Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
Bouguer
merupakan
koreksi
yang
dilakukan
untuk
(II.1)
Dengan :
1 = Densitas batuan (gr/cc)
z = Elevasi (m)
.
(II.2)
massa bouguer
(II.3)
Pada anomali Bouguer relatif dan absolut (anomali bouguer lengkap) hanya
berbeda dalam hal magnitude anomali sebesar suatu faktor yang relatif
konstan. Sedangkan anomali yang akan diinterpretasikan sebagai efek kondisi
geologi adalah anomali Bouguer yang telah dikurangi dengan efek regional
yang ditentunkan dari kecenderungan anomali Bouguer, sehingga dapat
dianggap bahwa anomali Bouguer absolut dan relatif akan menghasilkan
pola dan magnitude yang sama.
metode
kontinuasi ke atas dan ke bawah. Metode ini pada dasarnya dipakai untuk
menghilangkan efek lokal sehingga yang didapatkan hanyalah kecenderungan
regionalnya. Hasil yang diperoleh kemudian dikurangkan terhadap anomali medan
gravitasi Bouguer lengkap yang sudah terpapar pada bidang datar sehingga
diperoleh anomali medan gravitasi Bouguer lengkap lokal yang siap diinterpretasi.
Persamaan yang digunakan dalam melakukan kontinuasi ke atas) adalah
z
U ( x, y, z O z )
2
( x x' )
U ( x' , y ' , z O )
2
( y y ' ) 2 z 2
3/ 2
dx' dy '
(II.4)
U ( x, y, zO z )
U ( x' , y' , z
dimana
u ( x, y, z )
z
1
2
2
2 ( x y z 2 ) 3 / 2
(II.5)
e
1
1
F u
F
z k
2 z r
z k
z 0.
(II.6)
dengan
r x 2 y 2 z 2
(II.7)
oleh
suatu
body
cenderung
untuk
menunjukkan tepian dari body-nya tersebut (Zaenudin, A., et al., 2013). Jadi
metode horizontal gradient dapat digunakan untuk menentukan lokasi batas
kontak kontras densitas horisontal dari data gaya berat (Cordell, 1979 dalam
Zaenudin, A, et al.,2013). Untuk menghitung nilai FHD dapat dilakukan
dengan persamaan
FHD=
g(i)g(i1)
x
(II.9)
Dimana:
g
mgal
FHD = First Horizontal Derivative ( m )
Gambar II.4 Nilai Gradien Horizontal pada model tabular (Blakely, 1996)
b. Second Vertical Derivative (SVD)
SVD
bersifat
sebagai
high
pass
filter,
sehingga
dapat
digunakan
(Hartati, A., 2012). Dalam penentuan nilai SVD maka digunakan turunan kedua atau
dilakukan dengan persamaan:
SVD =
g ( i1 )g ( i )g(i+1)
x
(II.10)
Dimana:
g
mgal
2
)
m
Dalam penentuan patahan normal ataupun patahan naik, maka dapat dilihat pada
harga mutlak nilai SVDmin dan harga mutlak SVDmax . Dalam penentuannya dapat dilihat
pada ketentuan berikut:
|SVD|min > |SVD|max = Patahan Naik
|SVD|min < |SVD|max = Patahan Normal
(II.11)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHAS
11
merupakan titik pengambilan data lokasi kelompok 10 tepatnya dari arah utara
peta ke selatan peta. Pada line tersebut didapatkan nilai rata-rata anomali Bouguer
antara 79 mGal sampai dengan 85 mGal dimana dengan titik tertinggi berada
dibagian akhir dari line tersebut yaitu di selatan peta dengan nilai 85 mGal dan
yang paling kecil yang berada di sebelah utara peta dengan nilai 79 mGal. Hampir
80% daerah penelitian didominasi oleh nilai anomali Bouguer tinggi. Secara
kualitatif, peta ABL ini dapat di interpretasikan litologi bawah permukaannya.
Berdasarkan warna litologi, lokasi penelitian dapat diinterpretasikan bahwa warna
merah menunjukkan litologi bawah permukaannya adalah batuan kristalin. Hal ini
dapat diasumsikan dengan percepatan gravitasi berbanding lurus dengan rapat
massa batuannya. Karena nilai anomali bouguer lengkapnya tinggi maka semakin
kuat interpratasinya bahwa benar adanya litologi bawah permukaan tersebut
adalah batuan kristalin.
Sedangkan pada keseluruhan peta, nilai Anomali Bouguer Lengkap yang
terukur yaitu dari 59 mgal sampai dengan 87 mgal. Nilai Anomali Bouguer
Lengkap yang relatif rendah ditandai dengan warna biru, nilai Anomali Bouguer
Lengkap yang relatif sedang ditandai dengan warna hijau, nilai Anomali Bouguer
Lengkap yang relatif tinggi ditandai dengan warna merah. Dari data yang
diperoleh, nilai Anomali Bouguer Lengkap terendah yaitu 59 mgal yang ditandai
dengan warna ungu, sedangkan yang tertinggi yaitu 87 mgal yang ditandai dengan
warna merah. Pada peta Anomali Bouguer Lengkap di atas merupakan suatu
representasi dari medan gravitasi yang paling umum untuk memperkirakan
gambaran kondisi bawah permukaan berdasarkan kontras rapat massa batuan.
Dari peta Anomali Bouguer Lengkap di atas, diinterpretasikan adanya batas
litologi antara batuan kristalin, soil dan satuan batupasir. Hal tersebut juga
didukung oleh peta geologi yang mengindikasikan adanya kontak batuan dan
dapat dilihat berdasarkan warna litologi pada peta geologi, didapatkan batuan
kristalin dan satuan batupasir.
12
13
14
15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Hasil pengolahan peta ABL, baik secara regional dan residual dapat
disimpulkan:
1. Pada line 10 diperoleh nilai rata-rata anomali Bouguer antara 79 mGal sampai
dengan 85 mGal, dimana anomali yang tinggi berada di selatan peta dan yang
rendah berada di utara peta dengan ciri-ciri litologinya adalah batuan
kristalin.
2. Pada peta secara keseluruhan diperoleh nilai Anomali Bouguer Lengkap yang
terukur yaitu dari 59 mgal sampai dengan 87 mgal. Anomali Bouguer
Lengkap yang rendah berada pada selatan peta dan yang tinggi berada pada
utara peta dimana terdapat 2 ciri litologi yaitu batuan kistalin dan satuan batu
pasir.
3. Peta sayatan analisa derivative
4. Analisa derivative
V.2 Saran
Dalam pengolahan data diperlukan ketelitian dalam melakukan filtering
dan pengolahan peta. Selain itu sebaiknya pengetahuan dan pemahaman geologi
diperbanyak agar dalam penginterpretasian geologi tidak minim.
16