B.
caligans Cantor
dikenal
dengan
istilah
belut.
Ketiga jenis ikan di atas termasuk dalam Family Synbranchidae serta Ordo Synbranchoidea.
Dari ketiga jenis belut tersebut, Monopterus albus termasuk dalam jenis belut sawah yang
sering dijumpai di lahan-lahan persawahan.Tubuh belut sawah licin berbentuk bulat panjang
seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip
dubur.
Sirip-sirip
tersebut
berbentuk
lipatan-lipatan
kulit
tanpa
jari
sirip.
Belut sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa
juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam masa
inter-sex, kemudian berkembang lagi menjadi belut jantan. Namun, hingga saat ini belum
ada kepastian kapan belut sawah mengalami perubahan kelamin tersebut. Berbagai penelitian
telah dilakukan, tetapi hasilnya masih sangat bervariasi.
Beberapa ahli telah melakukan penelitian terhadapperubahan jenis kelamin maupun bentuk
tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan oleh Ir. Djatmika D.H. di daerah
Magelang, Jawa Tengah dan Bantul, Yogyakarta, pada tahun 1982, diperoleh hasil mengenai
ukuran serta jenis kelamin belut sawah sebagai berikut: Benih, merupakan belut berukuran 22.7 cm, berwarna putih dengan sedikit warna merah muda. Di dekat kepala, terdapat bagian
berwarna hijau, bagian ini merupakan kantong kuning telur cadangan makanannya
Belut betina memiliki panjang tubuh sekitar 20-28 cm , warna punggungnya hijau
kecoklatan atau kehitaman, warna perut putih kekuning-kuningan, sedangkan ukuran kepala
maupun tengkuknya relatif kecil. Ekor berbentuk memanjang serta ujumgnya lancip. Fase
Intersex terjadi pada belut yang memiliki panjang tubuh antara 29-35 cm, warna tubuh
bagian atas atau punggungnya coklat kehitaman, sedangkan warna bagian perut kuning
kecoklatan, ukuran kepala maupun tengkuk relatif lebih besar bila dibanding belut betina,
ekor agak panjang serta bagian ujungnya agak tumpul.
Belut jantan memiliki panjang tubuh antara 36-48 cm, bahkan di lapangan seringkali
ditemui belut jantan berukuran lebih panjang daripada ukuran tersebut. Bagian tubuh atas
atau punggung berwarna coklat kehijauan, sementara bagian perut berwarna kuning
kecoklatan. Ukuran kepala maupun tengkungnya relatif besar, ekornya pendek, serta bagian
ujungnya tumpul
D. Rencana Operasional Usaha
Langkah awal yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proses usaha adalah
menyiapkan tempat bak untuk budidaya berukuran panjang 3 meter, lebar 1 meter,
kedalaman 1,2 meter dimana sedalam 0,7 m berada dalam tanah (dengan cara digali),
tujuannya agar media bak selalu dalam keadaan dingin sehingga suhu dalam media
sesuai kondisi lingkungan hidup ideal untuk berternak belut. Pembuatan bak
sebaiknya tidak terlalu besar agar proses pemeliharaan dalam kegiatan budidaya
tersebut tidak mengalami hambatan serius.
Komposisi dan cara pembuatan media budidaya disusun dari bawah ke atas
meliputi lumpur sawah, jerami, pupuk kandang fermentasi, pelepah pisang, dedak
halus, lumpur sawah. Susun media tersebut hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun
media digenangi air hingga ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama kurang lebih 1
bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna sehingga tidak
menimbulkan gas beracun setelah benih belut dimasukkan. Sesekali dilakukan
penggantian air agar media memperoleh oksigen terlarut cukup sehingga bakteri
dekomposer dapat melakukan aktivitas perombakan secara optimal. Disamping itu
penggantian air juga bertujuan untuk menghilangkan buih-buih hasil pelapukan.
Untuk mengontrol apakah proses pelapukan sudah sempurna atau belum dapat
dilakukan dengan memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam media. Apabila jentikjetik
nyamuk
tersebut
mati,
berarti
proses
pelapukan
belum
sempurna.
Setelah bak beserta media budidaya selesai dipersiapkan serta dinyatakan proses
pelapukan sudah sempurna, maka penebaran benih belut dapat dilakukan
Pada budidaya tahap I, benih belut yang ditebar berukuran 5 8 cm, padat
penebaran ikan 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah
berukuran 15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau
dipelihara pada budidaya tahap II. Belut ukuran ini sangat sulit ditangkap karena
sudah bisa membenamkan diri dalam lumpur. Cara penangkapan salah sayunya
D. Target Usaha
No
1
Target Pemasaran
Untuk target pemasran adalah rumah makan dan warung pinggir jalan
Sistem pemasaran dan distribusi
Sistem pemasaran dan distribusi yang akan digunakan adalah menjual pada
penggepul serta menjual langsung ke pasar
Harga
Jenis penjualan
1 Kg belut
Harga satuan
Rp. 20.000,00
Konsumen Sasaran
Konsumen adalah masyarakat umum
Wilayah pemasaran
Rencana wilayah pemasaran yang akan di ambil yaitu sekitar daerah Malang.
Rata-rata penjualan
Target penjualan dalam sekali panen 90-120 kg