay)
Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi logika program pada ladder
diagram yang mempunyai titik percabangan khusus terdapat 8 bit, TR00 hingga TR07, baik
untuk CPM1A/CPM2A
7) DM (Data Memory)
Berfungsi untuk penyimpanan data-data program karena isi DM tidak akan
hilang (reset)walaupun sumber tegangan PLC mati.
Yang akan sering kita gunakan yaitu DM (Data Memory)
2.
Hubungkan PLC OMRON CPM1A dengan PC, dengan menggunakan kabel CIF 02 port
USB.
3. Akan muncul perintah instalasi dari port USB kabel CIF02. Ikuti perintahnya next next
dan next sampai akhir perintah finish.
4. CX-Programmer adalah software untuk membuat program PLC CPM1A dari
Omron. Buka program CX-Programmer, maka akan muncul perintah Online registration,
exit saja
5. Buka icon new untuk membuat program ladder baru, maka akan muncul box change
PLC. Change PLC bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita buat dengan jenis
PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang saya gunakan adalah PLC OMRON CPM1A,
maka konfigurasinya adalah sebagai berikut
ganti device typenya menjadi CPM1(CPM1A) (sesuaikan dengan PLC yang anda gunakan )
klik setting akan muncul box lagi
ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai jenis PLC dengan I/O 30 (sesuaikan
denang PLC yang anda gunakan) penyesuaian ini bertujuan agar PC dapat berkomunikasi dengan
PLC, kemudian ok dan ok
6. Setelah itu akan mucul lembar kerja dan selanjutnya buatlah program yang
hendak kita buat
Lembar kerja adalah tempat untuk merancang diagram ladder yang akan digunakan.
Semua instruksi tersedia dan pengguna tinggal memakainya. Buatlah diagram ladder dengan
rung sedikit mungkin karena itu akan menghemat memori PLC yang dipakai. Sesuaikan
urutan kerja sistem dengan urutan diagram ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai
dari rung atas kemudian berlanjut ke bawah. Berikan keterangan pada setiap rung dan
diagram ladder agar orang lain mudah untuk memahaminya.
7. Setelah selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih Compile
(Ctrl+F7) untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga mucul tampilan seperti
ini
8. Lakukan work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program. Selanjutnya
adalah menghubungkan komputer ke PLC dengan cara klik PLC pada taskbar, work online
klik Ok, lalu klik finish. Work online bertujuan agar saat program berjalan kita masih bisa
melakukan monitoring alur kerja program pada diagram ladder. Pada PLC lampu indicator
COMM akan menyala yang menandakan bahwa PLC telah terhung ke PC.
9. Lakukan download program dari CX-programmer ke PLC OMRON CPM1A
seperti pada gambar
10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC, operating mode, RUN. Lampu
indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap diekseskusi oleh PLC
Kabel
PLC
Omron
CIF
02
Dalam bidang kelistrikan, kabel CIF 02 adalah peralatan standar yang digunakan sebagai
komunikasi serial biner tunggal berupa data dan kontrol sinyal yang menghubungkan antara DTE
(Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Circuit-terminating Equipment). Hal ini umumnya
digunakan dalam komputer komunikasi serial. Pada Kabel CIF 02, program yang telah dibuat
dapat
diunduh ke
PLC,
begitu
juga
sebaliknya
data
program yang tersimpan pada PLC dapat diunggah ke PC. Kedua transmisi sinkron dan asinkron
yang didukung oleh sebuah peralatan standar. Selain sirkuit data, peralatan standarlah
yang mendefinisikan beberapa sirkuit kontrol yang digunakan untuk mengelola hubungan antara
DTE dan DCE. Setiap data atau rangkaian kontrol hanya beroperasi disatu arah, yaitu sinyal dari
DTE ke DCE yang melekat atau sebaliknya. Pengiriman data dan penerimaan data merupakan
rangkaian terpisah, antarmuka dapat beroperasi dalam model full duplex, didukung data
yang mengalir bersamaan dalam dua arah. Standar ini tidak mendefinisikan framing karakter
dalam data stream, atau pengkodean karakter. Kabel CIF 02 mempunyai ujung port USB.
Di pasaran, kabel ini di hargai 700 ribu. Memang mahal hanya untuk sebuah kabel. Saya
membeli PLC Omron CPM1A I/O 30 dan kabel CIF 02 dengan total 2.5 jt hanya untuk
mengerjakan
skripsi.
MAHALLLLLLLLLL
Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange indicator akan menyala ketika terjadi
komunikasi anatara PC dan PLC.
Indikator
Status
PWR
ON
(Hijau)
OFF
RUN
ON
(Hijau)
OFF
COMM
Kedip
(kuning)
OFF
ERR/ALM
ON
(merah)
Kedip
OFF
Keterangan