Anda di halaman 1dari 2

LIMFOMA

Definisi
Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
dikaitkan dengan virus Epstein Barr yang ditemukan pada limfoma Burkitt. Dua kategori besar
limfoma dilakukan atas dasar histopatologis mikroskopik kelenjar limfe yang terlibat. Kategori
tersebut adalah limfoma penyakit Hodkin dan Non Hodkin.
Patofisiologi
Awal pembentukan tumor pada gangguan ini adalah pada jaringan limfatik sekunder (seperti
kelenjar limfe dan limpa)dan selanjutnya dapat timbul penyebaran ke sumsum tulang dan jaringan
lain. Klasifikasi Ann Arbor untuk menentukan stadium penyakit Hodkin dan Limfoma :
1. Stadium 1 : penyakit mengenai satu kelenjar limfe regional yang terletak di atas atau di
bawah diafragma, atau satu organ atau tempat ekstralimfatik
2. Stadium 2 : penyakit mengenai lebih dari dua daerah yang berdekatan atau dua daerah
yang tidak berdekatan pada satu sisi diafragma, atau satu organ atau tempat ekstralimfatik
sepanjang satu kelenjar limfe regional atau lebih pada sisi yang sama dari diafragma
3. Stadium 3 : penyakit menyebar ke atas dan ke bawah diafragama , tetapi terbatas hanya
pada kelenjar kelenjar limfe atau ditambah dengan organ atau tempat ekstralimfatik
4.

Stadium 4 : penyakit telah menjadi difus atau menyebar mengenai satu atau lebih organ
atau jaringan ekstralimfatik, seperti sumsum tulang belakang atau hati.

Penyakit Hodkin
Secara histologis penyakit ini diklasifikasikan sebagai lymphocyte predominance, nodular
sclerosis, mixed celularity, atau lymphocyte depletion. Predominansi limposit umumnya terbatas
pada stadium 1 atau 2, sedangkan sclerosis nodular terjadi dengan terlibatnya hilus dan
mediastinum. Deplesi limfosit sering terlihat pada penyakit stadium 3 atau 4. Sel Reed Stenberg
yang merupakan bentuk histiosit (makrofag jaringan )ganas adalah temuan khas pada limfoma
Hodkin
Penyakit non Hodkin
Merupakan kelompok penyakit heterogen yang dapat didefinisikan sebagai keganasan jaringan
limfoid selain penyakit Hodkin. Penyebabnya tidak diketahui ; kemungkinan virus.
Tanda dan gejala
Penyakit Hodkin
Penderita muda umumnya menunjukan kelenjar limfe yang keras , teraba seperti karet, dan
membesar, di daerah leher bawah atau daerah supraklavikula, atau disertai batuk kering non
produktif sekunder akibat limfadenopati hilus. Kira kira 25 % dari penderita memiliki gejala

demam persisten yang tidak diketahui penyebabnya dan atau keringat di malam hari. Ditambah
penurunan berat badan. Pada kasus kasus tertentu terdapat demam Pel Ebstein (demam yang
memiliki pola siklis , dimana suhu tubuh pada malam hari meningkat, berlangsung dari beberapa
hari sampai berminggu minggu).
Penyakit non Hodkin
Timbul gejala gejala demam, penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, tapi
insidennya lebih rendah disbanding penyakit Hodkin. Kira kira 20% atau lebih penderita
menunjukan gejala - gejala yang berkaitan dengan pembesaran kelenjar limfe retroperitonial atau
mesenterium, dan timbul nyeri abdomen atau buang air besar yang tidak teratur.
Kemungkinan komplikasi
Apabila penyakit tidak ditangani , perjalanannya akan berlanjut ; pasien akan kehilangan berat
badan dan menjadi kakeksia (kelemahan secara fisik), terjadi infeksi, anemia, timbul edema
anasarka(edema umum yang berat,), tekanan darah turun dan kematian pasti akan terjadi dalam 1
3 tahun tanpa penaganan.
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis penyakit Hodkin tergantung pada ditemukannya sel Reed Sternberg di nodus limfatikus
yang diambil. Uji laboratorium meliputi hitung darah lengkap , hitung trombosit, laju endap
darah, dan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal. Biopsy sumsum tulang dan scan hati dan limpa
dilakukan untuk menentukan apakah organ tersebut terlibat. Rontgen dada dan scan tulang pelvis,
vertebra dan tulang panjang dilakukan untuk mengidentifikasi keterlibatanya.
Penatalaksanaan
Pada penyakit Hodkin penatalaksanaan terutama ditentukan oleh stadium penyakitnya dan bukan
oleh jenis histologisnya. Penyakit Hodkin potensial dapat disembuhkan dengan radioterapi,
selama masih terbatas pada rangkaian nodus limfe, limpa dan orofaring. Pasien yang penyakitnya
belum menyebar harus mendapat radiasi kuratif dengan dosis yang cukup tinggi untuk
menghancurkan sel tumor tidak hanya pada nodus tumor yang jelas tampak, tapi juga pada nodus
di sekitarnya dan rangkaian nodus limfatikus. Bila ada tanda penyebaran di luar daerah yang dapat
ditangani tentu saja secara otomatis tidak memungkinkan pasien untuk menjalani program
tersebut, dimana pada kasus tersebut dapat diberikan kombinasi kemoterapi dan radioterapi
paliatif.
Pada penyakit non Hodkin, apabila masih terlokalisasi , radiasi merupakan penanganan pilihan.
Jika terdapat keterlibatan umum , dipakai kombinasi kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai